PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN SAVI DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 4 GOLANTEPUS MEJOBO KUDUS TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Diajukan Oleh: WINDHA PRASETYA RATNANINGSIH A510090108 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN SAVI DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 4 GOLANTEPUS MEJOBO KUDUS TAHUN AJARAN 2012/2013 WINDHA PRASETYA RATNANINGSIH A510090108 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual). Subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri 4 Golantepus Mejobo Kudus yang berjumlah 20 siswa. Objek penelitian adalah penggunaan pendekatan SAVI dalam pelaksanaan pembelajaran IPA. Penelitian ini diawali dengan kegiatan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Analisis data yang digunakan yaitu Analysis Interactive Model. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kreativitas belajar siswa yang berdampak pada hasil belajar siswa sehingga mengalami peningkatan pada materi Energi dan Perubahannya. Hal ini dapat dilihat dari hasil pelaksanaan pembelajaran yang menunjukkan peningkatan kreativitas dalam menyatakan pendapat tanpa malu-malu pada prasiklus 25%, pada siklus I 40%, siklus II 80%. Kreativitas dalam mengajukan pertanyaan yang berbobot dari prosentase prasiklus 25%, siklus I 32,5%, dan siklus II 75%. Kreativitas dalam memecahkan permasalahan mengenai materi pembelajaran dari prosentase prasiklus 30%, siklus I 42,5%, dan siklus II 75%. Kreativitas siswa dalam mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda dengan orang lain (orisinil) dari prosentase prasiklus 25%, siklus I 40%, dan siklus II 75%. Selain kreativitas siswa yang mengalami peningkatan, hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pelaksanaan pembelajaran sebelum tindakan sebesar 25% dan setelah dilakukan tindakan sebesar 45% pada siklus I, dan diakhir tindakan sebesar 85% pada siklus II. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa penerapan pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA di SD Negeri 4 Golantepus Mejobo Kudus tahun ajaran 2012/2013. Kata kunci: Kreativitas, SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual).
A. Pendahuluan Pada umumnya pembelajaran di SD masih dianggap kurang maksimal jika dilihat dari cara guru mengajar karena pada umumnya seorang guru masih menggunakan sistem pembelajaran yang konvensional dan tidak sepenuhnya materi dapat dipahami oleh siswa. Sehingga siswa kurang responsif dan kreatif terhadap materi pelajaran yang banyak disampaikan dengan metode ceramah. Hal ini dapat mempengaruhi prestasi belajar yang rendah. Salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) selain faktor metode yang digunakan namun juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kesalahan pola pembelajaran, kondisi sekolah, kondisi lingkungan, latar belakang orang tua dan kondisi keluarga peserta didik serta tingkat dukungan orang tua dalam memotivasi peserta didik belajar. Menyikapi kondisi tersebut maka seorang guru dituntut untuk mampu menyampaikan materi dan memberikan pembelajaran yang bermakna bagi para siswanya. Berdasarkan hasil pengamatan awal di SD Negeri 4 Golantepus pada siswa kelas V jumlah siswa 20 yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. Peneliti memilih kelas V SD Negeri 4 Golantepus sebagai subjek penelitian karena dapat diketahui bahwa kreativitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA masih rendah. Data yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa hanya 25% siswa kelas V yang nilainya mampu menyamai atau melampaui KKM dalam materi IPA. Sedangkan 75% nilai siswa lainnya masih berada di bawah KKM pada materi yang sama. Banyak siswa yang pasif dan masih takut untuk bertanya kepada guru apabila ada hal yang belum dimengerti. Kreativitas siswa saat praktek juga belum maksimal, siswa masih mengandalkan guru yang banyak bertindak saat praktek. Guru di kelas masih berperan sebagai pusat pembelajar dan siswa hanya dibiarkan duduk, dengar, catat dan hapal. Hal ini merujuk pada penggunaan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran. Guru belum menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara langsung, sehingga
