ABSTRAK AKURASI PEMASANGAN LARYNGEAL MASK AIRWAY DENGAN VIDEO LARYNGOSCOPE DIBANDINGKAN TEKNIK KLASIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laryngeal Mask Airway (LMA) didesain oleh Archibald I.J. Brain, MA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH INTERVENSI MUSIK KLASIK MOZART DIBANDING MUSIK INSTRUMENTAL POP TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DENTAL PASIEN ODONTEKTOMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH DURASI TINDAKAN INTUBASI TERHADAP RATE PRESSURE PRODUCT (RPP) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBANDINGAN KEBERHASILAN PEMASANGAN LARYNGEAL MASK AIRWAY ( LMA ) PROSEAL PADA UPAYA PERTAMA ANTARA TEKNIK JAW THRUST DAN TEKNIK STANDAR DIGITAL

ETT. Ns. Tahan Adrianus Manalu, M.Kep.,Sp.MB. SATU dalam MEDISTRA membentuk tenaga keperawatan yang Profesional dan Kompeten

ABSTRAK Perbandingan Efektivitas Penggunaan Bonfils Intubation Fiberscope

ABSTRAK HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP ANGKA KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA RUMAH SAKIT SUMBER KASIH CIREBON PERIODE JANUARI 2015 SEPTEMBER 2016

EFEKTIVITAS ANALGETIK PREEMTIF TERHADAP KEDALAMAN ANESTESI PADA ODONTEKTOMI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK KORELASI ANTARA TEKANAN VENA SENTRAL

ABSTRAK. Kata kunci : kecemasan dental, tanaman bunga berwarna biru muda, pencabutan gigi

ABSTRAK EFEKTIVITAS PERBEDAAN UKURAN KEPALA SIKAT GIGI MANUAL MEREK X TERHADAP PENURUNAN INDEKS PLAK

ABSTRAK. Kata kunci: Plak gigi, alat ortodontik cekat, pasta gigi, enzim amyloglucosidase, enzim glucoseoxidase.

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan

DAFTAR ISI PERSETUJUAN PEMBIMBING PENETAPAN PANITIA PENGUJI PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ABSTRAK ABSTRACT RINGKASAN SUMMARY KATA PENGANTAR

Journal Reading. Pembimbing : dr. Kurnianto Trubus, M.kes, Sp.An Disusun Oleh : Nio Angelado ( )

PENGARUH PEMBERIAN ANALGESIK PREEMTIF TERHADAP DURASI ANALGESIA PASCA ODONTEKTOMI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK. Kata Kunci: susu formula dalam botol, indeks karies, anak usia 3 4 tahun

TESIS PERBANDINGAN VOLUME ALIRAN DARAH PADA TEKNIK PENYAMBUNGAN SIDE TO END DENGAN END TO END 4 MINGGU PASCA FISTULA RADIOCEPHALICA DI RSUP SANGLAH

BAB 4 METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci: alat ortodontik cekat, menyikat gigi, chlorhexidine 0,2%, plak dental, indeks plak modifikasi dari PHP Index.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jogja yang merupakan rumah sakit milik Kota Yogyakarta. RS Jogja terletak di

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 188/ /KEP/408.49/2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kepentingan telah menjadi prosedur rutin di dunia kedokteran seluruh

Kata kunci: plak gigi; indeks plak gigi; ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia Linn.).

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Intubasi endotrakeal merupakan "gold standard" untuk penanganan jalan nafas.

PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET YANG MENGANDUNG XYLITOL TERHADAP CURAH DAN ph SALIVA PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DENGAN TERAPI AMLODIPINE

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah Ilmu Anestesi dan Ilmu Bedah Jantung.

PENGARUH PERUBAHAN KETINGGIAN TERHADAP NILAI AMBANG PENDENGARAN PADA PERJALANAN WISATA DARI GIANYAR MENUJU KINTAMANI

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. - Tempat : RW X Kelurahan Padangsari, Banyumanik, Semarang, Jawa

PENGARUH PEMBERIAN CHLORHEXIDINE TERHADAP KEJADIAN KOMPLIKASI PADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA PASCA PENCABUTAN GIGI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK PENGARUH AKTIVITAS FISIK SEDANG TERHADAP PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK

ABSTRAK. Fenny Mariady, Pembimbing I : dr. Christine Sugiarto, SpPK Pembimbing II : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan komplikasi pada organ lainnya (Tabrani, 2008).

