BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan salah satu bentuk-bentuk pasar keuangan, dimana para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus fund) melakukan investasi dalam surat berharga yang di tawarkan emiten. Selain itu pasar modal juga merupakan tempat bagi perusahaan yang membutuhkan dana dan menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal sebagai emiten. Pasar modal (capital market) menurut Martono (2007:359) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka panjang baik hutang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana jangka panjang yang diperdagangkan tersebut diwujudkan dalam bentuk surat berharga. Jenis surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal memiliki jatuh tempo. Dana jangka panjang berupa hutang yang diperdagangkan biasanya obligasi (bond), sedangkan dana jangka panjang yang merupakan modal sendiri berupa saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat yang terorganisasi dimana surat berharga (efek) diperdagangkan, yang kemudian disebut bursa efek (stock exchange). 1
2 Faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas yang terdapat di pasar saham menyebabkan kenaikan dan penurunan jumlah permintaan dan penawaran saham pada bursa saham dan efeknya berdampak pada perubahan harga saham, antara lain faktor dan informasi keuangan yaitu informasi yang terdapat dalam lapoaran keungan, meliputi Laporan laba rugi komprehensif, Laporan posisi keuangan, Laba Perubahan ekuitas, Laporan arus kas, Catatan atas laporan keuangan, dan Laporan keuangan setelah reklasifikasi yang dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomi karena informasi menunjukan prestasi perusahaan pada periode tersebut. Melihat peranan informasi keuangan menjadi penting bagi investor dalam pengambilan keputusan. Informasi mengenai perusahaan dapat diperoleh dari pihak internal maupun eksternal perusahan. Eksternal berhubungan dengan kondisi perekonomian, tingkat suku bunga, kebijakan pemerintah dan lain-lain. Sedangkan internal dapat berasal dari laporan keuangannya. Dari laporan keuangan kita dapat memprediksi prospek perusahaan pada masa yang akan datang. Setiap hari harga saham dipasar sekunder selalu bergerak. Perubahan frekuensi pada pasar sekunder. Saat suatu permintaan terhadap harga saham tinggi dan penawaran relatif tetap ataupun hanya bertambah sedikit, maka harga saham akan bergerak naik. Begitu pula sebaliknya, jika permintaan rendah maka harga saham akan bergerak turun. Tetapi kejadiannya tidak selalu berlangsung demikian, masih
3 banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga saham tersebut. Peningkatan jumlah dan frekuensi perdagangan juga merupakan indikasi akan terjadinya pergerakan saham, baik naik maupun turun. Seorang investor biasanya akan melakukan berbagai analisis baik ananlisis teknikal maupun analisis fundamental guna mencapai keputusan yang optimal. Persoalan yang timbul adalah sejauh mana perusahaan mampu mempengaruhi harga saham dipasar modal, faktor atau variabel apa saja yang dapat dijadikan indikator sehingga memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui saham yang diperdagangkan dipasar modal. Pemain saham atau investor perlu memiliki sejumlah informasi yang berkaitan dengan dinamika harga saham agar dapat mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak dipilih. Untuk itu perlu adanya informasi yang akurat tentang kinerja perusahaan, manajemen perusahaan, kondisi ekonomi makro dan informasi relevan lainya untuk menilai saham secara akurat. Penilaian saham secara akurat dapat meminamalkan investasi saham dipasar modal merupakan jenis investasi yang cukup resiko. Fenomena munculnya Wholesale and Ritail Trade pada Hero Supermarket, Toko Ramayana di Indonesia menandai adanya perubahan pada perilaku belanja konsumen dari pasar tradisional kepasar modern. Hal ini tidak lain disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya peningkatan pendapatan penduduk, peningkatan jumlah wanita karir,
4 waktu untuk berbelanja semakin berkurang, dan pengaruh yang sangat kuat dari kebudayaan negara-negara barat. Perubahan pola belanja konsumen di indonesia juga didukung oleh beberapa kelebihan yang ditawarkan oleh pasar modern. Harga pasti, suasana nyaman, lingkungan bersih, relatif aman dari tindakan kriminalitas, variasi barang lengkap, kualitas barang terjamin, dan pelayanan yang baik berupa kemudahan membayar melalui kartu kredit merupakan kelebihan ditawarkan yang menjadi pendorong konsumen untuk berbelanja. Melihat kecenderungan pola belanja konsumen indonesia seperti menggambarkan potensi pasar untuk bisnis Wholesale and Retail Trade dengan konsep yang beragam di Indonesia semakin meningkat, menjadikan menjamurnya bisnis Wholosale and Retail Trade dengan konsep mendekati konsumen melalui pendekatan geografis dengan mendirikan mini market lebih dekat ke lokasi tempat tinggal konsumen dan konsep waralaba (www.mb.ipb.ac.id). Dalam penelitian ini objek diamati adalah indeks saham yang termasuk kedalam kategori perusahaan Wholesale and Retail Trade pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan Wholesale and Retail Trade merupakan Perusahaan dari 53 emiten yang tela dipilih melalui beberapa kriteria, sehingga indeks ini terdiri dari saham-saham yang memiliki likuiditas yang tinggi. Semakin likuid sebuah saham, berarti pembeli dan penjual yang bertransaksi semakin banyak, artinya saham itu laku. Saham
5 yang tidak likuid berarti hanya sedikit orang yang memperdagangkannya dalm arti peminatnya masih belum banyak. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berbeda dengan penelitian sebelumnya dengan menggunakan variabel yang berbeda dengan judul PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), RETURN ON EQUITY (ROE), DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP HARGA SAHAM Pada Perusahaan Wholesale and Retail Trade Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2008-2011. B. Perumusan Masalah Berdasarkan rumusan masalah penelitian masalah penelitian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah Earning per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Wholesale and Retail Trade? 2. Apakah Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Wholesale and Retail Trade? 3. Apakah Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Wholesale and Reatail Trade? 4. Apakah Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) secara bersama berpengaruh terhadap Harga Saham?
6 C. Tujuan dan Kegunaa Penelitian 1. Tujuan Penelitian : Berdasarkan pokok masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: a. Menguji dan menganalisis pengaruh Earning per Share (EPS) terhadap harga saham pada perusahaan Wholesale and Retail Trade yang terdaftar di BEI. b. Menguji dan menganalisis pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap harga saham pada perusahaan Wholesale and Retail Trade yang terdaftar di BEI. c. Menguji dan menganalisis pengaruh Debt to Equity ratio (DER) terhadap harga saham pada perusahaan Wholesale and Retail Trade yang terdaftar di BEI. d. Menguji dan menganalisis pengaruh Earning per Share (EPS), Return On Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga saham. 2. Kegunan Penelitian : 1. Bagi manager perusahaan dan investor Memberikan informasi tentang adanya Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), dan Debt To Equity Ratio (DER) terhadap harga saham khususnya pada perusahaan Wholesale and Retail Trade.
7 Membantu mengindentifikasikan harga saham, sehingga investor dapat mengambil satu keputusan untuk dapat memilih saham yang layak untuk dibeli. 2. Bagi Pengembang Ilmu Dapat berguna untuk memperdalam pengetahun tentang rasio keuangan serta dapat berguna sebagai bahan acuan dalam melakukan penelitian yang sama ataupununtuk penelitian lebih lanjut. 3. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberika wawasan bagi peneliti dan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.