METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

METODE TANYA JAWAB MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GQGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Ira Budayani Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran adalah dengan mengganti cara atau model pembelajaran yang selama

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Rima Rikmasari Silvia Riani Rosmawar Saragih ABSTRAK

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn DENGAN PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGATHER (NHT) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Vita Ariani Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Erika Eka Santi, M. Si Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

PROSIDING ISBN :

Miyandi Eko Anugrah Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

PENINGKATAN MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TIPE CORE PADA SISWA KELAS VII

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

DITA PUTRI MAHARANI Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni

PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Emilidar Zulkarnaini Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 29 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL NUMBER HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN JARINGAN KOMPUTER

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on the Draw dalam Perkuliahan Kalkulus Integral

583 JURNAL ENTROPI, VOLUME VII, NOMOR 1, FEBRUARI 2013 Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI KOMBINASI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN COURSE REVIEW HORAY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Jumiah Abd. Rasul, Jamaludin, dan Hasdin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Sriwinda Mana a, Bonifasius Saneba, dan Anthonius Palimbong

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI

TINJAUAN PUSTAKA. Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN NUMBERED HEADS TOGETHER SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 1 POLANHARJO KLATEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh : Retnosari Widiastuti ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Alfi Ardiani Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran multi model (Numbered Head Together dan Problem Based

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan

Aisyatir Rodiah Guru Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan bahwa

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MENGGUNAKAN HANDOUT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

: Pembelajaran Kooperatif tipe TAI, Keaktifan dan Hasil Belajar.

JIME, Vol. 2. No. 2 ISSN Oktober 2016

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR

ARTIKEL ILMIAH OLEH: DELA GUSMITA NIM. A12D110008

Oleh: Bakim SDN 2 Ngembel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Volume 17, Nomor 2, Hal ISSN: Juli Desember 2015

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED-HEAD-TOGETHER (NHT)

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

BAB I PENDAHULUAN. penyelesaian masalah bilangan pengertian tersebut terdapat pada Kamus Besar

Luwis Subi Widyaningsih, S.Pd, MM* ABSTRAKSI

Nurmala SMP NEGERI 2 METRO Abstrak. Kata kunci: Hasil Belajar,Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Sejumlah pengalaman yang. dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA KELAS VII SMPN 1 INUMAN

Transkripsi:

METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YUSNELDA Guru SMP Negeri 7 Dumai yusnelday@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII-E SMPN 7 Dumai tahun pelajaran 2015/2016. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan Februari 2016. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-E SMPN 7 Dumai dengan jumlah siswa 33 orang siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Pengumpulan data diambil dari hasil belajar siswa berupa daya serap dan ketuntasan belajar. Daya serap hasil belajar siswa sebelum Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah 74.8 meningkat sebesar 6.4 pada siklus I menjadi 81.2 dan pada siklus II terjadi peningkatan 3 menjadi 84.2. Ketuntasan Klasikal siswa sebelum PTK adalah 63.6% pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 24.3% menjadi 87.9% pada siklus II menjadi 93.9%. Penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas VIII-E SMPN 7 Dumai Tahun Pelajaran 2015/2016. Kata kunci : Number Head Togather, PKn, Prestasi Belajar. PENDAHULUAN Proses pembelajaran dikatakan efektif bila siswa secara aktif dilibatkan dalam mengorganisasikan dan menemukan sendiri hubungan informasi yang diperoleh. Saat proses pembelajaran siswa tidak hanya menerima secara pasif pengetahuan yang diberikan tetapi siswa dapat memberi tanggapan secara aktif (Sudjana, 2011). Untuk membimbing siswa dalam proses belajar diperlukan seorang guru sebagai tenaga pengajar. Guru menentukan segalanya. Oleh karena itu pentingnya peran guru, maka biasanya proses pengajaran akan berlangsung manakala ada guru dan tidak mungkin ada proses pembelajaran tanpa guru (Sanjaya, 2009). Belajar merupakan suatu proses mengkontruksi pengetahuan melalui keterlibatan fisik dan mental secara aktif. Belajar juga merupakan suatu proses mengasimilasikan dan menghubungkan bahan yang dipelajari Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017 79

