METODE PENELITIAN. deskriptif bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. adalah metode deskriptif analisis. Metode deskripsi yaitu suatu penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

III. METODE PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

METODE PENELITIAN. dalam meneliti suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu

RESPON PETANI TERHADAP PEPAYA VARIETAS CALLINA (California) DI KABUPATEN MAMUJU, PROVINSI SULAWESI BARAT

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian lapangan dilaksanakan Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman,

Evaluasi petani terhadap program siaran pedesaan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai sumber informasi pertanian di kota Surakarta

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai metode yang mempelajari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif. Menurut Nazir (2013) metode penelitian

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Arikunto (2002:135) menyatakan bahwa metode penelitian merupakan

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berjudul pengaruh penagihan tunggakan pajak dengan surat

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Bab III - Objek dan Metode Penelitian

III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel- variabel yang menjadi perhatian

BAB II METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti terdiri dari variabel

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan, mengorganisir, menganalisa, serta menginterpretasikan data. Hal

III. METODOLOGI PENELITIAN. secara seksama untuk mencapai suatu tujuan, Cholid Narbuko, (2007:1).

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, peneliti harus mengetahui serta menentukan

III. METODE PENELITIAN. bermitra dengan UPT Balai Benih Pertanian Barongan Kabupaten Bantul.

BAB III DESAIN PENELITIAN. emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. wilayah Cikajang, Kabupaten Garut yang masih aktif sebagai anggota KPGS.

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB II METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pengamatan dilakukan terhadap karyawan di Daerah Operasional II PT.

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah suatu yang menjadi titik perhatian dari suatu

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

BAB III METODE PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendapatan usahatani per musim. Petani yang menjadi objek penelitian adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriftif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. Adapun

BAB II METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan analisa kuantitatif. Adapun metode korelasional

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Menurut Winarno Surakhmad (2001:139), metode deskriptif adalah ditujukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci: Sikap, petani melon, kenaikan harga pupuk I. PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian terdiri dari dua

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tata cara tersebut dikenal sebagai metode penelitian. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian berkaitan dengan prosedur dan teknik yang harus

III METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam penelitian ini. Faktor-faktor yang diteliti dalam

METODE PENELITIAN. Konsumen, khususnya konsumen yang membeli dan menggunakan handphone

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak yang mengikuti program Hilirisasi

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian Hubungan penggunaan mesin kantor dengan efektivitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

III. METODE PENELITIAN. sistematik, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat dan hubungan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Menurut

III. METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek utama penelitian didalam skripsi ini tergolong pada dua

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

III METODE PENELITIAN. (1999:63), adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

IV. METODE PENELITIAN. Halimun Salak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Penelitian

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITITAN. Desain atau metode penelitian dalam suatu penelitian sangat penting

III. METODE PENELITIAN. status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran

METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari metode deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Metode deskriptif bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan (Nazir 0). Dalam penelitian ini metode deskriptif akan digunakan untuk membantu peneliti untuk menggambarkan secara faktual dan aktual tentang respon petani terhadap pepaya varietas Callina di Mamuju, Sulawesi Barat. B. Metode Pengambilan Responden. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) setelah melihat data tingkat produksi pepaya di Provinsi Sulawesi Barat khususnya Mamuju yang pernah mencapai angka.960 kw/th seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut. 8

9 Tabel. Produksi pepaya menurut kabupaten/kota di provinsi Sulawesi Barat 008-05(kwintal/Tahun) Kabupaten dan Kota Tahun 008 009 00 0 0 0 0 05 Majene.800 6.70 5. 9. 5.59.69.8.09 Polewali Mandar 780.0.050.68.5.50.8.0 Mamasa 5,80.00. 99 60.6.5.55 Mamuju.90 5.50 8.70.8.7.055 5.856.676 Mamuju Utara - 90 708.8.80.79.75.8 Mamuju Tengah - - - - -.5.7.9 Sulawesi Barat 7.570 7.00 0.07 6.66.06.0 6.08.95 Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat. Pengambilan Responden Pengambilan Responden pada penelitian ini menggunakan metode sensus, yaitu menggunakan seluruh petani pepaya Callina di Kabupaten Mamuju dengan jumlah responden yang terdiri dari 0 responden yang berstatus sebagai petani pemilik penggarap, 5 responden yang berstatus sebagai pemilik lahan dan 6 responden yang berstatus sebagai buruh tani atau pekerja. C. Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari petani pemilik penggarap, pemilik lahan dan buruh tani. Teknik yang digunakan untuk mengambil data yaitu menggunakan kuisioner berisi daftar-daftar pertanyaan dalam memperoleh informasi serta dilakukan wawancara, deep interview ke beberapa responden. Data primer yang dikumpulkan diperoleh dari kuesioner yang meliputi informasi profil dari responden (petani pepaya) dan segala informasi yang berkaitan dengan pengisian kuisioner menyangkut respon (pengetahuan, sikap dan tindakan) terhadap pepaya varietas Callina.

0 Observasi juga dilakukan dengan mengamati petani dalam membudidayakan pepaya Callina di lokasi penelitian, dan juga lingkungan sekitar petani untuk memperkaya informasi pada penelitian ini. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak-pihak yang berkaitan secara tidak langsung dengan objek penelitian yaitu dari dinas pertanian dan perkebunan setempat serta badan pusat statistik dengan menggunakan teknik dokumentasi yaitu dengan mencatat data-data dan pengambilan gambar yang sudah ada mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini. D. Asumsi dan Pembatasan Masalah. Asumsi Diasumsikan bahwa petani buah yang membudidayakan pepaya Callina di Mamuju dianggap mengetahui dengan baik mengenai pepaya varietas Callina.. Pembatasan Masalah Responden yang diambil adalah petani pemilik penggarap, pemilik lahan dan buruh tani pepaya yang membudidayakan pepaya varietas Callina. E. Definisi Operasional. Respon Respon adalah tanggapan petani padi terhadap suatu objek berupa varietas pepaya Callina. Indikator respon dalam penelitian ini meliputi tanggapan pengetahuan, tanggapan sikap dan tanggapan tindakan. a. Tanggapan pengetahuan tentang pepaya varietas Callina adalah pengalaman atau wawasan petani tentang objek berupa varietas pepaya Callina

yang diketahuinya. Adapun komponen pengukuran dari tanggapan pengetahuan sebagai berikut. Tabel. Komponen pengukuran tanggapan pengetahuan (Kognitif) No Indikator Skor Pengukuran. Pengetahuan petani tentang perbedaan pepaya Callina Sepenuhnya mengetahui dan memahami secara menyeluruh tentang perbedaan pepaya dengan pepaya yang lain Cukup mengetahui dan cukup memahami secara dengan pepaya menyeluruh tentang perbedaan pepaya yang lain dengan pepaya yang lain Hanya sekedar tahu tentang perbedaan pepaya dengan pepaya yang lain Tidak mengetahui sama sekali tentang perbedaan pepaya. Pengetahuan petani terhadap proses budidaya pepaya Callina. Pengetahuan petani terhadap keuntungan usaha budidaya pepaya Callina. Pengetahuan petani terhadap pemasaran pepaya Callina Kisaran skor,00 6,00 dengan pepaya yang lain Mengetahui dengan sangat baik proses budidaya pepaya Mengetahui dengan baik proses budidaya pepaya Cukup mengetahui proses budidaya pepaya Tidak mengetahui proses budidaya pepaya Mengetahui dengan baik keuntungan yang diperoleh dari usaha budidaya pepaya Mengetahui dengan cukup baik keuntungan yang diperoleh dari usaha budidaya pepaya Kurang mengetahui tentang keuntungan yang diperoleh dari usaha budidaya pepaya Tidak mengetahui sama sekali tentang keuntungan yang diperoleh dari usaha budidaya pepaya Mengetahui dengan baik terkait pemasaran pepaya Callina Mengetahui dengan cukup baik terkait pemasaran pepaya Callina Mengetahui dengan kurang baik terkait pemasaran pepaya Callina Tidak mengetahui sama sekali terkait pemasaran pepaya Callina b. Tanggapan sikap adalah kecenderungan petani dalam bertindak pada keteraturan suka atau tidak suka terhadap pepaya Callina di

Mamuju, Sulawesi Barat. Adapun komponen pengukuran dari tanggapan sikap sebagai berikut. Tabel 5. Komponen pengukuran tanggapan sikap (Afektif) No Indikator Skor Pengukuran. Perasaan petani terkait keunggulan pepaya Callina Menunjukkan perasaan senang dengan menjelaskan berbagai keunggulan pepaya Callina. Menunjukkan perasaan cukup senang dengan cukup menjelaskan berbagai keunggulan pepaya Callina. Menunjukkan perasaan kurang senang dengan sedikit menjelaskan berbagai keunggulan pepaya Callina. Menunjukkan perasaan tidak senang dengan tidak menjelaskan apapun terkait keunggulan. Pendapat petani terkait proses pemasaran pepaya Callina. Pendapat petani terkait proses budidaya pepaya Callina. Perasaan petani terhadap hasil panen pepaya Callina Kisaran skor:,00 6,00 pepaya Callina. Setuju dengan proses pemasaran pepaya Callina dengan alasan Cukup setuju dengan proses pemasaran pepaya Callina dengan alasan Kurang setuju dengan proses pemasaran pepaya Callina dengan alasan Tidak setuju dengan proses pemasaran pepaya Callina dengan alasan Berpendapat mudah dengan alasannya Berpendapat cukup mudah dengan alasannya Berpendapat rumit dengan alasannya Berpendapat sangat rumit dengan alasannya Menunjukkan sikap senang dengan hasil panen pepaya Callina Menunjukkan sikap cukup senang dengan hasil panen pepaya Callina Menunjukkan sikap kurang senang dengan hasil panen pepaya Callina Menunjukkan sikap tidak senang dengan hasil panen pepaya Callina c. Tanggapan tindakan terhadap pepaya Callina adalah sejauh mana petani terlibat dalam memanfaatkan dan membudidayakan pepaya Callina

.Adapun komponen pengukuran dari tanggapan tindakan sebagai berikut. Tabel 6. Komponen pengukuran tanggapan tindakan (Konatif) No Indikator Skor Pengukuran. Kecenderungan petani tertarik menanam pepaya Callina Sangat tertarik dengan menjelaskan alasannya Cukup tertarik dengan menjelaskan alasannya Kurang tertarik dengan menjelaskan alasannya Tidak tertarik dengan menjelaskan. Keterlibatan petani dalam proses pembudidayaan pepaya Callina.. Ketertarikan petani menjual pepaya Callina. Ketertarikan petani ikut dalam kelompok tani pepaya Callina Kisaran skor:,00 6,00 alasannya. Selalu hadir dan terlibat secara langsung pada proses pembudidayaan pepaya Callina. (Terlibat secara penuh). Selalu hadir dan terlibat tidak secara langsung pada proses pembudidayaan pepaya Callina (Terlibat sebagian besar). Selalu hadir namun tidak terlibat pada proses pembudidayaan pepaya Callina (terlibat sebagian kecil) Tidak hadir dan tidak terlibat pada proses pembudidayaan pepaya Callina (Tidak terlibat sama sekali). Tertarik Cukup tertarik Kurang tertarik Tidak tertarik sama sekali Tertarik Cukup Tertarik Kurang Tertarik Tidak Tertarik

. Faktor-faktor yang mempengaruhi respon Faktor-faktor yang mempengaruhi respon merupakan hal-hal yang menjadi penyebab respon itu terbentuk meliputi: a. Tingkat Pendidikan petani berhubungan dengan pola pikir petani, karena petani akan mempunyai kemampuan berpikir lebih baik sehingga mempengaruhi kemampuan memahami sesuatu. Tingkat pendidikan petani meliputi SD dengan skor, SMP/Sederajat dengan skor, SMA/Sederajat dengan skor dan Sarjana dengan skor. b. Luas lahan adalah lahan yang dimiliki petani pemilik penggarap atau pemilik lahan dalam pelaksanaan sesuatu usahatani, semakin luas lahan yang dimiliki dapat memberi manfaat lebih dari hasil perkebunan tersebut. dalam hal ini buruh tani tidak memiliki lahan pribadi melainkan lahan garapannya. Luas lahan meliputi skor dengan interval luas lahan,99 ha, skor dengan interval luas lahan,99 ha, skor dengan interval luas lahan,99 ha dan skor dengan interval luas lahan 5 ha. c. Pengalaman tentang pepaya Callina berhubungan dengan sejak kapan petani mengenal pepaya Callina dan seberapa lama petani membudidayakan pepaya Callina. Kapan petani mengenal pepaya Callina meliputi sejak kapan mengenal pepaya tersebut dilihat dari tahun dengan kisaran 00 ke 07 dengan kisaran skor ke sedangkan seberapa lama berbudidaya pepaya Callina meliputi dari sejak kapan memulai berbudidaya dilihat dari bulan dengan interval 6 bulan dengan kisaran skor.

5 d. Kemudahan budidaya berkaitan dengan tata cara budidaya pepaya Callina yang sangat susah dibudidaya atau tergolong tanaman yang mudah dibudidaya. Berhubungan pula dengan kendala-kendala disaat proses budidaya berlangsung. Kemudahan budidaya meliputi pertanyaan seputar seberapa mudah petani berbudidaya pepaya Callina dilihat dari tanggapan petani yang menjawab YA dengan alasan diberi skor, YA tanpa alasan dengan skor, TIDAK dengan alasan dengan skor dan TIDAK tanpa alasan dengan skor. e. Kemudahan pemasaran berhubungan dengan proses mendapatkan pembeli untuk hasil panen pepaya Callina. Kemudahan pemasaran meliputi pertanyaan seputar seberapa mudah pemasaran pepaya Callina dilihat dari tanggapan petani menjawab dilihat dari tanggapan petani yang menjawab YA dengan alasan diberi skor, YA tanpa alasan dengan skor, TIDAK dengan alasan dengan skor dan TIDAK tanpa alasan dengan skor. f. Minat petani berbudidaya Callina berhubungan dengan kemauan petani atau kebutuhan akan budidaya pepaya Callina tersebut. Minat petani meliputi minat dengan skor, cukup berminat dengan skor, kurang berminat dengan skor dan tidak berminat dengan skor. g. Faktor lainnya adalah faktor lain yang dapat diperoleh dari petani pada proses penelitian berlangsung. Faktor lainnya meliputi seberapa banyak petani menyebutkan faktor lain yang mempengaruhi respon petani terhadap pepaya Callina dilihat dari tanggapan petani yang menambahkan faktor

6 dengan skor, faktor dengan skor, faktor dengan skor dan tidak ada faktor lain dengan skor. F. Teknik Analisis Data Setelah melakukan pengumpulan data berupa wawancara, seluruh data yang terkumpul kemudian diolah. Data dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan secara menyeluruh data yang didapat selama proses penelitian. Adapun teknik analisi yang digunakan meliputi metode deskriptif dengan menggunakan Rank Spearman dan skoring dengan menggunakan interval. Metode deskriptif Metode deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dalam hal ini untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi respon petani terhadap pepaya Callina yang terdiri dari tingkat pendidikan, luas lahan, pengalaman, kemudahan budidaya, kemudahan pemasaran dan minat. Untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi respon petani terhadap pepaya Callina, dapat dianalisis dengan menggunakan uji Korelasi Rank Spearman. Korelasi Rank Spearman adalah alat uji statistik yang digunakan untuk hipotesis asosiatif dua variabel bila datanya berskala ordinal (ranking). digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikasi bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal, dan sumber data antar variabel tidak harus sama (Sugiyono, 0). Rumus umum koefisien Kolerasi adalah sebagai berikut.

7 r s = - rs d n = Koefisien kolerasi Rank Spearman = Selisih peringkat dari setiap data = jumlah sampel atau data Setelah menentukan koefisien korelasi dari rumus di atas, maka langka selanjutnya yaitu menempatkan nilai hasil ke dalam interval nilai untuk mengetahui hubungan yang akan dihasilkan. Untuk menentukan keeratan hubungan atau korelasi antar variabel, dapat dilakukan dengan cara memberikan nilai-nilai dari koefisien korelasi sebagai dasar berikut. Tabel 7. Interval nilai koefisien kolerasi Interval Nilai R =,00 Kekuatan Hubungan Kondisi sempurna 0.90 < r <,00 Hubungan kuat sekali atau tinggi 0,70 < r 0,90 Hubungan kuat 0,0 < r 0,70 Hubungan cukup berarti 0,0 < r 0,0 Hubungan rendah 0,00 < r 0,0 Rendah sekali atau lemah sekali r = 0,00 Tidak ada korelasi. Skoring Setelah mengetahui bagaimana pengetahuan, sikap dan tindakan petani terhadap pepaya Callina, peneliti menghitung skor dari setiap indikator agar nantinya peneliti mengetahui bagaimana respon petani terhadap pepaya varietas Callina. Respon petani pepaya di Mamuju, Sulawesi Barat akan dilihat melalui komponen, yaitu komponen tanggapan pengetahuan, tanggapan sikap dan

8 tanggapan tindakan, untuk mengetahui tingkatan pada setiap komponen dapat dilihat pada tabel berikut. a. Untuk mengetahui respon petani di Mamuju, Sulawesi Barat terhadap pepaya Callina dilihat dari tanggapan pengetahuan adalah sebagai berikut. Interval (i) = skor tertinggi skor terendah bobot skor = 6 =,00 Tabel 8. Respon petani di Mamuju, Sulawesi Barat terhadap pepaya Callina dilihat dari tanggapan pengetahuan. Indikator Tanggapan Pengetahuan Pengukuran Skor Tidak Tahu,00 6,99 Kurang Tahu 7,00 9,99 Cukup Tahu 0,00,99 Tahu,00 6,00 Kisaran Skor,00 6,00 b. Untuk mengetahui respon petani di Mamuju, Sulawesi Barat terhadap pepaya Callina dilihat dari tanggapan sikap adalah sebagai berikut. Interval (i) = skor tertinggi skor terendah bobot skor = 6 =,00 Tabel 9. Respon petani di Mamuju, Sulawesi Barat terhadap pepaya Callina dilihat dari tanggapan sikap Indikator Tanggapan Sikap Pengukuran Skor Tidak Setuju,00 6,99 Kurang Setuju 7,00 9,99 Cukup Setuju 0,00,99 Setuju,00 6,00 Kisaran Skor,00 6,00 c. Untuk mengetahui respon petani di Mamuju, Sulawesi Barat terhadap pepaya Callina dilihat dari tanggapan tindakan adalah sebagai berikut. Interval (i) = skor tertinggi skor terendah bobot skor

9 = 6 =,00 Tabel 0. Respon petani di Mamuju, Sulawesi Barat terhadap pepaya Callina dilihat dari tanggapan tindakan. Indikator Tanggapan Tindakan Pengukuran Skor Rendah,00 6,99 Cukup Rendah 7,00 9,99 Tinggi 0,00,99 Sangat Tinggi,00 6,00 Kisaran Skor,00 6,00 d. Untuk mengetahui total respon petani di Mamuju, Sulawesi Barat terhadap pepaya Callina dapat ditentukan sebagai berikut. Interval (i) = total skor tertinggi total skor terendah bobot skor 8 = = 9,00 Tabel Total Respon Petani pepaya terhadap pepaya Callina Indikator Pengukuran Skor Tidak Baik,00 0,99 Kurang Baik,00 9,99 Cukup Baik 0,00 8,99 Baik 9,00 8,00 Kisaran Skor 6,00 8,00