II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe),

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kehidupan manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pada Seminar dan Lokakarya Geografi tahun 1988 yang diprakarsai oleh Ikatan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel pada penelitian ini.

I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Berdasarkan hasil seminar lokakarya (SEMLOK) tahun 1988 (Suharyono dan Moch. Amien,

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Landasan teori merupakan suatu konsep mengenai cara yang akan digunakan

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Geografi

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. beberapa pendapat ahli yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

III. METODELOGI PENELITIAN

TINJAUAN GEOGRAFIS PT. KALIREJO LESTARI DI KAMPUNG KALIREJO KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH

BAB II KAJIAN TEORI. pembangunan (Bintarto, 1991: 30). pendekatannya. Bintarto dan Surastopo Hadisumarmo ( 1991: 12-24),

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Dalam tinjauan pustaka ini akan di bahas mengenai faktor-faktor penyebab

I. PENDAHULUAN. Masyarakat desa di Indonesia pada umumnya bercorak pertanian sebagai basis

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

I. PENDAHULUAN. Pembangunan industri memiliki peranan penting dalam rangka mewujudkan

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA USAHA BATU BATA DESA WATES SELATAN KECAMATAN GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2016.

II. TINJAUAN PUSTAKA. lukisan atau tulisan (Nursid Sumaatmadja:30). Dikemukakan juga oleh Sumadi (2003:1) dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan menggambarkan

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi adalah mempelajari gejala-gejala di permukaan bumi secara keseluruhan dengan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan dalam suatu negara merupakan strategi pemerintah untuk

I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. para ahli yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian yang terdapat dalam

I. PENDAHULUAN. mata pencaharian dari masyarakat. Menurut konsep dasar geografi yakni, konsep

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

: Laila Wahyu R NIM :

KLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada jaman globalisasi saat ini persaingan antar produsen sangat tinggi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB I PENDAHULUAN. berupa lempengan tipis yang terbuat dari adonan dengan bahan utamanya pati

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto

KERUPUK UDANG ATAU IKAN

I. PENDAHULUAN. Industri merupakan serangkaian kegiatan mengolah bahan mentah atau bahan

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN ABSTRAK RIWAYAT HIDUP KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bekerja adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan seseorang dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada prinsipnya merupakan usaha pertumbuhan dan perubahan yang

DESKRIPSI INDUSTRI KOPI LUWAK DI WILAYAH DESA WAY MENGAKU KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan cabang ilmu yang dulunya disebut sebagai ilmu bumi

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. kedua terbesar setelah padi, sehingga singkong mempunyai potensi. bebagai bahan baku maupun makanan ringan. Salah satunya dapat

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan sebuah usaha yang mengubah bahan mentah menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FAKTOR PENDUKUNG KERAJINAN BATU BATA DI KELURAHAN RAJABASA JAYA BANDAR LAMPUNG 2012 (JURNAL) Oleh: PERISTIANIKA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memanfaatkan lahan untuk melakukan aktivitas mulai dari

PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Makalah. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ketrampilan. Dosen Pengampu: DRA. Y. Flori Setiarini, M.Pd.

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG

MAKALAH STUDI KASUS MANAJEMEN PRODUKSI KERIPIK PISANG SEBAGAI PRODUK OLAHAN BUAH PISANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERBISNIS NUGGET SAYUR

BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai

PENGARUH FORMULASI PENAMBAHAN TEPUNG SUKUN DALAM PEMBUATAN MIE KERING. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan

1. PENDAHULUAN. produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Dalam arti luas industri mencakup

INDUSTRI KERIPIK SINGKONG

I. PENDAHULUAN. industri yang berbasis pertanian atau biasa disebut agroindustri. Istilah

HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP GEOGRAFI EKONOMI

Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan. mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

KEBON BINATANG (Kerupuk Puli Bentuk Obat Nyamuk Buatan Tangan Sendiri) ABSTRAK

KERWUK TEMPE. Yaket lndustri Pangan Untuk Daerah Pedesaan

IV. KEADAAN UMUM KECAMATAN BANJAR. berdiri bersamaan dengan dibentuknya Kota Banjar yang terpisah dari kabupaten

UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DAN PENGUATAN USAHA OPAK SILI MELALUI PERANCANGAN ALAT PENGHALUS SINGKONG DAN PERBAIKAN PENGEMASAN

