MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
URAIAN KEGIATAN DAN PELAPORAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2013

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG

URAIAN KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2012

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

URAIAN KEGIATAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2012 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWASI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR: 08 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 140 / 26 / III /2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN INSPEKTORAT PROVINSI GORONTALO

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2016

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

URAIAN KEGIATAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 51 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS. NOMOR 49 T/tfWN 9011, TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

- 1 - GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASANN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

2016, No Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 3. Peratura

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KOTA BANJAR TAHUN 2012

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 34 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

! MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN ( PKPT ) TAHUN 2012

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA. No.787, 2011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan.

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG

RENCANA KERJA KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2012

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 01 TAHUN 2017 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I P E N D A H U L U A N

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

KATA PENGANTAR. Muaro Sijunjung, Februari 2014 INSPEKTUR KENFILKA, SH, MH PEMBINA UTAMA MUDA NIP

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t

PROVINSI JAWA TENGAH

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH PROVINSI.

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG

2012, No sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - WALIKOTA GORONTALO,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

2012, No.9. RENCANA KERJA IV. PROGRAM DAN ANGGARAN TAHUN 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tanggal 3 Novembe

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.31/MEN/2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ketentuan Pasal 29 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, mengamanatkan kepada Menteri Dalam Negeri untuk menyusun Kebijakan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tentang Kebijakan Pengawasan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2013; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4594); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

- 2-5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur Selaku Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5107) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur Selaku Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5209); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2013. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan: 1. Kebijakan pengawasan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah acuan, sasaran dan prioritas pengawasan dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah. 2. Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintahan daerah berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

- 3 - Pasal 2 Tujuan Kebijakan Pengawasan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2013 untuk: a. mensinergikan pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian/Inspektorat Utama LPNK, Inspektorat Provinsi dan Inspektorat Kabupaten/Kota; dan b. menjamin mutu (quality inssurance) atas penyelenggaraan pemerintahan dan kepercayaan masyarakat atas pengawasan APIP. Pasal 3 Kebijakan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 merupakan uraian kegiatan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilakukan oleh: a. Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri; b. Inspektorat Jenderal Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian; c. Inspektorat Provinsi; dan/atau d. Inspektorat Kabupaten/Kota. Pasal 4 (1) Pimpinan komponen di lingkungan Kementerian Dalam Negeri, kepala satuan kerja perangkat daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota wajib melaksanakan tindak lanjut hasil pengawasan. (2) Tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kalender setelah tanggal diterimanya laporan hasil pengawasan. (3) Wakil Gubernur dan Wakil Bupati/Walikota bertanggungjawab atas pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan yang dilakukan oleh kepala satuan kerja perangkat daerah. Pasal 5 Inspektorat Jenderal, Inspektorat Provinsi dan Inspektorat Kabupaten/Kota menyerahkan kepada Majelis Tuntutan Ganti Rugi untuk penyelesaian status tindak lanjut, apabila pimpinan komponen dan kepala satuan kerja perangkat daerah provinsi dan kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) tidak dapat menyelesaikan tindak lanjut hasil pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) terkait keuangan negara/daerah.

- 4 - Pasal 6 Hasil pelaksanaan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Kementerian/LPNK, Inspektorat Provinsi dan Inspektorat Kabupaten/Kota dilaporkan kepada Presiden yang dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri. Pasal 7 Uraian kegiatan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan pelaporan hasil pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini. Pasal 8 Pendanaan pelaksanaan kebijakan pengawasan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pasal 9 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 25 Oktober 2012 MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, GAMAWAN FAUZI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 29 Oktober 2012 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 1059 Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM ttd ZUDAN ARIF FAKRULLOH Pembina Tk.I (IV/b) NIP. 19690824 199903 1 001

