PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 42/Permentan/OT.140/3/2013 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PETANI BERPRESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN PENILAIAN PETANI BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENILAIAN PETANI BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 54/Permentan/KP.120/7/2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PETANI BERPRESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

FORM 1 ..., Yang Bersangkutan, (...) Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 55/Permentan/KP.120/7/2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PENYULUH PERTANIAN BERPRESTASI

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 17/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 13/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PENYULUH PERTANIAN TELADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 14/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 46/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KELEMBAGAAN EKONOMI PETANI BERPRESTASI

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 14/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TELADAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 23/Permentan/OT.140/4/2012 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN TELADAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 56/Permentan/KP.120/7/2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN GURU SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN (SPP) BERPRESTASI

PEDOMAN PENILAIAN KELEMBAGAAN EKONOMI PETANI BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 08/Permentan/OT.140/1/2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 17/Permentan/OT.140/3/2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENILAIAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN TELADAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENILAIAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TELADAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN

PEDOMAN PENILAIAN PENYULUH PERTANIAN TELADAN

BAB II SASARAN DAN PERSYARATAN. A. Sasaran THL-TB Penyuluh Pertanian yang mempunyai wilayah kerja dan berdomisili di wilayah kerjanya.

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.454, 2014 KEMENTAN. Penilaian. Pusat Pelatihan. Pertanian. Pedesaan. Berprestasi. Pedoman.

PEDOMAN PENILAIAN BALAI PENYULUHAN KECAMATAN BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lemb

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 91/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 80/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46/Permentan/OT.140/4/2014 TENTANG

PEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN EKONOMI PETANI

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1992 Nomor

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4377); 3. Undang-Un

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 74/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN HIBAH KEMENTERIAN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/Permentan/PD.200/6/2014 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN USAHA BUDIDAYA HORTIKULTURA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No.1374, 2014 KEMENTAN. Calon Kebun Sumber Benih. Sertifikasi Benih. Evaluasi Kebun Sumber Benih. Teh. Standar Operasional Prosedur.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.52, 2010 Kementerian Pertanian. Pelatihan. Pertanian Swadaya. Pedoman.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105/Permentan/PD.300/8/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/Permentan/OT.210/3/2014 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN HORTIKULTURA

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 76/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PRODUK UNGGULAN HORTIKULTURA

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Mamuju Utara di Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 60/Permentan/HK.060/8/2007 TENTANG UNIT PERCEPATAN PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI TAHUN 2010

2012, No juncto Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548); 4. Undang-Undang N

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2009 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.44/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

PERAT URAN DAERAH K ABUP AT EN BAT ANG NOMOR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 65/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KETAHANAN PANGAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/Permentan/SR.230/7/2015 TENTANG FASILITASI ASURANSI PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

No.1610, 2014 KEMENTAN. Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Pakan. Angka Kredit. Petunjuk Teknis. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/PP.410/1/2010 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PELATIHAN PERTANIAN SWADAYA

BUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 10 TAHUN 2010 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 07/Permentan/OT.140/1/2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI (RDK) DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI (RDKK)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 131/Permentan/OT.140/12/2013 TENTANG PEDOMAN BUDIDAYA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis) YANG BAIK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 16/Permentan/OT.140/2/2013 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/11/2007. TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Dl SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 5 TAHUN 2008

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

BUPATI TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 74/Permentan/PD.410/7/2013 TENTANG

UU Nomor 16 Tahun 2006 Tentang SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (SP3K)

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.42/Menhut-II/2012 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT

PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR : 49/Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 28/Permentan/OT.140/4/ / TENTANG PEDOMAN PENILAIAN BALAI PENYULUHAN KECAMATAN BERPRESTASI

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 36/Permentan/OT.140/7/2009 TENTANG PERSYARATAN PENILAI USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Budidaya. Izin Usaha.

2016, No mengalihkan Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota menjadi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Kelautan dan Peri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Penilai. Usaha Perkebunan. Persyaratan.