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Asam Sianida (HCN) Kulit Ubi Kayu Sebagai Pakan Alternatif. Oleh : Sri Purwanti *)

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PANGAN INSTlTUT PERTANIAN BOGOR 1981

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengembangan Potensi Kawasan Pariwisata. berkesinambungan untuk melakukan matching dan adjustment yang terus menerus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keberadaan, kehadiran yang mengandung unsur bertahan. Abidin (2007: 16) Lebih jelas Graham (2005: 114) mengemukakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

DESKRIPSI INDUSTRI KERAJINAN SULAM USUS DI DESA NATAR TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Sorgum manis (Sorghum bicolor L. Moench) merupakan tanaman asli

II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN DAN KERANGKA PIKIR. Geografi menurut ikatan Geografi Indonesia (IGI :1988) dalam adalah ilmu yang

Teknologi Pengolahan Ikan Lele secara Zero Waste menjadi Produk Olahan Kerupuk pada Ponpes Raden Rahmat Sunan Ampel di Kabupaten Jember

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Sumadi Suryabrata

MENENTUKAN LOKASI INDUSTRI

KONSEP, PENDEKATAN, PRINSIP DAN ASPEK GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

ANALISIS PROSES PENGENDALIAN MUTU PRODUK KERUPUK IKAN MJ DI UKM MJ KOTA TEGAL

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

HAKIKAT GEOGRAFI A. RUANG LINGKUP GEOGRAFI

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Transkripsi:

8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Geografi Industri Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe), menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu (Bintarto, 1981:11). Sedangkan menurut Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Sumadi (2003:4) pengertian geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan. Secara garis besar geografi dapat dibagi menjadi 2 yaitu geografi fisik (Physical Geography) dan geografi manusia (Human Geography). a) Geografi fisik yaitu cabang geografi yang mempelajari gejala fisik dari permukaan bumi yang meliputi tanah, air, udara dan segala prosesnya. Kerangka geografi fisik ditunjang oleh geologi, geomorfologi, ilmu tanah, meteorologi, klimatologi, dan oceanografi atau oceanologi. Dalam geografi fisik ini termasuk juga biogeografi (Phytogeography, Zoogeography) yang

9 bidang studinya adalah penyebaran alamiah tumbuh-tumbuhan dan binatang sesuai dengan habitatnya (Nursid Sumaatmadja, 1988:52). b) Geografi manusia adalah cabang geografi yang bidang studinya yaitu aspek keruangan gejala di permukaan bumi, yang menjadikan manusia sebagai objek studi pokok, termasuk aspek kependudukan, aspek aktivitas yang meliputi aktivitas ekonomi, aktivitas politik, aktivitas sosial, dan aktivitas budayanya (Nursid Sumaatmadja, 1988:53). Menurut Sandy (1985:148) yang dimaksud dengan industri adalah usaha untuk memproduksi barang jadi dari bahan baku atau bahan mentah melalui proses penggarapan, dalam jumlah besar sehingga barang jadi bisa diperoleh dengan harga satuan yang serendah mungkin tetapi dengan mutu yang tinggi. Industry geography is a branch of geography that deals with location, raw materials, products, and distribution, as influenced by geography Geografi industri adalah cabang dari geografi yang berhubungan dengan lokasi, bahan baku, produk, dan distribusi, yang dipengaruhi oleh geografi (http://encyclopedia2.thefreedictionary.com/_/dict.aspx?word=industrial+geogra phy. diakses pada tanggal 25 maret 2013 pukul 10.00 WIB). 2. Pengertian kerupuk udang Kerupuk udang adalah kerupuk yang terbuat dari adonan tepung tapioka dan udang yang ditumbuk halus yang diberi bumbu rempah dan penambah rasa. (http://wikipedia.org/wiki/kerupuk_udang diakses pada tanggal 15 februari 2013 pukul 10.41 WIB). Adonan mentah ini kemudian dikukus pada cetakan dan setelah matang kenyal diiris tipis-tipis, setelah itu dijemur hingga kering.

