BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Belajar bahasa pada

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spiritual

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan anugerah yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada setiap makhluknya.

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan arbitrer yang dipakai oleh anggota

2016 PENERAPAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran serta dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tempat untuk mengembangkan dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jawa. Bahasa Jawa dalam pembelajaran di SD dimasukkan ke dalam muatan lokal

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkomunikasi dengan baik. Salah satu cara untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Esa, berakhlak mulia, sehat Jasmani dan Rohani, berilmu, cakap, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Sri Lestari Dr. Sunarti, M.Pd Universitas PGRI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bagi bangsa Indonesia adalah diterbitkannya Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. semata-mata untuk hari ini melainkan untuk masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berkualitas yang mana menjadi subjek pencipta,

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat mengungkapkan apa yang dipikirkanya, dinalar dan dirasakannya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Pasal 3 Tahun tentang tujuan pendidikan nasional yaitu;

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL. Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki tujuan nasional yang tertuang dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa

Aningsih, M.Pd* Icy Putri Jayanty*

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Pendidikan merupakan suatu bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain, untuk dapat mencapai suatu cita-cita tertentu.2 Pada hakekatnya, tujuan pendidikan ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal. Dengan pendidikan, peserta didik juga dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya serta kepribadian masyarakat.3 Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan (1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis; (2) menghargai dan bangga 1 Lampiran Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, (Jakarta: Dinas Pendidikan, 2007), hal. 1. 2 Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992), hal. 6. 3 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 2009), hal. 6. 1

2 menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; (3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; (4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial; (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; dan (6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.4 Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen keterampilan berbahasa. Menurut Tarigan keterampilan berbahasa (atau language arts, language skills) dalam kurikulum di sekolah mencakup empat segi, yaitu keterampilan menyimak/mendengarkan (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills) dan keterampilan menulis (writing skills).5 Doyin mengemukakan bahwa keterampilan menyimak dan membaca berdasarkan fungsinya termasuk keterampilan berbahasa yang reseptif dan apresiatif, artinya keterampilan tersebut digunakan untuk menangkap dan memahami informasi yang disampaikan melalui bahasa tulis.6 Salah satu jenis membaca yang dipelajari di sekolah dasar adalah membaca intensif. Menurut Saddhono dan Slamet membaca intensif adalah 4 BNSP, Standar Isi dan Standar Kompetensi Kelulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar SD/MI, (Jakarta: BP. Cipta Jaya, 2006), hal. 317. 5 Henry Guntur Tarigan, Membaca: sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), hal. 1. 6 Mukh Doyin & Warigan, Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah, (Semarang: Unnes Press, 2009), hal. 11.

3 membaca dengan penuh penghayatan untuk menyerap apa yang seharusnya dikuasai siswa/pembaca. Membaca intensif adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan seksama untuk memahami isi dari bacaan tersebut. Membaca intensif dilakukan agar anak lebih memahami secara mendalam tentang suatu bacaan.7 Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV A Madrasah Ibtidaiyah Nizhamiyah Rejoagung Ploso Jombang, pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV A menunjukkan bahwa keterampilan membaca intensif siswa masih rendah.8 Hal tersebut dikarenakan sebagian besar siswa kurang antusias dan tidak berminat dalam melakukan kegiatan membaca pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia. Siswa cenderung pasif dan belum berani mengemukakan pendapat serta mengajukan pertanyaan, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan. Kesulitan tersebut, akhirnya mengakibatkan rendahnya kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan isi bacaan. Cara mengajar guru yang masih tradisional yakni berpusat pada guru (teacher centered) juga menjadi salah satu penyebab rendahnya keterampilan membaca siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini akan membuat siswa merasa bosan dan tidak kreatif sehingga menjadikan siswa pasif yaitu hanya menerima dan hanya mendengarkan tanpa berfikir. Proses pembelajaran yang didominasi oleh 7 Saddhono dan Slamet, Meningkatkan Berbahasa Indonesia (Teori dan Aplikasi), (Bandung: CV. Putra Karya Daryati, 2012), hal. 84. 8 Hasil wawancara dengan Ibu Mamin Achromah selaku Guru Kelas IV A Madrasah Ibtidaiyah Rejoagung Ploso Jombang pada tanggal 18 Desember 2015.

4 metode ceramah kurang memberikan arahan pada proses pencarian, pamahaman, penemuan dan penerapan. Rendahnya keterampilan membaca pada siswa kelas IV A tersebut, didukung dengan data hasil evaluasi membaca intensif yang menyatakan bahwa keterampilan membaca intensif siswa masih rendah. Masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 75. Data hasil evaluasi membaca intensif siswa menunjukkan nilai terendah yang diperoleh adalah 45. Dari 32 siswa hanya 12 siswa (37,5%) yang mendapat nilai diatas KKM, sedangkan sisanya yaitu 20 siswa (62,5%) mendapatkan masih nilai di bawah KKM. Dengan melihat data hasil evaluasi tentang keterampilan membaca intensif tersebut, maka perlu diadakan peningkatan keterampilan membaca intensif pada siswa kelas IV A Madrasah Ibtidaiyah Nizhamiyah Rejoagung Ploso Jombang. Untuk memecahkan permasalahan tersebut, peneliti menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan keterampilan membaca intensif dengan menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Strategi ini sangat cocok diterapkan dalam kegiatan membaca karena strategi ini bertujuan untuk melatih siswa berkonsentrasi dan berpikir keras guna memahami isi bacaan secara serius. Menurut Stauffer (dalam Rahim) strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) merupakan strategi pembelajaran dimana guru memotivasi usaha dan konsentrasi siswa dengan melibatkan siswa secara intelektual serta mendorong siswa merumuskan pertanyaan dan