LAMPIRAN: PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2013 URAIAN KEGIATAN DAN PELAPORAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2013 A. URAIAN KEGIATAN PENGAWASAN I. INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN DALAM NEGERI 1. Percepatan Reformasi Birokrasi. a. Perkuatan Kelembagaan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Inspektorat Provinsi dan Inspektorat Kabupaten/Kota dengan melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis, berupa: 1) Bimbingan Teknis Dalam Rangka Perkuatan Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah (JFP2UPD); 2) Bimbingan Teknis sinergitas JFP2UPD dan JFA dalam penugasan; 3) Bimbingan Teknis penerapan SPIP; 4) Bimbingan Teknis Operasional Bidang Pengawasan; 5) Sosialisasi quality assurance dan consulting; 6) Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan; dan 7) Revitalisasi Kelembagaan Inspektorat Jenderal Kemendagri, Inspektorat Provinsi, dan Inspektorat Kabupaten/Kota. b. Program Legislasi 1) Penyusunan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Presiden RI Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang 2012-2025 dan Jangka Menengah 2012-2014 (Konsultasi Biro Hukum Sekretariat Jenderal Kementerian Dalam Negeri); 2) Penyusunan Kebijakan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2014; 3) Penyusunan Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagai Petunjuk Pelaksanaan Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 4) Penyusunan Pedoman Penilaian Kinerja Kepala Daerah pada Akhir Masa Jabatan; 5) Penyusunan Pedoman Pengukuran Indikator Sasaran Strategis Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP); 6) Penyusunan Pedoman Evaluasi SPIP di lingkungan Kementerian Dalam Negeri; dan 7) Penyusunan Pedoman Evaluasi dan Laporan Hasil Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

- 2 - c. Koordinasi dan sinergitas. 1) Pelaksanaan Rapat Koordinasi Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tingkat Nasional (Rakorwasdanas) dan Rapat Koordinasi Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Rakorwasda); 2) Penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) berdasarkan risk based audit plan (Rencana Audit Berbasis Risiko). 2. Peningkatan Efektivitas Pengawasan. a. Pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri pada Komponen. 1) Tuntutan Good governance a) Asistensi/fasilitasi program Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK), Zona Integritas dan Wilayah Bebas Korupsi; b) Review Laporan Keuangan Kementerian Dalam Negeri dalam rangka mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) ; c) Pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian tujuan Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi; d) Asistensi terhadap pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan Dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 Dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014; e) Asistensi dan Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP); f) Asistensi/pendampingan Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Provinsi Papua Barat; g) Asistensi perencanaan dan penyusunan anggaran; h) Asistensi dalam penyusunan neraca aset pada unit kerja di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. 2) Tuntutan Penyelenggaraan RPJMN, pembinaan dan pengawasan urusan pemerintahan lingkup Kementerian Dalam Negeri yang meliputi pelaksanaan tugas dan fungsi, pengelolaan sumber daya manusia, pengelolaan keuangan, dan pengelolaan sarana dan prasarana serta penanganan pengaduan masyarakat: a) Pemeriksaan kinerja/reguler pelaksanaan tugas dan fungsi komponen dengan titik berat terhadap pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di lingkungan Kementerian Dalam Negeri sebagai berikut : (1) Sekretariat Jenderal dengan titik berat perhatian pada koordinasi penyusunan peraturan perundangundangan, kajian hukum, kebijakan daerah, pembinaan urusan perangkat daerah, penataan kelembagaan, analisa jabatan, tatalaksana dan evaluasi kelembagaan kementerian dan pemerintah daerah, pembinaan urusan kepegawaian dan persandian, pengelolaan data kepegawaian kementerian dan pemerintahan daerah, kebijakan, fasilitas dan penatausahaan kerjasama pemerintah dan pemda dengan luar negeri.