10 Pengeringan dengan terik matahari biasanya sekitar 2-3 hari. Kerupuk yang sudah kering ini siap digoreng, dikemas dan dipasarkan. Penelitian ini mengangkat tentang faktor-faktor pendukung keberadaan industri kerupuk udang yang ada di Desa Purwodadi Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah dilihat dari sudut pandang geografi industri. 3. Faktor-Faktor Pendukung Berdirinya Industri Menurut Bintarto (1981:91) syarat-syarat dalam melaksanakan industrialisasi antara lain : a) Tersedianya bahan mentah b) Tersedianya sumber tenaga c) Adanya tenaga kerja d) Tersedianya modal e) Kelancaran transportasi f) Organisasi yang baik untuk mengatur segala sesuatu dalam bidang industri. g) Keinsyafan dan kejujuran masyarakat dalam menanggapi dan melaksanakan tugas h) Mengubah agrarist geest menjadi industry geest. Berdasarkan pendapat di atas maka berdirinya suatu industri didukung oleh faktor-faktor tersebut. Pendirian industri tidak hanya bertujuan untuk sekedar memperoleh keuntungan bagi pemilik usaha tetapi dengan keberadaan industri diharapkan akan mendatangkan manfaat untuk masyarakat di sekitar industri.

11 4. Faktor-Faktor Geografis Yang Mendukung Keberadaan Industri Robinson dalam Daldjoeni (1992:58) mengemukakan bahwa faktor geografi yang mendukung keberadaan industri meliputi enam hal, antara lain : bahan mentah, sumber daya tenaga, suplai tenaga kerja, suplai air, pemasaran, dan fasilitas transportasi. Faktor-faktor tersebut mendukung kelancaran kegiatan suatu industri sehingga apabila terjadi kekurangan salah satunya maka akan mengganggu kelangsungan keberadaan industri. Untuk mengatasinya pengusaha pada umunya akan berinteraksi atau bekerjasama dengan pihak atau perusahaan lain agar dapat menutupi kekurangan perusahaannya (G. Kartasapoetra, 1987:73). Jadi apabila di daerah industri tidak tersedia faktor-faktor pendukung industri, maka industri tersebut dapat memenuhinya dari industri lain atau daerah lain yang menyediakan faktor-faktor pendukung industri tersebut. 5. Kemudahan Mendapatkan Bahan Baku Menurut Kartasapoetra (1987:73) dalam kegiatan usahanya atau kegiatan produksi, industri sangat berkepentingan dengan tersedianya bahan mentah, bahan baku, ataupun bahan setengah jadi, dengan ketentuan mudah didapat, tersedianya sumber yang dapat menunjang usaha untuk jangka panjang. Pendapat tersebut sesuai dengan apa yang diutarakan oleh High Smith dalam Abdurachmat (1997:39) bahan mentah merupakan yang terpenting diantara faktor sumber daya. Bahan mentah dapat berasal dari sektor primer: hasil-hasil pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, dan pertambangan; serta produk dari industri primer.

12 Berdasarkan pendapat di atas menunjukkan bahwa ketersediaan bahan baku sangat mempengaruhi jumlah produksi. Apabila jumlah bahan baku mengalami kekurangan untuk diolah maka jumlah produksi juga akan menurun dan akan mengakibatkan industri tidak memperoleh keuntungan yang maksimal. Hal ini dapat mengganggu kelangsungan kegiatan industri atau keberadaan industri. Untuk itu kemudahan dalam mendapatkan bahan baku sangat mempengaruhi keberadaan suatu industri seperti industri kerupuk udang di Desa Purwodadi. 6. Kemudahan Mendapatkan Tenaga Kerja Dalam setiap industri tentu akan membutuhkan tenaga kerja. Menurut Daldjoeni (1997:74), berdasarkan umur produktif tenaga kerja digolongkan menjadi : a. Umur 0-14 tahun (belum produktif) b. Umur 15-19 tahun (belum produktif penuh) c. Umur 20-54 tahun (produktif penuh) d. Umur 55-64 tahun (tidak produktif penuh lagi) e. Umur 65 + (tidak produktif lagi) Menurut High Smith dalam Abdurachmat (1997:39) tenaga kerja merupakan bagian yang penting dari proses industri, baik untuk mengoperasikan mesin, merakit, dan kegiatan pengolahan lainnya. Pada umumnya penempatan industri berkaitan erat dengan konsentrasi penduduk dan upah yang rendah merupakan faktor yang menguntungkan. Tenaga kerja berfungsi sebagai penggerak pada proses produksi dan pemasaran hasil produksi. Maka dari itu suatu industri akan mencari tenaga kerja baik yang berasal dari daerah sekitar industri atau dari luar daerah industri untuk dapat menjalankan kegiatan usahanya.

