Jurnal Care Vol.5, No.3,Tahun 2017 PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DAN SENAM HAMIL TERHADAP PROSES PERSALINAN KALA I,II,III,IV

dokumen-dokumen yang mirip
EFFEKTIFITAS SENAM HAMIL TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA I PRIMIPARA ABSTRAK

NORMAL DELIVERY LEOPOLD MANUEVER. Dr.Cut Meurah Yeni, SpOG Bagian Obstetri & Ginekologi FK Unsyiah/RSUD-ZA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk

: LAUREN LITANI NIM : SEMESTER : 1

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013

Asuhan Persalinan Normal. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat

ID Soal. Pertanyaan soal Menurut anda KPSW terjadi bila :

Mata Kuliah Askeb II

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

EFEKTIVITAS POSISI TANGAN PENOLONG DALAM PENCEGAHAN RUPTUR PERINEUM SPONTAN PADA KALA II PERSALINAN DI RSIA Bunda arif PURWOKERTO TAHUN 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002, hlm. 180). Menurut Mochtar, 1998, jenis persalinan terbagi :

Referat Fisiologi Nifas

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

Mekanisme Persalinan Normal. Dr. Iskandar Syahrizal SpOG

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY M G III P 2002 PERSALINAN DENGAN RETENSIO PLASENTA DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010). waktu (yaitu 12 hari atau lebih melewati tanggal taksiran partus) dan ketuban

PENGUKURAN KAPASITAS VITAL PARU IBU HAMIL TRIMESTER TIGA UNTUK MENENTUKAN POSISI PERSALINAN YANG EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY T GII P 1001 TRIMESTER II DENGAN GEMELLI DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2011

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

BAB 1. yang telah ditentukan dalam Millenium Development Goals (MDGs), Target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi

EFEKTIVITAS ANTARA SENAM NIFAS VERSI A DAN SENAM NIFAS VERSI N TERHADAP KELANCARAN INVOLUSIO UTERI DI PUSKESMAS BINUANG TAHUN

PENGARUH PENDAMPINGAN SUAMI, SAUDARA/IBU, DAN TEMAN TERHADAP KELANCARAN PROSES PERSALINAN DI PUJON KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010).

PANDUAN MEDIK BLOK KEHAMILAN DAN MASALAH REPRODUKSI 3.1 PARTOGRAF. Tujuan Belajar : Mahasiswa mampu melakukan pengisian partograf

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM PADA IBU BERSALIN DI RSUD PRINGSEWU TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

PERSALINAN NORMAL ( KALA IV )

Efektifitas Senam Hamil terhadap Kejadian Rupture Perineum pada Ibu Bersalin di Puskesmas Limboto

LAPORAN TUGAS AKHIR. Ahli Madya Kebidanan Program Studi DIII Kebidanan Universitas Respati Yogyakarta. Disusun Oleh : Baiq Nia Isniati

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan

STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di

BAB I PENDAHULUAN. sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Section Caesarea

Faktor Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu 2011

PENGARUH KARAKTERISTIK HIS DENGAN LAMA PERSALINAN KALA II DI BPS SAHABAT PEREMPUAN GUNUNG ANYAR SURABAYA. Fauziyatun Nisa

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan ibu merupakan bagian yang sangat penting dalam. kesehatan reproduksi karena seluruh bagian yang lain sangat dipengaruhi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (Depkes, 2002).

Perbedaan Posisi Miring Ke Kiri Dan Posisi Setengah Duduk Terhadap Waktu Kala II Pada Ibu Multipara Di RSUD Idaman Banjarbaru

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF NY S GIII P2002 TRIMESTER III DENGAN PARTUS LAMA DI RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN TAHUN Ida Susila* Mukhasanah**

PIMPINAN PERSALINAN BY: ADE. R. SST

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY C P 2002 DENGAN POST HPP KARENA RETENSIO PLASENTA DI RSUD dr.soegiri LAMONGAN TAHUN 2015

Senam Hamil Mempengaruhi Lama Persalinan Normal pada Primigravida. Pregnant Exercise Influence Vaginal Term Labor On Primigravid

HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKHNIK BIRTHBALL DENGAN TINGKAT NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BPM UMU HANI YOGYAKARTA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih tinggi

BAB I PENDAHULUAN. menantikannya selama 9 bulan. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi

PERBEDAAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI ANTARA PRIMIPARA DAN MULTIPARA. Siti Aisyah

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY C P 2002 DENGAN POST HPP KARENA RETENSIO PLASENTA DI RSUD dr.soegiri LAMONGAN TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo.

