SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C

dokumen-dokumen yang mirip
Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

makalah KEK dalam kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seharusnya membawa pola pikir masyarakat kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

Universitas Sumatera Utara

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatnya kesadaran,

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

Eko Winarti, SST.,M.Kes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. keduanya menyatu membentuk sel yang akan tumbuh. Lama kehamilan

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme, karena itu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kabupaten Bonebolango dengan batas-batas sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI DAN SANGKRAH SURAKARTA

Pola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P.

Gambaran Karakteristik Ibu Hamil, Tingkat Pengetahuan serta Sikap terhadap Asupan Gizi Ibu Hamil di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

19/02/2016. Siti Sulastri, SST

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

BAB I PENDAHULUAN. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB 1 PENDAHULUAN. postpartum adalah masa yang dimulai dari tanda akhir periode intrapartum

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

PENERAPAN FINITE COVERING DALAM PEMILIHAN BAHAN MAKANAN BAGI IBU HAMIL

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR FERRITIN PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 24 BULAN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

kekurangan energi kronik (pada remaja puteri)

NARASI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN PENENTUAN STATUS GIZI DAN PERENCANAAN DIET. Oleh : dr. Novita Intan Arovah, MPH

BAB I PENDAHULUAN. dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkannya (Francin, 2005).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 dari laporan Kota/Kabupaten

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INFOKES, VOL. 3 NO. 3 November 2013 ISSN :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk ibu hamil. Gizi ibu hamil merupakan nutrisi yang diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI SEIMBANG BAGI IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN PALMERAH TAHUN 2013

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

Yane Liswanti, Dina Ediana 1Program Studi DIII Analis KesehatanSTIKes BTH Tasikmalaya *Coresponding author :

BAB II KETERAMPILAN PSIKOMOTOR KELOMPOK SISWA SMA KELAS XI MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mortalitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu yang akhirnya akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di Indoensia mencapai 359 per jumlah

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI IBU HAMIL PADA MASA KEHAMILAN YANG BERKUNJUNG KE PUSKESMAS MEUTULANG KECAMATAN PANTON REU KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH ACEH BARAT 2013

ABSTRAK Masturah. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Ibu Hamil Pada Masa Kehamilan Yang Berkunjung Ke Puskesmas Meutulang Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013. Dibawah bimbingan Arham, SKM dan Maiza Duana, SKM. Status gizi ibu hamil adalah suatu keadaan keseimbangan dalam tubuh ibu hamil sebagai akibat pemasukan konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang digunakan oleh tubuh untuk kelangsungan hidup dalam mempertahankan fungsifungsi organ. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil pada masa kehamilan yang berkunjung ke Puskesmas Meutulang Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat tahun 2013. Bedasarkan latar belakang didapatkan ibu hamil yang Kurang Energi Kronis (KEK) dan terdapat bayi yang meninggal. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi berjumlah 140 ibu hamil, sampel penelitian sebanyak 58 ibu hamil dengan tekhnik pengambilan sampel secara accidental. Hasil penelitian dari 1 responden yang pengetahuan kurang memiliki (100%) responden status gizi kurang. Sedangkan dari 57 responden yang pengetahuan baik memiliki (100%) responden status gizi baik. Dari 1 responden yang pendidikan menengah bawah memiliki (100%) responden status gizi kurang. Sedangkan dari 57 responden yang pendidikan menengah atas memiliki (100%) responden status gizi baik. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square pada derajat kepercayaan 95% (α=0,05) diketahui bahwa p value = 0,017 < 0,05 artinya Ho ditolak jadi ada pengaruh antara pengetahuan dan pendidikan dengan status gizi ibu hamil. Dari 35 responden yang tidak bekerja memiliki (97,1%) responden status gizi baik. Sedangkan dari 23 responden yang bekerja memiliki (100%) responden status gizi baik. Dari 32 responden yang umur resiko memiliki (96,9%) responden status gizi baik. Sedangkan dari 26 responden yang umur tidak resiko memiliki (100%) responden status gizi baik. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square pada derajat kepercayaan 95% (α=0,05) diketahui bahwa p value = 1,000 > 0,05 artinya Ho diterima jadi tidak ada pengaruh antara pekerjaan dan umur dengan status gizi ibu hamil. Disarankan bagi ibu hamil diharapkan memperhatikan dan meningkatkan pengetahuan serta mencari informasi melalui media cetak dan elektronik, mengikuti penyuluhan di Puskesmas, kegiatan posyandu, pertemuan PKK dan pertemuan rutin lain yang diadakan didaerah tersebut. Diharapkan kepada petugas Puskesmas Meutulang pemberian informasi kepada ibu hamil dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan tentang gizi pada masa kehamilan agar tidak ada ibu hamil yang Kurang Energi Kronis. Kata Kunci : Status Gizi Ibu Hamil, Pengetahuan, Pendidikan, Pekerjaan, Umur iv

v

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia dimulai sejak masa janin dalam rahim ibu. Sejak itu manusia kecil telah memasuki masa perjuangan hidup yang salah satunya menghadapi kemungkinan kurangnya zat gizi yang diterima dari ibu yang mengandungnya. Jika zat gizi yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka janin tersebut akan mengalami kurang gizi dan lahir dengan berat badan rendah yang mempunyai konsekuensi kurang menguntungkan dalam kehidupan berikutnya ( Depkes RI, 2008). Sejak abad ke-16 telah diketahui bahwa janin dalam kandungan membutuhkan zat-zat gizi dan hanya ibu yang dapat memberikannya. Oleh sebab itu makanan ibu harus cukup untuk berdua, yaitu untuk ibu dan anak dalam kandungannya. Makanan yang cukup mengandung zat-zat gizi selama hamil sangat penting artinya. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa apabila jumlah makanan yang dikonsumsi ibu selama hamil kurang maka berat bayi yang akan dilahirkan menjadi lebih kecil. Gizi yang adekuat selama hamil akan mengurangi resiko dan komplikasi pada ibu untuk menjamin pertumbuhan jaringan sehingga bayi baru lahir memiliki berat badan optimal (Depkes, 2008). Kehamilan merupakan periode yang menentukan kualitas sumber daya manusia di masa depan karena tumbuh kembang anak sangat ditentukan oleh kondisi saat janin berada dalam kandungan. Status gizi ibu hamil berperan langsung dalam kondisi kehamilan dan bayi yang akan dilahirkan sehingga 1