- 3 - (2) Inspektorat Jenderal dengan titik berat perhatian pada koordinasi, pembinaan aparatur, pengawasan urusan pemerintahan dan tindak lanjut hasil pengawasan. (3) Badan Pendidikan dan Pelatihan dengan titik berat perhatian pada pelaksanaan diklat bidang pemerintahan dalam negeri. (4) Direktorat Jenderal Keuangan Daerah dengan titik berat perhatian pada bidang urusan administrasi keuangan daerah, perumusan kebijakan standarisasi teknis bidang keuangan daerah dan perimbangan keuangan daerah, pengelolaan kekayaan daerah. (5) Direktorat Jenderal Otonomi Daerah dengan titik berat perhatian pada urusan otonomi daerah, koordinasi penyusunan SPM/NSPK. (6) Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dengan titik berat perhatian pada program PNPM- MP bidang urusan pemberdayaan masyarakat desa. (7) Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik dengan titik berat perhatian pada program penanganan daerah tertinggal, terdepan dan pasca konflik, bidang urusan kesatuan bangsa dan politik. (8) Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil dengan titik berat perhatian pada program pendaftaran penduduk dan informasi kependudukan termasuk e-ktp dan pencatatan sipil. (9) Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum dengan titik berat perhatian pada program dekonsentrasi dalam rangka peran gubernur sebagai wakil pemerintah, batas wilayah antar Daerah. (10) Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah dengan titik berat perhatian pada program PTSP, pembangunan daerah dan tata ruang. (11) Badan Penelitian dan Pengembangan dengan titik berat perhatian pada program penelitian, pengkajian, pengembangan dan perekayasaan tata kelola pemerintahan dalam negeri. (12) Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dengan titik berat perhatian pada program peningkatan aparatur dan pengasuhan praja. (13) Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP) dengan titik berat perhatian pada program penataan batas wilayah antar negara. b) Pemeriksaan keuangan dan aset hasil pelaksanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan; c) Pemantauan dan evaluasi terhadap Pengawasan Program Penanggulangan Kemiskinan - PNPM-MP yang dilakukan secara joint audit oleh BPKP, Inspektorat Provinsi dan Inspektorat Kabupaten/Kota; d) Evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi; e) Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) untuk mengetahui penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP); f) Koordinasi Pendampingan Pemerintah Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat; g) Evaluasi pelaksanaan tugas P2UPD dan Auditor (upaya pengendalian mutu);

- 4 - h) Evaluasi atas peran Inspektorat Jenderal dan Inspektorat Provinsi sebagai quality assurance dan consulting; i) Melakukan pengawasan tertentu bersama dengan instansi terkait; j) Penanganan pengaduan masyarakat; k) Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan. b. Pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri pada pemerintah Provinsi. 1) Tuntutan Good governance. a) Asistensi/fasilitasi program Zona Integritas wilayah bebas Korupsi; b) Asistensi terhadap pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan Dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 Dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014; c) Asistensi dan Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP); d) Asistensi/pendampingan Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Provinsi Papua Barat; e) Asistensi dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). 2) Tuntutan Penyelenggaraan RPJMN, pembinaan dan pengawasan urusan pemerintahan lingkup Kementerian Dalam Negeri serta penanganan pengaduan masyarakat : a) Pemeriksaan kinerja/reguler meliputi pengawasan administrasi umum pemerintahan dan pelaksanaan urusan pemerintahan di Provinsi sebagai berikut : (1) Pemeriksaan administrasi Umum Pemerintahan meliputi : (a) Kebijakan Daerah dititik beratkan pada sinkronisasi dan harmonisasi peraturan perundang-undangan dengan objek pemeriksaan di Sekretariat Daerah; (b) Kelembagaan Daerah dititik beratkan pada kemampuan kelembagaan dengan objek pemeriksaan di Sekretariat Daerah; (c) SDM Daerah dititik beratkan pada formasi pegawai, pengadaan pegawai, pengangkatan dan pemberhentian PNS, pengangkatan dalam jabatan (mutasi pegawai) serta pendidikan dan pelatihan dengan objek pemeriksaan di Badan Kepegawaian Daerah dan Badan Pendidikan dan Pelatihan; (d) Keuangan Daerah dititik beratkan pada kebijakan keuangan daerah, perencanaan dan penganggaran, pendapatan daerah dengan objek pemeriksaan di Sekretariat Daerah/Badan/Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah dan Dinas Pendapatan Daerah; (e) Aset/Barang Daerah dititik beratkan pada kebijakan pengelolaan barang daerah, perencanaan kebutuhan dan pengadaan barang/jasa dengan objek pemeriksaan di Sekretariat Daerah/ Badan/Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah dan Aset.