Persalinan Normal. 60 Langkah. Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat. Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. terletak antara vulva dan anus. Perineum terdiri dari otot dan fascia urogenitalis

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

SENAM HAMIL MEMPERCEPAT PROSES PERSALINAN KALA II

Suroso, Paryono Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI

PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA

ASUHAN KALA I PARTOGRAF. By : ADE. R. SST

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP KECEPATAN INVOLUSI UTERI IBU POST PARTUM DI DESA GEDANGAN GROGOL SUKOHARJO

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah WaterBirth 2.2 Pengertian WaterBirth

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang

KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp

KALA 1. Nama: Diah Ayu Ningsih (kelompok: 11) NIM: milik: Misi Asriani (kelompok: 1) Yang di kritisi:

PENELITIAN ANEMIA DAN KONTRAKSI RAHIM DALAM PROSES PERSALINAN. Novita Rudiyanti*, Diana Metti*

60 Langkah Asuhan Persalinan Normal

DI BPS KOKOM KOSMAYATI PERIODE 10 NOVEMBER JANUARI 2016

PENGARUH SENAM HAMIL TERHADAP LAMAPERSALINAN KALA I PADA IBU POST PARTUM SPONTAN PRIMIPARA ABSTRAK

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

PERSPEKTIF PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH DUKUN BAYI DI DESA BUMIJAWA KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL TAHUN 2009

LAMA KALA I FASE AKTIF IBU BERSALIN YANG MENGKONSUMSI ASUPAN SARI KURMA DAN AIR GULA

PENGARUH KARAKTERISTIK HIS DENGAN LAMA PERSALINAN KALA II DI BPS SAHABAT PEREMPUAN GUNUNG ANYAR SURABAYA. Fauziyatun Nisa

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU NIFAS KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baru dilahirkan (Saifuddin, 2010:1). Keberhasilan penyelenggaraan. gerakan keluarga berencana (Manuaba, 2010:10).

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL DENGAN KETIDAKNYAMANAN IBU HAMIL TRIMESTER III DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI SUPADMI, KUNDEN BULU, SUKOHARJO ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis membahas kesenjangan yang ada di dalam teori dengan

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

cara mengisi partograf

HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN LAMA KALA I FASE AKTIF CORRELATION OF HUSBAND MENTORING WITH DURATION OF FIRST STAGE ACTIVE PHASE

ABSTRAK HUBUNGAN ABORTUS INKOMPLIT DENGAN FAKTOR RISIKO PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT PINDAD BANDUNG PERIODE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP KELAHIRAN BAYI SPONTAN

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan bayi dengan sempurna. Ada dua persalinan yaitu persalinan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas,

Transkripsi:

491 PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DAN SENAM HAMIL TERHADAP PROSES PERSALINAN KALA I,II,III,IV Titin Sutriyani 1) Yusnita Julyarni Akri 2) D4 Kebidanan Universitas Tribhuwana Tunggadewi e-mail: titinsutriyani@gmail.com ABSTRACT Partus or maternity is an opening and thinning process of pregnant woman s cervix for pushing fetus down to passage through normal pregnancy time (37-42 weeks) in spontaneous labour by back head presentation which lasts about 14 ½ hours under no complication to the mother and the baby. There are central factors in a maternity process such as a) power (pushing power to let the baby out), b) passage (labour passage), and c) passanger (fetus). By these considerations mother who will have birth must be given theraupetic communication and pregnancy exercises. The purpose of this research is to know the influence of therapeutic communication for labour/maternity process.this research held in Ny.Maria, Amd.Keb, S.ST Maternity Clinic at Bratan Timur Street No H7A10 in Malang, East Java. It employed two types of treatments which consisted of (1) pregnant mother treated to do pregnancy exercises (2) partus mother treated by therapeutic communication. The following step then to analyze the data by T Test approach. From the result of this research is found that therapeutic communication and pregnancy exercises has strong influences to blood pressure (systole, diastole, pulse, body temperature, respiration also bleeding in first, second, third, and fourth stages of maternity process). The comparison between group treated by therapeutic communication and group treated by pregnancy exercises reached a conclution that theraupeutic communication was more dominant to help labour process (partus) at the first, second, third, and fourth stages than pregnancy exercises. Keywords: therapeutic communication, pregnancy exercises, maternity process. ABSTRAK Persalinan merupakan proses fisiologis, bila proses persalinan tidak mendapatkan informasi dengan jelas, maka proeses fisiologis dapat menjadi patologis. Diperlukan adanya komunikasi tera guna membantu pasien dalam memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran. hamil membantu pemperlancar persalinan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komunikasi tera dan senam hamil terhadap proses persalinan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperiment, yang dilaksanakan di BPM Ny. Maria, Amd.Keb,S.ST. Populasi adalah ibu hamil yang mengikuti senam hamil dan melahirkan di BPM Bidan Maria, dengan jumlah sampel 50 orang yang terbagi menjadi 2 kelompok perlakuan.kelompok 1 diberi perlakuan senam hamil dan kelompok 2 diberi komunikasi tera. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi. Analisis yang digunakan adalah pendekatan Uji T Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi terau dan senam hamil sangat berpengaruh terhadap tekanan darah systole, diastole, nadi, suhu, pernafasan dan perdarahan pada kala I,II,III, dan IV.Analisa statistic

492 menunjukkan bahwa komunikasi tera lebih dominan terhadap proses persalinan kala I,II,III, dan IV dibandingkan dengan senam hamil. Kunci : Komunikasi, Proses Persalinan, PENDAHULUAN Persalinan merupakan proses fisiologis, bila proses persalinan tidak mendapatkan informasi dengan jelas, maka proses fisiologis dapat menjadi patologis oleh karena itu ibu yang akan bersalin perlu mendapatkan informasi dengan jelas tentang keadaan ibu itu sendiri maupun bayinya, maka dari itu komunikasi tera dan senam hamil sangat diperlukan.. Komunikasi tera bermanfaat untuk membantu pasien dalam memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada agar pasien percaya pada hal yang diperlukan, mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya dan mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri ((Mukhripah (2008) hamil merupakan suatu proses dalam persiapan persalinan, adapun manfaat senam hamil antara lain memperbaiki sirkulasi darah, menggurangi bengkak terutama kaki, Meningkatkan keseimbangan otot-otot, mengurangi kejang kaki/kram, menguatkan otot-otot perut, memperbaiki posisi janin (Hani dkk, 2010).Proses persalinan dibagi menjadi 4 kala yakni kala 1 (kala pembukaan). Kala I dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Kala satu dibagi menjadi dua yaitu fase laten dan fase aktif. Fase laten yaitu dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebakan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap, berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm, dan pada umumnya fase laten berlangsung selama 8 jam. Sedangkan fase aktif persalinan yang meliputi frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau ebih dalam 10 menit dan berlangsung selam 40 detik atau lebih), serviks membuka dari 4-10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per jam hingga pembukaan lengkap (10 cm), terjadi penurunan bagian terbawah janin (Sujiatini, 2010). Kala II Persalinan adalah dimulainya sejak pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi. Gejala dan tanda kala dua adalah ibu merasa

