Metsi Daud 1. Keywords: Emotional Intelligence, Academic Achievement

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang. memuaskan dibutuhkan suatu proses dalam belajar.

BAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah sedang giat-giatnya

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT I PRODI DIII KEBIDANAN STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN EFIKASI DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu sekolah yang tidak lepas dari cita-cita mencetak

ARIS RAHMAD F

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Masalah pendidikan perlu

PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR. Laelasari 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tanpa pendidikan akan sulit

BAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) TERHADAP. PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (Persero) APJ DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. 1. perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Mencuatnya prestasi gemilang Gita Gutawa, meski masih berusia belia,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN INTELEKTUAL MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA

KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI KAITANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWI KEBIDANAN

PENGARUH INTELLIGENCE QUOTIENT

Kontribusi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas XI di SMA PGRI 1 Padang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan saat ini masih banyak orang yang cenderung

BAB I PENDAHULUAN. para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam upaya

1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh dan memproses pengetahuan. Hal ini berarti Kondisi menjadikan

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR

SKRIPSI. Oleh : SITI FATIMAH NIM K

Hubungan Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual terhadap Hasil Belajar TIK Siswa Kelas XI SMAN 7 Denpasar Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara

Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas II SMA Negeri 2 Mataram

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN EMOTIONAL QUOTIENT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA N 4 BATAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Proyek konstruksi merupakan suatu industri yang melibatkan kerjasama yang

MOTIVASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH TATA HIDANG DI JURUSAN PKK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MANADO

RATIH DEWI PUSPITASARI K

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH MICROTEACHING MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 1. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. 2010). Sehingga diupayakan generasi muda dapat mengikuti setiap proses

Dina Febriastuti MAN 1 Sumenep

MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI SISWA SMA NEGERI 1 TALANG PADANG TANGGAMUS

kebenaran yang didasarkan atas manfaat atau kegunaannya(soleh, 1988).

BAB I PENDAHULUAN. Sejak usia dini orang tua selalu berharap dan mengajarkan kepada anaknya untuk bisa

ANALISIS FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA D-IV BIDAN PENDIDIK

Sunarti MI Al-Istiqamah Banjarbaru, Abstract

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL. Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, PMETODE MENGAJAR GURU, MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI. Emi Fitria

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Jawa Siswa Kelas X SMA N 1 Klirong Kebumen

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN FASILITAS PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI UNS

BAB I PENDAHULUAN. juga dirasa sangat penting dalam kemajuan suatu negara karena berhubungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 MAGELANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami

DESKRIPSI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIPA. Purwati 19, Nurhasanah 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD SE- KECAMATAN PREMBUN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA UNISKA BANJARMASIN JURUSAN PAI. Umi Hani*

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat biasanya mengartikan anak berbakat sebagai anak yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Dengan pendidikan. mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus-rumus matematika

EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE

PENGARUH MINAT DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP Aulia Alzak 1 dan Rustam 2

BAB I PENDAHULUAN. Cipta,2008), hlm. 2.

Jurnal Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY Maret, 2015

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN KELURAHAN KINTAMANI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MANAJEMEN KELAS DAN KEAKTIFAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

Witan Faestri, Agustina Sri Purnami Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. *Korespondensi:

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN MINAT DENGAN PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMESINAN

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

Pengaruh Model Pembelajaran dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Sejarah di SMAI Al-Azhar 4 Kemang Pratama Kota Bekasi

KECERDASAN EMOSI PESERTA DIDIK PADA KELAS AKSELERASI DI SMP NEGERI 1 PURWOKERTO

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 2 Mei 2012 Halaman 90-97

Ramtia Darma Putri 1) Rosmawati 2) Abu Asyari 3) Program Studi Bimbingan Konseling

PROFIL KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK DI SMAN 3 PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Ardika Agus Tirani Program Studi Pendidikan Matemtika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada hakekatnya merupakan serangkaian

PENGARUH IQ, EQ, PERSEPSI SISWA TENTANG PENGGUNAAN MEDIA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA KELAS XII SMA NEGERI 16 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan guru dalam pembelajaran di kelas. Guru diharapkan mampu lebih. pendidikannya atau yang akan terjun ke masyarakat.

Mareta et al., Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual,...

Transkripsi:

ISSN 2087-3581 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MANADO Metsi Daud 1 ABSTRACT This study aims to determine the pattern of the functional relationship between emotional intelligence on academic achievement at the Student Department of Technical Education Building Faculty of Engineering, State University of Manado. The hypothesis tested is: there is the influence of emotional intelligence to students' learning achievement of Education Department of Building Engineering Faculty of Engineering, State University of Manado. The method used in this study is a survey method. The population in the study were all students of Technical Education Department Building FATEK UNIMA odd semester of 2009/2010 academic year, amounting to 125 students. The number of samples to 95 people using stratified random sampling technique. The implications of this research are: to improve students' learning achievement PTB Fatek Unima, needs to be improved their emotional intelligence, because emotional intelligence is one key factor in improving student learning achievement Fatek Unima PTB. Thus, faculty policy should pay attention to emotional intelligence, if you want to improve the quality of student learning achievement. Keywords: Emotional Intelligence, Academic Achievement ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola hubungan fungsional antara kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan. Hipotesis yang diuji adalah: terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Populasi dalam penelitian adalah seluruh Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan FATEK UNIMA tahun ajaran 2009/2010 semester ganjil yang berjumlah 125 Mahsiswa. Jumlah sampel penelitian sebanyak 95 orang dengan menggunakan teknik Stratified Random Sampling. Implikasi dari penelitian ini adalah: untuk memperbaiki prestasi belajar mahasiswa PTB Fatek Unima, perlu ditingkatkan kecerdasan emosional mereka, karena kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor penentu dalam perbaikan prestasi belajar mahasiswa PTB Fatek Unima. Jadi, kebijakan fakultas harus memperhatikan kecerdasan emosional, jika ingin meningkatkan kualitas prestasi belajar mahasiswa tersebut. Kata Kunci : Kecerdasan Emosional, Prestasi Belajar 1 Drs. Metsi Daud adalah Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado. 1

PENDAHULUAN Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sebagai perwujudan dan hasil pikir manusia dan daya nalar manusia mengakibatkan perubahanperubahan perkembangan masalah dan tantang yang harus dipecahkan oleh manusia itu sendiri. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Perguruan Tinggi sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Melalui perguruan tinggi, mahasiswa belajar berbagai macam hal. Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang memuaskan dibutuhkan proses belajar. Proses belajar yang terjadi pada individu memang merupakan sesuatu yang penting, karena melalui belajar individu mengenal lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya. Menurut Iskandar (2009 : 103) belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku individu seseorang berdasarkan praktika atau pengalaman baru, perubahan yang terjadi bukan karena perubahan secara alami atau karena menjadi dewasa yang dapat terjadi dewasa yang dapat terjadi dengan sendirinya, namun yang dimaksud dengan perubahan perilaku adalah perubahan yang dilakukan secara sadar dai reaksi dari situasi yang dihadapi. Dengan belajar, mahasiswa dapat mewujudkan cita-cita yang diharapkan. Belajar akan menghasilkan perubahanperubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Begitu juga dengan yang terjadi pada seorang siswa yang mengikuti suatu pendidikan selalu diadakan penilaian dari hasil belajarnya. Penilaian terhadap hasil belajar seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar. Menurut Yaspir Gandhi Wirawan dalam Murjono (1996:178) Prestasi belajar adalah Hasil yang dicapai seorang siswa dalam usaha belajarnya sebagaimana dicantumkan di dalam nilai 2

rapornya. Melalui prestasi belajar seorang siswa dapat mengetahui kemajuankemajuan yang telah dicapainya dalam belajar. Proses belajar di perguruan tingga adalah proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh. Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal. Menurut Wechsler dalan Winkel (1984:153) inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak dengan menetapkan suatu tujuan, untuk berpikir secara rasional, dan untuk berhubungan dengan lingkungan di sekitarnya secara memuaskan. Kenyataannya, dalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi sering ditemukan mahasiswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan inteligensinya. Ada mahasiswa yang mempunyai kemampuan inteligensi tinggi tetapi memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah, namun ada mahasiswa yang walaupun kemampuan inteligensinya relatif rendah, dapat meraih prestasi belajar yang relatif tinggi. Itu sebabnya taraf inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhi. Menurut Goleman (2000:44), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama. Dalam proses belajar mahasiswa, kedua inteligensi itu sangat diperlukan. IQ tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional terhadap mata kuliah yang disampaikan di perguruan tinggi. Namun biasanya kedua inteligensi itu saling melengkapi. Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar mahasiswa di perguruan tinggi. Pendidikan di perguruan tinggi bukan hanya perlu mengembangkan rational intelligence yaitu model pemahaman yang lazimnya dipahami mahasiswa saja, 3

melainkan juga perlu mengembangkan emotional intelligence mahasiswa. Memang harus diakui bahwa mereka yang memiliki IQ rendah dan mengalami keterbelakangan mental akan mengalami kesulitan, bahkan mungkin tidak mampu mengikuti pendidikan formal yang seharusnya sesuai dengan usia mereka. Namun fenomena yang ada menunjukan bahwa tidak sedikit orang dengan IQ tinggi yang berprestasi rendah, dan ada banyak orang dengan IQ sedang yang dapat mengungguli prestasi belajar orang dengan IQ tinggi. Hal ini menunjukan bahwa IQ tidak selalu dapat memperkirakan prestasi belajar seseorang. Kemunculan istilah kecerdasan emosional dalam pendidikan, bagi sebagian orang mungkin dianggap sebagai jawaban atas kejanggalan tersebut. Teori Daniel Goleman, sesuai dengan judul bukunya, memberikan definisi baru terhadap kata cerdas. Walaupun EQ merupakan hal yang relatif baru dibandingkan IQ, namun beberapa penelitian telah mengisyaratkan bahwa kecerdasan emosional tidak kalah penting dengan IQ (Goleman, 2002:44). Menurut Goleman (2002:512), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. Menurut Goleman, khusus pada orang-orang yang murni hanya memiliki kecerdasan akademis tinggi, mereka cenderung memiliki rasa gelisah yang tidak beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung menarik diri, terkesan dingin dan cenderung sulit mengekspresikan kekesalan dan kemarahannya secara tepat. Bila didukung dengan rendahnya taraf kecerdasan emosionalnya, maka orang-orang seperti ini sering menjadi sumber masalah. Karena sifat-sifat di atas, bila seseorang memiliki IQ tinggi namun taraf kecerdasan emosionalnya rendah maka cenderung akan terlihat sebagai orang yang keras kepala, sulit bergaul, mudah frustrasi, tidak mudah percaya kepada orang lain, tidak peka dengan kondisi lingkungan dan cenderung putus asa bila mengalami stress. Kondisi sebaliknya, dialami oleh orang-orang yang memiliki taraf IQ rata- 4