dengan pengalaman-pengalaman yang dimiliki seseorang sehingga pengetahuannya tentang obyek tertentu menjadi lebih kokoh. Oleh karena itu, terdapat beberapa prinsip yang berkaitan dengan pemahaman belajar yaitu: a) belajar berarti membentuk makna. Makna dalam hal ini merupakan hasil dari bentukan siswa itu sendiri yang bersumber dari apa yang mereka lihat, rasakan dan alami. Konstruksi dalam artian ini terkait dengan pengertian yang telah dimiliki, b) konstruksi berarti merupakan suatu proses yang berlangsung secara dinamis. Setiap kali seseorang berhadapan dengan fenomena atau pengalaman-pengalaman baru, siswa melakukan rekonstruksi, c) secara substansial, belajar bukanlah aktifitas menghimpun fakta atau informasi, akan tetapi lebih kepada upaya pengembangan pemikiran-pemikiran baru, d) proses belajar yang sebenarnya terjadi ketika skema pemikiran seseorang dalam keraguan menstimulir pemikiran-pemikiran lebih lanjut. Dalam waktu-waktu tertentu situasi mengandung keragu-raguan memiliki unsur positif untuk mendorong siswa belajar, e) hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman siswa tentang lingkungannya, f) hasil belajar siswa tergantung dari apa yang telah ia ketahui, baik berkenaan dengan pengertian, konsep, formula dan sebagainya (Aunurrahman, 2012). Matematika adalah salah satu pelajaran yang telah diberikan mulai dari sekolah tingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Pelajaran matematika merupakan dasar dari ilmuilmu yang lain dan merupakan suatu ilmu yang sangat penting dalam kehidupan. Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Pada tahap awal matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara empiris, karena matematika sebagai aktivitas manusia kemudian pengalaman itu diproses dalam dunia rasio, diolah secara analisis dan sintesis dengan penalaran di dalam stuktur kognitif sehingga sampailah pada suatu kesimpulan berupa konsep-konsep matematika (Tim MKPBM, 2011). Dalam proses pembelajaran matematika seorang guru tidak hanya berperan sebagai pentransfer ilmu dalam belajar. Namun, harus bisa menumbuhkembangkan pola pikir siswa dalam belajar. Sebagaimana menurut pendapat Piez dan Voxman yang dikutip oleh Risnawati menyatakan bahwa reformasi dalam perubahan pembelajaran matematika harus mengarah kepada perubahan seperti: a) pembelajaran matematika harus dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, b) siswa secara aktif mengkreasikan pengetahuan yang dimiliki daripada harus menghafal rumus, c) menghadirkan masalah-masalah kontekstual dan realistik yaitu masalah yang dekat dengan kehidupan seharihari, d) mengadakan pendekatan sosial yang berbeda kepada siswa, e) menggunakan berbagai strategi pembelajaran matematika ( Risnawati, 2008). Umumnya pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang paling ditakuti oleh sebagian besar siswa. Siswa beranggapan bahwa pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang paling sulit untuk dipahami dan dimengerti. Karena hal ini telah tertanam dimindset siswa maka ketika siswa mengikuti proses pembelajaran matematika di kelas selalu hanya diam saja. Hal ini malah yang menciptkan suasana pembelajaran semakin tegang dan monoton. Berdasarkan hasil observasi peneliti pada siswa kelas VIII-E SMP 80 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017