493 ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan atau vaginanya, perineum menonjol, vulva-vagina dan sfingter ani membuka, dan meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah. Tanda pasti kala II ditentukan melalui periksa dalam, yaitu : Pembukaan serviks telah lengkap dan terlihatnya bagian kepala bayi introitus vagina. Menurut Depkes (2008) disampaikan bahwa Kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Setelah bayi lahir kontraksi rahim beristirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, berisi plasenta yang menjadi tebal dua kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian datang his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-15 menit seluruh plasenta terlepas didorong kedalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongam diatas simpisis atau fundus uteri seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200cc. Kala IV adalah kala pengawasan 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdaahan postpartum. Asuhan ibu bersalin pada kala IV terdiri dari evaluasi kontinue terhadap setiap temuan atau perkembangan ssignifikan selama periode antepartum dan intrapartum, evaluasi perubahan fisiologis dan anatomis puerperium, evaluasi tanda-tanda vital wanita dan tanda, gejala,serta perubahan fisik, evaluasi respon ibu dan ayah terhadap bayi mereka dan persiapan mereka untuk pengasuhan, evaluasi perubahan perilaku wanita dan respon psikologis terhadap kelahirannya, penapisan kontinue terhadap tanda dan gejala komplikasi obstetri atau medis (Hidayat,Sujiatini, 2010).Yang diharapkan oleh seorang ibu dalam proses persalinan adalah proses persalinan yang fisiologis. Oleh karena itu diperlukan adanya informasi tentang komunikasi tera, manfaat dari senam hamil, proses persalinan kala I,II,III dan IV. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul pengaruh komunikasi tera dan senam hamil terhadap proses persalinan kala I,II,III,dan IV METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperiment, yang dilaksanakan di BPM Ny. Maria, Amd.Keb,S.ST. Populasi adalah ibu hamil yang mengikuti senam hamil dan

494 melahirkan di BPM Bidan Maria, dengan jumlah sampel 50 orang yang terbagi menjadi 2 kelompok perlakuan.kelompok 1 diberi perlakuan senam hamil dan kelompok 2 diberi komunikasi tera. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi Analisa data menggunakan alat bantu komputer SPSS (Statistical Program for Social Science) for windows dengan uji T Test tidak berpasangan. HASIL Tabel 1. Hasil Pengujian Pengaruh Komunikasi dan Terhadap Proses Persalinan Kala I,II,III, dan IV Variabel Mean Min±Maks Z p-value Tekanan darah 118,20 111,60 110±125 100±120-3,264 0,001 Sistole Tekanan darah 78 71,16 70±85 60±80-3,472 0,001 Diastole Nadi 88,28 84,96 87±89 80±88-4,878 0,000 Suhu 36,6 36,5 36,4±37 36,4±36,7-2,738 0,006 Pernafasan 19,32 18,56 17±21 18±20-3,099 0,002 DJJ 139 136,2 130±145 130±140-2,109 0,035 Lama Persalinan Kala I 174 156 120±250 120±180-2,278 0,023 Pada Tabel 1 diketahui tekanan sistole, diastole, nadi, suhu, pernafasan, DJJ dan lama persalinan kala I antara dua kelompok mempunyai p value < 0,005 artinya terdapat pengaruh perubahan tekanan sistole, diastole, nadi, suhu, pernafasan, DJJ dan lama persalinan kala I antara kelompok perlakuan senam hamil dan kelompok komunikasi tera. Pengaruh proses persalinan kala I yang paling dominan adalah pada kelompok komunikasi tera dapat dilihat nilai mean semua variabelnya lebih kecil dibandingkan dengan senam hamil. Tabel 2 diketahui bahwa tekanan sistole, diastole, nadi, suhu, pernafasan, dan lama persalinan kala II antara dua kelompok mempunyai p-value < 0,005 artinya terdapat pengaruh perubahan tekanan sistole, diastole, nadi, suhu, pernafasan, lama persalinan kala II antara kelompok perlakuan senam hamil dan

