BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk memperoleh dana tambahan untuk perusahaan. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: Saham merupakan sebuah piagam yang berisi aspek- aspek penting bagi perusahaan, termasuk hak dari pemilik saham dan hak khusus yang dimilikinya berkaitan dengan kepemilikan saham. Contohnya adalah hak mendapatkan pendapatan tetap dari perusahaan disamping punya kewajiban untuk ikut menanggung risiko bila perusahaan dilikuidasi. Pemilik saham juga berhak mengontrol perusahaan sesuai dengan kapasitas (jumlah) saham yang dimilikinya melalui rapat umum pemegang saham dengan menggunakan hak suara yang dimilikinya. Saham memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan, sehingga para pemegang saham berhak menentukan arah kebijaksanaan perusahaan lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik, antara lain berupa: 1. dividen, yaitu bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemilik saham
2. capital gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih jual dengan harga belinya. 3. manfaat non finansial antara lain berupa kekuasaan, kebanggaan, dan hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan. 2.1.2 Jenis saham Dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, saham dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu: 2.1.2.1 Saham biasa (common stock) Saham biasa adalah jenis saham yang tidak memberikan hak istimewa kepada pemegangnya. Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memperoleh dividen sepanjang perseroan memperoleh keuntungan. Pemilik saham mempunyai hak suara pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya. Saham biasa mempunyai harga nominal yang nilainya ditetapkan emiten (perusahaan penerbitkan surat berharga) dan memberikan keuntungan tidak terhingga karena dividen yang diberikan perusahaan nilainya tidak tetap sesuai dengan laba yang diperoleh perusahan. Perusahaan yang hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham yang dikeluarkan biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock).
2.1.2.2 Saham preferen (preferred stock) Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa. Pemegang saham preferen mempunyai beberapa hak istimewa, yaitu hak atas dividen tetap dan hak untuk mendapatkan dividen dan/atau bagian kekayaan lebih dahulu dari pemegang saham biasa pada saat perusahaan dilikuidasi. Di samping itu, pemegang saham preferen juga mempunyai preferensi untuk mengajukan usul pencalonan direksi atau komisaris. 2.1.3 Nilai saham 2.1.3.1 Nilai nominal (par value) Nilai nominal merupakan nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap lembar saham. Nilai nominal adalah modal per lembar saham yang harus ditahan di perusahaan untuk proteksi kepada kreditor yang tidak dapat diambil oleh pemegang saham. 2.1.3.2 Nilai buku (book value) Nilai buku (book value) menunjukkan aktiva bersih (net assets) per lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Nilai buku dapat mencerminkan berapa besar jaminan yang akan diperoleh pemegang saham apabila perusahaan penerbit saham (emiten) dilikuidasi.
2.1.3.3 Nilai pasar (market price) Nilai pasar merupakan harga pasar riil. Nilai pasar merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung, jika pasar sudah tutup maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price). 2.1.3.4 Nilai Intrinsik (fundamental) Nilai intrinsik adalah nilai sebenarnya dari suatu saham yang diterbitkan oleh perusahaan. Secara umum, keputusan membeli, menjual atau mempertahankan saham ditentukan oleh perbandingan antara perkiraan nilai intrinsik dengan harga pasarnya (Halim, 2005 : 31). 2.1.4 Pendekatan penilaian harga saham Sebelum membuat keputusan berinvestasi atau membeli saham tertentu, terlebih dahulu seorang investor harus menganalisis saham tersebut. Pendekatan perhitungan harga saham yang seharusnya (nilai intrinsik), yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. 2.1.4.1 Analisis fundamental Analisis fundamental adalah teknik dalam menganalisis saham dengan menggunakan data historis, terutama data keuangan misalnya laba, pembagian dividen, penjualan, dan lain-lain untuk menilai jenis saham tertentu. Seorang investor dapat
mempertimbangkan harus membeli atau menjual saham dengan membandingkan nilai intrinsik saham dengan nilai pasar saham. Apabila nilai pasar saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya maka saham tersebut tergolong mahal, dalam kasus ini investor sebaiknya menjual saham tersebut. Sebaliknya apabila nilai pasar saham lebih rendah dari nilai intrinsiknya maka saham tersebut tergolong murah sehingga dalam situasi seperti ini investor sebaiknya membeli saham tersebut. 2.1.4.2 Analisis teknikal Pendekatan teknikal menyatakan bahwa pola-pola pergerakan harga saham di masa mendatang didasarkan pada observasi pergerakan harga saham di masa lalu. Keputusan investasi dalam analisis teknikal mendasarkan diri pada data-data pasar di masa lalu (seperti data harga saham dan volume penjualan saham) sebagai dasar untuk mengestimasi harga saham di masa datang. Informasi data di masa lalu tersebut akan mendasari prediksi atas pola perilaku harga di masa mendatang (Tandelilin, 2001 : 247). 2.1.5 Analisis laporan keuangan Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan merupakan informasi yang diharapkan dapat membantu para pengguna, baik pihak internal maupun pihak eksternal untuk membuat
keputusan ekonomi yang rasional. Menurut Djarwanto ( 2004 : 5) laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingna managemen dan pihak-pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan disusun guna memberikan informasi kepada berbagai pihak yang terdiri dari: 1. Neraca 2. Laporan laba rugi 3. Laporan laba ditahan atau laporan modal sendiri 4. Laporan sumber dan penggunaan modal kerja 5. Laporan arus kas Informasi keuangan yang tersaji di dalam laporan keuangan banyak memberikan manfaat bagi pengguna apabila laporan keuangan tersebut dianalisis kinerjanya lebih lanjut sebelum dimanfaatkan sebagai alat bantu pembuat keputusan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis kinerja keuangan adalah dalam bentuk rasio-rasio keuangan. Hanafi dan Halim (2005:43) membagi rasio keuangan menjadi 5 kelompok. Pembagian rasio keuangan tersebut karena adanya perbedaan tujuan dan harapan yang ingin dicapai oleh pihak internal (manager) dengan pihak eksternal, dalam hal ini adalah investor. Kelima analisis rasio tersebut secara umum untuk mengetahui gambaran prospek dan resiko yang akan
dihadapi perusahaan di masa mendatang. Berikut ini 5 kelompok rasio keuangan tersebut: 2.1.5.1 Rasio likuiditas Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar, yaitu aktiva yang mudah diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, dan persediaan. Ada beberapa macam rasio likuiditas, antara lain rasio lancar (current ratio) dan rasio cepat (acid test ratio) 2.1.5.2 Rasio aktivitas Rasio yang mengukur sejauh mana efektifitas penggunaan asset dengan melihat tingkat aktivitas asset. Dengan kata lain rasio aktifitas menunjukkan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal, kemudian dengan cara membandingkan rasio aktivitas dengan standar industri, maka dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam industri. Ada beberapa macam rasio aktivitas, antara lain perputaran total aktiva (total asset turnover), perputaran piutang usaha (account receivable turnover), perputaran kas (cash turnover), dan sales to inventory. 2.1.5.3 Rasio solvabilitas Rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini mengukur
likuiditas perusahaan untuk jangka panjang, sehingga rasio ini berfokus pada sisi kanan neraca. Apabila total hutang lebih besar dari pada total aset, maka perusahaan dikatakan tidak solvabel. Ada beberapa macam rasio solvabilitas, antara lain rasio total hutang terhadap total aktiva (debt to asset), rasio time interest earned, dan rasio debt to equity. 2.1.5.4 Rasio profitabilitas Rasio yang melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profitabilitas). Bagi investor jangka panjang, rasio profitabilitas dapat digunakan untuk melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk deviden. Ada beberapa macam rasio profitabilitas, antara lain ROA (return on asset), ROE (return on equity), ROI (return on investment), NPM (net profit margin), OPM (operating profit margin), dan EPS (earning per share). 2.1.5.5 Rasio pasar Rasio ini melihat perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai buku perusahaan. Sudut pandang rasio ini lebih banyak dilihat berdasarkan sudut pandang investor atau calon investor, meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio ini. Ada beberapa macam rasio pasar, antara lain PER (price earning rati), PBV (price to book value), devident yield, dan pembayaran dividen (dividend payout).
Berdasarkan pembagian rasio-rasio keuangan di atas, peneliti tertarik untuk menggunakan beberapa rasio keuangan tersebut untuk di angkat dalam penelitian ini, yaitu: 1. Current Ratio (CR) Current Ratio merupakan rasio likuiditas yang dihitung dengan cara membandingkan aktiva lancar dengan total kewajiban lancar. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Sebaliknya, semakin rendah rasio ini semakin rendah pula kemampuan perusahaan untuk memenuhi kemampuan jangka pendeknya. Rumus yang digunakan untuk menghitung Current Ratio adalah sebagai berikut: Aktiva lancar Current Ratio (CR) = Kewajiban lancar 2. Debt to Equity Ratio (DER) Rasio ini berfungsi untuk mengukur sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Bagi kreditur, semakin besar rasio ini akan semakin tidak menguntungkan karena semakin besar resiko kegagalan yang harus ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Namun, bagi investor maupun perusahaan, semakin besar rasio ini akan semakin menguntungkan karena resiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditur. Rumus yang digunakan untuk menghitung Debt to Equity Ratio adalah sebagai berikut:
Debt to Equity Ratio (DER) = Total utang Total ekuitas 3. Earning per share (EPS) Earning Per Share adalah laba per lembar saham yang merupakan keuntungan yang dapat dihasilkan dari perubahan setiap unit saham pada periode tertentu. EPS menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen kepada pemegang saham. Semakin besar EPS menunjukkan kinerja perusahaan yang baik dan memberikan return yang besar kepada para pemegang saham dan investor. Kinerja perusahaan yang baik dan pembagian return yang lebih besar akan menarik para investor untuk berinvestasi pada perusahaan dan akan mempengaruhi harga saham perusahaan, yakni harga saham akan lebih mahal. Rasio EPS dapat dihitung dengan formula berikut: Earning per share (EPS) = Laba bersih Jumlah saham outstanding 4. Total Assets Turn Over (TATO) Total Assets Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan dan jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap aktiva (Kasmir, 2008 : 185). Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin tinggi penjualan yang dihasilkan dan
penggunaan aktiva perusahaan yang semakin efektif. Formula untuk menghitung Total Assets Turn Over adalah sebagai berikut: Total assets turnover (TATO) = Penjualan bersih Total asset 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu Rincian mengenai penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Keterangan Yuliana Halim (2007) 1. Judul Penelitian Pengaruh ROE, NPM, EPS dan DER Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ 2. Variabel Penelitian a. Independen ROE, NPM, EPS, DER. b. Dependen Harga Saham. 3. Hasil Penelitian a. Hasil uji F menunjukkan bahwa ROE, EPS dan DER berpengaruh Signifikan terhadap harga saham. b. Hasil uji t menunjukan bahwa Hanya ROE dan EPS yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Eka Prasetya Harmoni (2009) 1. Judul penelitian Analisis Variabel Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar di BEI. 2. Variabel Penelitian a. Independen ROA, ROE, EPS, TATO. b. Dependen Harga Saham 3. Hasil Penelitian a. Hasil uji F menunjukkan bahwa ROA, ROE, EPS
dan TATO secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham. b. Hasil uji t menunjukan bahwa secara parsial ROA, ROE, EPS dan TATO tidak berpengaruh harga terhadap saham Yurico (2010) Cory (2011) 1. Judul Penelitian Pengaruh Cash Devidend Coverage, Operating Cash Flow per Share, Return on Equity, Return on Assets, Total Assets Turnover dan EPS Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur di BEI. 2. Variabel Penelitian a. Independen Cash Devidend, Operating Cash Flow per Share, ROE, ROA, TATO, EPS. b. Dependen Harga Saham 3. Hasil Penelitian a. Hasil uji F menunjukkan bahwa Cash Devidend Coverage, Operating Cash Flow per Share, ROE, ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham. b. hasil uji t menunjukkan bahwa hanya EPS yang berpengaruh signifikan sedangkan yang lain tidak berpengaruh signifikan. 1. Judul Penelitian Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover, ROE, PER Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate dan Property Yang Terdaftar di BEI 2. Variabel Penelitian a. Independen CR, DER, LTDtER, TATO, ROE, PER b. Dependen Harga Saham 3. Hasil Penelitian a. Hasil uji F menunjukkan semua variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. b. hasil uji t menunjukkan semua variabel yang diteliti tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sumber : Peneliti 2013
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1 Kerangka Koseptual Current Ratio (CR) (X 1 ) Debt to Equity Ratio (DER) (X 2 ) Earning per share (EPS) (X 3 ) H1 Harga saham (Y) Total assets turnover (TATO) H2 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber : Peneliti 2013 2.3.2 Hipotesis Penelitian Hipotesis dikembangkan dari telaah teoritis sebagai jawaban sementara dari masalah atau pertanyaan penelitian yang memerlukan pengujian secara empiris (Sugiyono, 2006 : 51). Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H 1 : Secara Parsial Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) dan Total Assets Turn Over (TATO) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
H 2 : Secara Simultan Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) dan Total Assets Turn Over (TATO) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.