Negeri 7 Dumai diketahui bahwa siswa masih terlihat tegang di dalam mengikuti proses pembelajaran matematika di kelas. Siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja tanpa terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Siswa hanya diam saja ketika guru bertanya. Hal ini menyebabkan aliran informasi hanya terjadi satu arah sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang monoton serta membosankan. Suasana pembelajaran yang seperti ini berdampak langsung terhadap hasil belajar siswa yang rendah. Pada ulangan yang dilakukan oleh guru hanya 63.6% siswa mencapai KKM yang ditentukan. Untuk mengatasi permasalahan di atas dibutuhkan penerapan metode pembelajaran yang tepat untuk Menurut Kagen dalam Ibrahim, dkk. (20 10), model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah suatu pendekatan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Dalam pembelajaran kooperatif NHT tiap siswa dalam sebuah kelompok mempunyai nomor dan para siswa tersebut tahu bahwa hanya ada satu siswa yang akan dipanggil untuk mewakili kelompoknya. Suara dengungan yang semarak dari diskusi adalah usaha para siswa untuk saling berbagi informasi supaya semua orang dalam kelompoknya tahu jawabannya. Dengan cara itu mereka akan menerima sebuah poin tidak peduli nomor mana yang akan dipanggil. Pembelajaran ini akan memastikan keterlibatan total dari semua siswa (Slavin, 2010). Pembelajaran kooperatif tipe NHT ( Numbered Heads Together) merupakan salah satu tipe pembelajaran LANDASAN TEORI menciptakan suasana pembelajaran yang aktif sehingga dapat berefek langsung terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Salah satunya adalah metode Numbered Head Together (NHT). Metode pembelajaran NHT ini lebih menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Metode NHT ini menciptakan keterlibatan total semua siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa penerapan metode pembelajaran numbered head together dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas VIII-E SMP Negeri 7 Dumai tahun pelajaran 2015/2016. kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagan dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut (Trianto, 2010). Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Ibrahim (2010) antara lain adalah: 1. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi. 2. Memperbaiki kehadiran. 3. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar. 4. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil. 5. Konflik antara pribadi berkurang. 6. Pemahaman yang lebih mendalam. Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017 81

7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. 8. Hasil belajar lebih tinggi. Tipe NHT dikembangkan oleh Spancer Kagan dalam Kunandar (2011) dengan melibatkan para siswa dalam mereview bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut. Sebagai pengganti pertanyaan langsung kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat langkah sebagai berikut. 1) Langkah 1: penomoran (Numbering), yaitu guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan tiga hingga lima orang dan memberi mereka nomor sehingga tiap siswa dalam kelompok tersebut memiliki nomor berbeda. 2) Langkah 2: Pengajuan Pertanyaan (Questioning), yaitu guru mengajukan suatu pertanyaan dapat bervariasi dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum. 3) Langkah 3: Berpikir Bersama (Head Together), yaitu para siswa bersama untuk menggambarkan untuk dan meyakinkan bahwa tiap Penelitian ini telah dilakukan di kelas VIII-E SMP Negeri 7 Dumai Tahun Pelajaran 2015/2016 bulan Januari-Februari 2016. Subjek penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas VIII-E SMP Negeri 7 Dumai. Jumlah siswa 33 orang siswa yang terdiri dari 21 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu suatu penelitian yang dilakukan di dalam kelas, guna memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. METODE PENELITIAN orang mengetahui jawaban tersebut. 4) Langkah 4: Pemberian Jawaban (Answering), yaitu guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas. Hasil belajar adalah hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik jika dibandingkan pada saat sebelum belajar. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran (Dimyati dan Mudjiono, 2006). Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut diatas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melinkan komperehensif (Suprijono, 2009). Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Mulyono, 2009). Prosedur penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus pada penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Perencanaan Penetapan tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran sebagai solusi untuk mengatasi masalah yang ada 2. Persiapan a) Menentukan jadwal dan jam pelajaran. b) Menetapkan materi pembelajaran yang disajikan. 82 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017

c) Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa: Silabus 3. Tahap Pelaksanaan Tabel 1. Sintaks Pembelajaran NHT dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). No Guru 1. Kegiatan awal Mengucapkan salam, menyapa siswa dan mengabsen. Motivasi dan apersepsi Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan inti Menjelaskan materi secara garis besar. Langkah 1, penomoran (numbering): Membagi parasiswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5-6 orang dan memberi mereka nomor, sehingga tiap siswa dalam tim tersebut memiliki nomor yang berbeda dan meminta siswa duduk di dalam kelompok (masing - masing kelompok terdiri atas 5-6 orang). Langkah 2, pengajuan pertanyaan: Guru mengajukan suatu pertanyaan kepada siswa dan memberikannya kepada kelompok (setiap kelompok mendapatkan 5 nomor soal) dan meminta siswa mengerjakannya. Langkah 4, pemberian jawaban: Guru menyebutkan satu nomor dan siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas, guru memanggil nomor yang lain Sintak Pembelajaran NHT Siswa Mempersiapkan diri untuk mengikuti proses KBM. Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru. Menulis tujuan pembelajaran yang akan dipelajari. Peserta didik mendengarkan penjelasan guru. Duduk dalam kelompok masing-masing Langkah 3, berpikir bersama (head together): Berfikir bersama menyatukan pendapat terhadap jawaban dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu. Siswa yang nomornya dipanggil mempresentasikam hasil kerja sama timnya. Menambahkan jawaban bila jawaban yang diberikan belum lengkap. Mencatat penguatan yang diterima dari guru. Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017 83

hingga semua nomor terselesaikan. Meminta siswa lain menambahkan jawaban bila jawaban yang diberikan belum lengkap. Memberikan penguatan pada hasil diskusi kelas 3. Kegiatan akhir Membimbing peserta didik untuk membuat kesimpulan dari materi pelajaran yang telah diajarkan. Memberikan kuis kepada siswa untuk mengetahui daya serap materi yang baru di pelajari. Memberi penghargaan kepada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi pada pertemuan sebelumnya. Membuat kesimpulan dari materi pelajaran yang telah diajarkan. Mengerjakan kuis. Menerima penghargaan dari guru. 4. Refleksi Dilakukan oleh peneliti untuk mengevaluasi hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan dan latihan serta tes. 5. Tahap Evaluasi Belajar Evaluasi pembelajaran dilakukan dalam bentuk kuis. Langkah-langkah metode pembelajaran Numbered Head Together yang diterapkan pada siswa kelas VIII- E SMPN 7 Dumai adalah sebagai berikut: pada setiap pertemuan pada kegiatan pendahuluan, guru menyebutkan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. Pada kegiatan inti, guru memberikan informasi kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari dan membagikan kartu soal pada masing-masing anggota kelompok, setiap anggota kelompok mendapat kartu yang berbeda. Setelah itu guru meminta siswa mengerjakan soal yang HASIL DAN PEMBAHASAN 6. Perancanaan Tindakan Lanjut. Bila hasilnya belum memuaskan, maka dilakukan tindakan perbaikan untuk mengatasinya. ada di kartu tersebut, kemudian guru membimbing siswa untuk berdiskusi pada anggota kelompoknya sehingga setiap anggota kelompoknya mengetahui jawaban seluruh pertanyaan yang di sajikan guru pada pertemuan tersebut. Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi pembelajaran, dan pada akhir pertemuan guru memberikan evaluasi berupa kuis tertulis sesuai materi yang dipelajari pada pertemuan tersebut. Selanjutnya guru memberikan penghargaan 84 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017

kelompok kepada kelompok yang memiliki nilai perkembangan paling baik (kelompok super). Hasil belajar siswa sebelum PTK dapat dilihat dari daya serap dan ketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal, dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Sebelum PTK No Interval nilai Jumlah 1 92 100 Sangat Baik - 2 84 91 Baik - 3 75 83 Cukup 21 4 67 74 Kurang 7 5 66 Sangat Kurang 5 Jumlah 33 Rata-Rata Kelas 74.8 Kurang Ketuntasan Individu 21 orang Ketuntasan Klasikal 63.6% Tidak Tuntas Berdasarkan Tabel 2. di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai dengan interval nilai 75-83 sebanyak 21 orang siswa. Interval nilai 67-74 sebanyak 7 orang dan nilai 66 sebanyak 5 orang. Rata-rata kelas yang diperoleh adalah 74.8 dengan kategori kurang. Ketuntasan individu sebanyak 21 orang siswa dari 33 siswa. Ketuntasan klasikal sebesar 63.6% dengan kategori tidak tuntas. Dikatakan tuntas apabila telah mencapai > 85% siswa yang mencapai KKM. Hasil belajar siklus I dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini. Tabel 3. Hasil Belajar Siklus I No Interval nilai Jumlah 1 92 100 Sangat Baik 2 2 84 91 Baik 4 3 75 83 Cukup 23 4 67 74 Kurang 4 5 66 Sangat Kurang - Jumlah 33 Rata-Rata Kelas 81.2 Cukup Ketuntasan Individu 29 orang Ketuntasan Klasikal 87.9% Tuntas Berdasarkan tabel 4.1. di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai dengan interval 92-100 sebanyak 2 orang siswa. Interval Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017 85