495 kelompok komunikasi tera. Pengaruh proses persalinan kala II yang paling dominan adalah pada kelompok komunikasi tera dapat dilihat nilai mean semua variabelnya lebih kecil dibandingkan dengan senam hamil. Tabel 2. Hasil Pengujian Perubahan Tekanan Sistole,Diastole,Nadi,Suhu,Pernafasan,Lama Persalinan Kala II Pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Komunikasi Variabel Mean Min±Maks Z p-value Tekanan darah 118,80 114,4 110±125 100±120-2,854 0,004 Sistole Tekanan darah 85,88 83,28 80±87 78±86-4,254 0,000 Diastole Nadi 82,92 81 80±84 77±83-3,962 0,000 Suhu 36,8 36,7 36,6±37,5 36,5±36,9-2,849 0,004 Pernafasan 18,4 17,6 16±20 17±19-3,026 0,002 Lama Persalinan KalaII 60,6 50,8 50±70 40±60-4,146 0,000 Berdasar Tabel 3 diketahui tekanan sistole, diastole, nadi, suhu, pernafasan, perdarahan dan lama persalinan kala III antara dua kelompok mempunyai p value < 0,005 artinya terdapat pengaruh perubahan tekanan sistole, diastole, nadi, suhu, pernafasan, perdarahan dan lama persalinan kala III antara kelompok perlakuan senam hamil dan kelompok komunikasi tera. Pengaruh proses persalinan kala III yang paling dominan adalah pada kelompok komunikasi tera dapat dilihat nilai mean semua variabelnya lebih kecil dibandingkan dengan senam hamil. Tabel 4 diketahui bahwa tekanan sistole, diastole, nadi, suhu, pernafasan, perdarahan dan antara dua kelompok mempunyai p value < 0,005 artinya terdapat pengaruh perubahan tekanan sistole, diastole, nadi, suhu, pernafasan, perdarahan antara kelompok perlakuan senam hamil dan kelompok komunikasi tera. Pengaruh proses persalinan kala IV yang paling dominan adalah pada kelompok komunikasi tera dapat dilihat nilai mean semua variabelnya lebih kecil dibandingkan dengan senam hamil. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa komunikasi tera dan senam hamil sangat berpengaruh terhadap tekanan

496 darah systole, diastole, nadi, suhu, pernafasan dan perdarahan pada kala I,II,III,IV. Dari data diatas dapat dilihat bahwa kelompok komunikasi tera nilai mean semua variabelnya lebih kecil dibandingkan dengan senam hamil. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi tera lebih berpengaruh terhadap proses persalinan kala I,II,III,IV dibandingkan dengan senam hamil. Tabel 3. Hasil Pengujian Perubahan Tekanan Sistole,Diastole,Nadi,Suhu,Pernafasan,Lama Persalinan Kala III Pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Komunikasi Variabel Mean Min±Maks Z p-value Tekanan darah 111,9 116,2 110±125 110±120-2,109 0,035 Sistole Tekanan darah 76,8 71,2 70±85 60±80-3,212 0,001 Diastole Nadi 86,8 84 80±89 80±88-3,362 0,001 Suhu 36,8 36,6 36,6±37,5 36±37-2,560 0,010 Pernafasan 19,1 18,6 18±21 18±20-2,325 0,020 Lama Persalinan 19,3 17,2 15±28 15±20-2,581 0,010 Kala III Perdarahan kala III 318,6 313,6 310±325 300±320-2,823 0,005 Tabel 4. Hasil Pengujian Perubahan Tekanan Sistole,Diastole,Nadi,Suhu,Pernafasan,Lama Persalinan Kala IV Pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Komunikasi Variabel Mean Min±Maks Z p-value Tekanan darah Sistole 118,6 113,6 110±125 100±120-2,823 0,005 Tekanan darah Diastole 79,2 70,9 70±85 60±80-4,268 0,000 Nadi 85,2 82 84±86 77±85-4,878 0,000 Suhu 36,2 36 35,9±37 35,9±36,5-3,356 0,001 Pernafasan 18,4 17,7 16±20 17±19-2,591 0,010 Perdarahan kala IV 87,6 78,9 78±98 68±88-4,306 0,000 PEMBAHASAN Pengukuran yang dilakukan adalah dengan melihat hasil sebelum perlakuan (pre test) dan setelah perlakuan (post test). Pengukuran dengan cara ini diperlukan untuk melihat seberapa besar pengaruh perlakuan, dalam hal

497 ini perlakuan komunikasi tera dan senam hamil, terhadap proses persalinan kala I,II,III, dan IV. Pre test digunakan untuk melihat besaran nilai responden sebelum diberi perlakuan sedangkan post test digunakan untuk melihat seberapa besar nilai pengaruh komunikasi tera dengan senam hamil terhadap proses persalinan kala I,II,III, dan IV. Hasil perhitungan dengan uji paired t test dalam penelitian ini menunjukkan kelompok responden yang diberi perlakuan berupa komunikasi tera dan senam hamil mengalami perbedaan yang spesifik. Kondisi ini mengindikasikan bahwa perlakuan komunikasi tera dan senam hamil yang diberikan kepada ibu hamil mempunyai pengaruh terhadap proses persalinan kala I,II,III, dan IV. Menurut Stuart G.W dalam (Uripni dkk, 1998)) komunikasi tera merupakan hubungan interpersonal antara bidan dengan pasien, dalam hubungan ini bidan dan pasien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional pasien. Sehingga ibu hamil yang diberi perlakuan komunikasi tera lebih mempunyai pengaruh dibandingkan dengan senam hamil, karena dengan komunikasi tera keadaan emosional pasien lebih terkontrol sehingga bidan bisa membantu jika pasien mengalami kesulitan pada saat proses persalinan. Purwanto dalam Mukhripah (2008) menyatakan bahwa komunikasi tera bertujuan untuk membantu pasien dalam memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada agar pasien percaya pada hal yang diperlukan ; mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya ; mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri. hamil adalah latihan gerak tertentu untuk melatih otot-otot dinding perut untuk mempersiapkan ibu hamil pada persalinan yang aman, cepat, dan spontan ( Depkes, 2015). Menurut Manuaba dan Chandranita(2009) bahwa senam hamil memudahkan ibu untuk melakukan tugas persalinan dengan kekuatan dan kepercayaan diri sendri dibawah bimbingan penolong pada persalinan normal (fisiologis). Sehingga ibu hamil yang diberi perlakuan senam hamil hanya mampu mempersiapkan persalinan secara fisik yaitu kekuatan pada saat akan bersalin. Manfaat senam hamil ialah memperbaiki sirkulasi darah, menggurangi bengkak teutama kaki, meningkatkan keseimbangan otot-otot, mengurangi kejang

498 kaki/kram, menguatkan otot-otot perut, mempercepat penyembuhan setelah kehamilan, memperbaiki posisi janin (Hani dkk, 2010). Berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa memberi perlakuan komunikasi tera terhadap ibu hamil dapat diterapkan di lingkungan pelayanan kesehatan. Kelancaran proses persalinan yang diperoleh dalam penelitian ini, baik yang disampaikan dengan komunikasi tera maupun senam hamil memberikan arti bahwa kedua metode ini sama-sama mempengaruhi proses persalinan. Namun demikian, kelancaran proses persalinan pada kala I,II,III, dan IV dengan menggunakan perlakuan komunikasi tera mempunyai kemampuan meningkatkan kelancaran proses persalinan kala I,II,III, dan IV lebih tinggi dibandingkan dengan senam hamil. KESIMPULAN Komunikasi tera lebih dominan terhadap kemudahan atau kelancaran pada proses persalinan kala I,II,III,dan IV. Perubahan ini terjadi baik terhadap tekanan darah systole, diastole, nadi, suhu, pernafasan, perdarahan dan lama persalinan. Direkomendasikan untuk menggunakan pendekatan komunikasi tera pada ibu hamil atau ibu yang akan bersalin sehingga nantinya dengan menggunakan pendekatan komunikasi tera dapat mempermudah atau memperlancar pada saat proses persalinan pada kala I,II,III dan IV. REFERENSI Depkes RI. (2008). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR Depkes RI. (2015). Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan dan JICA Hani, dkk. (2010). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika Hidayat,A.,Sujiatini. (2010). Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika Manuaba., Chandranita,I. (2009). Pengawasan Antenatal. Jakarta: EGC Mukhripah, D. (2008). Komunikasi dalam Praktik Keprawatan. Bandung: Refika Aditama Uripni,C., dkk. (2003). Komunikasi Kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran