BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara dalam mengembangkan sumber

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

NAMA :ANDI SUBANDRIYO NIM. :Q

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi menjadi pilar utama dalam melahirkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak akan dapat menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar jika tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas akan turut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

2 nasional dengan baik, maka diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan di bidang-bidang lain. Sumber daya manusia merupakan aset yang p

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN tentang sistem Pendidikan Nasional, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Gema Insani, 2006), h. 1 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan belajar atau proses pendidikan. Sebagai organisasi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ELY ERNAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. manusianya (pegawai) dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan. Profesi guru

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu memecahkan masalah di sekitar lingkungannya. menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT DITINJAU DARI POLA BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permendiknas nomor 22 (2008:3) menggambarkan tentang tujuan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan sumber daya manusia. Oleh karena

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan dan nilai. Terkait

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan mempunyai peran penting pada kehidupan saat ini, apabila

BAB I PENDAHULUAN. dan tanpa manusia, organisasi tidak akan berfungsi. Sumber daya manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

DAMPAK KOMPETENSI PEDAGOGIK, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA GURU SMK KABUPATEN BLORA TESIS

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. baik lingkungan fisik maupun metafisik. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk. salah satunya dengan pendidikan di sekolah. Pendidikan di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. antara pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa tersebut yang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi serta mau bersaing dalam tantangan hidup. Akan tetapi sistem

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ai Mintarsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu cara dalam mengembangkan sumber daya manusia dalam bentuk investasi jangka panjang bagi bangsa Indonesia. Setiap anak bangsa ini wajib menempuh pendidikan dasar. Pelaksanaan program pendidikan di Indonesia menurut Undang-Undang Nomor: 2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki tentu pendidikan tidak hanya sampai pada pendidikan dasar 9 tahun. Level pendidikan menengah atas merupakan tahap persiapan dalam melanjutkan ke perguruan tinggi dengan berbekal spesifikasi minat yang bisa dikembangkan nantinya. Dalam memberhasilkan siswa diperlukan banyak dukungan baik dari guru, kepala sekolah dan juga orangtua sebagai tokoh utama dalam dunia pendidikan. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan sangat dominan. Guru harus mampu merencanakan program, melaksanakan program, dan mengevaluasi program pembelajaran dengan baik. Guru harus mampu membangkitkan motivasi kepada siswa untuk rajin belajar dengan tertib, teratur, dan terarah. Guru harus memberikan pelayanan terbaik kepada anak 1

2 didiknya, memberikan fasilitas. Agar dapat memberikan pelayanan yang prima kepada anak didiknya guru harus mendapatkan kesejahteraan yang cukup, kenyamanan dalam bekerja, dan mendapatkan kesempatan meningkatkan kemampuan profesionalitasnya. Terselenggaranya pendidikan yang berkualitas, baik, tertib, dan lancar memerlukan tenaga administrasi yang mampu melaksanakan tugas dengan baik, berdisiplin, dan bertanggungjawab. Tenaga kependidikan yang ada di sekolah harus mendapatkan perhatian agar motivasinya tetap tinggi sehingga memberikan pelayanan yang prima kepada anak didiknya. Kepemimpinan kepala sekolah merupaka tongkat utama dalam meraih pendidikan yang bermutu dan berkualitas. Supardi dalam Mulyasa (2004:107) mendefenisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan menghukum (kalau perlu) serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efesien. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan berhubungan dengan gaya memimpin sehingga orang lain merasa senang dan termotivasi untuk bekerja. Menurut Mulyasa (2004) gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku seseorang pemimpin yang khas pada saat mempengaruhi anak buahnya. Kepemimpinan kepala sekolah sangat menentukan keberhasilan sekolah. Sebuah organisasi akan berhasil atau gagal sebagian besar ditentukan

3 oleh kepemimpinan. Demikian juga, keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah karena kepala sekolah memiliki kekuatan sentral yang menjadi penggerak dan pengendali kehidupan sekolah. Pengembangan karir merupakan peningkatan kemampuan dan kompetensi guru untuk melaksanakan tugas dalam proses belajar dan mengajar. Pengembangan ini harus dilakukan secara terus menerus oleh guru dan didukung oleh kepala sekolah dan instansi di atasnya. Peningkatan kemampuan dan kompetensi guru diharapkan agar guru dapat bertindak dan bertingkah laku secara profesional. Kepala sekolah dapat membangkitkan motivasi dengan cara memberikan penghagaan bagi warga sekolah yang berpresatsi. Melalui penghargaan yang tepat, efektif, dan efisien, warga sekolah dirangsang untuk meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan produktif. Dengan diterapkannya manajemen berbasis sekolah pada dunia pendidikan saat ini, maka setiap sekolah memiliki otonomi sendiri dalam arti sekolah bisa mengatur dan mengelola kegiatannya sendiri. Bentuk otonomi sekolah menurut Undang-undang no. 32 tahun 2004 tentang otonomi Daerah adalah sebagai landasan diberlakukannya Otonomi Daerah di seluruh Indonesia. Dengan demikian imbasnya pun sampai terasa di sekolah-sekolah. Adapun kemasan otonomi sekolah itu terlintas sebagai berikut: 1) Terhadap RAPBS terbuka mulai tahapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, untuk diprogram dilaksanakan, dikaji dan dikritisi dengan bukti autentik bahkan pembukuannyapun harus transparan, 2) Program Sekolah harus dibuat, dilaksanakan, dan dikritisi oleh Kepala Sekolah sendiri, guru, orang tua

4 siswa, Komite, Pengurus Sekolah bahkan oleh Stakeholder yang lain, 3) Program Komite Sekolah harus dibuat, dilaksanakan, juga dikritisi dan harus selalu dipampang untuk ditunjukkan dan dievaluasi oleh masyarakat sekolah. Di dalam sekolah juga tidak dapat dipungkiri bahwa antara guru bisa saja terjadi konflik, baik yang berhubungan dengan jabatan, pembagian jam mengajar dan tugas tambahan lainnya. Konflik sebagai persepsi mengenai perbedaan kepentingan (perceived divergence of interest) atau suatu kepercayaan bahwa aspirasi pihak-pihak yang berkonflik tidak dapat dicapai secara simultan. Konflik dapat terjadi pada berbagai macam keadaan dan pada berbagai tingkat kompleksitas. Akibat dari konflik tidak dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagai mana biasanya. Penanganan konflik dengan manajemen berbasis masalah sangat diperlukan sekali sehingga konflik tersebut tidak berkepanjangan. Kepala sekolah dituntut menguasai manajemen konflik agar konflik yang muncul dapat berdampak positif untuk meningkatkan mutu sekolah. Kenyataan di lapangan khususnya di institusi pendidikan, kepala sekolah justru enggan untuk menerapkan manajemen konflik, karena beranggapan kepada paradigma lama dimana konflik lebih besar pengaruh negatifnya (mudaratnya). Lebih dari itu, bagaimana kepala sekolah bersama tenaga kependidikan lainnya dapat memanajemen konflik untuk meningkatkan mutu sekolah. Menghadapi dinamika perubahan ini tentu menyisakan berbagai macam permasalahan. Permasalahan-permasalahan yang timbul itu perlu dikenali, bahkan masalah-masalah yang masih berwujud potensi perlu

5 didorong untuk muncul dengan harapan dapat diantisipasi atau dicarikan solusinya agar tidak berdampak negatif terhadap kemajuan sekolah. Dengan pengelolaan konflik tersebut dapat memberikan memotivasi kepada tenaga kependidikan untuk lebih aktif dan melakukan pekerjaan memberhasilkan peserta didik. Martoyo (2000) motivasi kerja adalah suatu dorongan yang menjadi pangkal seseorang melakukan sesuatu atau bekerja. Sebagai kepala sekolah harus terus memberikan motivasi kerja kepada seluruh guru untuk terus melaksanakan tugas yang telah diberikan kepada guru tersebut. Dengan motivasi kerja tersebut seseorang merasa diperhatikan oleh atasannya sehingga merasakan kenyamanan dalam bekerja. Motivasi kerja merupakan sebagai sesuatu yang menimbulkan semangat kerja dan menjadi landasan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan. Adanya motivasi terutama motivasi untuk berprestasi akan mendorong seseorang mengembangkan pengetahuan dan kemampuannya demi mencapai prestasi kerja yang lebih baik. Biasanya seseorang yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai tanggung jawab untuk menghasilkan prestasi yang lebih baik. Sebagai seorang guru yang terus bekerja untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik lagi, motivasi kerja yang diberikan oleh kepala sekolah sebagai suatu tanggung jawab mental yang harus dilaksanakan tanpa menunda-nunda pekerjaan yang diembannya. Peningkatan kinerja guru tidak semata-mata hanya meningkatkan kompetensinya baik melalui pemberian penataran, pelatihan maupun

6 pemberian kesempatan untuk lebih berkembang namun perlu juga memperhatikan guru dari segi yang lain seperti profesionalisme guru, pemberian insentif, gaji yang layak, sehingga memungkinkan guru menjadi puas dalam bekerja sebagai pendidik, dan budaya iklim organisasi yang kondusif sehingga dalam suasana bekerja menjadi nyaman. Kinerja guru yang baik akan memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap keberhasilan peserta didik. Nawawi (2005) memberikan pengertian kinerja sebagai hasil pelaksanaan suatu pekerjaan. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa para guru bekerja selain untuk mengharapkan imbalan baik material maupun non material namun mereka juga menginginkan iklim yang sesuai dengan harapan mereka seperti terdapat keterbukaan dalam organisasi, terdapat perhatian, dukungan, penghargaan, pendapatan yang layak dan dirasa adil. Penciptaan iklim yang berorientasi pada prestasi dan mementingkan pekerja dapat memperlancar pencapaian hasil yang diinginkan. Tabel 1 Keadaan Guru SMA Negeri di Aceh Tamiang No Golongan Jumlah guru Status PNS 1 IV/B 15 Aktif 2 IV/A 33 Aktif 3 III/D 24 Aktif 4 III/C 16 Aktif 5 III/B 11 Aktif 6 III/A 10 Aktif 7 II/D 1 Aktif 8 II/B 2 Aktif 9 II/A 1 Aktif 10 Non PNS 39 Aktif 11 Tenaga Administrasi 10 Aktif Jumlah 162

7 Hasil studi pendahuluan di SMA Negeri Aceh Tamiang pada tanggal 10 Desember 2015 didapat: 1. Kebanyakan guru yang mengajar disekolah merupakan guru-guru senior sehingga merasa lebih tinggi jabatannya dengan guru yang baru masuk di sekolah tersebut. 2. Permasalahan pribadi guru dibawa-bawa ke sekolah sehingga memicu konflik antara guru yang satu dengan guru yang lain. 3. Sering terjadi perbedaan pendapat dalam melakukan tugas sehingga banyak tugas yang terbengkalai. 4. Kurangnya fasilitas diruang guru (meja dan kursi) mengakibatkan ketidaksenangan dalam mendapatkan tempat duduk sehingga guru sering datang terlambat di sokolah 5. Ada beberapa guru yang memenuhi syarat dan telah lulus menjadi calon kepala sekolah tetapi belum juga ditempatkan di sekolah-sekolah untuk menjadi kepala sekolah. Gambaran tentang kinerja guru berdasarkan studi pendahuluan yakni kebanyakan guru senior merasa lebih berkompeten dibandingkan dengan guru yang masih junior sehingga kegiatan pembelajaran disekolah tidak kondusif. Dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada setiap guru sering terbengkalai apabila ada guru senior dan guru yang baru masuk berada dalam sebuah tim. Guru yang baru masuk harus bisa melaksanakan semua kewajiban timnya karena dilimpahkan terus oleh guru yang senior. Guru-guru yang baru masuk merasa terbebani dengan semua tanggung jawab yang

8 diberikan oleh kepala sekolah. Seiring dengan masalah yang timbul di dalam ruang lingkup sekolah, kepala sekolah melakukan tindakan yang bersifat memotivasi guru dengan berbagai cara yang mudah ditempuh sehingga permasalahan yang muncul tidak menjadi bumerang antar sesama guru yang mengajar di sekolah. Beberapa motivasi yang dilakukan kepala sekolah antara lain: 1. Melakukan rapat secara rutin yang dijadwalkan setiap awal bulan berkenan 2. Menyatukan guru yang bermasalah dengan memberikan tugas dan tanggungjawab yang sama sehingga mereka dapat menyatukan pendapat dengan tanggungjawab yang baru. 3. Memberikan ruang guru yang baru/memperbesar ruangan guru serta menambah fasilitas yang digunakan oleh guru 4. Melakukan konseling secara pribadi bagu guru yang sering dating terlambat sehingga tidak merasa dihukum 5. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersifat melibatkan guru sehingga guru yang bermasalah dapat membaur dan bertegur sapa Keberhasilan kepala sekolah tidak terlepas dari cara memimpin, memanajemen semua kegiatan yang dilakukan disekolah dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan berbagai motivasi dan dorongan sehingga koflik yang terjadi disekolah dapat dimanajmen dengan baik. Akibatnya diantara guru tidak terjadi konflik baik menyangkut masalah tugas mengajar begitu juga dengan tugas-tugas tambahan yang diberikan kepada guru tertentu.

9 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasi beberapa masalah yang muncul adalah: 1. Kebanyakan guru yang mengajar disekolah merupakan guru-guru senior sehingga merasa lebih tinggi jabatannya dengan guru yang baru masuk di sekolah tersebut. 2. Permasalahan pribadi guru dibawa-bawa ke sekolah sehingga memicu konflik antara guru yang satu dengan guru yang lain. 3. Beberapa guru yang memenuhi syarat dan telah lulus menjadi calon kepala sekolah tetapi belum juga ditempatkan di sekolah-sekolah untuk menjadi kepala sekolah. 4. Kepala sekola melakukan konseling secara pribadi bagu guru yang sering datang terlambat sehingga tidak merasa dihukum. 5. Kepala sekolah dituntut menguasai manajemen konflik berbasis masalah agar konflik yang muncul dapat berdampak positif untuk meningkatkan mutu sekolah. 6. Menyatukan guru yang bermasalah dengan memberikan tugas dan tanggungjawab yang sama sehingga mereka dapat menyatukan pendapat dengan tanggungjawab yang baru. 7. Kepala sekolah bertanggungjawab memberikan motivasi kerja kepada seluruh guru untuk terus melaksanakan tugas yang telah diberikan kepada guru tersebut.

10 8. Kinerja guru tidak semata-mata hanya meningkatkan kompetensinya baik melalui pemberian penataran, pelatihan maupun pemberian kesempatan untuk lebih berkembang namun perlu juga memperhatikan guru dari segi yang lain seperti profesionalisme guru, pemberian insentif, gaji yang layak, sehingga memungkinkan guru menjadi puas dalam bekerja sebagai pendidik, dan budaya iklim organisasi yang kondusif sehingga dalam suasana bekerja menjadi nyaman. 9. Kepemimpinan kepala sekolah yang bersifat terbuka dan transparan memanajemen semua kegiatan yang dilakukan disekolah dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. C. Batasan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas yang berhubungan dengan kepemimpinan kepala sekolah, mengelola manajemen konflik berbasis sekolah, pemberian motivasi dan mengukur kinerja guru dengan melakukan supervisor sehingga berdampak pada kompetensi lulusan yang handal, sehingga dituangkan dalam penelitian ilmiah yang berjudul Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Manajemen Konflik Berbasis Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Aceh Tamiang.

11 D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, adapun yang menjadi rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Apakah Terdapat pengaruh Kepemimpinan kepala sekolah dalam manajemen konflik berbasis sekolah Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Aceh Tamiang? 2. Apakah Terdapat pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Aceh Tamiang? 3. Apakah Terdapat pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Manajemen Konflik Berbasis Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Aceh Tamiang? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu: 1. Mengetahui bagaimana pengaruh Kepemimpinan kepala sekolah dalam manajemen konflik berbasis sekolah Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Aceh Tamiang? 2. Mengetahui bagaimana pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Aceh Tamiang? 3. Mengetahui bagaimana pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Manajemen Konflik Berbasis Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Aceh Tamiang? F. Manfaat Penelitian Yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah: a. Manfaat secara teoritis, yaitu: sebagai bahan masukan untuk digunakan dalam penelitian yang relevan.

12 b. Manfaat secara praktis, yaitu: 1) Bagi Kepala Sekolah: sebagai bahan masukan dalam mengambil sikap memanajemen sekolah sehingga output yang diharapkan bisa tercapai. 2) Bagi guru: sebagai bahan perbandingan didalam melaksanakan tugas bahwa penilaian kinerja berhubungan dengan profesionalisme. 3) Bagi penulis sebagai masukan ketika menjadi seorang pemimpin diberbagai struktur pemerintahan sehingga visi yang diharapkan dapat dicapai. 4) Sebagai bahan referensi bagi Pascasarjana Universitas Negeri Medan untuk penelitian selanjutnya.