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 117/Permentan/SR.120/10/2014 TENTANG PENETAPAN DAN PELEPASAN RUMPUN ATAU GALUR HEWAN

2 Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5015); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara

Transkripsi:

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 42/Permentan/OT.140/3/2013 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PETANI BERPRESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk meningkatkan peran sektor pertanian dalam program pembangunan nasional, petani sebagai pelaku utama dituntut untuk dapat mengembangkan usahatani yang produktif, menguntungkan dan mandiri; b. bahwa sebagai salah satu motivasi bagi petani untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja dalam mengelola usahatani perlu memberikan penghargaan bagi petani berprestasi; c. bahwa atas dasar hal-hal tersebut di atas dan agar pemberian penghargaan kepada petani berprestasi dapat berjalan dengan baik dan lancar, perlu menetapkan Pedoman Penilaian Petani Berprestasi; : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) juncto Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4660);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5059); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5018); 8. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4212) jis Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4418) dan Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 2010; 9. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II; 10. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara jis Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011 (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 141); 11. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara juncto Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011 (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 142); 12. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 273/Kpts/ OT.160/4/2007 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani; 13. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian; 2

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PETANI BERPRESTASI. Pasal 1 Pedoman Penilaian Petani Berprestasi sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 2 Pedoman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 sebagai acuan dalam pelaksanaan penilaian bagi petani berprestasi. Pasal 3 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pertanian Nomor 54/Permentan/KP.120/7/2007 tentang Pedoman Penilaian Petani Berprestasi, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 4 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri Pertanian ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 21 Maret 2013 MENTERI PERTANIAN, Diundangkan di Jakarta Pada tanggal SUSWONO MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 3

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 42/Permentan/OT.140/3/2013 TANGGAL : 21 Maret 2013 PEDOMAN PENILAIAN PETANI BERPRESTASI A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mengamanatkan antara lain bahwa pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan yang berkelanjutan merupakan suatu keharusan untuk memenuhi kebutuhan pangan, papan, bahan baku industri, memperluas lapangan kerja dan berusaha. Untuk meningkatkan peran sektor pertanian dalam program pembangunan nasional, petani sebagai pelaku utama dituntut untuk mengembangkan usahatani yang produktif, menguntungkan dan mandiri. Oleh karena itu, diperlukan petani yang berkualitas, andal serta berkemampuan manajerial, kewirausahaan dan organisasi bisnis. Petani diharapkan mampu membangun usahatani yang berdaya saing tinggi dan mampu berperan dalam melestarikan lingkungan hidup sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan data BPS (tahun 2003), penguasaan lahan oleh rumah tangga petani di Indonesia masih rendah yaitu kepemilikan lahan kurang dari 0,49 ha sebesar 56,41%, kepemilikan lahan 0,50-1,99 ha sebesar 32,32% dan kepemilikan lahan lebih dari 2 ha hanya sebesar 11,27%. Demikian pula tingkat pendidikan anggota rumah tangga petani di Indonesia 67,66% masih rendah (tidak sekolah 8,08%, tidak/belum tamat lulus SD 46,19% dan lulus SD 46,19%). Kondisi ini memerlukan upaya yang dapat meningkatkan motivasi petani agar mereka mau dan mampu mengembangkan usahatani yang berdaya saing tinggi, produktif, menguntungkan dan mandiri. Dengan kondisi tersebut, salah satu bentuk motivasi bagi petani untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas dalam mengelola usahatani dilakukan pemberian penghargaan kepada petani berprestasi, sehingga tujuan revitalisasi pertanian dapat tercapai. Untuk memperoleh obyektivitas dalam penetapan petani berprestasi yang akan memperoleh penghargaan, perlu disusun pedoman yang mengatur tata cara dan mekanisme penilaian petani yang berprestasi dalam mengelola dan mengembangkan usahataninya. Penilaian petani berprestasi dilakukan melalui proses penilaian yang obyektif, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Hasil penilaian tersebut harus memberikan gambaran yang akurat dan terukur terhadap kinerja petani yang dinilai. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam penilaian petani berprestasi yaitu (1) penilaian harus mempunyai hubungan dengan kinerja petani yang dinilai; 1