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini melingkupi bidang Anestesiologi. Penelitian ini dimulai sejak tanggal 28 Mei 2014 hingga 28 Juni 2014.

ABSTRAK. Kata kunci : Plak gigi; susu murni; indeks plak; O Leary

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

PERBEDAAN TINGKAT STRES DAN GEJALA SOMATIK ANTARA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KEPERAWATAN DI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU PASIEN HEMODIALISIS DALAM MENGONTROL CAIRAN TUBUH. Di Ruang Hemodialisis RSUD Dr. Harjono Ponorogo

ABSTRAK. Kata kunci: Preeklampsia

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. SURAT PERNYATAAN... iii. LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN... iv

ABSTRAK PENGARUH LATIHAN MENYANYI TERHADAP FUNGSI FAAL PARU LAKI LAKI DEWASA MUDA

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ICU RSUP dr. Kariadi Semarang.

ABSTRAK. Kata kunci: Plak gigi; teh hitam; indeks plak, O Leary

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan Ilmu Anestesi. Waktu pengumpulan data dilakukan setelah proposal disetujui sampai

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DARAH KAPILER DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH VENA MENGGUNAKAN GLUKOMETER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

ABSTRAK FAAL PARU PADA PEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DAN PEROKOK PASIF PASANGANNYA

EFEKTIVITAS PARASETAMOL UNTUK NYERI PASCA OPERASI DINILAI DARI VISUAL ANALOG SCALE LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH LETAK TENSIMETER TERHADAP HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Kata kunci: waktu perdarahan, pencabutan gigi, ekstrak etanol daun teh (Camellia Sinensis L.Kuntze), mencit Swiss Webster.

BAB III METODE DAN PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL RSUD

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEJADIAN HERNIA INGUINALIS DI POLI BEDAH RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

I KOMANG AGUS SETIAWAN

Kata kunci : palatum, maloklusi Angle, indeks tinggi palatum

ABSTRAK. Maizar Amatowa Iskandar, 2012 Pembimbing I : Pinandojo Djojosoewarno, dr., Drs., AIF. Pembimbing II : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes.

REKOMENDASI RJP AHA 2015

ABSTRAK. Kata kunci: plak gigi, seduhan kelopak bunga rosella, indeks plak. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV METODE PENELITIAN

Oleh: Esti Widiasari S

PERBEDAAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PROPOFOL 0,5 Mg/KG/BB DENGAN LIDOCAIN 2 Mg/KG/BB DALAM MENCEGAH KEJADIAN SPASME LARING PASCA EKSTUBASI TESIS

PENGARUH INDUKSI KETAMIN DOSIS 2 MG/KgBB DAN. DEKSAMETASON DOSIS 0,2 MG/KgBB INTRAVENA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS WISTAR

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR

ABSTRAK. PERBANDINGAN KADAR PROTHROMBIN TIME (PT) DAN ACTIVATED PARTIAL THROMBOPLASTIN TIME (aptt) ANTARA PASIEN HIPERTENSI DAN NOMOTENSI

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ARTIKEL PENELITIAN. Departemen Anestesi dan Terapi Intensif Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Propinsi Riau,

ABSTRAK PENGARUH SEDUHAN DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

ABSTRAK HUBUNGAN STATUS NUTRISI DENGAN DERAJAT PROTEINURIA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI NEFROPATI DIABETIK DI RSUP SANGLAH

Abstract ASSOCIATION OF ATRIAL FIBRILLATION AND ISCHEMIC STROKE ANALYSIS FROM RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

PENGARUH MENGUNYAH PERMEN KARET TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PEMINDAHAN PASIEN. Halaman. Nomor Dokumen Revisi RS ASTRINI KABUPATEN WONOGIRI 1/1. Ditetapkan, DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI.

