BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BAMBU DAN FASILITAS HUNIAN

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. di daerah iklim basah sampai iklim kering (Departemen Kehutanan & Lopez dan Shanley (2004) menyebutkan bahwa bambu termasuk keluarga

Potensi Tanaman Bambu di Tasikmalaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Keanekaragaman Bambu dan Manfaatnya Di Desa Tabalagan Bengkulu Tengah

MATERI BAHAN BANGUNAN BAMBU

TINJAUAN PUSTAKA. dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman yaitu kekayaan spesies dan kemerataan dari kelimpahan setiap

TINJAUAN PUSTAKA. Bambu Tali. kayu dengan masa panen 3-6 tahun. Bahan berlignoselulosa pada umumnya dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEBERADAAN MATERIAL BAMBU SEBAGAI SUBTITUSI MATERIAL KAYU PADA PENERAPAN DESAIN INTERIOR DAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana dan terus-menerus

TINJAUAN PUSTAKA. Bambu banyak ditemukan di daerah tropis di benua Asia, Afrika, dan

I. PENDAHULUAN. Bambu tergolong keluarga Graminiae (rumput-rumputan) disebut juga Giant Grass

TINJAUAN PUSTAKA. (gramineae) dan masih berkerabat dekat dengan padi dan tebu. Tanaman bambu dimasukkan ke dalam subfamili bambusoideae.

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TEKNOLOGI PEMBUATAN BAMBU LAMINA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI KAYU

TEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINASI BERSILANG SEBAGAI BAHAN MEBEL DAN BANGUNAN

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012 KEANEKARAGAMAN DAN POPULASI BAMBU DI DESA TALANG PAUH BENGKULU TENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Keberhasilan pertanaman di lapangan salah satunya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi

TINJAUAN PUSTAKA. Bambu merupakan tanaman yang tidak asing lagi bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 Kabupaten di Provinsi

Kegunaan bambu SNI 8020:2014

V. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN UMUM

8. PEMBAHASAN UMUM DAN REKOMENDASI Pembahasan Umum

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bambu termasuk salah satu tumbuh-tumbuhan anggota famili Gramineae. Tumbuhan bambu berumpun dan terdiri atas sejumlah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Inventarisasi Bambu di Kelurahan Antirogo Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember

Penelitian ini dilakukan di Desa Desa Pondok Buluh, Kecamatan Dolok. Panribuan, Kabupaten Simalungun. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei

TINJAUAN PUSTAKA. Di seluruh dunia terdapat 75 genus dan spesies bambu. Di

TINJAUAN PUSTAKA. yang didominasi oleh pohon. Jhon A. Helms (1998) dalam suharjito (2000) memberi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi sumber daya alam

PEMANFAATAN BAMBU DI INDONESIA. RIDWANTI BATUBARA, S. HUT Fakultas Pertanian Program Ilmu Kehutanan Universitas Sumatera Utara

PENGARUH KADAR PEREKAT DAN JENIS BAMBU TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAPAN PARTIKEL

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bambu merupakan keluarga rumput, dan memiliki sebutan pula sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 TINJAUAN PENGGUNAAN BAMBU TERHADAP FASILITAS HUNIAN KAMPUNG SAMPIREUN

Fauzi Febrianto 1 *, Adiyantara Gumilang 2, Sena Maulana 1, Imam Busyra 1, Agustina Purwaningsih 1. Dramaga, Bogor 16680

TEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK BAMBU UNTUK KOMPONEN STRUKTUR BANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. sudah maju maupun di negara yang masih berkembang, di daerah dataran rendah

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Bambu i. Bambu untuk produk Bambu Apus

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan

I. PENDAHULUAN. ekosistem asli (alami) maupun perpaduan hasil buatan manusia yang

Studi Etnobotani Bambu Oleh Masyarakat Dayak Kanayatn Di Desa Saham Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

TINJAUAN PUSTAKA. Termasuk dalam devisi spermatophyta, subdevisi angiospermae, klas

PENGEMBANGAN POTENSI BAMBU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN. Abito Bamban Yuuwono