(2) adanya standar atau ukuran yang dipakai untuk menilai kinerja petani; dan (3) sistem penilaian yang mudah dipahami dan dimengerti. Berdasarkan tuntutan perkembangan lingkungan strategis dan unsur penilaian yang perlu disempurnakan, maka Peraturan Menteri Pertanian Nomor 54/Permentan/ KP.120/7/2007 perlu disesuaikan kembali. B. Maksud dan Tujuan Pedoman penilaian petani berprestasi dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi pelaksana yang terlibat dalam penetapan petani berprestasi. Sedangkan tujuan penilaian terhadap calon petani berprestasi yaitu memberikan motivasi kepada petani untuk lebih meningkatkan kinerja dan produktifitas dalam pengembangan agribisnis. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup Pedoman Penilaian petani berprestasi meliputi sasaran dan persyaratan, penilaian, organisasi pelaksana penilaian, pemberian penghargaan, dan pembiayaan. D. Pengertian Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan: 1. Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya yang mengelola usahatani (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan), yang menjadi pengurus/anggota kelompoktani; 2. Petani berprestasi adalah petani yang berkualitas, andal, produktif, berkemampuan manajerial, berperan dalam organisasi petani dan pelestarian lingkungan hidup sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan; 3. Kelompoktani adalah lembaga yang ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota; 4. Penyuluh Pertanian adalah penyuluh pertanian yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TB PP) yang diberi tugas, tanggungjawab dan wewenang dalam melakukan seleksi calon petani berprestasi di wilayah binaan masing-masing. 5. Usahatani adalah kegiatan dalam bidang pertanian, mulai dari sarana produksi, produksi/budidaya, penanganan pascapanen, pengolahan, pemasaran hasil, dan/atau jasa penunjang. 6. Penghargaan adalah bentuk apresiasi dari pemerintah yang diberikan kepada petani berprestasi. 2

BAB II SASARAN DAN PERSYARATAN A. Sasaran Sasaran yang akan dinilai sebagai calon petani berprestasi yaitu petani sebagai pelaku utama kegiatan usahatani yang meliputi sub sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan/atau peternakan. B. Persyaratan Petani yang akan diberi penghargaan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Persyaratan Umum a. Warga Negara Indonesia; b. Usia maksimal 56 tahun; c. Mampu membaca dan menulis; d. Sehat jasmani dan rohani; e. Bertempat tinggal di wilayah usahataninya; f. Tidak menerima penghargaan sebagai petani berprestasi tingkat nasional dalam 2 (dua) tahun terakhir dari Kementerian Pertanian; g. Bukan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), aparat desa/kelurahan; h. Sumber mata pencaharian utama dari usahatani; dan i. Mengelola usahatani sendiri. 2. Persyaratan Khusus a. Mengelola usahatani (budidaya) paling kurang 3 (tiga) tahun terakhir secara terus menerus; b. Menjadi pengurus/anggota kelompoktani dan direkomendasikan oleh kelompoktaninya; c. Mengelola skala usahatani utama*) dengan perkiraan sebagai berikut: Maksimal Skala Usahatani No Sub Sektor Jawa, Bali, Sumatera Luar Jawa, Bali, Sumatera 1 Tanaman pangan 1 ha 2 ha 2 Hortikultura 0,5 ha 1 ha 3 Perkebunan 2 ha 4 ha 4 Peternakan Skala Usaha a. Ternak besar (sapi 5 15 ekor potong/perah) b. Ternak kecil 50 100 ekor (kambing, domba) c. Ternak unggas: Ayam buras Ayam ras Itik 250-1.000 ekor 5.000-10.000 ekor 250-1.000 ekor 3

Keterangan: *) Usahatani utama adalah usahatani dominan yang dikelola oleh petani yang bersangkutan. 3. Persyaratan Administrasi a. Identitas calon petani berprestasi yang dilengkapi dengan pasphoto 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar sebagaimana tercantum dalam Form 1; b. Rekomendasi tertulis dari pengurus kelompoktani sebagaimana tercantum dalam Form 2; c. Profil usahatani yang dikelola sebagaimana tercantum dalam Form 3; d. Fotokopi Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP); dan e. Usulan tertulis dari kelembagaan penyuluhan/dinas yang membidangi penyuluhan pertanian kabupaten/kota. BAB III PENILAIAN A. Aspek Penilaian Penilaian terhadap petani berprestasi dilakukan berdasarkan aspekaspek sebagai berikut: 1. Identitas Petani (Bobot 100) a. Status kepemilikan lahan (Bobot 10); b. Pendidikan (Bobot 20); c. Jumlah tanggungan keluarga (Bobot 20); dan d. Penghasilan/bulan (Bobot 50). 2. Teknis (Bobot 400) a. Jenis Usahatani; b. Lama Berusahatani; c. Rencana Usahatani; d. Pencatatan Usahatani; e. Teknologi Usahatani; f. Peningkatan Produktivitas Usahatani; dan g. Peningkatan Pendapatan Usahatani. 3. Pengembangan Kemampuan Diri (Bobot 250) a. Kemampuan memecahkan masalah usahatani; b. Kemampuan akses informasi teknologi; c. Pemanfaatan sumber permodalan; dan d. Kemampuan menjalin kemitraan. 4. Kedudukan dalam Kelembagaan (Bobot 100) a. Status dalam kelembagaan petani; dan b. Status dalam kelembagaan ekonomi. 5. Peran Petani dalam Pemberdayaan Masyarakat (Bobot 150) 4