5 hipotesis, memproses informasi, dan mengevaluasi solusi sementara. 9 Strategi DRTA memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks karena siswa memprediksi dan membuktikannya ketika mereka membaca. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti akan mengkaji masalah tersebut melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia melalui Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Siswa Kelas IV A MI Nizhamiyah Jombang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana keterampilan membaca intensif siswa kelas IV A MI Nizhamiyah Rejoagung Ploso Jombang pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sebelum diterapkan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA)? 2. Bagaimana penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dalam rangka meningkatkan keterampilan membaca intensif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV A MI Nizhamiyah Rejoagung Ploso Jombang? 3. Bagaimana peningkatan keterampilan membaca intensif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui strategi Directed Reading Thinking 9 Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2005), hal. 47.

6 Activity (DRTA) di kelas IV A MI Nizhamiyah Rejoagung Ploso Jombang? C. Tindakan yang Dipilih Untuk meningkatkan keterampilan membaca intensif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV A Madrasah Ibtidaiyah Nizhamiyah Rejoagung Ploso Jombang, peneliti memilih strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Strategi ini merupakan suatu cara yang efektif untuk melatih siswa berkonsentrasi dan berpikir keras guna memahami isi bacaan secara serius. Dengan demikian, untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan membaca intensif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV A Madrasah Ibtidaiyah Nizhamiyah Rejoagung Ploso Jombang, penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) sangat baik untuk dilaksanakan dalam kegiatan membaca intensif. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Mengetahui keterampilan membaca intensif siswa kelas IV A MI Nizhamiyah Rejoagung Ploso Jombang pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sebelum diterapkan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). 2. Mengetahui penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dalam rangka meningkatkan keterampilan membaca intensif pada

7 mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV A MI Nizhamiyah Rejoagung Ploso Jombang. 3. Mengetahui peningkatan keterampilan membaca intensif KD 7.1 Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui membaca intensif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) di kelas IV A MI Nizhamiyah Rejoagung Ploso Jombang. E. Lingkup Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, peneliti hanya membahas tentang peningkatan keterampilan membaca intensif siswa menggunakan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV A MI Nizhamiyah Rejoagung Ploso Jombang. Sehubungan dengan kegiatan penelitan ini, maka perlu diberikan batasan penelitian dengan tujuan supaya penelitian ini tidak terlalu luas dan sesuai dengan harapan peneliti. Agar penelitian ini bisa tuntas dan terfokus, maka permasalahan tersebut dibatasi pada hal-hal dibawah ini: 1. Subjek penelitian adalah pada siswa kelas IV A MI Nizhamiyah Rejoagung Ploso Jombang semester genap tahun ajaran 2015/2016. 2. Implementasi (pelaksanaan) dengan menggunakan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA), untuk meningkatkan keterampilan membaca intensif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas IV A MI Nizhamiyah Rejoagung Ploso Jombang.

8 F. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber referensi bagi penelitian penulis karya selanjutnya. Dan hasilnya dapat dijadikan gambaran konseptual dalam melaksanakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan sehingga prestasi siswa dapat meningkat. Penelitian ini dapat menjadikan gambaran bahwa strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) sangat cocok digunakan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas IV A MI Nizhamiyah Rejoagung Ploso Jombang. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru 1) Guru dapat mengetahui langkah-langkah pelaksanaan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca intensif siswa. 2) Guru dapat menambah pengalaman dalam mengajar dengan menerapkan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). 3) Guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas.

9 b. Bagi Siswa 1) Siswa dapat mengetahui sejauh mana kemampuan yang mereka miliki dalam keterampilan membaca intensif. 2) Siswa dapat meningkatkan keterampilan membaca intensif dalam pelajaran Bahasa Indonesia. c. Bagi Sekolah 1) Memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam rangka perbaikan pembelajaran serta profesionalisme guru yang bersangkutan. 2) Meningkatkan kredibilitas dan kualitas sekolah. d. Bagi peneliti 1) Hasil perbaikan pembelajaran dapat menambah pengetahuan yang sangat berharga sebagai bekal dalam pelaksanaan tugas pendidikan. 2) Sebagai tambahan pengalaman di dalam perbaikan juga sebagai wadah penerapan dari teori kepada praktiknya. e. Bagi Masyarakat Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kualitas satuan pendidikan yang melakukan penelitian tindakan kelas dapat meningkat.