13 Sehubungan dengan itu Soekartawi (2003:7) berpendapat bahwa tenaga kerja merupakan faktor yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja juga perlu diperhatikan. Berdasarkan pendapat di atas maka kemudahan untuk mendapatkan tenaga kerja merupakan salah satu faktor keberadaan industri di suatu daerah seperti industri kerupuk udang di Desa Purwodadi karena dalam kegiatan usahanya memerlukan tenaga kerja. 7. Ketersediaan Air Menurut Kartasapoetra (1987:77) kebutuhan air bagi setiap perusahaan industri dapat dikatakan mutlak, baik untuk proses-prosesnya maupun untuk kebutuhan lainnya. Menurut High Smith dalam Abdurachmat (1997:40) industri banyak membutuhkan air, baik digunakan untuk pendingin mesin, bahan pencampur, atau lain-lain. Beberapa macam industri banyak yang sangat memerlukan air, sehingga dalam menentukan atau menempatkan lokasi industri, perlu memperhatikan kemungkinan suplai (persediaan) airnya. Sedangkan menurut Robinson dalam Daldjoeni (1992:58) industri sangat memerlukan persediaan air. Pertama berdasarkan kuantitas, misalnya pabrik kertas, pabrik pangan dan pabrik kimiawi, lalu kualitatif yang berarti memerlukan air khusus yang bersih atau air yang keras atau lunak secara kimiawi, serta air yang bebas dari pencemaran. Begitu juga pada industri kerupuk udang di Desa Purwodadi yang dalam kegiatan proses produksinya selalu menggunakan air. Pada industri ini, air sangat

14 dibutuhkan untuk beberapa proses produksi seperti untuk mencuci udang, membuat adonan, dan untuk mengukus kerupuk. Berdasarkan hal tersebut maka ketersediaan air merupakan faktor yang penting untuk kelangsungan kegiatan dan keberadaan industri kerupuk udang di Desa Purwodadi karena air dibutuhkan untuk proses produksi setiap hari. 8. Ketersediaan Sumber Energi Sumber energi adalah sesuatu yang dapat menghasilkan energi, baik secara langsung rnaupun melalui proses konversi atau transformasi (PP nomor 70 tahun 2009 tentang konservasi energi). Menurut Bintarto (1981:91) salah satu syarat dalam kegiatan industrialisasi adalah tersedianya sumber energi. Sumber energi dibutuhkan oleh industri untuk menjalankan berbagai kegiatan usahanya seperti proses produksi, pengepakkan, dan pemasaran. Menurut High Smith dalam Abdurachmat (1997:41) industri sangat tergantung kepada sumber energi, terutama industri modern, seperti mesin-mesin memerlukan bahan bakar untuk penggerak. Dewasa ini tidak ada daerah-daerah industri modern tanpa sumber energi. Sumber energi yang dimanfaatkan oleh industri kerupuk udang di Desa Purwodadi adalah panas matahari dan bahan bakar. Panas matahari digunakan pada saat pengeringan atau penjemuran kerupuk yang bertujuan agar saat digoreng, kerupuk dapat mengembang dengan baik. Sedangkan bahan bakar digunakan pada saat menggoreng kerupuk. Bahan bakar yang digunakan adalah serpihan kayu dan sekam atau kulit padi. Selain itu industri menggunakan listrik