a. Aktif mengikuti pertemuan penyuluhan pertanian perdesaan setahun terakhir; b. Aktif mengikuti kegiatan penyuluhan perdesaan (kursus, magang, studi banding, demonstrasi) setahun terakhir; dan c. Aktif melaksanakan kegiatan penyuluhan bagi petani lain (kursus, magang, studi banding, demonstrasi) setahun terakhir. Bobot penilaian masing-masing unsur dari setiap aspek untuk penetapan petani berprestasi sebagaimana tercantum dalam Form 4. B. Metode Penilaian Penilaian calon petani berprestasi dilakukan dengan metode sebagai berikut: 1. Verifikasi Persyaratan Verifikasi persyaratan dimaksudkan untuk memeriksa persyaratan umum, persyaratan khusus, dan persyaratan administrasi calon petani yang diusulkan. Apabila tidak memenuhi persyaratan, maka calon petani yang diusulkan dianggap gugur. 2. Observasi lapangan Observasi lapangan dimaksudkan untuk menilai secara langsung kinerja dan usahatani calon Petani berprestasi. C. Prosedur Penilaian Prosedur penilaian dilakukan secara berjenjang sebagai berikut: No Tingkat Kegiatan 1 Desa/kelurahan a. Penyuluh pertanian melakukan seleksi terhadap petani yang memenuhi persyaratan umum dan persyaratan khusus; b. Petani yang memenuhi persyaratan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian (form 4); c. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, penyuluh menetapkan 1 (satu) orang petani dengan nilai tertinggi dari setiap desa/kelurahan binaannya untuk diusulkan kepada Kepala Balai Penyuluhan Kecamatan dengan melampirkan form 1, form 2, dan form 3. 2 Kecamatan a. Tim Penilai Balai Penyuluhan Kecamatan melakukan penilaian terhadap petani yang diusulkan dari setiap desa/kelurahan dan melakukan observasi lapangan; b. Tim Penilai Balai Penyuluhan Kecamatan memilih dan menetapkan 3 (tiga) orang calon petani berprestasi untuk diusulkan kepada Kepala Badan Penyuluhan/kelembagaan yang 5

No Tingkat Kegiatan membidangi penyuluhan di kabupaten/kota dengan melampirkan form 1, form 2, dan form 3. 3 Kabupaten/ Kota a. Tim Penilai kabupaten/kota melakukan penilaian terhadap petani yang diusulkan dari setiap Balai Penyuluhan Kecamatan dan melakukan observasi lapangan; b. Tim Penilai kabupaten/kota memilih dan menetapkan 3 (tiga) orang calon petani berprestasi untuk diusulkan oleh Bupati/Walikota kepada Kepala Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan/kelembagaan yang membidangi penyuluhan di provinsi dengan melampirkan form 1, form 2, dan form 3. 4 Provinsi a. Tim Penilai Provinsi melakukan penilaian dan observasi lapangan untuk memilih 3 (tiga) orang calon petani berprestasi untuk diusulkan oleh Gubernur sebagai calon petani berprestasi tingkat nasional; b. Gubernur menetapkan 3 (tiga) orang calon petani berprestasi tanpa peringkat untuk diusulkan kepada Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian Pertanian disertai berkas persyaratan (umum, khusus, administrasi, dokumen pendukung sesuai indikator penilaian pada form 4, dan profil keberhasilan). 5 Pusat a. Tim Penilai Pusat melakukan seleksi administrasi dan observasi lapangan terhadap calon petani berprestasi yang diusulkan oleh Gubernur; b. Tim Penilai Pusat mengusulkan kepada Menteri Pertanian 1 (satu) orang petani berprestasi dari setiap provinsi; c. Menteri Pertanian menetapkan 1 (satu) orang petani berprestasi dari setiap provinsi sebagai Petani Berprestasi Tingkat Nasional. 6