KERANGKA ACUAN PROGRAM PELATIHAN GAWAT DARURAT (TRIASE) DI UPT PUSKESMAS KINTAMANI I

ABSTRAK PERBEDAAN PENGGUNAAN PASTA GIGI MENGANDUNG ENZIM AMYLOGLUCOSIDASE

HUBUNGAN HEALTH LOCUS OF CONTROL DENGAN KEPATUHAN PENATALAKSANAAN DIET DM TIPE 2 DI PAGUYUBAN PUSKESMAS III DENPASAR UTARA

PELATIHAN METODE BOBATH LEBIH BAIK DARIPADA METODE FELDENKRAIS TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN PADA PASIEN PASCA STROKE

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang Lingkup Keilmuan: Anastesiologi dan Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dimulai pada bulan juni 2013 sampai juli 2013.

HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN LAKI-LAKI. Oleh : THARMANTHIRAN THIRUCHELVAM

BASIC LIFE SUPPORT A. INDIKASI 1. Henti napas

RINGKASAN. Fisioterapi dada atau teknik pembersihan jalan nafas, atau postural drainage

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

BAB 4 METODE PENELITIAN. Prijonegoro Sragen dan Puskesmas Sidoharjo Sragen. Penelitian ini berlangsung bulan Maret-Juni 2014.

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik, penurunan kualitas

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu Anestesiologi dan Farmakologi.

ABSTRAK. EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP BERAT BADAN MENCIT Swiss Webster JANTAN

ABSTRAK. Gambaran Ankle-Brachial Index (ABI) Penderita Diabetes mellitus (DM) Tipe 2 Di Komunitas Senam Rumah Sakit Immanuel Bandung

BAB 4 METODE PENELITIAN. Kelompok penelitian dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut:

PERBEDAAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH ARTERI RERATA ANTARA PENGGUNAAN DIAZEPAM DAN MIDAZOLAM SEBAGAI PREMEDIKASI ANESTESI

BAB IV METODE PENELITIAN

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM TEUNGKU PEUKAN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

BANTUAN NAFAS DENGAN AMBUBAG

ABSTRAK PERBANDINGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PRIA DEWASA NORMAL YANG RUTIN BEROLAHRAGA FUTSAL DAN YANG TIDAK RUTIN BEROLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang

Kata kunci: salep ekstrak herba meniran, triamcinolone acetonide, penyembuhan luka

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Transkripsi:

ABSTRAK AKURASI PEMASANGAN LARYNGEAL MASK AIRWAY DENGAN VIDEO LARYNGOSCOPE DIBANDINGKAN TEKNIK KLASIK Latar belakang: Penggunaan Laryngeal Mask Airway (LMA) sering dilakukan untuk manajemen jalan nafas. Saat ini peneliti melakukan penelitian mengenai akurasi posisi LMA dengan membandingkan teknik pemasangan. Teknik pemasangan LMA yang sering digunakan adalah teknik klasik, namun pemasangan dengan teknik ini adalah cara buta tanpa kita mengetahui apakah posisi LMA yang kita tempatkan tepat, walaupun dapat dilakukan ventilasi. Metode: Peneliti membagi subjek penelitian menjadi 2 kelompok dari 106 pasien, yaitu kelompok 1 dengan menggunakan pemasangan LMA dengan video laryngoscope dan kelompok 2 pemasangan LMA dengan menggunakan teknik klasik. Penelitian ini adalah eksperimental, yang digunakan adalah double blind Randomized Control Trial Study. Pada penelitian ini akan membandingkan akurasi posisi berdasarkan skor Fiberoptic laryngeal score ( FLS ), skor klinis, jumlah pemasangan dan komplikasi berupa nyeri tenggorokan dan didapatkannya darah pada cuff LMA. Hasil: Pada penilaian FLS, pemasangan dengan menggunakan video laryngoscope lebih unggul dibandingkan teknik klasik ( 79,2% vs 17% p< 0,05) dan secara statistik bermakna. Berdasakan skor klinis pemasangan dengan video laringoskope lebih tinggi ( 100% vs 88,7% p <0,05) dan secara statistik bermakna. Keberhasilan pemasangan LMA untuk satu kali pasang didapatkan pada pemasangan dengan menggunakan Video laringoskope ( 100% vs 88,7% p <0,05) dan secara statistik bermakna. Pada komplikasi pemasangan LMA didapatkan hasil untuk nyeri tenggorokan dengan nilai p 0,5 secara statistik tidak bermakna, sedangkan untuk adanya darah pada cuff pada LMA didapatkan secara statistik bermakna dengan nilai p 0,028. Kesimpulan: Video Laryngoscopedapat digunakan sebagai pilihan alat bantu untuk pemasangan LMA dan sebagai alat bantu untuk mengkoreksi posisi LMA. Dengan keunggulan kamera yang berada pada blade yang berada pada video laryngoscope memberikan sudut pandang lebih luas sehingga diharapkan dengan mudah dapat menempatkan LMA tepat di depan pita suara. Kata kunci: Laryngeal Mask Airway, Accuracy insertion, Video laryngoscope, Classic technique. iii

ABSTRACT ACCURATION INSERTION LMA WITH VIDEO LARYNGOSCOPE COMPARE WITH CLASSIC TECHNIQUE Background : Laryngeal Mask Airway (LMA) is often performed for airway management. Many researchers nowadays conduct their studies on the positioning accuracy by comparing LMA insertion techniques. The classical technique is frequently used, but this insertion is usually blind without knowing the position perfectly, as long as we can ventilated the patient. Methods: Study divided subjects into two groups of 106 patients, first group insertion with guiding by video laryngoscope and second group insertion with classical techniques. This is an experimental double-blind randomized controlted trial study. The study compared the accuracy LMA position based on the Fiberoptic laryngeal score (FLS), the clinical score, the number of insertion and complications such as a sore throat and blood on LMA cuff. Result: Insertion by video laryngoscope was higher than by classical technique based on FLS assessment (79.2% vs 17%, p <0.05) and clinical score (100% vs 88.7%, p <0.05) both were statistically significant. Successful LMA first attempt insertion was superior in grup using video laryngoscope (100% vs 88.7%, p <0.05) and statistically significant. Sore throat complication with p value of 0.5 was not statistically significant while for the blood presence on cuff obtained statistically significant with p value 0.028. Conclucion: Video Laryngoscope can be used as a tool for insertion and guiding the correct LMA position. Camera on the blade of video laryngoscope provider a wider angle view thus we can put LMA in front of the vocal cords easier. Keywords: Laryngeal Mask Airway, Accuracy insertion, Video laryngoscope, Classic technique.

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PRASARAT GELAR... ii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii LEMBAR PENETAPAN PENGUJI... iv SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... xiv ABSTRACT... xv DAFTAR ISI... xvi DAFTAR GAMBAR... xx DAFTAR TABEL... xxi DAFTAR SINGKATAN... xxii DAFTAR LAMPIRAN... xxiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 4 1.3. Tujuan Penelitian... 4 1.3.1 Tujuan Umum... 4 1.3.2 Tujuan Khusus.... 4 1.4. Manfaat Penelitian.... 5 1.4.1 Manfaat Praktis... 5 1.4.2 Manfaat Keilmuan... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6 2.1. Laryngeal Mask Airway 6 2.1.1Sejarah LMA... 6 2.1.2Jenis LMA.... 7 2.1.3Anatomi LMA... 15 2.1.4.Indikasi dan kontraindikasi pemasangan LMA... 16 2.1.5.Teknik insersi LMA... 17 2.1.6.Komplikasi LMA..... 21 2.2 Video Laryngoscope.. 22 2,2.1,Sejarah video laringoscope 22 2,2.,Video laryngoscope untuk pemasangan LMA.... 22 2.3 Fiberoptic scoring system.. 23 `BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 25 3.1.Kerangka Berpikir... 25 3.2.Bagan Kerangka Konsep... 26 3.3. Hipotesis Penelitian... 27 `BAB IV METODE PENELITIAN... 28 4.1. Rancangan Penelitian 27 4.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian 28 4.3. Penentuan Sumber Data 29 4.3.1`Populasi target... 28 4.3.2 Populasi terjangkau... 29

4.3.3 Sampel Eligible... 29 4.3.4 Kriteria eligibilitas... 29 4.3.4.1 Kriteria inklusi... 29 4.3.4.2 Kriteria eksklusi... 29 4.4. Teknik Pengambilan Sampel... 30 4.5. Perhitungan besar sampel... 30 4.6. Variabel Penelitian. 31 4.7. Definisi Operasional Variabel. 31 4.8. Instrumen Penelitian.. 34 4.9. Prosedur Penelitian... 35 4.9.1.Persiapan penelitian.. 35 4.9.2. Pelaksanaan penelitian. 35 4.10. Pengolahan dan Penyajian Data... 37 4.10.1 Analisis Statistik deskriptif... 37 4.10. 2 Analisis perbandingan proporsi... 37 `BAB V HASIL PENELITIAN... 38 5.1. Karakteristik Subjek Penelitian..... 38 5.2. Analisis Perbandingan Ketepatan (Akurasi)Pemasangan LMA berdasarkan Fiberoptic Larynngeal score. 40 5.3. Hasil Analisis Perbandingan Skor Klinis Pemasangan LMA Antara Menggunakan Video laryngoscope dan teknik klasik... 41 5.4. Hasil Analisis Perbandingan Jumlah Pemasangan Koreksi Pemasangan

LMA dengan menggunakan Video laryngoscope dengan teknik Klasik 42 5.5. Analisis Perbandingan Komplikasi pemasangan LMA berdasarkan teknik pemasangan. 43 `BAB VI Pembahasan... 45 `BAB VII Kesimpulan dan saran... 49 DAFTAR PUSTAKA.. 50 LAMPIRAN... 54

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1Dr. Archie Brain dan cetakan laring... 7 Gambar 2.2 Desain LMA awal... 7 Gambar 2.3Demonstrasi LMA oleh dr. Brain... 7 Gambar 2.4 LMA Klasik... 8 Gambar2.5 LMA Disposabel atau LMA Unique...... 9 Gambar 2.6 LMA flexible... 10 Gambar 2.7 LMA proseal..... 12 Gambar 2.8 LMA fast track... 13 Gambar 2.9 LMA C trach.... 14 Gambar 2.10 Anatomi LMA.... 15 Gambar 2.11 Teknik pemasangan LMA... 19 Gambar 2.12 Posisi anatomi pemasangan LMA... 19 Gambar 2.13 Posisi malposisi LMA... 21 Gambar 2.14 Posisi LMA yang dilihat melalui video laringscope dan fiberoptic 23 Gambar 2.15 Fiberoptic scoring system view... 24 Gambar 3.1 BaganKerangkaKonsep... 26 Gambar4.1 BaganRancanganPenelitian... 36

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Variasi LMA dengan berbagai macam volume cuff... 16 Tabel 2.2 Rincian keberhasilan pemasangan LMA... 18 Tabel 2.3 Fiberoptic scoring system... 24 Tabel 4.1 Analisis Perbandingan Proporsi... 36 Tabel 5.1 Gambaran Karakteristik Subjek... 38 Tabel 5.2 Analisis Perbandingan Ketepatan (Akurasi) Pemasangan LMA berdasarkan Fibreoptic Laryngeal Score 40 Tabel 5.3 Hasil Analisis Perbandingan Skor Klinis Pemasangan LMA Antara Video laryngoscope dan teknik klasik 41 Tabel 5.4 Perbandingan Jumlah Pemasangan Koreksi Pemasangan LMA dengan menggunakan Video laryngoscope dengan Teknik Klasik 41 Tabel 5.5 Perbandingan Komplikasi pemasangan LMA berdasarkan teknik pemasangan 43

DAFTAR SINGKATAN LMA : Laryngel Mask Airway ETT : Endotrachealtube ASA : American Society of Anesthesiologists BB : Berat badan BMI : body mass index cm : centimeter kg : kilogram KTP : kartu tanda penduduk mg : miligram ml : mililiter mm : milimeter ml : mililiter RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat SIM : surat ijin mengemudi SPSS : statistical product and service solution n 1 = n 2 : jumlah sampel untuk satu kelompok z α z β : nilai Z untuk α tertentu : nilai Z untuk power (1 β) tertentu P₁ : Proporsi ketepatan pada video laryngoscope (99%) P₂ : Proporsi ketepatan pada cara klasik (81 %)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Keterangan laik etik... 54 Lampiran 2 Surat ijin penelitian.. 55 Lampiran 3 Jadwal penelitian... 56 Lampiran 4 Lembar penelitian... 57 Lampiran 5 Pencatatan hasil evaluasi... 60 Lampiran 6 Informasi Penelitian... 61 lampiran 7 Surat pernyataan Persetujuan Uji klinik. 63 Lampiran 8 Data hasil Penelitian... 64

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peralatan medis merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada pasien. Pelayanan yang terintegrasi perlu didukung dengan adanya peralatan yang selalu berada dalam kondisi baik, layak pakai serta aman bagi pasien dan pengguna. Penanganan jalan nafas merupakan bagian yang terpenting bagi tenaga kesehatan terutama dokter anestesi. Akhir-akhir ini perkembangan peralatan medis ditekankan kepada penanganan jalan nafas dan aplikasinya dalam dunia pendidikan. Semakin majunya perkembangan zaman, tuntutan akan keamanan penanganan pasien semakin tinggi. Pendidikan yang baik menjadi titik tumpu dalam merespon tuntutan tersebut. Pengembangan alat-alat bantuan jalan napas yang dapat meningkatkan kemampuan peserta didik pun mulai dikembangkan. Manajemen jalan napas adalah salah satu pilar untuk pasien yang menjalani anestesi umum. Laryngeal mask airway (LMA) digunakan untuk mengelola saluran jalan nafas. Bentuk LMA dibuat untuk menutupi laring. Dokter-dokter anestesi mempertimbangkan LMA menjadi perangkat yang mudah dipakai untuk berbagai jenis bedah umum, kebidanan, dan ginekologi. Para klinisi juga menganjurkan penggunaannya pada resusitasi jantung paru, di unit gawat darurat, di unit perawatan intensif, dan sebagai langkah pengelolaan kesulitan jalan nafas. Rumah sakit yang pertama yang memakai LMA klasik adalah Rumah Sakit Sussex Royal East, Hasting, Inggris, dimana telah digunakan dari pertengahan 1988. Dua belas bulan kemudian, lebih dari 500 rumah sakit lain di Inggris menggunakan LMA. Saat ini, penggunaan LMA telah

dilakukan di seluruh dunia lebih dari 300 juta operasi. Pemasangan LMA ini dipakai cukup banyak pada kasus di RSUP sanglah sebanyak 1075 kasus pemasangan LMA dalam 3 tahun dari tahun 2013 hingga 2015 yang dilakukan pada ruang operasi sentral RSUP Sanglah. LMA sangat mudah untuk dipakai pada tenaga medis, dan sangat sedikit komplikasi (Jiwon An, 2013). Teknik pemasangan LMA umumnya dengan teknik klasik, teknik ini adalah teknik yang mudah dilakukan oleh tenaga medis. Namun pada teknik ini pada beberapa penelitian menemukan adanya kegagalan pada penempatan LMA sehingga harus dapat segera diketahui dan dilakukan tindakan untuk mencegah malposisi LMA yang dapat menyebakan komplikasi (Bimia, dkk, 2009). Pada penelitian sebelumnya didapatkan 81,5 % dari 54 pasien untuk ketepatan pemasangan LMA dengan cara klasik (C.Y. Choo, dkk, 2012). Umumnya penempatan LMA yang kurang optimal karena posisi, masih dapat digunakan karena dapat memberikan ventilasi yang cukup untuk pasien selama prosedur singkat. Namun, malposisi penempatan LMA dapat mengakibatkan kebocoran yang berat bahkan menjadi obstruksi jalan napas, sehingga menjadi resiko yang tinggi untuk pasien. Kejadian komplikasi seperti trauma jalan nafas, obstruksi, regurgitasi, distensi lambung dengan ventilasi mekanik cenderung lebih tinggi dengan penempatan LMA yang salah (A.A.J. Van Zundert, dkk, 2016). Produsen terus berinovasi dalam penelitian dalam merancang perangkat ini untuk mencegah aspirasi, generasi pertama dengan desain saluran ventilasi saja dan generasi kedua dipisahkan antara ventilasi dan akses saluran lambung. Beberapa modifikasi serta karakteristik lain yang dirancang untuk meningkatkan fungsi dan keselamatan pasien seperti LMA fast track dan LMA I gel. Berbagai jenis LMA terus di desain oleh produsen, tetapi tidak ada LMA yang dirancang untuk pasti berada pada posisi yang tepat setelah dilakukan pemasangan LMA.

Beberapa teknik pemasangan LMA dilakukan untuk upaya pemasangan LMA yang akurat. Saat ini telah dikembangkan pemasangan LMA dengan panduan langsung dari video laryngoscope, diharapkan dapat membantu pemasangan LMA yang lebih tepat. Pemeriksaan rutin mencakup auskultasi paru dan daerah lambung, saturasi oksigen, tekanan kebocoran orofaringeal. Standar emas untuk mengevaluasinya posisi menggunakan alat bantu flexible video laryngoscope, yang dapat dimasukkan melalui tabung dari perangkat LMA dan melihat apakah posisi LMA berada tepat di depan rima glottis. Namun penggunaan flexible video endoscope hanya membantu dalam diagnosis malposisi tapi tidak memungkinkan kemampuan untuk mengubah posisi yang salah pada penempatan LMA (A.A.J. Van Zundert,dkk, 2016). Teknik Pemasangan LMA di RSUP Sanglah umumnya yang selama ini dipakai yaitu dengan teknik klasik dengan memastikan pemasangan melalui adanya kebocoran di orofaring dan melihat pergerakan dinding dada tanpa mengetahui apakah posisi LMA berada diposisi yang akurat. Strategi untuk menghindar malposisi pada penempatan LMA dapat dengan penggunaan video laryngoscope, yang memungkinkan untuk melihat dengan jelas posisi epiglotis dan posisi LMA. Berdasarkan pemaparan data diatas maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang Akurasi pemasangan Laryngeal mask airway dengan video laryngoscope dibandingkan teknik klasik. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Apakah pemasangan LMA secara klasik atau dengan menggunakan video laryngoscope posisi LMA berada tepat di depan rima glottis dengan konfirmasi flexible video endoscope. 2. Apakah pemasangan LMA dengan video layngoscope lebih sedikit koreksi dibandingkan teknik klasik 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk membuktikan bahwa tindakan pemasangan LMA dengan video laryngoscope dapat mengurangi terjadinya proses malposisi pemasangan LMA dibandingkan dengan teknik klasik sehingga mendapatkan jalan nafas yang adekuat, menghindari trauma jalan nafas, menghindari obstruksi dan mencegah regurgitasi. 1.3.2 Tujuan Khusus Untuk membuktikan cara pemasangan LMA dengan video laryngoscopy lebih tepat berada didepan rima glottis yang dinilai dengan flexible video endoscope dibandingkan dengan pemasangan LMA cara klasik. Untuk membuktikan pemasangan LMA dengan video laryngoscope memerlukan sedikit koreksi pemasangan dibandingkan dengan pemasangan LMA cara klasik. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penggunaan video laryngoscope dan flexible video endoscope pada pemasangan LMA dalam dunia pendidikan karena ketepatan posisi LMA dapat lebih dipastikan, sehingga dapat mengurangi komplikasi penempatan LMA. 2. Bisa menjadi evidence atau data dalam pengembangan ilmu anestesi dimasa depan. 3. Bisa menjadi rujukan untuk penelitian penelitian berikutnya. 1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini dapat memberikan pilihan penggunaan alat video laryngoscope yang mampu menempatkan posisi LMA dengan tepat dibandingkan cara klasik. Kedua cara penempatan LMA ini dikoreksi dengan flexible video endoscope agar dapat memastikan posisi LMA tepat berada pada rima glotis. Tujuan dari hal ini diharapkan dapat mengurangi resiko terjadinya komplikasi, sehingga keamanan pasien lebih terjaga.