Pengendalian serangga hama Silvikultur Fisik mekanik Hayati : (predator, parasitoid, patogen) Genetik Kimiawi Perundangan PHT
1. Pengendalian secara silvikultur -Mengatur komposisi tegakan (hutan campuran) -Mengatur kerapatan tegakan -Mengatur kesehatan pohon -Mengatur umur tegakan -Menanam pohon resisten
2.Pengendalian secara Fisik Mekanik Fisik: - mengubah suhu mengubah kadar air mengubah cahaya Mekanik - -merusak habitat serangga hama Memasang perangkap Mematikan dengan tanagan Memagari tanaman Menangkap dengan penghisap
3. Pengendalian hayati Pengendalian hayati adalah pengendalian hama serangga dengan memanfaatkan agen hayati( predator, parasit/parasitoid dan patogen) Pengendalian dilakukan dengan melepaskan musuh alami setelah diperbanyak di laboratorium
4.Pengendalian secara genetik Penggunaan jantan mandul sudah banyak dilakukan Serangga dibiakkan dilaboratorium, yang jantan dibuat mandul kemudian dilepaskan
5. Pengendalian secara kimiawi Pengendalian dengan insektisida Penggunaannya harus hati-hati, karena dapat mencemari lingkungan Cara aplikasi: Pencelupan Penyemprotan Pengabutan Pengasapan Penghembusan pengumpanan
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Pengendalian hama yang mengkombinasikan berbagai cara pengendalian (a.l. silvikultur, fisik-mekanik, hayati, genetik, kimia ) untuk menekan populasi hama supaya tidak merusak dan merugikan secara ekonomi Sifat dasar PHT (Coulson dan Witter, 1984) -Berdasar prinsip ekologi Kombinasi berbagai taktik/cara pengendalian Mengurangi ancaman kerugian sampai batas toleransi ekonomi dan sosial Bagian dari pengelolaan sumberdaya secara luas
HAMA TANAMAN JATI 1. Ulat daun jati/ teak defoliator (Hyblaea puera, Hyblaeidae) -Daerah sebaran : India, Malaysia, Afrika Selatan, Afrika Timur, Malawi, Indonesia, dan Papua. -Larva: Pada awalnya berwarna hitam kehijauan, kepala hitam -Imago: rentang sayap 30-40 mm,. -Siklus hidup antara 15-20 hari -Serangan dimulai pada awal musim hujan
-Siklus hidup antara 15-20 hari -Serangan dimulai pada awal musim hujan - Menurut Kirtibutr (1984): 24 tahun defoliasi 50 % turun 37, 5 % tegakan umur 33 tahun 75-100 % defoliation turun 81,8 %. 2.Leaf skeletonizer (Eutectona macaeralis) - Pengendalian : Di Indonesia tidak dilakukan. Di Thailand dengan menggunakan Bt (Bacillus thuringiensis). -Inang pengganti: Gmelina arborea, Lantana camara. -Parasitoid: Brachymeria sp, Apantheles sp
Gambar 1. Gejala serangan Hyblaea puera
-Makan bagian daun yang lunak (mesofil) dan meninggalkan bagian tulang daun (skeletonizer) -Daerah sebaran : India, Birma, Srilangka, Malaysia dan Indonesia -Larva: warna hijau dengan garis kuning. Tiap ruas ada 4 bintik hitam. Panajang 22-25 mm.
Pupa: warna coklat muda, panjang 18 mm Imago: rentang sayap 19-26 mm, warna kekuningan. Siklus hidup : 18-33 hari Tahun 1968 terjadi outbreak di daerah Mantingan, Randu Blatung, Cepu dan Blora. Tahun 1970 terjadi outbreak di daerah Kendal
Pengendalian: mengandalkan pengendalian alami Musuh alami : Brachymeria sp, Formicidae, Crematogaster ssp
Gambar 2.Gejala serangan kutu putih
C. Hama kutu putih Ordo homoptera Menghisap cairan sel Daun mengeriting Dan terjadi roset Berpengaruh terhadap pertumbuhan
Gambar 3.Gejala serangan kutu putih
d.penggerak pucuk Ordo Lepidoptera Menyerang bagian dalam pucuk jati Pucuk menjadi layu Dan mati Tumbuh percabangan baru
Gambar 4. Gejala serangan penggerek pucuk
Gambar 5. Larva penggerek pucuk
c.inger-inger, Neotermes tectonae (Kalotermitidae, Isoptera) Menyerang tegakan jati di Jawa dan tidak ditemukan di tempat lain Dammerman (1912) menyebut Kalotermes tectonae -Serangga sosial: terdiri dari kasta prajuroit, kasta reproduktif. Kasta pekerja : larva dan nimfa -Imago : warna coklat, kepala coklat tua-hitam, mandibel hitam. Antena 17-20 truas. Panjang tubuh tanpa sayap 8.5-9,5 mm
Ada 7 instar instar 1-5 tidak ada tonjolan sayap, instar 6-7 ada tonjolan sayap Penerbangan sulung : awal musim hujan. Mampu terbang 200 m atau lebih -Setelah 8-12 hari bertelur (4-7 butir) dan menetas setelah 3 bulan.
-Protozoa yang berasosiasi dengan inger-inger: Caducela monile, Foania solita, Oxymonas grandis. Gejala: Pembengkakan pada batang. Sangat jarang mematikan. Terjadi pengurangan produksi Cacat Jika ada angin dapat patah
Umur 3 tahun terserang, gejalanya akan muncul pada umur 7 tahun. Pengendalian : Penjarangan Insektisida
e. Acarina -Menyerang pada persemaian jati dengan gejala discoloritation pada daun dan pada serangan yang berat akan mati.
2. Hama tanaman Sengon (Albizia falcataria) a. Kupu kuning (Eurema spp, Pieridae) -Ada dua jenis yaitu: E. hecabe dan E. blanda -Penyebaran : Afrika, China, dan Asia tengagara - Telur: Warna putih, panjang 1 mm.
Larva: warna hijau,kepala lebih muda. Panjang 2,5 cm. Pupa: hijau kehitaman (1,5 cm). Kupu-kupu (Imago): warna kuning., pinggirnya terdapat warna hitam Siklus hidup : 36 hari. Telur 3-4 hari, larva 17 hari, pupa 5-6 hari, imago 10 hari
Menyerang tanaman muda dan pada semai dapat mematikan. Pengendalian : Tidak dilakukan Parasitoid : Brachymeria sp.
b.penggerek batang, Xystrocera festiva (Cerambycidae, Coleoptera). -Nama daerah : Boktor, uter-uter, wowolan, engkes-engkes. -Jawa dataran rendah s/d 1000 m, Sumatra, kalimantan, Malysia dan Philipina. -Telur : Bentuk oval, panjang 2 mm, warna hijau kekuningan,berkelompok
-Larva: instar 1 warna kekuningan, panjang 2 mm, larva dewasa 5 cm. Pupa : warna putih kekuningan, panjang 3 cm Imago : kuning kemerahan, elytra : hijau kebiruan. Antena jantan lebih panjang daripada betina.
Telur diletakkan pada celah (400 butir) Larva makan kulit bagian dalam dan kayu bagian luar: membentuk saluran gerek arah tidak beraturan. Keluar cairan warna coklat. Serbuk bekas gerekan jatuh di lantai hutan. Pupa masuk gubal dan membelok keatas. Liang gerek 20 cm.
Siklus hidup 6-8 bulan Telur : 15-20 hari Larva: 5-6 bulan Pupa : 15-21 hari
Imago :1 13 hari. Serangan dimulai pada tanaman umur 3 tahun, diameter batang 10-12 cm Pengendalian: -Pradichlor benzol (de Jong, 1931) -Pohon yang terserang ditebang -Kulit dikelupas -Tegakan yang terserang dihilangkan.
c. Hama ulat kantong (bagworm) Pteroma plagiophleps -Ulat yang membentuk kantong -Larva aktif pagi dan sore hari -Larva memakan bagian mesofil -Larva yang banyak dapat mematikan tanaman