rata namun memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Dalam kaitan pentingnya kecerdasan emosional pada diri mahasiswa sebagai salah satu faktor penting untuk meraih prestasi akademik, maka dirasakan perlu diadakan penelitian pada Fakultas Teknik UNIMA Program Strata-1 Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan dengan judul Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi Belajar pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado. Tujuan penelitian dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui pola hubungan fungsional antara kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado. METODE Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional yang bersifat ex post facto, dimana penelitian korelasional bertujuan untuk melihat seberapa besar kaitan antara beberapa variabel satu sama lain. Sedangkan ex post facto adalah penelitian dimana variabel bebas yang diteliti tidak dapat dikendalikan secara langsung karena perwujudan variabel tersebut telah terjadi secara alami. Penelitan ini dilaksanakan pada mahasiswa jurusan pendidikan teknik bangunan, dan dilaksanakan selama 5 bulan mulai bulan Pebruari 2010 sampai dengan Juli 2010. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S-1 Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fatek UNIMA yang terdaftar pada tahun ajaran 2009/2010. HASIL DAN PEMBAHASAN Hubungan antara kecerdasan emosional bagi mahasiswa terdapat hasil belajar yang diuji dengan persamaan regresinya diperoleh yaitu Ŷ = 2,017 + 0,0457 X. Persamaan inilah yang merupakan model hubungan fungsional antara variabel bebas kecerdasan emosional dan variable tergantung prestasi belajar mahasiswa Fatek Unima. Hubungan ini merupakan model hubungan berarti dan berbentuk linier. Nilai b = 0.0457 menyatakan besarnya tambahan skor prestasi belajar setiap kenaikan 1 skor kecerdasan emosional. Karena nilai b = 0.0457 > 0 5

( b bernilai positif ) maka ini sesuai dengan teori bahwa makin meningkat kecerdasan emosional ( X ) makin meningkat pula prestasi belajar mahasiswa ( Y ). Karena nilai t = 4.174 > t tabel = 2.704 maka tolak Ho : α = 0. Jadi intersep tidak melalui titik pangkal (0,0), dan nilai t = 3.918 > t tabel = 1.658 serta nilai F hitung = 15.35 > F tabel = 2.99 dimana db = n 2 = 65 2 = 63 dengan α = 0,05, maka tolak Ho : β = 0. Jadi ada pengaruh yang positif antara kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar mahasiswa. Dan R-Square adalah 0.2877. atau 0.5364 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut yaitu makin meningkat kecerdasan emosional makin meningkat pula prestasi belajar mahasiswa atau prestasi belajar mahasiswa PTB Fatek Unima dipengaruhi oleh kecerdasan emosional. Saran Dari hasil analisis data dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diharapkan hal-hal sebagai berikut : 1) Untuk memperbaiki prestasi belajar mahasiswa PTB Fatek Unima, perlu ditingkatkan kecerdasan emosional mereka, karena kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor penentu dalam perbaikan prestasi belajar mahasiswa PTB Fatek Unima. Jadi, perguruan tinggi atau fakultas harus memperhatikan kecerdasan emosional, jika ingin meningkatkan kualitas prestasi belajar mahasiswa tersebut. 2) Untuk meningkatkan mutu pendidikan sehubungan dengan kecerdasan emosional dalam belajar mahasiswa, maka dirasakan perlu untuk dilaksanakan secara berkelanjutan dan teratur. 3) Dalam melaksankan program ini ada cara-cara lain dapat diterapkan, seperti kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan social dan sebagainya. 6

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (1987). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Bina Aksara S Wingkel, W.S. (1984). Psikologi Pendidikan Dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT. Gramedia. Goleman, D. (2002). Emitional Intelligence (terjemahan). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.. (2000). Working With Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Tilaar, H.A.R. (1999). Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional: Dalam Perspektif Abad 21. Magelang: Penerbit Tera Indonesia. Iskandar. (2009). Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru). Cipayung-Ciputat: Gaung Persada (GP) Press. Riduwan. (2010). Belajar Muda Penelitian (untuk Guru- Karyawan dan Peneliti Pemula). Bandung: Alfabeta Sudjana, (1983), Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Tarsito: Bandung. Saphiro; Lawrence, E. (1998). Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak. Jakarta: Gramedia. Saifuddin, A. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Balajar Offset. 7