LATAR BELAKANG PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya bidang Pendidikan. Bidang Pendidikan merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media komunikasi adalah suatu media ataupun alat bantu yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajarnya dan dapat membangun pengetahuannya sendiri (student centered. digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran masih kurang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kerangka berpikir. Tatakerja pendekatan sistem menelaah masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Poppy Septiandari, 2013

I. PENDAHULUAN. yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam. menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu anak didik dalam

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah instansi pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI MOTIVASI SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran yang dilakukan saat ini biasanya sangat membosankan dan

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu. kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan melalui

Teguh Pratikno 1, Ewo Termedi 2, Wahid Munawar 3

BAB I PENDAHULUAN. mereka sehingga terwujud keprofesionalan yang mantap. Seorang guru dituntut

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tingkah laku yang sesuai. Sanjaya (2006:2) mengatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang mencakup seluruh komponen yang ada. menonjolnya, terutama pada masyarakat dari negara-negara yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menghendaki agar peserta didik dapat berkembang sesuai

I. PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang semakin

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi SDM melalui

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi pembangunan

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. adanya perubahan tingkah laku pada dirinya, menyangkut perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari sains yang menekankan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. geometri, dan analisis (Hamzah Uno, 2007: 129). mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

I. PENDAHULUAN. di Kalianda, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap penyediaan media pembelajaran untuk menunjang proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi kemajuan

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa yang menginginkan kemajuan. pendidikan, karena pendidikan berperan penting dalam meningkatkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hardiyanti Hidayat, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mudah, baik informasi visual, audio, maupun audio visual dan dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peralatan praktik, penyempurnaan kurikulum maupun peningkatan. profesionalisme guru yang dilakukan secara nasional.

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian pesan-pesan penerangan, bukan desain untuk tujuan. untuk digunakan menjadi alat penyampaian pesan-pesan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL UNTUK PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENGGUNAAN MACROMEDIA FLASH

BAB I PENDAHULUAN. tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

konstribusi yang sangat besar dalam memenuhi kebutuhan manusia semakin meningkat (Burns dan Bottino, 1989). Namun sangat disayangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suci Eniawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. semakin baiknya kualitas bangsa tersebut. Di Indonesia pendidikan sangat

SKRIPSI. Oleh: ARI SUSANTI NIM: K

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak awal Millenium ketiga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan suatu bangsa, sehingga kualitas pendidikan sangat. diperhatikan oleh pemerintah. Hingga saat ini pemerintah terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. formal, yang bertujuan menyiapkan siswa dengan bekal ilmu pengetahuan agar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam era globalisasi, sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN INVESTIGASI MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Kemudahan dalam mengakses informasi adalah salah satu dampak positif dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin pesat. Kesadaran setiap manusia akan pentingnya penguasaan dan pemanfaatan IPTEK pun semakin berkembang di berbagai negara. Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), kemampuan suatu bangsa dalam menguasai dan memanfaatkan IPTEK dapat menunjang keberhasilan dalam pertumbuhan pembangunan nasional negaranya. Pada kenyataannya, penguasaan IPTEK di Indonesia masih jauh tertinggal dari negara-negara lain, termasuk dari negara tetangga sendiri seperti Singapura dan Malaysia. Hal tersebut dikarenakan minimnya Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang menguasai IPTEK jika dibandingkan dengan negara lain seperti Singapura dan Malaysia yang mayoritas masyarakatnya menguasai IPTEK. Dengan adanya kenyataan tersebut, Indonesia harus mampu meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki agar dapat menguasai IPTEK dan memanfaatkannya secara tepat. Pendidikan memiliki peran penting dalam menciptakan SDM yang berkualitas. Namun ternyata kualitas pendidikan di Indonesia pun masih sangat memprihatinkan. Hal ini lah yang menjadi salah satu penyebab lemahnya daya saing SDM Indonesia di kancah internasional. Menurut The United Development Program (UNDP) Tahun 2011, indeks pengembangan manusia atau Human Development Index (HDI) negara Indonesia menempati urutan 124 dari 187 negara yang disurvei. Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya kualias pendidikan di Indonesia, antara lain: (1) Sarana dan prasana pembelajaran yang terbatas; (2) Kurang bervariasinya model pembelajaran yang digunakan sehingga suasana pembelajaran terkesan membosankan; (3) Siswa cenderung berperan pasif di setiap pembelajaran; (4) Faktor dari diri siswa