anak terbiasa untuk diam, takut berpendapat, dan tidak berani bertanya. Jika masalah tersebut tidak segera diatasi, maka dikhawatirkan akan berdampak pada kurangnya pemahaman siswa tentang materi IPA. Oleh karena itu, peneliti berusaha untuk mencari solusi atas masalah tersebut. Menurut Utami Munandar (2004 : 25) kreativitas adalah suatu kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Pembelajaran tidak otomatis meningkat dengan menyuruh orang berdiri dan bergerak kesana kemari. Akan tetapi, menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indra dapat berpengaruh besar pada pembelajaran. Pendekatan yang dapat digunakan disini adalah pendekatan SAVI (Somatis, auditori, visual, dan intelektrual). Menurut Meier (2005:91) pembelajaran dengan pendekatan SAVI adalah pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indra yang dapat berpengaruh besar pada pembelajaran. Pembelajaran SAVI menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan belajar yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara yang berbeda. Mengaitkan sesuatu dengan hakikat realitas yang melibatkan seluruh alat indra yang dimiliki sehingga semua alat indra dapat berperan sesuai dengan fungsinya. Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud mengadakan penelitian mengenai peningkatan kreativitas belajar siswa melalui penerapan pendekatan SAVI dalam pembelajaran IPA kelas V SD Negeri 4 Golantepus Mejobo Kudus Tahun Pelajaran 2012/2013. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui peningkatan kreativitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan pendekatan SAVI pada kelas V di SD Negeri 4 Golantepus Kudus tahun ajaran 2012 / 2013.
B. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 4 Golantepus Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus sebagai upaya untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan pendekatan SAVI. Subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri 4 Golantepus. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Oktober 2012 sampai dengan bulan Januari 2013. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berasal dari bahasa Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada sebuah subyek penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:3) Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Permasalahan diambil dari permasalahan yang riil yang dihadapi guru dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas membutuhkan kerjasama antara peneliti, guru, siswa dan staf sekolah lainnya untuk menciptakan suatu kinerja sekolah yang lebih baik. PTK bercirikan perbaikan terus menerus sehingga kepuasan peneliti menjadi tolak ukur berhasilnya siklus-siklus tersebut. Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dimulai dari tahap perencanaan (planning), aksi atau tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Prinsip dasar Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Suharsimi Arikunto (dalam Rubino.2011:101) yaitu sebagai beikut: (1) Kegiatan nyata dalam situasi rutin, (2) Adanya kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja, (3) SWOT sebagai dasar pijak, ke empat unsur tersebut adalah kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman. (4) Upaya empirik dan sistematis, prinsip empirik terlihat pada pengalaman kinerja guru, sedangkan prinsip sistematis terlihat pada upaya yang dilakukan untuk pemecahan masalah selama dalam siklus atau putaran PTK, (5) Prinsip SMART, dalam penelitian tindakan kelas merupakan singkatan dari lima
huruf bermakna, yaitu Specific berarti tidak terlalu luas, hanya satu aspek saja yang dilakukan. Managable berarti dapat dikelola dan mudah dilakukan. Realistic berarti penelitian yang dilakukan dapat diterima oleh yang dikenai tindakan. Time-bound berarti tindakan penelitian sudah ditentukan jangka waktunya untuk dapat dilihat hasilnya. Jenis data pada prinsipnya ada dua macam yaitu data kualitatif (pandangan atau sikap, motivasi, aktivitas, kreativitas belajar siswa, dll) dan data kuantitatif (mencari nilai rerata, persentase keberhasilan siswa, dll). Data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah data kualitatif yaitu mengenai peningkatan kreativitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam peneliti ini, yaitu: (1) Wawancara; menurut Rubino Rubiyanto (2011:67) wawancara adalah cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab secara langsung berhadapan muka, peneliti bertanya secara lisan respondent menjawab secara lisan pula. Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang permasalahan kelas V pada proses pembelajaran, dan tanggapan guru setelah selesai diadakan tindakan terakhir dengan pendekatan SAVI, (2) Observasi; devinisi observasi menurut Margono (dalam Rubino. 2011:68) yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistemik terhadap gejala yang nampak pada objek penelitian. Observasi ini bertujuan untuk mengamati kegiatan yang dilakukan guru dan siswa di dalam kelas sejak sebelum melaksanakan tindakan, saat pelaksanaan tindakan sampai akhir tindakan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik observasi partisipatif, artinya peneliti berpartisipasi dalam kehidupan orang-orang yang diamati. Observasi dijadikan sampel untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa di kelas, sehingga data observasi diperoleh secara langsung dengan jalan melihat dan mengamati kegiatan siswa, (3) Dokumentasi; menurut Suharsimi Arikunto (2006:231) dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data
sekolah, daftar nama siswa kelas V SD Negeri 4 Golantepus Mejobo Kudus, daftar nilai IPA siswa kelas V, serta foto-foto siswa kelas V saat menerima tindakan, (4) Tes; pengertian tes menurut Suharsimi Asrikunto (2006:150) adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lainnya yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi dan kemampuan bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Metode tes dalam penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar IPA setelah menerima tindakan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analysis Interactive Model dari Miles dan Huberman (dalam Herawati Susilo, dkk. 2009:101). Analisis tersebut terdiri atas tiga komponenn kegiatan yang saling terkait satu sama lain yaitu: (1) Reduksi Data; reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus, menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data lengkap yang ada dalam catatan lapangan. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan membuang yang tidak diperlukan, dan mengorganisasikan data yang diperlukan sesuai fokus permasalahan penelitian, (2) Paparan Data; paparan data merupakan tahapan untuk memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan selanjutnya, untuk dianalisis dan diambil tindakan yang dianggap perlu. Paparan atau penyajian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk teks naratif, (3) Penarikan Kesimpulan; penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan yang tinggi. Dengan demikian, analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak tindakan pelaksanaan.verifikasi data dilakukan pada setiap tindakan yang pada akhirnya dipadukan menjadi kesimpulan. Sejak awal berlangsungnya penelitian hingga akhir penelitian, yang merupakan proses berkesinambungan dan berkelanjutan. Secara umum analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui tahap-tahap berikut: (1) Mencatat semua temuan fenomena di lapangan baik melalui pengamatan, wawancara, tes, dan dokumentasi; (2) Menelaah kembali catatan hasil pengamatan, wawancara, tes, dan dokumentasi, serta memisahkan data yang dianggap penting dan tidak penting, pekerjaan ini
diulang kembali untuk memeriksa kemungkinan kekeliruan klasifikasi; (3) Mendeskripsikan data yang telah diklasifikasikan, untuk kepentingan penelaahan lebih lanjut dengan memperhatikan fokus dan tujuan penelitian; (4) Membuat analisis akhir yang memungkinkan dalam laporan untuk kepentingan penelitian. C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Menurut Utami Munandar (2004 : 25) kreativitas adalah suatu kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubunganhubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Terdapat 12 Ciri-ciri kreativitas menurut Guilford (dalam http://mbemmbem.student.umm.ac.id/download/umm_blog_article_21.pdf) menjelaskan antara ciri kognitif dan afektif yang berhubungan dengan kreativitas, yaitu: (1) Memiliki rasa ingin tahu yang mendalam; (2) Sering mengajukan pertanyaan yang berbobot; (3) Memberikan banyak gagasan, usul terhadap suatu masalah; (4) Mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu; (5) Mempunyai/menghargai rasa keindahan; (6) Menonjol dalam satu atau lebih bidang studi; (7) Dapat mencari pemecahan masalah dari berbagai segi; (8) Mempunyai rasa humor; (9) Mempunyai daya imajinasi (memikirkan hal yang baru dan tidak biasa); (10) Mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda dengan orang lain (orisinil); (11) Kelancaran dalam menghasilkan bermacammacam gagasan; (12) Mampu menghadapi masalah dari berbagai sudut pandang. Dari 12 ciri-ciri kreativitas yang dikemukakan di atas, yang peneliti jadikan sebagai indikator dalam penelitian ini hanya 4 aspek yaitu: (1) Mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu; (2) Sering mengajukan pertanyaan yang berbobot; (3) Dapat mencari pemecahan
masalah dari berbagai segi; (4) Mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda dengan orang lain (orisinil). Untuk mengetahui peningkatan kreativitas siswa maka dapat dilakukan melalui penelitian dengan menggunakan pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) yang merupakan metode dengan memanfaatkan seluruh alat indera yang dimiliki. Somatis (belajar dengan berbuat dan bergerak), artinya belajar dengan gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) dimana belajar dengan mengalami dan melakukan. Auditori (belajar dengan berbicara dan mendengar), artinya bahwa belajar haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Visual (belajar dengan mengamati dan menggambarkan), artinya belajar haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga. Intelektual (belajar dengan memecahkan masalah dan berfikir), artinya bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II melalui penerapan metode SAVI (Somatis, auditori, visual, dan intelektual) yang dilaksanakan di SD N 4 Golantepus Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA. Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan kreativitas dan hasil belajar siswa dari prasiklus, siklus I, sampai siklus II. Kreativitas Siswa yang dilaksanakan mulai dari prasiklus, siklus I, sampai siklus II menunjukkan peningkatan yaitu: (1) Prasiklus; Pengamatan kegiatan pembelajaran IPA sebelum dilakukan metode SAVI, siswa yang kreatif dalam menyatakan pendapat tanpa malu-malu sebanyak 5 siswa atau sebesar 25%, siswa yang kreatif mengajukan pertanyaan sebanyak 5 siswa
atau sebesar 25%, siswa yang kreatif memecahkan masalah mengenai materi pembelajaran sebanyak 6 siswa atau sebesar 30%, siswa yang mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah berbeda dengan orang lain sebanyak 5 siswa atau sebesar 25%, (2) Siklus I; siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Rata-rata siklus I pertemuan 1 dan 2 mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan hasil prasiklus. Peningkatan prosentase jumlah siswa dari masing-masing indikator dapat dijelaskan sebagai berikut, siswa yang kreatif dalam menyatakan pendapat tanpa malu-malu sebesar 40%, siswa yang kreatif mengajukan pertanyaan sebesar 32,5%, siswa yang kreatif memecahkan masalah mengenai materi pembelajaran sebanyak 42,5%, siswa yang mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah berbeda dengan orang lain sebesar 40%, (3) Siklus II; seperti halnya pelaksanaan tindakan pada siklus I, pelaksanaan tindakan siklus II juga dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Rata-rata siklus II pertemuan 1 dan 2 dijelaskan sebagai berikut, siswa yang kreatif menyatakan pendapat tanpa malu-malu sebesar 80%, siswa yang kreatif mengajukan pertanyaan sebesar 75%, siswa yang kreatif memecahkan masalah mengenai materi pembelajaran sebesar 75%, siswa yang mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah berbeda dengan orang lain sebesar 75%. Pada tindakan siklus II sudah mencapai KKM yang diharapkan peneliti, sehingga tindakan selesai pada siklus II. Peningkatan kreativitas siswa juga memberikan dampak terhadap hasil belajar siswa pada setiap kegiatan pembelajarannya, mulai dari prasiklus, siklus I, sampai pada siklus II. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian berikut : (1) Prasiklus; Data hasil belajar IPA prasiklus atau sebelum tindakan yaitu sebagai berikut, dari 20 siswa yang mengikuti pembelajaran, terdapat 15 siswa yang nilainya kurang dari KKM, dan ada 5 siswa yang nilainya melebihi atau sama dengan KKM. Siswa yang nilainya kurang dari KKM terbagi atas beberapa rentang nilai yaitu siswa yang mendapatkan nilai antara 30-39 sebesar 20%, siswa yang mendapatkan nilai antara 40-49 sebesar 15%, siswa mendapatkan nilai antara 50-59 sebesar 20% dan siswa yang mendapat nilai antara 60-69 sebesar 35%, sedangkan siswa
yang mencapai KKM yaitu siswa yang mendapat nilai antara 70-79 sebesar 5%, siswa yang mendapat nilai antara 80-89 sebesar 15%, siswa yang mendapat nilai 90-99 sebesar 5%, (2) Siklus I; Terdapat 20 siswa yang mengikuti pembelajaran IPA siklus I pada pertemuan 1 dan 2 diperoleh nilai sebanyak 9 siswa yang nilainya melebihi atau sama dengan KKM, sedangkan 11 siswa lainnya nilainya tidak mencapi KKM, atau bisa dikatakan belum tuntas dalam belajar. Siswa yang nilainya kurang dari KKM, terbagi atas beberapa rentang nilai yaitu yang mendapatkan nilai antara 30-39 sebesar 10%, siswa yang mendapatkan nilai antara 40-49 sebesar 0%, siswa mendapatkan nilai antara 50-59 sebesar 25% dan siswa yang mendapat nilai antara 60-69 sebesar 20%, sedangkan siswa yang mencapai KKM atau tuntas yaitu siswa yang mendapat nilai antara 70-79 sebesar 35%, siswa yang mendapat nilai antara 80-89 sebesar 5%, siswa yang mendapat nilai 90-99 sebesar 5%, (3) Siklus II; Dari 20 siswa yang mengikuti pembelajaran pada pertemuan 1 dan 2 diperoleh nilai sebanyak 17 siswa yang nilainya melebihi atau sama dengan KKM, sedangkan 3 siswa lainnya nilainya tidak mencapi KKM, atau bisa dikatakan belum tuntas dalam belajar. Siswa yang nilainya kurang dari KKM, terbagi atas beberapa rentang nilai yaitu siswa yang mendapatkan nilai antara 30-39 sebesar 0%, siswa yang mendapatkan nilai antara 40-49 sebesar 0%, siswa mendapatkan nilai antara 50-59 sebesar 5% dan siswa yang mendapat nilai antara 60-69 sebesar 10%, sedangkan siswa yang mencapai KKM atau tuntas yaitu siswa yang mendapat nilai antara 70-79 sebesar 55%, siswa yang mendapat nilai antara 80-89 sebesar 25%, siswa yang mendapat nilai 90-99 sebesar 5%. D. Simpulan Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas dengan penerapan pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) dalam pembelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri 4 Golantepus yang dilaksanakan dalam dua siklus, dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan pendekatan SAVI dapat meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran IPA siswa kelas V
SD N 4 Golantepus Tahun Ajaran 2012/2013. Peningkatan kreativitas ini juga memberikan dampak terhadap peningkatan hasil belajar IPA. Meningkatnya kreativitas dan hasil belajar IPA dapat dilihat dari data hasil penelitian berikut: (1) Peningkatan kreativitas dalam menyatakan pendapat tanpa malumalu dari prosentase prasiklus 25%, siklus I 40%, dan siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu 80%, (2) Peningkatan kreativitas dalam mengajukan pertanyaan yang berbobot dari prosentase prasiklus 25%, siklus I 32,5%, dan siklus II 75%, (3) Peningkatan kreativitas dalam memecahkan permasalahan mengenai materi pembelajaran dari prosentase prasiklus 30%, siklus I meningkat 42,5%, dan siklus II 75%, (4) Peningkatan kreativitas siswa dalam mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda dengan orang lain (orisinil) dari prosentase prasiklus 25%, siklus I 40%, dan siklus II 75%, (5) Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dari 20 siswa menunjukkan prosentase prasiklus 25%, siklus I 45%, dan siklus II meningkat sebanyak 85% siswa yang nilainya 70. E. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Herawati Susilo, dkk.2009. Penelitian Tindakan Kelas. Malang : Bayumedia. Meier, Dave. 2005. The Accelerated Learning Handbook. Terjemahan oleh Rahmani Astuti. 2002. Bandung: Kaifa. Munandar, Utami. 2004. Pengembangan Emosi dan Kreativitas. Jakarta ; Rineka Cipta. Rubiyanto, Rubino. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Kartasura : UMS. Widyana, Sukma. 2011. Ciri-ciri dan Faktor dari Kreativitas. (online), (http://mbemmbem.student.umm.ac.id/download/umm_blog_article _21. pdf diakses pada 25 September 2012 pukul 15.30)