BAB IV ORGANISASI PELAKSANA PENILAIAN A. Organisasi Pelaksana Organisasi pelaksana penilaian calon petani berprestasi dimulai dari kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan pusat sebagai berikut: 1. Kecamatan Tim Penilai Balai Penyuluhan Kecamatan/kelembagaan yang membidangi penyuluhan di kecamatan ditetapkan oleh Kepala Balai Penyuluhan Kecamatan/kelembagaan yang membidangi penyuluhan di kecamatan dengan susunan keanggotaan terdiri atas unsur penyuluh pertanian dan organisasi petani. 2. Kabupaten/Kota Tim Penilai Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Bupati/Walikota dengan susunan keanggotaan terdiri atas unsur badan pelaksana penyuluhan/kelembagaan yang membidangi penyuluhan dan unit kerja yang membidangi tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan dan/atau ketahanan pangan. 3. Provinsi Tim Penilai Provinsi ditetapkan oleh Gubernur dengan susunan keanggotaan terdiri atas unsur badan koordinasi penyuluhan/kelembagaan yang membidangi penyuluhan dan unit kerja yang membidangi tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan dan/atau ketahanan pangan. 4. Pusat Tim Penilai Pusat ditetapkan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian atas nama Menteri Pertanian dengan susunan keanggotaan dari lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. B. Tugas Dan Tanggung Jawab 1. Kecamatan a. Tim Penilai Balai Penyuluhan Kecamatan/kelembagaan yang membidangi penyuluhan bertugas melakukan penilaian baik kelengkapan administrasi maupun observasi lapangan terhadap calon petani berprestasi dan menetapkan 3 (tiga) orang calon petani berprestasi untuk diusulkan ke tingkat kabupaten/kota; b. Tim Penilai Kecamatan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Balai Penyuluhan Kecamatan/kelembagaan yang membidangi penyuluhan di kecamatan. 2. Kabupaten/Kota a. Tim Penilai Kabupaten/Kota bertugas memilih 3 (tiga) orang calon petani berprestasi yang diusulkan oleh Kepala Balai Penyuluhan Kecamatan/kelembagaan yang membidangi penyuluhan; 7

b. Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Penilai Kabupaten/Kota dapat dibantu oleh Sekretariat Tim Penilai; c. Tim Penilai Kabupaten/Kota bertanggungjawab langsung kepada Bupati/Walikota. 3. Provinsi a. Tim Penilai Provinsi bertugas melakukan penilaian dan observasi lapangan untuk memilih 3 (tiga) orang calon petani tanpa peringkat yang selanjutnya ditetapkan oleh Gubernur sebagai petani berprestasi tingkat provinsi; b. Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Penilai Provinsi dapat dibantu oleh Sekretariat Tim Penilai; c. Tim Penilai Provinsi bertanggungjawab langsung kepada Gubernur. 4. Pusat a. Tim Penilai Pusat bertugas melakukan penilaian dan verifikasi kelengkapan administrasi serta observasi lapangan terhadap calon petani berprestasi yang diusulkan oleh Gubernur; b. Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Penilai Pusat dapat dibantu oleh Sekretariat Tim Penilai; c. Tim Penilai Pusat bertanggungjawab langsung kepada Menteri Pertanian. BAB V PENGHARGAAN Penghargaan diberikan kepada petani berprestasi di masing-masing tingkatan wilayah yang ditetapkan melalui Keputusan Camat, Bupati/Walikota, Gubernur dan Menteri Pertanian. BAB VI PEMBIAYAAN Pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan penilaian dan pemberian penghargaan kepada petani berprestasi bersumber dari APBN dan APBD provinsi dan kabupaten/kota. BAB VII PENUTUP Pedoman Penilaian Petani Berprestasi merupakan acuan bagi para penyelenggara penyuluhan dari tingkat Pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan kecamatan dalam penilaian dan penetapan petani berprestasi. MENTERI PERTANIAN, SUSWONO 8