2 itu sendiri, seperti kurangnya semangat belajar, tidak adanya motivasi, rendahnya kesadaran belajar mandiri dan masih banyak lagi. Dalam menghadapi permasalahan tersebut, guru memiliki peran yang cukup penting, apalagi mengingat guru adalah penanggung jawab utama dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, tanpa terlepas pada kenyataan bahwa pendidikan paling banyak diterima dari lingkungan sekolah. Oleh karena itu seorang guru dituntut bersikap maksimal dalam menciptakan kegiatan belajar mengajar di sekolah yang menarik agar siswa bersemangat, termotivasi, selalu ingin tahu dan aktif di setiap kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang baik adalah yang mampu melatih kemampuan siswa, termasuk pemahaman siswa dengan mencari kemudian membangun pengetahuannya sendiri, melatih keaktifan siswa dan memberikan kebebasan berfikir. Dengan siswa mencari dan membangun pengetahuannya sendiri, siswa akan lebih paham dan pengetahuannya itu akan tersimpan lebih lama dalam ingatan. Pembelajaran seperti ini sering disebut dengan Student Centered Learning (SCL). SCL menurut Pongtuluran dan Rahardjo (2011:6) menekankan kepada minat, kebutuhan dan kemampuan individu, menjanjikan model belajar yang menggali motivasi intrinsik untuk membangun masyarakat yang suka dan selalu belajar. Model belajar ini sekaligus dapat mengembangkan kualitas SDM yang dibutuhkan masyarakat seperti kreativitas, kepemimpinan, rasa percaya diri, kemandirian, kedisiplinan, kekritisan dalam berfikir, kemampuan berkomunikasi dan bekerja dalam tim, keahlian teknis serta wawasan global untuk dapat selalu beradaptasi terhadap perubahan dan perkembangan. SDM inilah yang diharapkan tertanam pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dimana sesuai dengan tujuan SMK sebagai lembaga pendidikan yaitu menghasilkan lulusan yang berkualitas, terampil dan profesional sehingga nantinya dapat bersaing di dunia kerja. Dalam dunia kerja, seseorang tidak hanya dituntut memiliki pengusaan materi, namun

3 juga dituntut untuk memiliki kreativitas, kemandirian, kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dalam tim, serta mampu beradaptasi terhadap perubahan dan perkembangan dunia. Salah satu model pembelajaran SCL adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran SCL lainnya, salah satunya ialah penekanan yang lebih pada keaktifan siswa dan kerjasama dalam suatu kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Dalam model ini, siswa tidak hanya dituntut untuk aktif mengeluarkan pendapat, namun juga dituntut untuk dapat bersosialisasi dan bekerjasama dengan anggota kelompoknya. Hal inilah mengapa pemakaian model pembelajaran kooperatif dirasakan cukup sesuai diterapkan di SMK. Karena selain siswa dituntut untuk menyelesaikan suatu tugas atau proyek secara berkelompok, siswa juga dilatih berkomunikasi dengan baik antara teman satu kelompoknya, menjalin hubungan sosial yang tinggi serta memiliki kemampuan kerjasama dalam tim yang baik. Model pembelajaran kooperatif dapat dijadikan alternatif variasi dalam memilih model pembelajaran. Sudah banyak penelitian di bidang pendidikan ilmu komputer baik di SMP, SMA maupun SMK yang menerapkan model pembelajaran kooperatif sebagai variabel penelitiannya. Ada berbagai macam model pembelajaran kooperatif, salah satunya ialah group investigation. Menurut Munir (Safrotun, 2009:7) model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah tipe group investigation. Eggen dan Kauchak (Hobri dan Susanto, 2006:75) mendefinisikan group investigation sebagai model pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok secara heterogen dilihat dari kemampuan dan latar belakang, untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik.

4 Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Safrotun (2009) diketahui bahwa model pembelajaran kooperatif group investigation dapat digunakan dalam pembelajaran TIK. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut menunjukan bahwa peningkatan hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif group investigation lebih baik dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Penelitian lain tentang penerapan model pembelajaran kooperatif group investigation dilakukan oleh Pramudya (2010) dalam pembelajaran matematika yang menyimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mendapat pembelajaran matematika menggunakan model kooperatif group investigation (GI) lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mendapat pembelajaran matematika secara konvensional. Peneliti dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Suyatno (2011) juga menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif group investigation mampu meningkatkan pemahaman konsep matematika di setiap aspeknya. Suatu proses pembelajaran akan berlangsung efektif jika menggunakan model pembelajaran yang tepat dan sesuai, namun suatu proses pembelajaran akan berlangsung lebih efektif lagi apabila disertai dengan teknologi atau alat bantu untuk menyampaikan informasi, yang disebut dengan media pembelajaran. Menurut Daryanto (2011:4), manfaat media dalam proses belajar antara lain sebagai alat bantu dalam memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra, serta meningkatkan gairah belajar siswa. Media pembelajaran ada yang bersifat audio (radio atau rekaman) dan ada juga yang bersifat visual (foto atau gambar). Dalam pembelajaran ada juga yang disebut dengan multimedia, yaitu gabungan dari beberapa media yang konvergen. Misalnya gabungan unsur audio berupa rekaman atau lagu yang dipadukan dengan unsur visual berupa video, animasi, teks dan

5 gambar sehingga menciptakan suatu media pembelajaran yang lebih menarik. Daryanto (2011:49) membedakan multimedia menjadi dua macam, yaitu multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sedangkan multimedia interaktif adalah multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan multimedia interaktif ini diterapkan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa. Dalam konteks ini, kemampuan pemahaman yang dimaksud adalah kemampuan pemahaman konsep yang merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Pada kenyataan di lapangan, masih terdapat siswa yang mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini tentu didasarkan pada kurangnya kemampuan pemahaman konsep yang dimiliki. Untuk dapat mengerjakan suatu masalah atau soal-soal secara tepat, seseorang harus memiliki kemampuan pemahaman konsep terhadap suatu materi yang diajarkan. Konsep suatu materi ajar diperlukan manfaatnya untuk dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata sehari-hari, apalagi bagi siswa SMK yang kebanyakan lulusannya langsung terjun ke dunia kerja. Dalam dunia kerja mereka dituntut mengerti tentang konsep yang meliputi pengertian, cara pemecahan masalah maupun aplikasinya secara benar disamping kemampuan sosialnya seperti mampu bekerja sama dan bekerja dalam tim. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah diperlukan suatu penerapan model pembelajaran yang melatih kemampuan serta keaktifan siswa. Oleh karena itu, diangkat judul penelitian mengenai Penerapan Model

6 Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif dalam. B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana mengembangkan multimedia interaktif model tutorial sebagai alat bantu pada penerapan model pembelajaran kooperatif group investigation? 2. Bagaimana peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif group investigation berbantuan multimedia interaktif dibandingkan dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional? 3. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif group investigation berbantuan multimedia interaktif dalam pembelajaran? C. BATASAN MASALAH Agar penelitian ini tujuannya terarah, maka ruang lingkup yang diteliti disini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut: 1. Konsep yang dibahas adalah pemrograman SQL tingkat dasar. 2. Multimedia interaktif yang digunakan adalah model tutorial dan hanya digunakan sebagai alat bantu penelitian saja. 3. Peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa diindikasi oleh perbandingan peningkatan skor pretest-posttest kelas eksperimen dengan kelas kontrol. D. TUJUAN PENELITIAN adalah: Berdasarkan perumusan masalah maka tujuan dalam penelitian ini

7 1. Mengetahui pengembangan multimedia interaktif model tutorial sebagai alat bantu dalam penerapan model pembelajaran kooperatif group investigation. 2. Mengetahui apakah peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif group investigation berbantuan multimedia interaktif lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. 3. Mengetahui respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif group investigation berbantuan multimedia interaktif. E. MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya: 1. Bagi Siswa Dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif group investigation berbantuan multimedia interaktif ini, pembelajaran akan terasa lebih menyenangkan karena siswa dijadikan sebagai pusat pembelajaran yang pada akhirnya dapat membantu meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa. Selain itu dengan adanya penelitian ini diharapkan siswa mendapatkan suatu pengalaman belajar baru yang berharga. 2. Bagi Peneliti Mengetahui sejauh mana kontribusi penerapan model pembelajaran kooperatif group investigation berbantuan multimedia interaktif terhadap peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa. 3. Bagi guru Memberikan alternatif penerapan model dan media pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa.

8 F. DEFINISI OPERASIONAL Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang digunakan, oleh karena itu untuk menghindari perbedaan pemahaman mengenai suatu kata atau istilah, berikut ini akan dijelaskan beberapa definisi dari istilah-istilah yang digunakan: 1. Model kooperatif group investigation menempatkan siswa ke dalam kelompok secara heterogen, baik dilihat dari segi kemampuan maupun dari segi jenis kelamin, untuk melakukan investigasi terhadap suatu materi pembelajaran. 2. Multimedia interaktif dilengkapi dengan alat pengontrol, sehingga pengguna dapat mengoperasikan dan memilih langkah apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. 3. Kemampuan pemahaman konsep yaitu kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep dalam hal pengenalan konsep dan aplikasi konsep yang dilihat dari jawaban siswa dalam tes yang diberikan. G. HIPOTESIS PENELITIAN Hipotesis dalam penelitian ini adalah Peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif group investigation berbantuan multimedia interaktif lebih baik daripada peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. H. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI Untuk menghasilkan penulisan yang baik dan terarah, maka struktur organisasi skripsi ini dibagi dalam beberapa bab yang membahas hal-hal sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, hipotesis penelitian dan struktur organisasi skripsi.

9 BAB II Kajian Pustaka Menguraikan dasar-dasar teori dan data-data pendukung yang digunakan dalam penelitian, yaitu tentang kegiatan belajar mengajar, model pembelajaran kooperatif, group investigation, media pembelajaran, multimedia pembelajaran interaktif, pemahaman konsep dan structured query language. BAB III Metode Penelitian Berisi tentang model penelitian, desain penelitian, populasi dan sempel, prosedur penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian dan teknik analisa data. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Membahas hasil penelitian dari data yang telah didapat dan diolah menggunakan metode penelitian yang dibahas pada bab sebelumnya. BAB V Kesimpulan dan Saran Berisi kesimpulan dan saran penulis tentang hasil penelitian yang dilaksanakan.