PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh : Mitha Christina Ginting, SE, M.Si Dosen Universitas Methodist Indonesia Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris mengenai pengaruh faktor fundamental terhadap harga saham. Populasi penelitian adalah seluruh terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sebanyak 19 perusahaan. Sampel penelitian adalah seluruh anggota populasi. Data yang dibutuhkan adalah data sekunder yang dikumpulkan melalui teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor fundamental (return on equity, return on asset, debt to equity ratio dan book value) berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap harga saham. Dilihat dari uji t, disimpulkan bahwa return on equity, return on asset, debt to equity ratio dan book value berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham. Kata kunci : faktor fundamental, harga saham dan BEI 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pasar modal berfungsi sebagai lembaga perantara, pemindahan dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Kegiatan di pasar modal ini mendorong terciptanya alokasi dana efisien, karena dengan adanya pasar modal, investor sebagai pihak yang kelebihan dana dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling optimal. Asumsinya, investasi yang memberikan return relatif besar adalah sektor yang paling produktif. Saham mempunyai nilai nominal (nilai yang tercantum dalam lembaran saham) juga mempunyai nilai kurs, yaitu harga yang benarbenar terjadi di bursa. Nilai kurs akan naik atau turun mengikuti permintaan dan penawaran. Bagi perusahaan, kenaikkan harga saham merupakan pertanda adanya kenaikkan keuntungan. Perubahan harga saham dan volume perdagangan di pasar modal merupakan dasar yang digunakan untuk mempelajari perilaku investor dalam melakukan dan membuat keputusan transaksi di pasar modal. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan 103
perusahaan. Kekuatan pasar ditunjukkan oleh transaksi perdagangan saham pasar modal. Pada prinsipnya semakin baik prestasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, maka akan meningkatkan permintaan saham perusahaan tersebut, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan pula harga saham perusahaan. Investor harus berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi sebelum memahami informasi yang berhubungan dengan perusahaan yang menerbitkan saham. Salah satu analisis yang dapat dilakukan analisis faktor fundamental. Faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham adalah faktor sosial, ekonomi politik dan kondisi keuangan perusahaan. Dalam penelitian ini, difokuskan pada kondisi keuangan, karena hal ini merupakan pengukuran secara kuantitatif dan datanya dapat diperoleh dari laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia. Faktor fundamental dapat diukur dari return on equity, return on asset, debt to equity ratio dan book value. Return on equity menunjukkan kemampuan manajemen perusahaan mengelola ekuitas untuk menghasilkan laba. Jika return on equity naik, berarti penjualan dan laba yang diperoleh perusahaan naik. Kondisi ini akan meningkatkan permintaan terhadap saham yang ditawarkan perusahaan, karena investor yakin bahwa investasi yang mereka tanamkan dalam bentuk saham akan menguntungkan. Akibatnya, harga saham meningkat. Return on asset menunjukkan kemampuan manajemen mengelola seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba bersih. Jika return on asset naik, berarti manajemen mampu meningkatkan penjualan dan laba bersih. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa kondisi keuangan perusahaan termasuk baik, sehingga permintaan saham naik dan akhirnya harga saham meningkat. Debt to equity ratio menunjukkan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri. Jika debt to equity ratio naik, berarti perusahaan lebih banyak menggunakan hutang sebagai sumber pendanaannya untuk membiayai aktivanya dari pada modal sendiri. Kenaikan hutang tersebut mengakibatkan beban tetap yang harus ditanggung perusahaan berupa bunga pinjaman semakin meningkat dan laba bersih turun. Akibatnya, permintaan terhadap saham yang ditawarkan perusahaan turun, sehingga harga per lembar saham juga mengalami penurunan. Book value menunjukkan nilai buku dari saham yang ditawarkan perusahaan. Jika nilai book value meningkat, berarti harga saham di pasar lebih tinggi dari nilai nominalnya sehingga pemegang saham memperoleh keuntungan. Kondisi seperti ini akan meningkatkan harga saham sebagai akibat dari semakin tingginya 104
permintaan terhadap saham perusahaan. 1.2. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris mengenai pengaruh faktor fundamental terhadap harga saham. 1.3. Metode Penelitian Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sebanyak 19 perusahaan. Sampel penelitian adalah seluruh anggota populasi. Data yang dibutuhkan adalah data sekunder yang dikumpulkan melalui teknik dokumentasi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor fundamental dengan indikator sebagai berikut: a. Return on equity (X 1 ), yaitu kemampuan manajemen mengelola modal sendiri untuk menghasilkan laba (Brigham dan Houston, 2001:109), atau dengan rumus: Laba bersih ROE Ekuitas Skala pengukurannya adalah skala rasio dalam satuan persen. ROE dapat memberikan gambaran yang jelas kepada investor mengenai kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola ekuitas untuk menghasilkan laba bagi pemegang saham. b. Return on asset (X 2 ), yaitu kemampuan manajemen mengelola seluruh asset perusahaan untuk menghasilkan laba (Brigham dan Houston, 2001:109), atau dengan rumus: Laba bersih ROA Totalaktiva Skala pengukurannya adalah skala rasio dalam satuan persen. ROA memberikan gambaran kepada investor mengenai kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba. Jika laba naik, berarti manajemen mampu mengelola aktivanya secara optimal. c. Debt to equity ratio (X 3 ), yaitu perbandingan antara hutang dengan modal sendiri yang digunakan perusahaan untuk membiayai aktivanya, atau dengan rumus: Total hutang DER Totalekuitas Skala pengukurannya adalah skala rasio dalam satuan kali. DER menunjukkan seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang, dimana semakin tinggi aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang, hal ini jika jika dikelola dengan baik, dapat menurunkan laba karena penggunaan hutang akan menambah beban tetap berupa bunga pinjaman. d. Book value (X 4 ) adalah perbandingan antara ekuitas dengan jumlah saham yang beredar atau dengan rumus: BV Ekuitas Jumlah saham yang beredar Skala pengukurannya adalah skala rasio dalam satuan persen. Book 105
value memberikan nilai saham per lembar yang dimiliki oleh investor. Variabel terikat adalah harga saham (Y), yaitu sejumlah uang yang dibayarkan oleh investor untuk mendapatkan satu lembar saham. Indikator pengukurannya adalah harga saham pada saat penutupan per 31 Desember 2008-2009. Skala pengukurannya adalah skala rasio dalam satuan rupiah. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental (return on equity, return on asset, debt to equity ratio dan book value) terhadap harga saham. 2. Uraian Teoritis 2.1. Pengertian Investasi Investasi yang tepat sangat diperlukan dalam rangka untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Menurut Ahmad (2004:3) investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut. Kelangsungan hidup perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasinya tidak terlepas dari dana yang dibutuhkan untuk melakukan investasi. Investasi yang tepat sangat diperlukan dalam rangka memperoleh laba maksimal. Dalam rangka memperoleh keuntungan tersebut, banyak faktor yang mempengaruhi, di antaranya adalah pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan untuk melakukan investasi. Investasi merupakan penetapan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan. Sugiyarso dan Winarni (2005:3) mengemukakan: investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan melalui distribusi hasil investasi (seperti: bunga, royalti, dividen, dan uang sewa). 2.2. Analisis Faktor Fundamental Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada keadaan ekonomi perusahaan. Teknik ini lebih menitiberatkan pada analisis finansial dan kejadian secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja perusahaan. Analisis fundamental lebih cocok untuk membuat keputusan dalam memilih perusahaan mana yang dibeli untuk jangka panjang. Menurut Sunariyah (2004:168), analisis fundamental merupakan pendekatan yang digunakan pada suatu anggapan bahwa saham memiliki nilai instrinsik diestimasikan oleh analisis atau investor. Nilai instrinsik merupakan suatu fungsi yang dikombinasikan untuk menghasilkan return yang diharapkan dan risiko yang melekat pada saham tersebut. Hasil estimasi nilai instrinsik kemudian dibandingkan dengan harga pasar sekarang, sehingga dapat diketahui bahwa saham tersebut overvalue atau undervalue. 106
Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis kinerja perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan di masa lalu. Makna dan kegunaan rasio keuangan dalam praktik bisnis pada kenyataannya bersifat subyektif, bergantung kegunaan dari analisis laporan keuangan tersebut. Salah satu tahapan dalam proses akuntansi yang penting untuk keperluan pengambilan keputusan manajemen adalah tahap interprestasi laporan akuntansi, yang didalamnya mencakup rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan informasi akuntansi yang penting bagi perusahaan selama suatu periode tertentu. Berdasarkan rasio tersebut, dapat dilihat keuangan yang dapat mengungkapkan posisi, kondisi keuangan, maupun kinerja ekonomis di masa yang akan datang. Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka yang lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan. Perbandingan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan, kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode. Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam satu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan, kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif. Dari kinerja yang dihasilkan ini juga dapat dijadikan sebagai evaluasi hal-hal yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja manajemen dapat ditingkatkan sesuai dengan target perusahaan. Atau kebijakan yang harus diambil oleh pemilik perusahaan untuk melakukan perubahan terhadap orang-orang yang duduk dalam manajemen ke depan. Pendekatan divident yield dan net assets value biasanya membandingkan nilainya dengan nilai wajar menurut pertimbangkan analisis. Sedangkan pendekatan price earning ratio mampu memprediksi tingkat diskon yang telah disesuaikan, tingkat pertumbuhan, dividen tunai, earning per share dan rasio pembayaran dividen. Husnan (2001:145), menyatakan bahwa pendekatan fundamental memperkirakan harga saham di masa mendatang dengan mengestimasi faktor-faktor fundamental berdasarkan pada informasi akuntansi yang telah diaudit oleh akuntan publik dan dipercaya oleh segenap peserta pasar. Untuk mengetahui sejauhmana investasi yang ditanamkan oleh investor di 107
suatu perusahaan mampu menghasilkan return yang sesuai dengan yang diinsyaratkan oleh investor adalah: 1. Return on equity. Laba bersih dibagi rata-rata ekuitas. Rata-rata ekuitas diperoleh dari ekuitas awal periode ditambah akhir periode dibagi dua. Rasio ini berguna untuk mengetahui seberapa besar kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. Menurut Brigham dan Houston (2001:109), return on asset diukur dengan rumus: Net income ROE Equity 2. Return on asset. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari setiap satu rupiah asset yang digunakan. Rasio ini memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas, karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk mendapatkan laba. Menurut Brigham dan Houston (2001:109), return on asset diukur dengan rumus: Net income ROA Total asset 3. Debt to equity ratio. Rasio ini menjelaskan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan yang disediakan pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. Debt to equity ratio diukur dengan rumus: Total debt DER Total equity 4. Book value. Book value merupakan rasio yang menunjukkan apakah harga pasar saham diperdagangkan di atas atau di bawah nilai buku saham tersebut atau biasa disebut apakah harga saham tersebut overvalued atau undervalued. Menurut Brigham dan Houston (2001:52), book value diukur dengan rumus: Ekuitas BV Jumlah saham yang beredar 2.3. Harga Saham Harga suatu saham sepanjang waktu mengalami perubahan, hal ini dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran saham di bursa efek. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyerta atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. (Darmadji, 2006:17). Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar 108
penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Menurut Wicaksono (2007:50), harga saham adalah harga pasar, yaitu harga yang terbentuk di pasar jual beli saham. Harga saham adalah harga saham yang tercatat setelah penutupan (clossing price). Nilai pasar dari sekuritas merupakan harga pasar dari sekuritas itu sendiri. Untuk sekuritas yang diperdagangkan dengan aktif, nilai pasar merupakan harga terakhir yang dilaporkan pada saat sekuritas terjual (Horne, 2000:70). Dalam teori manajemen dijelaskan bahwa tujuan dan sasaran yang digunakan sebagai standar dalam memberikan penilaian efisien atau tidaknya suatu keputusan keuangan dapat dilihat dari nilai perusahaan. Perusahaan yang menerbitkan saham, nilai perusahaan yaitu nilai saham ditambah dengan nilai pasar hutang. Husnan (2001:214) mengemukakan bahwa nilai saham adalah harga pasar dikalikan dengan jumlah saham yang beredar. 3. Pembahasan Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda yang berguna untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental (return on equity, return on asset, debt to equity ratio dan book value) terhadap harga saham. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Program for Social Sciences) versi 19,0. Koefisien korelasi (R) menunjukkan hubungan antara faktor fundamental (return on equity, return on asset, debt to equity ratio dan book value) dengan harga saham. Koefisien determinan (R Square) menunjukkan sejauhmana variabel terikat, yaitu harga saham dapat dijelaskan oleh variabel bebas faktor fundamental (return on equity, return on asset, debt to equity ratio dan book value). Nilai koefisien korelasi dan koefisien determinan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Model Summary(b) Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 0,708(a) 0,501 0,441 11,697.56075 a Predictors: (Constant), BV, ROE, DER, ROA b Dependent Variable: Harga saham Dari tabel di atas, diketahui nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,708. Artinya, faktor fundamental (return on equity, return on asset, debt to equity ratio dan book value) mempunyai hubungan yang positif perusahan Food and Beverage yang 109
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Nilai koefisien determinan (R Square) sebesar 0,501, artinya harga saham dapat dijelaskan oleh faktor fundamental (return on equity, return on asset, debt to equity ratio dan book value) sebesar 50,1% sedangkan 49,9% lagi dijelaskan oleh faktor lain, seperti rasio likuiditas dan rasio aktivitas perusahaan. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji F dan t disajikan sebagai berikut: a. Hasil uji F Uji F berguna untuk membuktikan pengaruh secara simultan antara faktor fundamental (return on equity, return on asset, debt to equity ratio dan book value) terhadap harga saham. Berdasarkan print output SPSS versi 16,0 diperoleh hasil uji F sebagai berikut: Tabel 2. Anova(b) Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 4.533.497.705,140 4 1.133.374.426,285 8,283 0,000(a) Residual 4.515.486.611,202 33 136.832.927,612 Total 9.048.984.316,342 37 a Predictors: (Constant), BV, ROE, DER, ROA b Dependent Variable: Harga saham Dari tabel di atas, diperoleh nilai F hitung sebesar 8,283 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima. Artinya faktor fundamental (return on equity, return on asset, debt to equity ratio dan book value) berpengaruh secara simultan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian, hipotesis diterima. b. Hasil uji t Uji t berguna untuk membuktikan pengaruh secara parsial antara faktor fundamental (return on equity, return on asset, debt to equity ratio dan book value) terhadap harga saham. Berdasarkan print output SPSS versi 19,0 diperoleh hasil uji t sebagai berikut: Tabel 3. Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta (Constant) 12.465,400 5.561,178 2,242 0,032 ROE 530,559 218,852 0,712 2,424 0,021 ROA 1.408,931 555,569 0,831 2,536 0,016 DER -3.725,830 1.744,366-0,335-2,136 0,040 BV 0,905 0,215 0,626 4,211 0,000 a Dependent Variable: Harga saham 110 111
Dari tabel di atas diketahui nilai t hitung untuk return on equity sebesar 2,424, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,021, sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima. Artinya, return on equity berpengaruh positif dan signifikan terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dapat diterima pada tingkat signifikansi 5 persen. Dari Tabel 3, diketahui nilai t hitung untuk return on asset sebesar 2,536, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,016, sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima. Artinya, return on asset berpengaruh signifikan terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dapat diterima pada tingkat signifikansi 5 persen. Dari Tabel 3, diketahui nilai t hitung untuk debt to equity ratio sebesar -2,136, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,040, sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima. Artinya, debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dapat diterima pada tingkat signifikansi 5 persen. Dari Tabel 3, diketahui nilai t hitung untuk book value sebesar 4,211, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima. Artinya, book value berpengaruh positif dan signifikan terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dapat diterima pada tingkat signifikansi 5 persen. Berdasarkan Tabel 3, diperoleh persamaan regresi linear berganda adalah Y = 12.465,400 + 530,559ROE + 1408,931ROA - 3.725,830DER + 0,905BV. Artinya, faktor fundamental (return on equity, return on asset, debt to equity ratio dan book value) berpengaruh terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien regresinya. Dilihat dari nilai koefisien regresinya diketahui bahwa jika return on equity, return on asset dan book value naik, maka harga saham naik. Akan tetapi, jika debt to equity ratio naik, maka harga saham turun. Berdasarkan Tabel 2, diperoleh nilai F hitung sebesar 8,283 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima. Artinya faktor fundamental (return on equity, return on asset, debt to equity ratio dan book value) berpengaruh secara simultan terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dapat diterima pada tingkat signifikansi 5 persen. Dengan demikian, hipotesis diterima. 3.1. Pengaruh Return On Equity Terhadap Harga Saham Salah satu indikator pengukuran kemampuan manajemen 111 2
dalam mengelola ekuitas untuk menghasilkan laba adalah return on equity. Kenaikan return on equity, berarti manajemen mampu mengelola ekuitas perusahaan secara efektif, hal ini akan meningkatkan permintaan terhadap saham yang ditawarkan perusahaan melalui Bursa Efek Indonesia, sehingga harga saham naik. Pengaruh return on equity terhadap harga saham sebesar 530,559. Artinya, jika return on equity naik 1%, maka harga saham akan naik Rp 530,559/lembar. Sebaliknya, jika return on equity turun 1%, maka harga saham akan turun sebesar Rp 530,559 per lembar. Dengan demikian, terdapat pengaruh positif antara return on equity terhadap harga saham. Dari Tabel 3, diketahui nilai t hitung untuk return on equity sebesar 2,424, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,021, sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima. Artinya, return on equity berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dapat diterima pada tingkat signifikansi 5 persen. 3.2. Pengaruh Return On Asset Terhadap Harga Saham Return on asset mengukur kemampuan manajemen perusahaan mengelola seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba bersih. Kenaikan return on asset mendorong permintaan terhadap saham yang ditawarkan perusahaan semakin meningkat, sehingga harga saham naik. Pengaruh return on asset terhadap harga saham sebesar 1.408,931. Artinya, jika return on asset naik 1%, maka harga saham akan naik Rp1.408,931/lembar. Sebaliknya, jika return on asset turun 1%, maka harga saham akan turun sebesar Rp 1.408,931/lembar. Dengan demikian, terdapat pengaruh positif antara return on asset terhadap harga saham. Dari Tabel 3, diketahui nilai t hitung untuk return on asset sebesar 2,536, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,016, sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima. Artinya, return on asset berpengaruh signifikan terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dapat diterima pada tingkat signifikansi 5 persen. 3.3. Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham Perusahaan yang memiliki debt to equity ratio yang tinggi menunjukkan bahwa aktiva perusahaan lebih banyak dibiayai oleh hutang dari pada ekuitas. Peningkatan ini akan menambah beban tetap bagi perusahaan berupa bunga pinjaman, sehingga laba turun. Akibatnya, keinginan investor untuk membeli saham yang ditawarkan perusahaan melalui Bursa Efek Indonesia menurun, sehingga harga saham turun. Dilihat dari nilai koefisien regresinya, diketahui bahwa 112 2
pengaruh debt to equity ratio terhadap harga saham sebesar 3.725,830. Artinya, jika debt to equity ratio naik 1%, maka harga saham akan turun Rp 3.725,830/lembar. Sebaliknya, jika debt to equity ratio turun 1%, maka harga saham naik Rp 3.725,830/lembar. Dengan demikian, terdapat pengaruh negatif antara debt to equity ratio terhadap harga saham. Dari Tabel 3, diketahui nilai t hitung untuk debt to equity ratio sebesar -2,136, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,040, sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima. Artinya, debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dapat diterima pada tingkat signifikansi 5 persen. 3.4. Pengaruh Book Value Terhadap Harga Saham Book value menunjukkan nilai buku dari saham yang ditawarkan perusahaan. Jika nilai book value meningkat, berarti harga saham di pasar lebih tinggi dari nilai nominalnya sehingga pemegang saham memperoleh return. Dilihat dari nilai koefisien regresinya, diketahui bahwa pengaruh book value terhadap harga saham sebesar 0,905. Artinya, jika book value naik 1%, maka harga saham akan naik Rp 0,905/lembar. Sebaliknya, jika book value turun 1%, maka harga saham akan turun sebesar Rp 0,905/lembar. Dengan demikian, terdapat pengaruh positif antara book value terhadap harga saham. 4. Penutup Dilihat dari uji F, diperoleh nilai F hitung sebesar 8,283 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima. Artinya faktor fundamental (return on equity, return on asset, debt to equity ratio dan book value) berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap harga saham. Dilihat dari uji t, disimpulkan bahwa return on equity, return on asset, debt to equity ratio dan book value berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham. Daftar Pustaka Ahmad, Kamaruddin, 2004. Dasardasar Manajemen Investasi dan Portofolio, Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta. Bodie, Zvi, Kane, Alex and Markus Alan J. 2005. Investment, Sixth Edition, Newyork: Mc Graw Hill. Brigham, Eugene G., dan Joel F. Houston, 2001. Manajemen Keuangan, Buku 2, Alih Bahasa: Dodo Suharto dan Herman Wibowo, Jakarta: Erlangga. Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. 2006. Pasar Modal di Indonesia, 113 3
Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat. Horne, James C. Van dan John M. Wachowicz, Jr. 2000. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Buku Satu, Edisi Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Ketiga. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: Rajawali Pers. Manurung, Jonni, et.al., 2005. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi, Cetakan Pertama, Indonesia: PT Alex Media Komputindo. Nainggolan, Susan Grace Veranita, 2008. Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia, Tesis: FE-Akt, Medan: USU. yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi: Jakarta: Universitas Gunadarma. Sjahrial, Dermawan, 2007. Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga, Jakarta: Mitra Wacana Media. Sugiyarso, G dan Winarni G. 2005. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Media Pressindo Sunariyah, 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Keempat, Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Supranto, J. 2001. Statistik: Teori dan Aplikasi, Jilid Dua, Edisi Kedua, Jakarta: Erlangga. Wicaksono, Ananto Sarono, 2007. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Skripsi: Universitas Negeri Semarang. Nurmalasari, Indah, 2009. Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Emiten LQ45 114 4