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERBEDAAN JENIS DAN UMUR BAMBU TERHADAP KUALITASNYA SEBAGAI BAHAN MEBEL DAN KERAJINAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. dikelompokkan sebagai tanaman berkayu. Bambu tersebar di beberapa belahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tenggara menyediakan kira-kira 80% potensi bambu dunia yang sebagian besar

Keanekaragaman Jenis Bambu di Taman Bambu Siageung Kebun Raya Kuningan Jawa Barat

Bahan Baku Alami. Kegiatan Belajar 1 A. KAYU

Jurnal Bakti Saraswati Vol. 05 No. 02. September 2016 ISSN :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 02 Mei 2012, ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

10 JENIS BAMBU. Informasi Sifat Dasar dan Kemungkinan nan Penggunaan. Seri Paket Iptek

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

SARI HASIL PENELITIAN BAMBU Oleh : Krisdianto, Ginuk Sumarni dan Agus Ismanto

PEMBUATAN PRODUK BAMBU KOMPOSIT. 1. Dr. Ir. IM Sulastiningsih, M.Sc 2. Prof. Dr. Drs. Adi Santoso, M.Si 3. Dr. Krisdianto, S.Hut., M.

PENINGKATAN DAYA TAHAN BAMBU DENGAN PROSES PENGASAPAN UNTUK BAHAN BAKU KERAJINAN

THE MANUFACTURING AND UTILIZATION OF THE BAMBOO FOR IMPROVING THE SMALL AND MEDIUM HANDICRAFT INDUSTRY

Keanekaragaman Jenis Bambu di Gunung Ciremai Jawa Barat

24 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat 143 jenis bambu yang beranekaragam. manfaat kerna batangnya kuat, kerat dan elastis sehingga membuat bambu

PENGAWETAN BAMBU UNTUK BARANG KERAJINAN DAN MEBEL DENGAN METODE TANGKI TERBUKA. Mody Lempang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Pemilihan serat bambu (petung) sebagai bahan penelitian dengan. dengan pertumbuhan yang relatif lebih cepat.

FUNGSI TANAMAN BAMBU DALAM LANSEKAP BERDASARKAN KARAKTER FISIK DAN VISUAL. Oleh : RETNO ISMURDIATI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

Pengaruh Perbedaan Jenis dan Bagian Batang Bambu terhadap Kualitas. Bahan Mebel dan Kerajinan

MODUL KONSTRUKSI BAMBU. Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Semester IV. Mata Kuliah Konstruksi Bangunan 3 DISUSUN OLEH :

BAB 1. Pendahuluan. Negara Indonesia selain terkenal dengan Negara kepulauan, juga terkenal dengan keindahan alam dan kekayaan hutan.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Fisiografi Wilayah. karakteristik kondisi sosial ekonomi daerah penelitian. Karakteristik kondisi

PENGOL AHAN MATERIAL BAMBU DENGAN MENGGUNAK AN TEKNIK L AMINASI DAN BENDING UNTUK PRODUK FURNITURE

PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

TINJAUAN PUSTAKA. Bambu secara botanis digolongkan pada famili Gramineae (rumputrumputan)

PENDAHULUAN. dan mempunyai keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan luar

Pilinan Bambu sebagai Alternatif Pengganti Tulangan Tarik pada Balok Beton ABSTRAK

No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Alkohol 70% Mencegah kerusakan akibat jamur dan serangga

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

KERAGAMAN JENIS BAMBU (Bambusa sp.) DI KAWASAN TAHURA NIPA-NIPA KELURAHAN MANGGA DUA

II. ANATOMI PENAMPANG LINTANG BATANG 9 JENIS BAMBU

BAB 2 BAMBU LAMINASI

PENGUJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BULUH BAMBU SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI MENGGUNAKAN ISO : 2004 ABDUL HARIS

BAB II METODE PERANCANGAN

BAMBU DENGAN BERBAGAI MANFAATNYA

TANAMAN PERKEBUNAN. Kelapa Melinjo Kakao

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV KONDISI UMUM PERUSAHAAN

Pengaruh Perbedaan Umur dan Bagian Batang Bambu Legi (Gigantochloa atter (Hassk.) Kurz) Sebagai Bahan Mebel dan Kerajinan

EKSISTENSI MEBEL BAMBU DI TENGAH PERKEMBANGAN DESAIN DAN TEKNOLOGI (Usman Lubis, Resky Annisa Damayanti) Pendahuluan Bambu telah digunakan oleh masyar