15 sebagai sumber energi penerangan dan bahan bakar minyak sebagai bahan bakar sarana transportasi. Berdasarkan hal tersebut ketersediaan sumber energi akan sangat mendukung keberadaan industri kerupuk udang di Desa Purwodadi. Ketersediaan sumber energi merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam mendirikan industri di suatu wilayah karena energi tersebut dibutuhkan setiap hari untuk melakukan proses produksi. 9. Sarana Transportasi Menurut Marsudi Djojodipuro (1992:54) Peran sarana dan prasarana transportasi adalah sangat besar bagi industri karena dalam pengadaan bahan baku dan penyaluran hasil produksi ke konsumen tidak terlepas dari peran transportasi. Menurut Djamari (1980:1) sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk adanya perpindahan manusia atau barang dari suatu tempat ke tempat yang lain. Kelancaran transportasi tidak hanya bergantung pada sarana tetapi juga prasarana seperti jalan. Menurut High Smith dalam Abdurachmat (1997:42) sarana transportasi sangat diperlukan dalam mengangkut bahan mentah ke pabrik dan pemasaran, sehingga ongkos transport sangat penting artinya bagi industri. Berdasarkan pendapat di atas maka faktor yang mendukung keberadaan industri kerupuk udang di Desa Purwodadi yaitu keadaan sarana dan prasarana transportasi di daerah sekitarnya. Dalam pengadaan bahan baku, sumber energi, dan pemasarannya, industri ini menggunakan sarana sepeda motor, mobil pick up, dan truk.

16 10. Pemasaran Hasil Produksi Keberadaan industri di suatu tempat dapat disebabkan karena adanya pasar yang bersedia untuk menerima produk industri tersebut. Apabila pemasaran produk dari suatu industri berjalan dengan lancar, tentu mendatangkan keuntungan maksimal dan akan mampu menjaga kelangsungan kegiatan industrinya. Drs. Wasis (1997:145) mengemukakan pemasaran adalah kegiatan yang berhubungan dengan penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen yang diselenggarakan dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen dan mencapai tujuan perusahaan. Menurut High Smith dalam Abdurachmat (1997:43) pemasaran dalam industri sama pentingnya dengan bahan mentah dan sumber energi. Potensi pasaran ini kadang-kadang sangat menentukan hidup atau matinya suatu industri. Potensi ini sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan daya belinya. Sedangkan menurut Robinson dalam Daldjoeni (1992:58) tujuan satu-satunya dari perindustrian adalah memproduksi barang barang untuk dijual dan untuk itu pasaran penting sekali kedudukannya. Pasaran pada gilirannya tergantung dari dua hal yakni luasnya pasaran, artinya banyaknya penjual-belian atau omset pasarannya (the possible purchasers), dan kuatnya pasaran (the purchasing power of the market) khusus ini tergantung lagi dari taraf hidup dari para konsumen. Berdasarkan hal tersebut maka kelancaran pemasaran pada industri sangat mendukung keberadaannya karena dalam setiap kegiatan produksi memerlukan biaya untuk membeli kebutuhan-kebutuhan dalam proses produksi. Biaya produksi tersebut diperoleh dari hasil penjualan. Pemasaran merupakan kegiatan

17 yang sangat penting bagi kelangsungan kegiatan suatu industri seperti industri kerupuk udang di Desa Purwodadi. B. Kerangka Pikir Dalam mendirikan suatu industri perlu memperhatikan faktor-faktor geografis yang dapat membantu kelancaran proses produksi, seperti ketersediaan bahan mentah, ketersediaan sumber energi, ketersediaan tenaga kerja, suplai air, ketersediaan sarana transportasi serta kelancaran pemasaran hasil produksi, seperti pada industri kerupuk udang di Desa Purwodadi Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan kerangka pikir berikut ini: Bahan Baku Pemasaran Tenaga Kerja Industri Kerupuk Udang Di Desa Purwodadi Sarana Transportasi Suplai Air Sumber Energi Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir