Analisis Dampak Kawasan Resapan Terhadap Kebutuhan Air Bagi Masyarakat Di Kota Surakarta Oleh : Bhian Rangga JR K Prodi Geografi FKIP UNS

dokumen-dokumen yang mirip
Menghitung Debit Aliran Permukaan Di Kecamatan Serengan Tahun 2008

BAB III TINJAUAN LOKASI

MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam daur hidrologi, energi panas matahari dan faktor faktor iklim

Penelitian ini bertujuan: (1) mengidentifikasi sumbangan kuantitas resapan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

dan penggunaan sumber daya alam secara tidak efisien.

2016 EVALUASI LAJU INFILTRASI DI KAWASAN DAS CIBEUREUM BANDUNG

Oleh : PUSPITAHATI,STP,MP Dosen Fakultas Pertanian UNSRI (2002 s/d sekarang) Mahasiswa S3 PascaSarjana UNSRI (2013 s/d...)

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

STUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kebutuhan manusia akibat dari pertambahan jumlah penduduk maka

PENDUGAAN PARAMETER UPTAKE ROOT MENGGUNAKAN MODEL TANGKI. Oleh : FIRDAUS NURHAYATI F

PENERAPAN IPTEKS ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DELI. Nurmala Berutu W.Lumbantoruan Anik Juli Dwi Astuti Rohani

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengatur tata air, mengurangi erosi dan banjir. Hutan mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kebutuhan manusia seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS ARAHAN PERSEBARAN SUMUR RESAPAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MEMBACA PETA RBI LEMBAR SURAKARTA MATA KULIAH KARTOGRAFI DASAR OLEH : BHIAN RANGGA J.R NIM : K

BAB I PENDAHULUAN. hidrologi di suatu Daerah Aliran sungai. Menurut peraturan pemerintah No. 37

BAB I PENDAHULUAN. cahaya matahari secara tetap setiap tahunnya hanya memiliki dua tipe musim

BAB I PENDAHULUAN. Muka bumi yang luasnya ± juta Km 2 ditutupi oleh daratan seluas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tabel 1.1: Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum Bukan Leding menurut Provinsi untuk Wilayah Pedesaan. Perdesaan

ANALISIS PEMANFAATAN RUANG PADA KAWASAN RESAPAN AIR DI KELURAHAN RANOMUUT KECAMATAN PAAL DUA KOTA MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah populasi penduduk pada suatu daerah akan. memenuhi ketersediaan kebutuhan penduduk. Keterbatasan lahan dalam

TINJAUAN PUSTAKA Siklus Hidrologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Samudera, Danau atau Laut, atau ke Sungai yang lain. Pada beberapa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Lokasi Kabupaten Pidie. Gambar 1. Siklus Hidrologi (Sjarief R dan Robert J, 2005 )

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

HASIL DAN PEMBAHASAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang. bertingkat atau permukiman, pertanian ataupun industri.

BAB I PENDAHULUAN. ini, ketidakseimbangan antara kondisi ketersediaan air di alam dengan kebutuhan

BAB III LANDASAN TEORI

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkelanjutan seperti yang dikehendaki oleh pemerintah

Implementasi Kebijakan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Perumahan di Kawasan Perkotaan Kabupaten Sleman

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. topografi dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang menampung air hujan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur

PERTEMUAN II SIKLUS HIDROLOGI

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM SUB-DAS CITARIK

TINJAUAN PUSTAKA. Aliran Permukaan dan Infiltrasi dalam suatu DAS. pengangkut bagian-bagian tanah. Di dalam bahasa Inggris dikenal kata run-off

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

menyebabkan kekeringan di musim kemarau,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KOMPROMI PEMULIHAN AIR TANAH DENGAN SUMUR RESAPAN *)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang curah hujannya cukup

MODEL PENANGGULANGAN BANJIR. Oleh: Dede Sugandi*)

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP INFRASTRUKTUR JARINGAN DRAINASE KOTA RANTEPAO

PENDAHULUAN. Berdasarkan data Bappenas 2007, kota Jakarta dilanda banjir sejak tahun

The water balance in the distric X Koto Singkarak, distric Solok. By:

Pengaruh Pencemaran Sampah Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal Di TPA Mojosongo Surakarta 1

A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN DAN PELESTARIAN AIR DI LINGKUNGANNYA (Studi kasus di Daerah Aliran Sungai Garang, Semarang) Purwadi Suhandini

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017 ANALISA PENYEBAB BANJIR DAN NORMALISASI SUNGAI UNUS KOTA MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. pesat pada dua dekade belakangan ini. Pesatnya pembangunan di Indonesia berkaitan

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Uraian Umum

1267, No Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan Lem

PEMANFAATAN LAHAN TEBA DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA AIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Menurut Bocco et all. (2005) pengelolaan sumber daya alam

BAB III GEOGRAFI DAN PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hujan memiliki peranan penting terhadap keaadaan tanah di berbagai

BAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.1. tetap

KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

14/06/2013. Tujuan Penelitian Menganalisis pengaruh faktor utama penyebab banjir Membuat Model Pengendalian Banjir Terpadu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. DAUR AIRLATIHAN SOAL BAB 12

PENDUGAAN TINGKAT SEDIMEN DI DUA SUB DAS DENGAN PERSENTASE LUAS PENUTUPAN HUTAN YANG BERBEDA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. termasuk kebutuhan akan sumberdaya lahan. Kebutuhan lahan di kawasan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumberdaya air bersifat dinamis dalam kualitas dan kuantitas, serta dalam

BAB I SIKLUS HIDROLOGI. Dalam bab ini akan dipelajari, pengertian dasar hidrologi, siklus hidrologi, sirkulasi air dan neraca air.

KEMAMPUAN LAHAN UNTUK MENYIMPAN AIR DI KOTA AMBON

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air

Pengaruh Drainase Terhadap Lingkungan Jalan Mendawai dan sekitar Pasar Kahayan

BAB I PENDAHULUAN. membawa sedikit uap air. Fenomena alam tersebutmengakibatkan di Indonesia

PAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

Analisis Dampak Kawasan Resapan Terhadap Kebutuhan Air Bagi Masyarakat Di Kota Surakarta Oleh : Bhian Rangga JR K 5410012 Prodi Geografi FKIP UNS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumberdaya air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan banyak manfaat bagi kehidupan makhluk hidup termasuk manusia untuk dapat melaksanakan segala aktivitas kehidupannya. Air merupakan zat kehidupan karena tidak satupun makhluk hdup di bumi ini tidak membutuhkan air. Kebutuhan air pada manusia dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, irigasi,kebutuhan industri, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, melihat pentingnya kegunaan air bagi makhluk hidup maka sumberdaya air harus tetap dilestarikan secara seimbang kelestariannya. Kota Surakarta merupakan kota yang terus mengalami perkembangan. Perkembangan tersebut merupakan pembangunan fisik di bidang permukiman, jasa, dan industri untuk menjamin kesejahteraan penduduknya yang terus mengalami penambahan jumlah penduduk. Kota Surakarta merupakan kota terpadat di propinsi Jawa tengah, sehingga aktivitas kegiatan penduduk baik di bidang jasa dan lain sebagainya tumbuh pesat. Dengan bertambah pesatnya kegiatan tersebut mendorong pertumbuhan penduduk dan pembangunan di segala bidang yang begitu cepat akan menyebabkan perubahan tataguna lahan. Banyak lahan lahan yang semula berupa lahan terbuka berubah menjadi areal permukiman maupun industri. Sehingga kawasan hijau di kota surakarta seiiring bertambahnya tahun maka akan semakin berkurang. Sehingga dengan adanya perubahan tataguna lahan di kota Surakarta akan berdampak meningkatnya aliran permukaan sekaligus menurunnya air yang meresap ke dalam tanah. 1

2 Kebutuhan air bagi masyarakat Surakarta akan bertambah banyak seiiring dengan pertambahan jumlah penduduk di kota Surakarta. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk menyusun makalah dengan judul Analisis Dampak Kawasan Resapan Terhadap Kebutuhan Air Bagi Masyarakat Di Kota Surakarta B. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalahnya antara lain : 1. Apakah yang dimaksud kawasan resapan dan kebutuhan air? 2. Dimana sebaran kawasan resapan tersebut berada? 3. Mengapa kawasan resapan berdampak terhadap kebutuhan air bagi masyarakat kota Surakarta? 4. Bagaimana solusi agar kawasan resapan dapat seimbang dengan kebutuhan masyarakat kota Surakarta yang kompleks? C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui kawasan resapan dan kebutuhan air 2. Untuk mengetahui sebaran kawasan resapan tersebut berada 3. Untuk mengetahui kawasan resapan berdampak terhadap kebutuhan air bagi masyarakat kota Surakarta 4. Untuk mengetahui solusi agar kawasan resapan dapat seimbang dengan kebutuhan masyarakat kota Surakarta yang kompleks

3 BAB II PEMBAHASAN A. Kawasan Resapan Dan Kebutuhan Air Kawasan resapan merupakan suatu ruang yang mampu meresapkan air hujan ke dalam tanah sehingga berfungsi sebagai pengatur tata air dan pengendali banjir. Konsep kawasan resapan adalah pengurangan besarnya limpasan dengan memberikan kesempatan lebih banyak air hujan untuk berinfiltrasi, sehingga kawasan resapan memiliki koefisien air larian kecil. Kawasan resapan di perkotaan dapat berwujud ruang terbuka hijau seperti hutan kota, lahan terbuka tanpa tanaman, tanah olahan, pekarangan rumah, maupun berwujud teknologi yang menyebabkan air mudah meresap ke dalam tanah seperti sumur resapan, lubang biopori, saluran porus, dan sebagainya. (Novika Pradanesti, 2010 : 67) Berdasarkan pengertian tersebutdapat disimpulkan bahwa kawasan resapan merupakan suatu ruang yang mampu meresapkan air hujan ke dalam tanah. Daerah resapan biasanya ditandai dengan tingginya laju infiltrasi, sehingga air yang mengalir masuk ke dalam tanah dan menjadi air tanah. Kebutuhan air merupakan kebutuhan air yang digunakan untuk menunjang segala kegiatan manusia, meliputi air bersih domestik dan non domestik, air irigasi baik pertanian maupun perikanan, dan air untuk penggelontoran kota ( Kodoatie, 2005 : 150 ). a. Kebutuhan air domestik Kebutuhan air domestik sangat ditentukan oleh jumlah penduduk, dan konsumsi perkapita. Kecenderungan populasi dan sejarah populasi dipakai sebagai dasar perhitungan kebutuhan air domestik terutama dalam penentuan kecenderungan laju pertumbuhan. Pertumbuhan ini juga tergantung dari rencana pengembangan tataruang kabupaten / kota setempat. b. Kebutuhan air non domestik Kebutuhan air non domestik meliputi pemanfaatan komersial, kebutuhan institusi dan kebutuhan industri. Kebutuhan air komersil untuk suatu daerah cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan penduduk dan perubahan tataguna lahan. Kebutuhan institusi antara lain meliputi kebutuhan kebutuhan

4 air untuk sekolah, rumah sakit, gedung gedung pemerintah, tempatibadah, dan lain lain. Untuk penentuan besaran kebutuhan ini cukup sulit karena sangat tergantung dari perubahan tataguna lahan dan populasi. B. Sebaran Kawasan Resapan Adapun cakupan wilayah yang menjadi obyek kajian adalah kota Surakarta. Secara astronomis kota Surakarta terletak pada 110 0 46 00 BT 110 0 51 00 BT dan 7 0 31 30 LS - 7 0 34 30 LS. Sedangkan secara administratif Kota Surakarta sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali dan Karanganyar, selatan berbatasan Kabupaten Sukoharjo, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Karanganyar dan Boyolali. Berdasarkan peta kawasan resapan kota Surakarta tahun 2010 dapat diketahui bahwa persebaran kawasan di kota Surakarta dapat terbagi menjadi 4 kriteria, yaitu kawasan resapan tinggi meliputi kelurahan Manahan, Kadipiro ( di kecamatan Banjarsari ). Sedangkan kawasan resapan sedang berada di kelurahan Jebres ( di kecamatan Jebres ), kawasan resapan rendah meliputi kelurahan Mojosongo ( di kecamatan Jebres ), kelurahan Banyuanyar dan Kadipiro ( di kecamatan Banjarsari ), serta kawasan terbangun meliputi wilayah kecamatan Laweyan, Serengan, Pasarkliwon. Berdasarkan peta dapat diketahui bahwa wilayah Surakarta bagian utara memiliki kawasan resapan yang luas dan tinggi, sedangkan di wilayah bagian selatan memiliki kawasan resapan yang rendah. Hal ini disebabkan karena di Surakarta bagian utara memiliki banyak lahan yang kosong, seperti Mojosongo dan kadipiro. Sedangkan Surakarta bagian selatan, sebagian besan lahannya digunakan untuk areal permukiman maupun gedung. Berikut Peta Kawasan resapan Kota Surakarta Tahun 2010 yang disusun oleh Novika P, Mahasiswa Geografi UNS.

5

6 C. Kawasan Resapan Berdampak Terhadap Kebutuhan Air Bagi Masyarakat Kota Surakarta Kawasan resapan merupakan merupakan suatu ruang yang mampu meresapkan air hujan ke dalam tanah. Daerah resapan biasanya ditandai dengan tingginya laju infiltrasi, sehingga air yang mengalir masuk ke dalam tanah dan menjadi air tanah. Kota Surakarta merupakan kota yang memilikimkepadatan penduduk yang padat. Aktivitas penduduk yang begitu kompleks dapat mendorong akan bertambahnya kebutuhan air. Dalam siklus hidrologi, energi matahari menyebabkan terjadinya evaporasi di laut atau badan badan air lainnya. Uap air tersebut akan terbawa leh angin melintasi daratan yang bergunung maupun datar, dan apabila keadaan atmosfer memungkinkan sebagian uap air akan turun menjadi hujan. Sebelum mencapai permukaan air hujan akan tertahan oleh tajuk tumbuhan, sebagian kecil air hujan tidak akan sampai di permukaan tanah melainkan terevaporasi kembali ke atmosfer ( evapotranspirasi )yang tersimpan dari tajuk tumbuhan. Sedangkan air hujan yang mencapai ke permukaan tanah sebagian akan masuk ke dalam tanah ( infiltasi ) dan air hujan yang tidak terserap ke dalam tanah akan tertampung sementara yang kemudian akan mengalir di atas permukaan ke tempat yang lebih rendah ( runoff ) yang selanjutnya masuk ke sungai. Berikut gambar siklus hidrologi Gambar 2. Siklus hidrologi Gambar 2. Siklus Hidrologi

7 Air tanah merupakan komponen dari siklus hidrologi, sehingga perlu dijaga kelestariannya. Kebutuhan manusia yang semakin kompleks dan besarnya laju pengambilan air tanah oleh masyarakat menjadi problema bagi ketersediaan debit air tanah. Ketika volume pengambilan air tanah dari banyak sumur terlalu besar dibandingkan dengan suplai air, maka lengkungan lengkungan permukaan air tanah dari satu sumur ke sumur lain mengalami penurunan tinggi permukaan air tanah secara permanen. Ditinjau dari suplai air tanah, sebagian besar kota Surakarta mulai tertutup oleh adanya bangunan. Penggunaan lahan berupa permukiman dapat menyebabkan air hujan akan mengalami runoff. Sehingga volume debit air di dalam tanah akan mengalami keterbatasan. Kawasan resapan di kota Surakarta bagian utara diharapkan menjadi kawasan cadangan air bagi kehidupan masyarakat. Bila dibandingkan dengan kota Surakarta bagian selatan yang sebagian besar merupakan daerah permukiman, dapat diindikasikan bahwa kebutuhan akan suplay air di daerah tersebut sangat banyak. Sedangkan untuk cadangan debit air tanah sudah mengalami keterbatasan akibat adanya permukiman. Kawasan resapan air di kota yang memiliki cakupan luas berada di Surakarta bagian utara atau lebih tepatnya di kecamatan Banjarsari dan kecamatan Jebres bagian timur. Sedangkan kawasan resapan yang memiliki resapan rendah berada di kecamatan Serengan, Laweyan dan pasar Kliwon. Selain faktor penggunaan lahan, faktor kandungan tekstur tanah terutama kandungan liat pada lapisan permukaannya juga sangat mempengaruhi. Apabila ditinjau dari jenis tanahnya, Surakarta bagian timur dan utara adalah aluvial dan bahan induknya adalah endapan liat yang menempati fisiografi dataran, sifatnya tergantung dari asal tanah itu diendapkan sehingga kesuburannya ditentukan oleh keadaan bahan asalnya. Sedangkan surakarta bagian selatan memiliki jenis tanah regosol dan bahan induknya tanah ini adalah abu/pasir vulkan intermidiair yang menempati fisiografi vulkan. Kawasan resapan air merupakan kawasan yang ditandai dengan tingginya laju infiltrasi sehingga kawasan ini air akan mengalir ke daerah tersebut masuk ke dalam tanah dan akan menjadi air tanah. Kawasan resapan air juga berfungsi sebagai penyaring air tanah, artinya ketika air masuk ke dalam daerah resapan, akan terjadi proses pemisahan ( penyaringan ) air dari partikel partikel ( sedimen, bakteri, maupun unsur organisme lainnya ) yang

8 terlarut di dalamnya. Sehingga kawasan resapan air memiliki peranan penting sebagai penyuplai cadangan air tanah dan juga berfungsi sebagai penyaring. Kaitannya kawasan resapan air terhadap kebutuhan air bagi masyarakat di kota Surakarta adalah dengan adanya kawasan resapan air akan berdampak terpenuhinya kebutuhan air bagi masyarakat kota Surakarta. Kawasan resapan air memiliki cadangan debit air tanah yang melimpah. Sehingga diharapkan dengan adanya kawasan resapan air, maka kebutuhan air bagi masyarakat Surakarta akan terpenuhi. Namun demikian, meskipun luas kawasan resapan air di kota Surakarta sebagian besar berada di bagian utara, keberadaanya perlu dilestarikan. Hal ini disebabkan apabila terjadi alihfungsi lahan permukiman di daerah tersebut, maka dipastikan kawasan resapan air di kota Surakarta akan menipis. D. Solusi agar kawasan resapan dapat seimbang dengan kebutuhan masyarakat kota Surakarta yang kompleks Kawasan resapan air di kota Surakarta haruslah dilestarikan. Adapun solusi yang dpaat penulis emukakan berkenaan dengan kawasan resapan air dapat seimbang dengan terpenuhinya kebutuhan air bagi masyarakat kota Surakarta adalah sebagai berikut : 1. Perlu adanya kerjasama antara peran pemerintah, masyarakat, serta lembaga / pihak terkait dalam mendukung adanya kawasan resapan air yang keberadaannya sangat perlu dilestarikan. Salah satu caranya antara lain : penanaman pohon, adanya ruang hijau terbuka di kota Surakarta, dan lain sebagainya 2. Perlu adanya pengelolaan lebih lanjut akan pentingnya air sebagai kebutuhan primer bagi masyarakat kota Surakarta, salah satunya dengan pola hidup hemat daam mempergunakan air.

9 BAB II PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut : 1. kawasan resapan merupakan suatu ruang yang mampu meresapkan air hujan ke dalam tanah. Daerah resapan biasanya ditandai dengan tingginya laju infiltrasi, sehingga air yang mengalir masuk ke dalam tanah dan menjadi air tanah. 2. kawasan di kota Surakarta dapat terbagi menjadi 4 kriteria, yaitu kawasan resapan tinggi meliputi kelurahan Manahan, Kadipiro( di kecamatan Banjarsari ). Sedangkan kawasan resapan sedang berada di kelurahan Jebres ( di kecamatan Jebres ), kawasan resapan rendah meliputi kelurahan Mojosongo ( di kecamatan Jebres ), kelurahan Banyuanyar dan Kadipiro ( di kecamatan Banjarsari ), serta kawasan terbangun meliputi wilayah kecamatan Laweyan, Serengan, Pasarkliwon. Kawasan resapan terluas berada di Kecamatan Jebres dan Banjarsari, sedangkan kawasan resapan terkecil / terendah di kecamatan Laweyan, Pasarkliwon dan Serengan. 3. kawasan resapan air berdampak pada terpenuhinya kebutuhan air bagi masyarakat kota Surakarta 4. Perlu adanya kerjasama antara peran pemerintah, masyarakat, serta lembaga / pihak terkait dalam mendukung adanya kawasan resapan air guna memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat kota Surakarta B. Saran Kawasan resapan air di ota Surakarta masih berpotensi untuk memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat kota Surakarta. Berkaitan dengan kondisi tersebut perlu adanya upaya pelestarian, antara lain sebagai berikut : 1. Perlu adanya kerjasama antara peran pemerintah, masyarakat, serta lembaga / pihak terkait dalam mendukung adanya kawasan resapan air

10 yang keberadaannya sangat perlu dilestarikan. Salah satu caranya antara lain : penanaman pohon, adanya ruang hijau terbuka di kota Surakarta, dan lain sebagainya 2. Perda penyusunan RTRW perlu dioptimalkan dalam rangka mengembangkan kawasan resapan perlu dilakukan salah satunya dengan pengimbementasian ruang hijau terbuka di kota Surakarta 3. Perlu adanya pengelolaan lebih lanjut akan pentingnya air sebagai kebutuhan primer bagi masyarakat kota Surakarta, salah satunya dengan pola hidup hemat daam mempergunakan air.

11 DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Sitanala. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : IPB Press Asdak, Chay. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Kodatie, J. Kodatie., Sjarief, Rustam., 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Yogyakarta : Andi Offset Partoso hadi.2010. Peta geografi kawasan resapan kota surakarta tahun 2010.http://partosohadi.staff.fkip.uns.ac.id/files/2012/02/10.jpg, diunduh 1 November 2012. Pradanesti, Novika. 2010. Potensi Kawasan Resapan Kota Surakarta Tahun 2010. Skripsi. P. Geografi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. Suripin. 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta : Andi Offset