2 kekurangan gizi pada awal dan selama kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin (Arisman, 2009). Untuk pertumbuhan maupun aktivitas janin memerlukan makanan yang disalurkan melalui plasenta. Untuk itu ibu hamil harus mendapat gizi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Maka bagi ibu hamil, kualitas maupun jumlah makanan yang biasanya cukup untuk kesehatannya harus ditambah dengan zat-zat gizi dan energi agar pertumbuhan janin berjalan dengan baik. Selama hamil ibu akan mengalami banyak perubahan dalam tubuhnya agar siap membesarkan janin yang dikandungnya, memudahkan kelahiran, dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkannya (Arisman, 2009). Ibu hamil adalah salah satu kelompok rawan gizi yang membutuhkan unsur-unsur gizi yang lebih banyak. Makanan ibu hamil harus betul-betul diperhatikan, terutama mengenai jumlah energi dan protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah dengan mengukur berat bayi saat lahir, seseorang bayi sehat bila tingkat kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik, namun sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya kekurangan gizi pada masa kehamilan (Depkes RI, 2008). Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya, yaitu anemia, perdarahan dan berat badan ibu tidak bertambah secara normal, kurang gizi juga dapat mempengaruhi proses persalinan dimana dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, premature, perdarahan setelah persalinan, kurang gizi juga

3 dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, cacat bawaan dan berat badan bayi lahir rendah (Arisman, 2009). Kekurangan gizi hingga kini masih menjadi masalah besar bagi dunia ketiga, termasuk Indonesia. Masalah gizi menjadi serius sebab akan berdampak pada melemahnya daya saing bangsa akibat tingginya angka kesakitan dan kematian serta timbulnya gangguan kecerdasan dan kognitif anak. Golongan yang paling rentan terhadap kekurangan gizi adalah ibu hamil, bayi dan balita. Kekurangan energi kronis pada ibu hamil, mempunyai resiko kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Pada keadaan ini banyak ibu yang meninggal karena perdarahan, sehingga akan meningkatkan angka kematian ibu dan bayi (Arisman, 2009). Kurang energi kronis (KEK) pada ibu hamil, dimana hal ini disebabkan oleh pengetahuan ibu hamil yang kurang terhadap gizi, ketidakmampuan keluarga dalam menyediakan makanan bergizi dan kurangnya kesadaran pada ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang dikandungnya (Depkes, 2006). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa prevalensi anemia pada kehamilan secara global 55% dimana secara bermakna tinggi pada trimester ketiga dibandingkan dengan trimester pertama dan trimester kedua kehamilan. Dan kebanyakan dari kasus tersebut karena ibu Kurang Energi Kronis (KEK) yang menyebabkan status gizinya berkurang (Siti Misaroh Ibrahim, 2010). Prevalensi ibu hamil yang Kurang Energi Kronis (KEK) di Indonesia sebesar 21,6%, dan angka kematian bayi di Indonesia pada tahun 2012 adalah 32

4 per 1.000 kelahiran hidup. Di antara angka ini, 19 per 1.000 kematian bayi terjadi pada masa neonatal sejak lahir sampai usia 28 hari (Kemenkes RI, 2012). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat jumlah keseluruhan ibu hamil 4.296 orang. Dari data tersebut terdapat 21 orang ibu hamil yang Kurang Energi Kronis (KEK) dan terdapat 65 bayi yang meninggal (Dinas Kesehatan Aceh Barat, 2012). Berdasarkan data dari Puskesmas Meutulang jumlah keseluruhan ibu hamil 140 orang. Dari data tersebut terdapat 3 orang ibu hamil yang Kurang Energi Kronis (KEK) dan terdapat 1 bayi yang meninggal (SP2TP Puskesmas Mentulang, 2012). Penyebab terjadinya Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil karena ketidakseimbangan antara asupan untuk pemenuhan kebutuhan dan pengeluaran energi sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. (Departemen Gizi dan Kesmas FKM UI, 2007). Kemudian penyebab kematian bayi karena Asfiksia, Beberapa faktor tertentu dapat diketahui penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya adalah faktor ibu, tali pusat dan bayi (Depkes RI, 2008). Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin mengetahui lebih jelas tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil Pada Masa Kehamilan Yang Berkunjung Ke Puskesmas Meutulang Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat. 1.2 Perumusan Masalah Bedasarkan latar belakang diatas didapatkan ibu hamil yang Kurang Energi Kronis (KEK) dan terdapat bayi yang meninggal. Maka dapat dirumuskan permasalahannya adalah penulis ingin mengetahui Bagaimana faktor-faktor yang

5 mempengaruhi status gizi ibu hamil pada masa kehamilan yang berkunjung ke Puskesmas Meutulang Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil pada masa kehamilan yang berkunjung ke Puskesmas Meutulang Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan ibu hamil dengan status gizi ibu hamil pada masa kehamilan yang berkunjung ke Puskesmas Meutulang Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat. 2. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan ibu hamil dengan status gizi ibu hamil pada masa kehamilan yang berkunjung ke Puskesmas Meutulang Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat. 3. Untuk mengetahui pengaruh umur ibu hamil dengan status gizi ibu hamil pada masa kehamilan yang berkunjung ke puskesmas Meutulang Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat. 4. Untuk mengetahui pengaruh pekerjaan ibu hamil dengan status gizi ibu hamil pada masa kehamilan yang berkunjung ke puskesmas Meutulang Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat.

6 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis 1. Hasil ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka peningkatan program kesehatan, khususnya program yang berhubungan dengan status gizi ibu hamil. 2. Hasil penelitian ini dapat di manfaatkan oleh instansi kesehatan sebagai bahan intervensi dan evaluasi terhadap status gizi ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Meutulang Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat. 1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan serta sebagai penerapan ilmu kesehatan masyarakat. Sehubungan dengan status gizi ibu hamil pada masa kehamilan. 2. Bagi Akademik Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat referensi bagi pengembangan pengetahuan dan dapat menjadi masukan bagi peneliti lain untuk penelitian selanjutnya, khususnya bagi penelitian yang berhubungan dengan status gizi ibu hamil pada masa kehamilan.

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Status Gizi Status gizi adalah keadaan kesehatan tubuh seseorang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan. Status ini merupakan tanda-tanda atau penampilan seseorang akibat keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran zat gizi yang berasal dari pangan yang dikonsumsi (Sunarti, 2004). 2.2 Definisi Status Gizi ibu hamil Status gizi ibu hamil adalah suatu keadaan keseimbangan dalam tubuh ibu hamil sebagai akibat pemasukan konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang digunakan oleh tubuh untuk kelangsungan hidup dalam mempertahankan fungsi-fungsi organ tubuh (Supariasa, 2001). Menurut Huliana (2001), makanan yang dikonsumsi ibu hamil dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin sebesar 40% sedangkan 60% untuk memenuhi kebutuhan ibu. Apabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam kehamilan, baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya. Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil (Eva Ellya Sibagariang, 2010). 7

8 umur. Angka Kecukupan Gizi (AKG) seseorang sesuai dengan jenis kelamin dan Kelompok umur BB (kg) TB (cm) Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) KH (g) Serat (g) Air (ml) Bayi/A 0 6 bln 6 61 550 12 30 58 0 800 7 11 9 71 700 16 35 80 10 800 1-3 thn 13 91 1050 20 40 145 15 1200 4-6 thn 19 112 1550 28 60 210 22 1500 7-9 thn 27 130 1800 38 70 250 25 1900 Pria 10-12 34 142 2100 50 70 290 29 1800 13-15 46 158 2550 62 85 350 35 2000 16-18 56 166 2650 62 88 350 37 2200 19-29 60 168 2700 62 90 370 38 2500 30-49 62 168 2550 62 70 380 36 2600 50-64 62 168 2250 62 60 330 32 2600 65-80 60 168 1800 60 50 300 25 2500 80+ 58 168 1500 58 42 250 21 2500 Wanita 10-12 36 145 2000 52 70 270 28 1800 13-15 46 155 2150 60 70 300 30 2000 16-18 50 157 2150 58 70 300 30 2100 19-29 54 159 2250 58 75 320 32 2300 30-49 55 159 2100 58 60 300 30 2300 50-64 55 159 1900 57 50 280 26 2300 65-80 54 159 1500 57 40 250 21 2300 80+ 53 159 1400 55 40 220 20 2300 Hamil (+an) Timester 180 18 6 25 0 +300 11 Trimeste 300 18 10 40 0 +300 r Trimeste 2 300 18 10 40 0 +300 r Menyusu 3 i (+an) 0-6 bulan 330 17 11 45 0 +650-7-12 400 17 13 55 0 +650-870 bulan 870 Tabel 2.2 Angka Kecukupan Gizi (AKG)

9 2.3 Pengukuran Status Gizi Ibu Hamil Pengukuran status gizi ibu hamil Dapat dilakukan melalui empat cara yaitu secara klinis, biokimia, biofisik, dan antropometri. 1. Penilaian secara klinis Penilaian status gizi secara klinis sangat penting sebagai langkah pertama dalam mengetahui keadaan gizi penduduk. Karena hasil penilaian dapat memberikan gambaran masalah gizi yang nampak nyata. 2. Penilaian secara biokimia Penilaian status gizi secara biokimia di lapangan banyak menghadapi masalah. Salah satu ukuran yang sangat sederhana dan sering digunakan adalah pemeriksaan haemoglobin sebagai indeks dari anemia gizi. 3. Penilaian secara biofisik Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat tanda dan gejala kurang gizi. Dilakukan oleh dokter atau petugas kesehatan yang berpengalaman dengan memperhatikan rambut, mata, lidah, tegangan otot dan bagian tubuh lainnya. 4. Penilaian secara antropometri Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa ukuran fisik seseorang sangat berhubungan dengan status gizi. Atas dasar ini ukuran-ukuran antropometri diakui sebagai indeks yang baik dan dapat diandalkan bagi penentuan status gizi untuk negara-negara berkembang. Untuk mengetahui status gizi ibu hamil digunakan pengukuran secara langsung dengan menggunakan penilaian antropometri yaitu : Lingkar Lengan Atas. Pengukuran lingkar lengan atas adalah suatu cara untuk

10 mengetahui risiko kekurangan energi kronis wanita usia subur. Wanita usia subur adalah wanita dengan usia 15 sampai dengan 45 tahun yang meliputi remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur (Supariasa, 2002). 2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Ibu Hamil 2.4.1 Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting akan terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003). Sukmadinata (2006) menyatakan bahwa hal yang utama pada kehidupan manusia adalah mengetahui (knowing). Pengetahuan akan terbentuk melalui proses pengorganisasian pengetahuan baru dan struktural yang telah ada setelah pengetahuan baru tersebut diinterprestasikan melalui proses berfikir dan belajar. 1. Tingkatan Pengetahuan Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan: a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali ( recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini adalah merupakan tingkat pengetahuan rendah, untuk mengukur bahwa

11 orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. b. Memahami (Compresiension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi. c. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. d. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (Synthesisi) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

12 f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria- kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2003). Pengukuran pengetahuan dapat diukur dengan wawancara atau angket (kuesioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas (Notoatmodjo, 2003). 2. Cara memperoleh pengetahuan Pengetahuan memungkinkan seseorang memecahkan masalah yang dihadapinya (Notoatmodjo, 2003), cara yang digunakan untuk memperoleh pengetehuan dengan cara tradisional dan cara modern (ilmiah). Cara tradisional dapat di peroleh melelui cara coba salah satu (trial and ero rr) dimana cara ini telah banyak di pakai orang sebelum adanya kebudayaan bahkan mungkin sebelum adanya peradaban, cara kekuasaan atau orteriter yaitu cara memperoleh pengetahuan dari kehidupan sehari-hari, cara memperoleh pengetahuan berdasarkan pengetahuan di masa lalu untuk memecahkan suatu masalah dan cara memperoleh pengetahuan melalui jalan pikiran dimana jalan ini sejalan dengan perkembangan manusia. Sedangkan cara modern yaitu cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan alamiah. Cara ini disebut

13 metode penulisan atau lebih popular disebut metodologi penulisan (Notoatrmodjo, 2003). 2.4.2 Pendidikan Tingkat pendidikan yang diperoleh seseorang dari bangku sekolah dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, makin tinggi pendidikan seseorang makin tinggi pengetahuan tentang kesehatan terutama dalam upaya pencegahan kekurangan gizi pada ibu hamil pada masa kehamilannya (FKM UI, 2007). Menurut Notoatmodjo ( 2003) pendidikan adalah suatu bantuan yang diberikan pada individu, kelompok dalam rangka mencapai peningkatan kemampuan yang diharapkan, sehingga dengan pendidikan yang makin tinggi akan semakin baik dalam pemahaman tentang kesehatannya. Tujuan umum dari pendidikan gizi untuk ibu hamil adalah setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang gizi maka ibu hamil diharapkan memahami kebutuhan gizi yang harus dikonsumsi selama masa kehamilan. Sedangkan tujuan khusus pendidikan gizi adalah setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang gizi maka ibu hamil diharapkan mampu: a. Menjelaskan pengertian ibu hamil b. Menguraikan manfaat gizi pada ibu hamil c. Menguraikan hubungan gizi dengan perubahan fisiologis selama hamil d. Membedakan pola makan yang baik dan yang tidak baik bagi ibu hamil e. Menjelaskan kebutuhan gizi pada ibu hamil f. Menguraikan dampak yang akan terjadi akibat pemenuhan gizi yang kurang pada ibu hamil dan janin yang dikandungnya. g. Menguraikan cara mengolah makanan bagi ibu hamil (Paath, 2004).

14 2.4.3. Pekerjaan Pekerjaan adalah aktifitas yang dilakukan sehari-hari untuk mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat menggambarkan tingkat kehidupan seseorang karena dapat mempengaruhi sebagian aspek kehidupan seseorang termasuk pemeliharaan kesehatan dengan penghasilan yang didapatkan dari pekerjaan tersebut. Dinyatakan bahwa jenis pekerjaan dapat berperan dalam pemenuhan zat-zat gizi pada masa kehamilan (Notoatmodjo, 2003). 2.4.4 Umur Umur seorang ibu berkaitan dengan perkembangan alat-alat reproduksinya. Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah 20-35 tahun. Kehamilan kurang dari 20 tahun secara biologi belum optimal, emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhuan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilan. Sedangkan kehamilan pada usia lebih dari 35 tahun terkait dengan kemunduran fungsi organ yang menyebabkan harus bekerja maksimal sehingga memerlukan tambahan energi yang cukup selain itu juga terkait penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit (Proverawati, 2009). Berdasarkan Riskesdas 2007 proporsi paling tinggi ibu hamil resiko kurang energi kronis menurut usia sebanyak 37,9% berada pada usia kurang dari 20 tahun. Di negara berkembang 26% remaja putri yakni yang berada pada rentang usia 12-21 tahun mengalami anemia (Riskesdas, 2007).

15 2.5 Gizi 2.5.1 Pegertian Gizi Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia, gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat keseimbangan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental orang tersebut. Terdapat kaitan yang sangat erat antara status gizi dengan konsumsi makanan, tingkat status gizi yang optimal akan tercapai apabila kebutuhan zat gizi tersebut terpenuhi, namun demikian perlu diketahui bahwa keadaan seseorang dalam suatu masa bukan hanya ditentukan oleh konsumsi zat gizi pada saat itu saja, tetapi lebih banyak ditentukan oleh konsumsi zat gizi pada masa yang telah lampau (Hananto, 2002). Gizi adalah suatu proses organisme yang di peroleh tubuh untuk melakukan fungsinya. Zat-zat tersebut diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi mempunyai nilai yang sangat penting yang berguna untuk memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan. Setiap orang memerlukan 5 kelompok zat (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral) dalam jumlah cukup tidak berlebihan tidak juga kekurangan untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup disamping itu manusia memerlukan air dan serta untuk memperlancar berbagai proses dalam tubuh (Hananto, 2002). 2.5.2 Zat-Zat Gizi Yang harus dipenuhi ibu hamil 1. Karbohidrat Karbohidrat memegang peranan penting karena merupakan sumber energi utama.tubuh ibu hamil memerlukan cukup persediaan energi setiap menit selama 280 hari untuk pertumbuhan janin dan untuk membentuk sel tubuh oleh

16 protein. Karbohidrat seperi beras, serelia, dan gandum adalah sumber energi utama. Sebaiknya setengah dari energi berasal dari karbohidrat. Bila karbohidrat tidak tercukupi maka energi akan diambil dari protein. Agar kebutuhan energi ibu hamil terpenuhi, maka disarankan untuk makan 3 porsi karbohidrat atau serat makanan setiap hari (seiris roti sama dengan satu porsi karbohidrat/serat makanan). Pilihlah makanan yang diperkaya dan terbuat dari padi-padian, misalnya gandum. Makanan dari padi-padian lebih kaya gizi dan serta dibandingkan dengan produk olahan lainnya. Serta sangat penting, terutama bagi ibu hamil yang sering mengalami kesulitan buang air besar. Makanan berserat tinggi seperi padi-padian, buah segar dan sayuran segar dapat mengatasi kesulitan buang air besar tersebut. Meskipun serat bukan zat gizi tetapi keberadaannya sangat diperlukan. Serat tidak dapat dicerna manusia tetapi dapat dicerna oleh bakteri dan organisme lain (Eva Ellya Sibagariang, 2010). Jenis-jenis karbohidrat terdiri dari: a. Monosakarida/gula sederhana yang terdiri dari atas jumlah atom C yang sama dengan molekul air, yang termasuk kedalam Monosakarida adalah Glukosa, Fruktosa, Galaktosa, b. Disakarida terdiri atas dua unit monosakarida yang terikat satu sama lain melalui kondensasi. Yang termasuk disakarida yaitu sukrosa, maltosa, laktosa, trehalosa, c. Polisakarida adalah jenis karbohidrat komplek ini dapat mengandung sampai tiga ribu unit gula sederhana yang tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus dan bercabang terutama adalah glukosa. Jenis karbohidrat yang termasuk

17 polisakarida adalah pati, dekstrin. Glikogen, polisakarida non pati/serat (Almatsier, 2005). 2. Protein Protein adalah bagian sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air, fungsi protein yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Klasifikasi protein dapat dilakukan berdasarkan: a. Protein bentuk serabut adalah rendahnya daya larut mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi dan tahan terhadap enzim pencernaan tedapat dalam unsur-unsur srtuktur tubuh. Protein bentuk serabut ada 4 bagian yaitu kolagen (protein utama jaringan ikat), elastin (terdapat dalam urat, otot, arteri dan jaringan elastin), kreatin (protein rambut dan kuku), miosin (protein utama serat otot). b. Protein Globular berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh, mudah larut dalam larutan garam dan asam encer. Ada 4 yaitu albumin, globulin, histon dan proktamin. c. Protein Konjugasi adalah protein sederhana yang terikat dalam bahanbahan non asam amino. Ada 4 yaitu nukleoprotein, lipoprotein, fosofoprotein, metaloprotein (Praverawati, 2009). Selama hamil, ibu memerlukan semua zat gizi. Oleh karena itu, kebutuhan energi, protein, vitamin, mineral bertambah. Komponen sel tubuh ibu dan janin sebagian besar terdiri dari protein. Perubahan dalam tubuh ibu, seperti plasenta juga memerlukan protein. Agar semua kebutuhan zat gizi terpenuhi, perlu makan semua jenis golongan makanan yang terdapat dalam pedoman gizi seimbang.

18 Selama kehamilan, diperlukan tambahan protein, rata-rata 17 gram/hari. Akan tetapi, karena pada trimester pertama ibu hamil belum bisa makan normal, maka kebutuhan protein belum bisa terpenuhi. Diharapkan 1 g/kg berat badan protein dapat terkonsumsi. Pada trimester kedua, ibu hamil sudah mulai mempuyai nafsu makan. 1,5 g/kg berat badan protein/hari diperkirakan dapat terpenuhi. Pada trimester terakhir nafsu makan ibu hamil sudah besar, bahkan kadang-kadang sampai harus dibatasi untuk menghindari kegemukan dan memudahkan proses melahirkan (melahirkan dalam kondisi kegemukan berisiko). Pada trimester ketiga ini, protein bisa mencapai 2 g/kg berat badan/hari. Yang penting protein harus mencapai 15% dari kebutuhan seluruh energi. Jenis protein yang dikonsumsi sebaiknya yang mempunyai nilai biologis tinggi seperi daging, ikan, telur, tahu, tempe, kacang-kacangan, biji-bijian, susu, dan yogurt. Bila seorang ibu tersebut adalah seorang vegetarian dan biasa mengkonsumsi banyak kacan-kacangan, biji-bijian, sayuran dan buah-buahan, maka ibu tersebut tidak akan mengalami masalah kekurangan protein. 3. Lemak Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang tediri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen yang mempunyai sifat dapat larut pada zat-zat pelarut tertentu, lemak dalam makanan memegang peranan penting adalah lemak netral atau trigliserida yang molekulnya asam lemak yang di ikatkan pada gliserol terebut dengan ikatan ester. Klasifikasi lemak yaitu: a. Menurut struktural kimiawinya yaitu lemak Netral ( trigliserida), Fosfolipida, lesitin,sfingomilin

19 b. Menurut Sumbernya (bahan makanan) yaitu lemak hewani dan lemak nabati c. Menurut Konsistensinya yaitu lemak padat dan lemak cair d. Menurut wujudnya yaitu lemak tidak terlihat dan lemak terlihat. Adapun fungsi lemak dalam tubuh adalah terutama sebagai cadangan energi dalam bentuk jaringan lemak yang ditimbulkan di tempat-tempat tertentu. Asam lemak tak jenuh ganda merupakan zat gizi yang ensensial bagi kesehatan kulit dan rambut, lemak sebagai sumber utama energi dan sebagai pelarut vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E, dan K (Praverawati, 2009). 4. Vitamin Vitamin adalah zat-zat organik komplek yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak bisa dibentuk oleh tubuh, vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan, jenis vitamin yaitu: a. Vitamin larut dalam lemak yang termasuk dalam kelompok ini adalah vitamin A,D,E,K. b. Vitamin yang larut dalam air, yang termasuk dalam kelompok ini adalah vitamin C, tiamin, riboflavin, piridoksin, folat dan B12 (Almatsier, 2001). 5. Mineral Mineral berperan pada pertumbuhan tulang dan gigi. Bersama dengan protein dan vitamin, mineral membentuk sel darah dan jaringan tubuh yang lain. Mineral yang sangat dibutuhkan selama kehamilan adalah sebagai berikut :

20 a. Kalsium Pada kelompok dewasa usia 19-29 tahun, kebutuhan kalsium rata-rata 800 mg/hari. Wanita hamil memerlukan lebih banyak kalsium. Penyerapan kalsium selama kehamilan lebih banyak dibandingkan saat tidak hamil. Kalsium diperlukan terutama pada trimester III kehamilan. Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan janin sekitar 250 mg/hari serta untuk persediaan ibu hamil sendiri agar pembentukan tulang janin tidak mengambil dari persediaan kalsium ibu. Sumber kalsium dapat diperoleh dari susu dan hasil olahannya ikan/hasil laut, sayuran berwarna hijau dan kacang-kacangan. b. Zat besi Kebutuhan zat besi selama kehamilan sangat tinggi, khususnya trimester II dan III. Kebutuhan zat besi dapat dipenuhi dengan tambahan pil besi dengan dosis100 mg/hari. Pada trimester I belum ada kebutuhan yang mendesak, sehingga kebutuhannya sama dengan wanita dewasa yang tidak hamil. Zat besi penting untuk pembentukan hemoglobin. Untuk meningkatkan masa hemoglobin diperlukan zat besi sekitar 500 mg (termasuk simpanan) karena selama kehamilan volume darah meningkat sampai 50%. Pada masa melahirkan ada zat besi yang hilang sebanyak 250 mg, belum termasuk untuk janin dan plasenta. Kekurangan harus dipenuhi selama trimester II dan III. Sumber zat besi adalah makanan yang berasal dari hewan yaitu daging, ayam dan telur serta kacang-kacangan, biji-bijian dan sayuran hijau. Agar absorbsi zat besi lebih baik, perlu adanya vitamin C yang banyak terdapat pada jeruk, macam-macam jus, brokoli, tomat. Kekurangan zat besi yang umum

21 diderita ibu hamil dapat meningkatkan risiko kelahiran bayi prematur atau bayi dengan berat badan rendah dan ibunya yang menderita anemia. c. Seng Seng merupakan mineral mikro esensial, seng diperlukan untuk fungsi sistem reproduksi, pertumbuhan janin, sistem pusat syaraf dan fungsi kekebalan tubuh. Kekurangan seng akan menghambat pertumbuhan janin dalam kandungan, bahkan tidak akan menutupi kemungkinan terjadinya kretinisme (cebol) pada bayi yang dilahirkan. Selain itu, konsumsi seng yang tidak mencukupi akan mempengaruhi daya pengecap dan pembau si ibu. Hal ini akan berakibat pada penurunan nafsu makan si ibu. Selama kehamilan, kebutuhan seng meningkat sampai dua kali lipat dibandingkan saat tidak hamil. Seng terdapat dalam bahan makanan dari hewan, misalnya daging, makanan dari laut dan unggas, serta padi-padian. Kebutuhan seng akan tercukupi apabila konsumsi protein cukup. d. Asam Folat Semua zat gizi diperlukan selama masa kehamilan, namun asam folat merupakan salah satu vitamin B yang perlu mendapat perhatian. Asam folat diperlukan untuk membentuk sel baru. Setelah konsepsi, asam folat membantu mengembangkan sel syaraf dan otak janin. Konsumsi asam folat yang cukup pada minggu-minggu sebelum konsepsi dan 3 bulan pertama kehamilan (periode kritis) dapat mengurangi risiko kelainan susunan syaraf pada bayi. Kelainan bisa serius, bahkan fatal. Karena itu, sedapat mungkin hal ini dihindari. Asam folat tidak bisa disimpan dalam tubuh, harus diberkan setiap hari, kebutuhan 0,4 mg/hari. Sumber asam folat adalah hati, sayuran berwarna hijau,

22 jeruk, kembang kol, kacang kedelai/kacang-kacangan lain, roti gandum, serelia dan ragi (Eva Ellya Sibagariang, 2010). 6. Air Air adalah nutrien. Air merupakan bagian sistem transportasi tubuh. Air mengangkut zat gizi keseluruh tubuh termasuk plasenta dan membawa sisa makanan ke luar tubuh. Jika ibu hamil mengalami muntah-muntah, maka disarankan untuk minum cairan sebanyak mungkin, minimal 3 liter/hari ( Eva Ellya Sibagariang, 2010). 2.6 Prinsip Gizi untuk Ibu Hamil Kehamilan merupakan anugerah yang luar biasa yang dapat membuat keluarga menjadi bahagia. Perubahan fisik dan psikologis akan terjadi selama kehamilan. Masa kehamilan ini sangat penting untuk menentukan kualitas anak. Oleh karena itu, selama kehamilan ibu memerlukan makanan yang bergizi. Kecukupan gizi selama kehamilan digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janinnya maupun aktivitas ibu. Menurut Huliana (2001), makanan yang dikonsumsi ibu hamil dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin sebesar 40 persen sedangkan 60 persen untuk memenuhi kebutuhan ibu. Apabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam kehamilan, baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya. Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu hamil harus mengkomsumsi makanan seimbang untuk perkembangan ibu dan janin pada masa kehamilan (Yuni Kusmiati, 2009).

23 Pada trimester I pertumbuhan janin masih lambat dan penambahan kebutuhan zat-zat gizi pun masih relatif kecil. Tahap ini, ibu memasuki masa anabolisme, yaitu masa untuk menyimpan zat gizi sebanyak-banyaknya dari makanan yang dikonsumsi setiap hari untuk cadangan persediaan pada trimester berikutnya. Memasuki trimester II, janin mulai tumbuh pesat dibandingkan dengan sebelumnya. Kecepatan pertumbuhannya mencapai 10 gram per hari.tubuh ibu juga mengalami perubahan dan adaptasi, misalnya pembesaran payudara dan mulai berfungsinya rahim serta plasenta.peningkatan kualitas gizi sangat penting karena tahap ini ibu mulai menyimpan lemak dan zat gizi lainnya untuk cadangan sebagai bahan pembentuk ASI. Trimester III, dibutuhkan vitamin dan mineral untuk mendukung pesatnya pertumbuhan janin dan pembentukan otak. Kebutuhan energi janin didapat dari cadangan energi yang disimpan ibu selama tahap sebelumnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang makanan sehat bagi ibu hamil, antara lain: 1. Menyediakan energi yang cukup (kalori) untuk kebutuhan kesehatan tubuh ibu dan pertumbuhan bayi. 2. Menyediakan semua kebutuhan ibu dan bayi (meliputi protein, lemak, vitamin dan mineral). 3. Dapat menghindarkan pengaruh negatif bagi bayi. 4. Mendukung metabolisme tubuh ibu dalam memelihara berat badan sehat, kadar gula darah, dan tekanan darah (Yuni kusmiati, 2009).

24 2.7 Gizi Pada Ibu Hamil Kehamilan adalah suatu hal dalam kehidupan yang dapat membuat keluarga bahagia, pada kehamilan terjadi perubahan fisik dan mental yang bersifat alami, para calon ibu harus sehat dan mempunyai gizi cukup sebelum dan setelah melahirkan, harus mempunyai kebiasaan makan yang teratur dan bergizi, olah raga dan tidakmerokok. Jika gizi dalam kehamilanya kurang maka bayi yang dikandungnya akan menderita kekurangan gizi. Jadi meskipun sudah cukup bulan bayi akan lahir dengan BB <2.500 gram dan juga akan kekurangan ASI bila nanti menyusui. Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi protein sekitar 2-2,5 g/kg yang berasal dari hewani seperti telur, susu, ikan untuk pertumbuhan dan aktivitas janin memerlukan makan yang disalurkan melalui plasenta. Jadi ibu hamil harus mendapat gizi untuk dirinya dan janinya. Agar kehamilan berjalan dengan sukses maka gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan yang baik dan selama hamil harus mendapatkan tambahan protein, mineral, zat besi, kalsium, vitamin, asam folat dan energi. Makanan ibu hamil sesuai dengan kebutuhan yaitu makanan yang seimbang sesuai dengan perkembangan masa kehamilan, kebutuhan kalori ibu hamil sekitar 2.500 kkal. Makanan yang dikonsumsi ibu hamil dipergunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40% dan 60% untuk ibu (Paath, 2004). 2.8 Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada kebutuhan untuk wanita tidak hamil, kegunaan makanan tersebut adalah: 1. Untuk pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan.

25 2. Untuk mempertahan kesehatan dan kekuatan badan ibu sendiri. 3. Supaya luka persalinan lekas sembuh pada masa nifas. 4. Guna mengadakan cadangan untuk proses laktasi. Jumlah makanan yang dikonsumsi bukanlah jaminan bahwa ibu hamil telah mempunyai asupan gizi yang seimbang. Konsumsi makanan yang tepat sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil dan janin yang dikandungannya. Kualitas makanan jauh lebih penting dibandingkan kuantitas. Janin hidup dari makanan yang dikonsumsi oleh ibu. Kuncinya adalah perencanaan menu dan pola makanan yang teratur (Eva Ellya Sibagariang, 2010). Menurut Huliana (2001) kebutuhan gizi pada ibu hamil meliputi : 1. Kebutuhan protein Kebutuhan tambahan protein tergantung kecepatan pertumbuhan janin.trimester I dan II<6 gram/hari dan trimester III 10 gram/hari. 2. Kebutuhan Energi Tambahan energi selama hamil sangat diperlukan bagi komponen fetus maupun perubahan yang terdapat pada dirinya sendiri, kurang lebih 27.000 kkal atau 100 kkal/hari dibutuhkan selama hamil. Pada wanita berumur 25-50 tahun pemberian 2000 kkal/hari jika sedang hamil ditambah 300 kkal. 3. Kebutuhan Vitamin dan Mineral Pertumbuhan janin yang baik dibutuhkan berbagai vitamin dan mineral. Persentase tambahan gizi ibu hamil ialah energi 15%, protein 68%, vitamin A 25%, vitamin D 100%, vitamin E 25%, Vitamin C 33%, B Complek 40%,

26 tiamin 25%, riboflavin 15%, Niasi 30%, piredoksin 100%, asam folat 33%, fosfor dan magnesium 50%, zat besi 30% dan iodium 16%. 2.9 Akibat Kekurangan Gizi Selama Hamil Akibat kurang gizi selama hamil dapat menyebabkan kerugian bagi ibu dan janin yang dikandungnya. Bayi dengan BBLR merupakan salah satu dampak dari ibu hamil yang menderita kurang energi kronis dan yang mempunyai status gizi buruk, BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita yang akan memperlambat pertumbuhan serta perkembangan mental anak (Eva Ellya Sibagariang, 2010). Ibu yang kurang gizi pada kehamilan trimester II akan mengakibatkan perdarahan antepartum, abortus pada kehamilan muda, ketuban pecah dini dan dampak pada janin terjadi hambatan terhadap tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terkena infeksi, cacat bawaan serta kematian prenatal (Praverawati, 2009). Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini : 1. Terhadap Ibu Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi. 2. Terhadap Persalinan Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya ( premature),

27 pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat. 3. Terhadap Janin Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah. Selanjutnya beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi hamil pada saat hamil antara lain sebagai berikut : 1. Pemantauan pertambahan berat badan selama hamil agar tetap berada pada kondisi ideal dan tetap menjaga pola makan dengan gizi cukup dan seimbang. 2. Mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA) yaitu untuk megetahui keadaan ibu hamil terhadap kurang energi kronis karena ibu yang kekurangan energi kronis beresiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. 3. Pengukuran kadar Hb yaitu untuk mengetahui kondisi ibu hamil terhadap anemia. Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat dari pada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang energi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian

28 yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia (Eva Ellya Sibagariang, 2010). 2.10 Penanganan Kekurangan Gizi Selama Hamil Bagi ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi pada masa kehamilan cara menanggulanginya adalah dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi, mie, kentang dan roti. Mengkonsumsi makanan yang mengandung protein yang terdapat didalam daging, ikan, tahu, tempe dan kacang-kacangan, mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak seperti daging, susu, telur, mentega dan minyak nabati. Mengkonsumsi vitamin dan mineral yang terdapat didalam Vitamin A, Vitamin C, Vitamin D, Kalsium, Zat Besi dan Asam Folat (Praverawati, 2009). Makanan yang bergizi tersebut seperti tahu, tempe, sayur-sayuran yang berwarna hijau, buah-buahan, kacang hijau, kacang kedelai dan lebih banyak dari biasanya selama hamil dan menyusui. Makanan yang dikonsumsi harus selalu seimbang, porsinya cukup dan teratur tidak terlalu asin, pedas dan berlemak (Praverawati, 2009). 2.11 Kerangka Teoritis Berdasarkan Teori-teori yang di bahas dalam tinjauan pustaka, maka kerangka teoritis dapat digambarkan sebagai berikut :

29 Notoatmodjo, 2003 Pengetahuan Pendidikan Suhu Lingkungan Budaya FKM UI, 2007 Umur Aktifitas Pendapatan Status kesehatan Pekerjaan Status Gizi Ibu Hamil Gambar 2.11 Kerangka Teoritis 2.12 Kerangka Konsep Menurut Notoatmodjo (2003) dan FKM UI (2007) menyatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil pada masa kehamilan, dalam penelitian ini peneliti mengambil 4 variabel, karena menurut peneliti 4 variabel tersebut yang sangat mempengaruhi status gizi ibu hamil pada masa kehamilan, dan dapat digambarkan kerangka konsepsional sebagai beriku :

30 Variabel Independen Variabel Dependen Pengetahuan Pendidikan Status Gizi Ibu Hamil Pekerjaan Umur Gambar 2.12 Kerangka Konsep Penelitian 2.13 Hipotesis Penelitian 1. Ada pengaruh antara Pengetahuan ibu hamil dengan status gizi ibu hamil pada masa kehamilan di Puskesmas Meutulang. 2. Ada pengaruh antara Pendidikan ibu hamil dengan status gizi ibu hamil pada masa kehamilan di Puskesmas Meutulang. 3. Ada pengaruh antara Pekerjaan ibu hamil dengan status gizi ibu hamil pada masa kehamilan di Puskesmas Meutulang. 4. Ada pengaruh antara Umur ibu hamil dengan status gizi ibu hamil pada masa kehamilan di Puskesmas Meutulang.

31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat analitik dengan desain Cross Sectional yaitu untuk mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil pada masa kehamilan yang diukur pada waktu yang bersamaan. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Meutulang Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat. 3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada tanggal 24 Juni sampai dengan 23 Juli 2013. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Meutulang yang berjumlah 140 orang. 3.3.2 Sampel Sampel merupakan sebagian yang di ambil dari keseluruhan objek yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Notoatmodjo, 2005). Dalam pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut : 31

32 N n = 1 + N (d ) 2 Keterangan : N = Populasi n = Sampel d = Presisi/ batas kelonggaran 10% = 0,1 n = n = 140 1 + 140 (0,1) 2 140 1 + 140 (0,01) n = 58,3 Dengan demikian sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 58 ibu hamil. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah accidental yaitu mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia disuatu tempat sesuai dengan kontek penelitian. 3.4 Cara Pengumpulan Data 3.4.1 Data primer Diperoleh dari hasil wawancara dengan membagikan kuesioner kepada ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Mentulang Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat. 3.4.2 Data sekunder Data sekunder berupa gambaran umum wilayah penelitian dan data khusus lainnya diperoleh dari Puskesmas, dinas kesehatan serta referensi bukubuku perpustakaan yang berhubungan dengan penelitian.

33 3.5 Definisi Operasional Tabel 3.5 Definisi Operasional No Variabel Independen 1. Variabel : Pengetahuan Definisi : Hasil tahu responden tentang gizi yang baik pada masa kehamilan Cara Ukur : Wawancara Alat Ukur : Kuesioner Hasil Ukur : - Baik - Kurang Skala Ukur : Ordinal 2. Variabel : Pendidikan Definisi : Pendidikan formal yang ditempuh responden diberikan dengan STTB/Ijazah. Cara Ukur : Wawancara Alat Ukur : Kuesioner Hasil Ukur : - Menengah keatas - Menengah kebawah Skala Ukur : Ordinal 3. Variabel : Pekerjaan Definisi : Aktifitas yang dilakukan sehari-hari oleh responden untuk mencari nafkah guna untuk kehidupannya. Cara Ukur : Wawancara Alat Ukur : Kuesioner Hasil Ukur : - Bekerja - Tidak Bekerja Skala : Ordinal 4. Variabel : Umur Definisi : Umur responden pada saat hamil Cara Ukur : Wawancara Alat Ukur : Kuesioner Hasil Ukur : - Umur risiko : 20 tahun dan >35 tahun - Umur tidak risiko : 21 35 tahun Skala Ukur : Ordinal Variabel Dependen 5. Variabel : Status Gizi ibu hamil Definisi : Suatu keadaan keseimbangan dalam tubuh ibu hamil sebagai akibat pemasukan konsumsi zat-zat gizi untuk kelangsungan hidup dalam mempertahankan fungsifungsi organ tubuh. Cara Ukur : Pengukuran Lingkar Lengan Atas Alat Ukur : LILA Hasil Ukur : - Baik : 23,5 - Kurang : < 23,5 Skala Ukur : Ordinal

34 3.6 Aspek Pengukuran Variabel 3.6.1 Aspek Pengukuran Variabel terikat (Dependen) Untuk menilai status gizi ibu hamil dilakukan dengan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan pengkategoriannya adalah sebagai berikut : 1. Status Gizi Ibu Hamil, Kategori Baik apabila hasil pengukuran LILA 23,5. 2. Status Gizi Ibu Hamil, Kategori Kurang apabila hasil pengukuran LILA < 23,5. 3.6.2 Aspek Pengukuran Variabel Bebas (Independen) Aspek pengukuran variabel bebas adalah menggunakan skala Guttman (Riduwan, 2008), yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten. Dan tiap pertanyaan dalam kuesioner terdiri dari 2 pilihan jawaban, jika jawaban (YA) diberi nilai 1 dan jawaban (TIDAK) di beri nilai 0. Untuk mencari interval kelas, menurut (Hidayat 2007) dengan menggunakan rumus sebagai berikut : i = nilai tertinggi nilai terendah kelas Dengan menggunakan rumus tersebut, maka rentang kategori variabel independen adalah sebagai berikut : 1. Pengetahuan a. Kategori baik apabila skor yang diperoleh : 7 12 dari total skor b. Kategori kurang baik apabila skor yang diperoleh : 0 6 dari total skor 2. Pendidikan a. Menengah kebawah : SD dan SMP b. Menengah keatas : SMA dan PT

35 3. Pekerjaan a. Bekerja b. Tidak bekerja 4. Umur a. Umur risiko : 20 Tahun dan >35 Tahun b. Umur tidak risiko : 21-35 Tahun 3.7 Teknik Analisa Data 3.7.1 Analisa Univariat Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk satu variabel atau per variabel dari hasil penelitian (Notoatmodjo, 2005). Analisis ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, pendidikan, pekerjaan dan umur ibu hamil dengan status gizi ibu hamil pada masa kehamilan di Puskesmas Meutulang. 3.7.2 Analisa Bivariat Analisa Bivariat merupakan lanjutan dari analisa univariat dengan cara melakukan tabulasi silang antara variabel dependen dan variabel independen dengan menggunakan uji Chi Square pada taraf kepercayaan 95% dan α = 0,05. Dasar pengambilan hipotesis penelitian berdasarkan tingkat signifikan ( nilai p ), yaitu : a. Jika nilai p < 0,05 maka hipotesis penelitian di tolak atau dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara status gizi ibu hamil dengan pengetahuan ibu hamil, pendidikan ibu hamil, pekerjaan ibu hamil dan umur ibu hamil.

36 b. Jika nilai p > 0,05 maka hipotesis penelitian diterima atau dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh antara status gizi ibu hamil dengan pengetahuan ibu hamil, pendidikan ibu hamil, pekerjaan ibu hamil dan umur ibu hamil. Analisis bivariat adalah analisis yang melibatkan sebuah variabel independen dan sebuah variabel dependen. Karena data berbentuk katagorik maka untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel independen dan dependen digunakan analisis statistk Uji Chi-square dengan memakai nilai alpha 0,05. Jika ada sel yang memiliki harapan kurang sama dengan 5, maka digunakan fisher exact test (Notoatmodjo, 2005). Aturan yang berlaku pada Chi Square adalah : 1. Bila 2x2 dijumpai nilai Expected (harapan) kurang dari 5, maka yang digunakan adalah Fisher s Exact Test. 2. Bila tabel 2x2 dan dijumpai nilai Expected (harapan) lebih dari 5, maka uji yang dipakai sebaliknya Contiuty Correction 3. Bila tabel lebih dari 2x2 misalnya 2x3, 3x3 dan seterusnya, maka digunakan uji Pearson Chi Square. Untuk memperoleh pengaruh yang bermakna pada variabel penelitian ini digunakan perangkat komputer dalam menganalisis Uji Chi-square.