FORM 1 IDENTITAS CALON PETANI BERPRESTASI Pas Photo 1. Nama Lengkap :... (4x6) 2. Tempat, Tanggal Lahir (Usia) :... 2 lembar 3. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan*) 4. Status Usahatani : Petani Pemilik-Penggarap/Petani Pemilik/Petani Penggarap/Penggarap*) 5. Usahatani Utama : Tanaman Pangan/Hortikultura/ Peternakan/Perkebunan*) 6. Lama Berusahatani :... tahun 7. Status Perkawinan : Tidak Menikah/Menikah/Janda/Duda*) 8. Pendidikan Terakhir : SD/SMP/SMA/Perguruan Tinggi*) 9. Alamat : a. Dusun :... b. Desa/Kelurahan*) :... c. Kecamatan :... d. Kabupaten/Kota*) :... e. Provinsi :... 10. Telepon Rumah/HP :... 11. Jumlah Tanggungan :... orang a. Isteri/Suami :... orang b. Anak :... orang Belum/Tidak Sekolah :... orang SD :... orang SMP :... orang SMA :... orang Perguruan Tinggi :... orang 12. Status dalam Kelompoktani :... 13. Status dalam Gabungan Kelompoktani :... 14. Status dalam Koperasi atau Kelembagaan Ekonomi Lainnya :......,...20... Yang Bersangkutan, (...) Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

FORM 2 REKOMENDASI KELOMPOKTANI Yang bertandatangan di bawah ini: Nama :... Lengkap Nama :... Kelompoktani Alamat :... Kelompoktani Menerangkan bahwa: Nama :... Alamat :... Rumah Status dalam Kelompoktani :... yang bersangkutan memenuhi persyaratan sebagai calon petani berprestasi....,...20... Ketua Kelompoktani, (...)

FORM 3 PROFIL USAHATANI A. Komoditi usahatani 1. Tanaman Pangan Lama Berusahatani :... tahun No 1 2 3 4 Komoditas Skala Usaha Produksi/musim Keuntungan/ musim (Rp) 2. Hortikultura Lama Berusahatani :... tahun No 1 2 3 4 Komoditas Skala Usaha Produksi/musim Keuntungan/ musim (Rp) 3. Peternakan Lama Berusahatani :... tahun No 1 2 3 4 Komoditas Skala Usaha Produksi/tahun Keuntungan/ tahun (Rp) 4. Perkebunan Lama Berusahatani :... tahun No 1 2 3 4 Komoditas Skala Usaha Produksi/tahun Keuntungan/ tahun (Rp) B. Pengelolaan Usahatani 1. Rencana Usahatani (Dilampirkan) : a. Penerimaan (Hasil Penjualan) : Rp.... b. Pengeluaran (Biaya Produksi) : Rp.... c. Laba/Rugi*) : Rp....

2. Sumber Modal Usahatani*) 3. Pendapatan dari seluruh usahatani/tahun : Sendiri/Pinjaman Keluarga/Pinjaman Bank/Bantuan Pemerintah/...(lainnya) : Rp... C. Teknologi Usahatani 1. Ditemukan :... (sebutkan dan lampirkan bukti keterangan) 2. Dikembangkan (sebutkan) :... 3. Diterapkan :... (sebutkan masing-masing usahatani) Mengetahui: Penyuluh Pertanian,...,...20... Yang Bersangkutan, (...) (...) Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

FORM 4 INSTRUMEN PENILAIAN PETANI BERPRESTASI No Aspek (Bobot) Variabel (Bobot) Indikator Skor 1. Identitas Petani 1. Status usahatani a. Pemilik dan penggarap a. 10 (10) (Bobot: 100) b. Penyewa dan penggarap b. 5 Nilai Akhir 2. Pendidikan (20) a. SLTA a. 10 b. SLTP b. 8 c. SD c. 6 d. Tidak tamat SD d. 4 3. Jumlah Tanggungan (20) a. > 4 Orang a. 10 b. 3-4 Orang b. 8 c. 2 Orang c. 6 d. 1 Orang d. 4 4. Penghasilan usahatani/bulan (50) a. > Rp 3.000.000 a. 10 b. Rp 2.500.000 Rp 3.000.000 b. 8 c. Rp 2.000.000 Rp 2.500.000 c. 6 d. < Rp 2.000.000 d. 4 2. Teknis (400) 1. Jumlah Komoditas yang diusahakan (30) a. > 4 komoditas a. 10 b. 2-4 komoditas b. 7,5 c. 1 komoditas c. 5 2. Lama Berusahatani (60) a. > 11 Tahun a. 10 b. 9-11 Tahun b. 8 c. 6 8 Tahun c. 6 d. 3-5 Tahun d. 4 3. Rencana Usahatani (50) a. Tertulis, lengkap a. 10 b. Tertulis, tidak lengkap b. 7,5 c. Tidak ada c. 5 4. Pencatatan usahatani (60) a. Tertulis, lengkap setiap siklus produksi a. 10 b. Tertulis, tidak lengkap b. 7,5 c. Tidak ada c. 5 5. Teknologi Usahatani (50) a. Menemukan a. 10 b. Mengembangkan b. 7,5 c. Menerapkan c. 5

No Aspek (Bobot) Variabel (Bobot) Indikator Skor 6. Peningkatan Produktivitas usahatani dalam dua tahun terakhir (75) a. Meningkat > 30% a. 10 b. Meningkat 20-30% b. 7,5 c. Meningkat < 20% c. 5 7. Peningkatan Pendapatan usahatani dalam dua tahun terakhir (75) a. Meningkat > 30% a. 10 b. Meningkat 20 30% b. 7,5 c. Meningkat < 20% c. 5 Nilai Akhir 3 Pengembangan Kemampuan Diri (Bobot 250) 1. Kemampuan memecahkan masalah usahatani (50) a. Diatasi sendiri a. 10 b. Dibantu oleh penyuluh b. 7,5 c. Dibantu pihak lain selain penyuluh c. 5 2. Kemampuan akses informasi teknologi (75) a. Aktif mencari sendiri a. 10 b. Dari penyuluh b. 7,5 c. Menggunakan pengalaman c. 5 3. Pemanfaatan sumber permodalan (50) a. Sumber modal dari lembaga keuangan/perbankan b. Sumber modal dari program pemerintah c. Belum memanfaatkan sumber permodalan dari pihak lain a. 10 b. 7,5 c. 5 4. Kemampuan menjalin kemitraan (75) a. Sudah menjalin kemitraan dengan pihak lain dan sudah ada kesepakatan (MOU) a. 10 b. Sudah menjalin kemitraan b. 7,5 dengan pihak lain dan belum ada kesepakatan (MOU) c. Belum pernah menjalin c. 5 kemitraan dengan pihak lain 4 Kedudukan dalam Kelembagaan (Bobot 100) 1. Kedudukan Dalam Kelembagaan Tani a. Kelompoktani (50) a. Pengurus a. 10 b. Anggota b. 5

No Aspek (Bobot) Variabel (Bobot) Indikator Skor b. Gabungan Kelompoktani (30) a. Pengurus a. 10 b. Anggota b. 5 Nilai Akhir 2. Kedudukan Dalam Koperasi (20) a. Pengurus a. 10 b. Anggota b. 5 5 Peran Petani Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Bobot 150) 1. Aktif mengikuti pertemuan penyuluhan pertanian perdesaan setahun terakhir (25) a. 8 kali a. 10 b. 5 7 kali b. 7,5 c. < 5 kali c. 5 2. Aktif mengikuti kegiatan penyuluhan perdesaan (kursus, magang, studi banding, demonstrasi) setahun terakhir (25) a. 4 kegiatan a. 10 b. 2-3 kegiatan b. 7,5 c. 1 kegiatan c. 5 3. Aktif melaksanakan kegiatan penyuluhan bagi petani lain (kursus, magang, studi banding, demonstrasi) setahun terakhir (100) a. 4 kegiatan a. 10 b. 2-3 kegiatan b. 7,5 c. 1 kegiatan c. 5 TOTAL Hasil akhir

Contoh cara menghitung nilai akhir: Teknis (400) 1. Jumlah Komoditas a. > 4 komoditas a. 10 yang diusahakan b. 2-4 komoditas b. 7,5 22,5 (30) c. 1 komoditas c. 5 Apabila jawaban b. 7,5 Maka nilai akhir adalah 7,5 x 30 = 22,5 10