nilai 84-91 sebanyak 4 orang siswa. Interval nilai 75-83 sebanyak 23 orang siswa. Interval nilai 67-74 sebanyak 4 orang. Pada siklus I rata-rata kelas yang diperoleh adalah 82.1 dengan kategori cukup. Ketuntasan individu sebanyak 29 orang siswa dari 33 siswa. Ketuntasan klasikal sebesar 87.9% Tabel 4. Penghargaan Kelompok Siklus I dengan kategori tuntas. Dikatakan tuntas karena telah mencapai > 85% siswa yang mencapai KKM. Untuk penghargaan kelompok belajar siswa kelas VIII-E SMP Negeri 7 Dumai pada siklus I dengan metode NHT, dapat dilihat pada Tabel 4. berikut. Super Hebat Baik Berdasarkan tabel 4 di atas, penghargaan kelompok siklus I terdiri atas tiga kategori, yaitu kelompok II, V sebagai kategori super dan kelompok I, III sebagai kategori hebat serta kelompok IV, VI sebagai kategori baik. Berdasarkan pengamatan selama melakukan tindakan di siklus I, terdapat beberapa permasalahan untuk dilakukan refleksi yaitu: 1. Masih terdapat siswa yang bermain-main di dalam kelompoknya sehingga menganggu anggota kelompok lainnya di dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. 2. Masih terdapat siswa yang berjalan-jalan di kelas, sehingga Penghargaan kelompok II, V I, III IV, VI suasana kelas menjadi kurang tertib dan taratur. Rencana yang dilakukan peneliti untuk memperbaiki tindakan selanjutnya adalah: 1) Guru akan lebih maksimal di dalam memberikan motivasi dan wejangan kepada siswa agar lebih serius lagi di dalam membantu teman-temannya mengerjakan tugas. 2) Guru akan lebih maksimal lagi di dalam menindaklajuti siswa yang tidak dapat tertib di dalam melaksanakan proses pembelajaran. Hasil belajar pada siklus II dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini. Tabel 5. Hasil Belajar Siklus II No Interval nilai Jumlah 1 92 100 Sangat Baik 4 2 84 91 Baik 8 3 75 83 Cukup 19 4 67 74 Kurang 2 5 66 Sangat Kurang - Jumlah 33 Rata-Rata Kelas 84.2 Baik Ketuntasan Individu 31 orang Ketuntasan Klasikal 93.9% 86 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017

Tuntas Berdasarkan tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai dengan interval 92-100 sebanyak 4 orang siswa. Interval nilai 84-91 sebanyak 8 orang siswa. Interval nilai 75-83 sebanyak 19 orang siswa. Interval nilai 67-74 sebanyak 2 orang. Pada siklus II rata-rata kelas yang diperoleh adalah 84.2 dengan kategori baik. Ketuntasan individu Tabel 6. Penghargaan Kelompok Siklus II Super Hebat sebanyak 31 orang siswa dari 33 siswa. Ketuntasan klasikal sebesar 93.9% dengan kategori tuntas karena telah mencapai lebih dari 85% siswa yang mencapai KKM. Untuk penghargaan kelompok belajar siswa kelas VIII-E SMP Negeri 7 Dumai pada siklus II dengan metode NHT, dapat dilihat pada Tabel 6. berikut. Penghargaan kelompok I,II, IV III, V, VI Data Tabel 6 dapat dijelaskan bahwa, pada siklus II terdapat 2 kategori, yaitu kategori super (kelompok I,II, IV), kategori hebat (kelompok III, V, VI). Hasil belajar siswa sebelum PTK memperoleh rata-rata kelas hanya 74.8 dengan kategori kurang. Ketuntasan individu hanya 21 orang siswa dari 33 orang siswa. Ketuntasan klasikal sebesar 63.6%. Pada siklus I hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan memperoleh rata-rata kelas 81.2 dengan kategori cukup. Ketuntasan individu sebanyak 29 orang siswa dari 33 orang siswa. Ketuntasan klasikalnya sebesar 87.9% dengan kategori tuntas. Pada siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan memperoleh rata-rata kelas 84.2 dengan kategori baik. Ketuntasan individu sebanyak 31 orang siswa dari 33 orang siswa. Ketuntasan klasikalnya sebesar 93.9% dengan kategori tuntas. Metode NHT melibatkan para siswa dalam mereview bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut. Dalam metode NHT tiap siswa dalam sebuah kelompok mempunyai nomor dan para siswa tersebut tahu bahwa hanya ada satu siswa yang akan dipanggil untuk mewakili kelompoknya. Suara dengungan yang semarak dari diskusi adalah usaha para siswa untuk saling berbagi informasi supaya semua orang dalam kelompoknya tahu jawabannya. Dengan cara itu mereka akan menerima sebuah poin tidak peduli nomor mana yang akan dipanggil. Pembelajaran ini akan memastikan keterlibatan total dari semua siswa. Hal ini membuat siswa menjadi lebih semangat dan termotivasi di dalam belajar mengikuti pembelajaran matematika di kelas. Sehingga berdampak terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metide pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas VIII-E SMP Negeri 7 Dumai. Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017 87

A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada siklus I dan II, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Penerapan metode pembelajaran Numbered Head Together dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas VIII-E SMP Negeri 7 Dumai tahun pelajaran 2015/2016. 2. Hasil belajar sebelum PTK adalah 74.8 dengan ketuntasan individu 21 orang dan ketuntasan klasikal adalah 63.6%. Hasil belajar siklus I adalah 81.2 dengan ketuntasan individu 29 orang dan ketuntasan klasikal adalah 87.9%. Hasil belajar siklus II adalah 84.2 dengan ketuntasan individu 31 orang dan ketuntasan klasikal adalah 93.9%. KESIMPULAN DAN SARAN B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pelaksanaan proses pembelajaran dengan penerapan metode pembelajaran Numbered heads together (NHT), maka peneliti menyampaikan saran-saran sebagai berikut : 1. Diharapkan kepada guru mata pelajaran matematika metode NHT dapat dijadikan sebagai metode dalam kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran ini dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan juga peningkatan hasil belajar siswa. 2. Untuk peneliti selanjutnya agar dapat menggunakan media pembelajaran di dalam kegiatan belajar mengajar seperti handout, media gambar dan lainnya. Ucapan terima kasih kepada semua pihak SMP Negeri 7 Dumai yang Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Ibrahim. 2010. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Rineke Cipta. Kunandar. 2011. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. MKPBM, Tim. 2011. Common Text Book Strategi Pembelajaran UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR PUSTAKA telah membantu dalam kesuksesan penelitian ini. Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-Universitas Pendidikan Indonesia. Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Risnawati. 2008. Strategi Pembelajaran Matematika. Pekanbaru: Suska Press. Sanjaya, W. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana. Slavin, Robert E. 2010. Cooperative Learning. Bandung. Nusa Media. Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bnadung: CV Wacana Prima. 88 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Trianto. 2010. Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta. Prenada Media. Melvin L. Silberman. 2006. Active Learning.101 Cara Belajar Siswa Aktif. Nusa Media. Bandung Wardani, I G. A. K.; Wihardit, K; & Nasoetion, N (2000). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017 89

90 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017