- 5 - (2) Pemeriksaan urusan Pemerintahan di daerah meliputi bidang urusan lingkup Kementerian Dalam Negeri sebagai berikut : (a) Kependudukan dan pencatatan sipil dititik beratkan pada pendaftaran Penduduk (termasuk e-ktp) dan Informasi Kependudukan dengan objek pemeriksaan di Sekretariat Daerah/ Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; (b) Kesatuan Bangsa dan Politik dalam negeri dititik beratkan pada penanganan daerah tertinggal, terdepan dan pasca konflik dengan objek pemeriksaan di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik; (c) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dititik beratkan pada PNPM-MP bidang Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa dengan objek pemeriksaan di Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; (d) Perencanaan Pembangunan dititik beratkan pada penyusunan rencana tata ruang wilayah (RTRW), pelayanan terpadu satu pintu (PTSP), RPJMD dengan objek pemeriksaan di Bappeda, BKPMD; (e) Pemerintahan Umum, Otonomi Daerah, Kepegawaian Daerah, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, dan Persandian dititik beratkan pada dukungan manajemen pemerintahan, dekonsentrasi dalam rangka peran gubernur sebagai wakil pemerintah, batas wilayah antar daerah dan pelaksanaan otonomi daerah, pengangkatan sekretaris daerah dan pejabat eselon II dengan objek pemeriksaan di Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat Provinsi dan Badan Penelitian dan Pengembangan; (f) Ketentraman dan Ketertiban umum dititik beratkan pada penegakkan peraturan daerah dengan objek pemeriksaan di Kantor Satuan Polisi Pamong Praja. b) Pemeriksaan khusus/tertentu terkait dengan adanya pengaduan yang bersumber dari masyarakat maupun dari instansi pemerintah dan/atau dalam rangka membangun kepekaan terhadap perkembangan isu-isu aktual untuk tujuan nasional dan pemerintah daerah diantaranya : (1) Kepala Daerah/Pejabat Daerah/Pimpinan dan Anggota DPRD Bermasalah; (2) Daerah konflik; (3) Pengadaan Barang/Jasa; (4) Indikasi Tindak Pidana Korupsi; (5) Penugasan dari Menteri Dalam Negeri. c) Pemeriksaan atas berakhirnya masa jabatan Gubernur; d) Asistensi kepada Inspektorat Provinsi sebagai quality assurance dan consulting; e) Asistensi kepada penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Terhadap Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan; f) Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan.

- 6 - II. INSPEKTORAT JENDERAL-KEMENTERIAN/ LEMBAGA PEMERINTAH NON KEMENTERIAN (LPNK) 1. Pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan (wajib dan pilihan) yang dilaksanakan pada pemerintah daerah; 2. Pengawasan dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang bersumber dari APBN baik berupa rupiah murni maupun bersumber dari Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN), yang dilakukan oleh aparat pengawas masing-masing Kementerian/Lembaga sesuai dengan Loan Agreement atau adanya kesepakatan lebih lanjut; 3. Pengawasan dengan tujuan tertentu terkait dengan adanya pengaduan yang bersumber dari masyarakat maupun dari instansi pemerintah dalam rangka membangun kepekaan terhadap perkembangan isu-isu aktual untuk tujuan nasional dan pemerintah daerah; 4. Dalam melakukan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana angka 1, angka 2, dan angka 3, Inspektorat Jenderal Kementerian/LPNK berkoordinasi dengan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri/Inspektorat Provinsi/Inspektorat Kabupaten/Kota; 5. Koordinasi dan sinkronisasi dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah; 6. Pelaporan hasil pemeriksaan selain ditujukan pada obyek pemeriksaan yang bersangkutan juga disampaikan tembusan kepada Gubernur dan Bupati/Walikota serta Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota terkait, untuk kepentingan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi, tugas pembantuan, PHLN dan pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah serta tindak lanjut hasil pemeriksaan. III. INSPEKTORAT PROVINSI. 1. Pengawasan internal di lingkungan Pemerintah Provinsi terdiri dari : a. Pemeriksaan kinerja/reguler SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi; b. Pemeriksaan pengelolaan keuangan dan aset; c. Review Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dalam rangka menuju dan/atau mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) ; d. Asistensi dan Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP); e. Penanganan pengaduan masyarakat; f. Pengawasan terhadap Program Penanggulangan Kemiskinan PNPM- MP yang dilakukan secara joint audit oleh BPKP dan Inspektorat Kabupaten/Kota; g. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) untuk mengetahui penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP); h. Evaluasi atas peran Inspektorat Provinsi dan Inspektorat Kabupaten/Kota sebagai quality assurance dan consulting; i. Melakukan pengawasan tertentu bersama dengan instansi terkait; j. Asistensi dalam penyusunan neraca aset pada unit kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi; k. Asistensi perencanaan dan penyusunan anggaran; l. Asistensi terhadap pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014; m. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan.

- 7-2. Pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten/Kota: a. Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten/Kota dilakukan melalui pemeriksaan kinerja/reguler meliputi pengawasan administrasi umum pemerintahan dan pelaksanaan urusan pemerintahan di Kabupaten/Kota sebagai berikut : 1) Pemeriksaan administrasi Umum Pemerintahan meliputi : a) Kebijakan Daerah; b) Kelembagaan Daerah; c) SDM Daerah; d) Keuangan Daerah; e) Aset/Barang Daerah. 2) Pemeriksaan urusan Pemerintahan di Kabupaten/Kota meliputi bidang urusan pemerintahan lingkup Kementerian Dalam Negeri dan bidang urusan wajib dan urusan pilihan lainnya sebagai berikut : a) Kependudukan dan pencatatan sipil; b) Kesatuan Bangsa dan politik dalam negeri; c) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; d) Perencanaan Pembangunan; e) Pemerintahan Umum, Otonomi Daerah, Kepegawaian Daerah, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, dan Persandian; f) Ketentraman dan Ketertiban umum; dan g) Urusan Pemerintahan lainnya sesuai hasil koordinasi. b. Pemeriksaan khusus terkait dengan adanya pengaduan yang bersumber dari masyarakat maupun dari instansi pemerintah dalam rangka membangun kepekaan terhadap perkembangan isuisu aktual untuk tujuan nasional dan pemerintah daerah; c. Pemeriksaan atas berakhirnya masa jabatan bupati/walikota; d. Asistensi kepada Inspektorat Kabupaten/Kota sebagai quality assurance dan consulting; e. Asistensi kepada Penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Terhadap Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan; f. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan. IV. INSPEKTORAT KABUPATEN/KOTA. 1. Pengawasan internal di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota terdiri dari : a. Pemeriksaan kinerja/reguler SKPD dengan titik berat terhadap pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota; b. Review Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dalam rangka menuju dan/atau mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) ; c. Pemeriksaan pengelolaan keuangan dan aset; d. Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP). e. Asistensi terhadap pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan Dan

- 8 - Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 Dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014; f. Penanganan pengaduan masyarakat; g. Pemeriksaan bersama (joint audit) dengan BPKP terhadap Program Penanggulangan Kemiskinan - PNPM-MP; h. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) untuk mengetahui penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP); i. Evaluasi atas peran Inspektorat Kabupaten/Kota sebagai quality assurance dan consulting; j. Melakukan pengawasan tertentu bersama dengan instansi terkait. k. Asistensi dalam penyusunan neraca aset pada unit kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota; l. Asistensi penerapan SPIP di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota; m. Asistensi perencanaan dan penyusunan anggaran; n. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan. 2. Pengawasan Urusan Pemerintahan Desa. Pengawasan Urusan Pemerintahan Desa dilakukan terhadap administrasi pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan di Pemerintahan Desa dengan melalui : a. Pemeriksaan reguler pada Pemerintah Desa; b. Pemeriksaan pelakasanaan tugas pembantuan dari pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai hasil koordinasi; dan c. Pemeriksaan khusus terkait dengan adanya pengaduan yang bersumber dari masyarakat maupun dari instansi pemerintah dalam rangka membangun kepekaan terhadap perkembangan isuisu aktual untuk tujuan nasional dan pemerintah daerah. B. LAPORAN PELAKSANAAN PENGAWASAN 1. Menteri Dalam Negeri menyampaikan laporan koordinasi pelaksanaan pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Presiden; 2. Menteri Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) menyampaikan laporan pelaksanaan pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Presiden dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri; 3. Gubernur menyampaikan laporan pelaksanaan pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri; dan 4. Bupati/Walikota menyampaikan laporan pelaksanaan pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur. MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM ttd GAMAWAN FAUZI ZUDAN ARIF FAKRULLOH Pembina Tk.I (IV/b) NIP. 19690824 199903 1 001