PENGEMBANGAN PAPAN KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN DARI BAMBU, FINIR DAN LOG CORE KAYU KARET (Hevea brasiliensis (Willd.Ex A.Juss.) Mull. Arg.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BAMBU DAN FASILITAS HUNIAN 2.1 TINJAUAN UMUM TENTANG BAMBU 2.1.1 Tanaman Bambu Bambu merupakan tanaman yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia dan sudah menyebar di kawasan Nusantara. Tanaman ini dapat tumbuh di daerah iklim basah sampai iklim kering Menurut Departemen Kehutanan & Perkebunan (1999,hal 78). Menurut Lopez dan Shanley (2004,hal 58) menyebutkan bahwa bambu termasuk keluarga rumput-rumputan dan merupakan tumbuhan paling besar di dunia dalam keluarga ini. Ada lebih dari 1200 spesies bambu dan kebanyakan terdapat di Asia. Tumbuhan yang indah ini, dengan kekuatan dan kelenturannya, memiliki manfaat yang tidak terbatas. Bambu telah menjadi bagian alami dari kehidupan, mulai dari lahir hingga mati. Di Cina dan Jepang, pisau bambu digunakan untuk memotong tali pusar bayi pada saat dilahirkan, dan jenazah orang yang meninggal diletakkan diatas alas yang terbuat dari bambu. Tumbuhan ini sudah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat sehari-hari Menurut Lopez & Shanley (2004,hal 58). 2.1.2 Asal Usul Bambu Tanaman bambu banyak ditemukan di daerah tropik di Benua Asia, Afrika, dan Amerika. Namun, beberapa spesies ditemukan pula di Australia. Benua Asia merupakan daerah penyebaran bambu terbesar. Penyebarannya meliputi wilayah Indoburma, India, Cina, dan Jepang. Daerah Indoburma dianggap sebagai daerah asal tanaman ini. Selain di daerah tropik, bambu juga menyebar ke daerah subtropik dan daerah beriklim sedang di dataran rendah sampai di dataran tinggi Menurut Berlian & Rahayu (1995, hal 79). Di daerah hujan tropis, bambu tumbuh dalam kelompok. Ketika terjadi gangguan hutan alam, misalnya karena logging. Bambu semakin tersebar, misalnya jenis 10

Phyllostachys ditemukan hampir di seluruh daerah Cina, Jepang, dan Taiwan. Budidaya bambu dilakukan di Indonesia, India, dan Bangladesh Menurut Elsppat dalam Berlian (1999,hal 90). 2.1.3 Jenis Jenis Bambu Di Indonesia Dari sekitar 75 genus terdiri dari 1.500 spesies bambu di seluruh dunia, 10 genus atau 125 jenis diantaranya terdapat di Indonesia. Berdasarkan sistem percabangan rimpang, genus tersebut dikelompokkan menjadi dua bagian. Pertama, genus yang berakar rimpang dan tumbuh secara simpodial, termasuk didalamnya genus Bambusa, Dendrocalamus, Gigantochloa, dan Schizostachyum. Kedua, genus berakar rimpang dan tumbuh secara monopodial (horizontal) dan bercabang secara lateral sehingga menghasilkan rumpun tersebar, diantaranya genus Arundinaria Menurut Duryatmo (2000,hal 27). Sedangkan menurut Berlian dan Rahayu (1995:90) di Indonesia terdapat lebih kurang 125 jenis bambu. Ada yang masih tumbuh liar dan masih belum jelas kegunaannya. Beberapa jenis bambu tertentu mempunyai manfaat atau nilai ekonomis yang tinggi seperti: bambu apus, bambu ater, bambu andong, bambu betung, bambu kunig, bambu hitam, bambu talang, bambu tutul, bambu cendani, bambu cangkoreh, bambu perling, bambu tamiang, bambu loleba, bambu batu, bambu belangke, bambu sian, bambu jepang, bambu gendang, bambu bali, dan bambu pagar 11

Jenis-Jenis Bambu di Indonesia beserta Penerapan No Nama Botanis Nama Lokal dan Penyebaran 1 Bambusa atra Lindley Loleba (Maluku, Nena (Shanghai) Gambar 2 Bambusa multiplex (Lour) Raeuschel ex J.A. & J.H. Schultes Bambu krisik hijau, Krisik putih, Bambu pagar, Bambu cina (Indonesia), Aor selat (Kalimantan Barat) 3 Bambusa vulgaris Schrad ex Wendl Ampel hijau tua, Ampel hijau muda, Pring gading, Pring tutul (Indonesia) 12

4 Dendrocalamus asper (Roem. & Schultf.) Backer ex Heyne. Bambu petung (Indonesia), Petung coklat (Bengkulu), Petung hijau (Lampung), Petung hitam (Banyuwangi) 5 Dinochloa scadens Cangkoreh (Sunda) 6 Gigantochloa apus Kurz Bambu tali (Indonesia) 7 Gigantochloa atroviolaceae Widjaja Bambu hitam (Indonesia), Pring wulung (Jawa), Awi hideung (Sunda) 13

8 Gigantochloa atter (Hassk) Kurz ex Munro Bambu ater (Indonesia), Pring benel, Pring jawa (Jawa), Awi temen (Sunda) 9 Gigantochloa pruriens Widjaja Buluh belangke, buluh regen (Karo), Buluh yakyak (Gayo) 10 Gigantochloa pseudoarundinacea (Steudel) Widjaja Awi andong besar, Andong leutik, Andong kapas, Andong batu (Sunda), Pring gombong, Pring surat (Jawa) 14

11 Schizostachyum blumei Ness Awi tamiyang (Sunda) 12 Schizostachyum brachycladun Kurz Bambu lemang kuning, Lemang hijau (Indonesia), Buluh tolang, Buluh sero (Maluku), Pring lampar (Banyuwangi) Tabel 01 : Jenis-jenis bambu Sumber : Duryatmo,2000 2.1.4 Manfaat Bambu Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi kehidupan. Semua bagian tanaman mulai dari akar, batang, daun, kelopak, bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Menurut Berlian & Rahayu (1995,hal 47) Menurut Duryatmo (2000,Hal 34), mengatakan bahwa manfaat tanaman serbaguna ini sangat beragam. Setidaknya ada 600 jenis barang kebutuhan manusia berbahan baku bambu. Dalam kehidupan sehari-hari, perabot berbahan 15

baku bambu mudah dijumpai, diantaranya, meja, kursi, tusuk gigi, tatakan gelas, tudung saji, tempat buah, tas, tirai, tikar hingga sandal. Jenis Kesesuaian penggunaan Bambu Mebel Kertas Sumpit Papan Serat Konstruksi Papan Partikel Sayur Ampel - - - - Apus - - Ater Betung - - - - Duri - - - Hitam - - Tabel 02 : Kesesuaian penggunaan bambu Sumber : Duryatmo,2000,Wirausaha Kerajinan Bambu 2.1.5 Keawetan Bambu Keawetan bambu adalah daya tahan bambu terhadap berbagai faktor perusak bambu, misalnya ketahanan bambu terhadap serangan rayap, bubuk kayu kering, dan jamur perusak bambu. Ketahanan alami bambu lebih rendah dibandingkan dengan kayu. Ketahanan bambu tergantung kepada kondisi iklim dan lingkungan. Bambu tanpa perlakuan khusus dapat bertahan antara satu sampai tiga tahun jika berinteraksi dengan tanah dan udara, jika berinteraksi dengan air laut usianya kurang dari satu tahun jika diawetkan usianya dapat mencapai empat sampai tujuh tahun, dan dalam kondisi tertentu dapat mencapai 10 sampai 15 tahun Menurut Elsppat(1999,hal 87). Lebih lanjut Menurut Elsppat mengatakan bahwa, ketahanan bambu bergantung pada: 1. Kondisi fisiknya, bambu yang sobek lebih sering rusak dibanding yang tidak sobek; 2. Bagian bawah bambu lebih kuat daripada bagian atas; 3. Bagian dalam biasanya lebih dahulu terserang daripada bagian luar; 16

4. Spesies Dendrocalamus strictus lebih rendah resistensinya dibandingkan Dendrocalamus longisphatus; 5. Kandungan pati, bambu yang kandungan patinya lebih tinggi lebih rentan terhadap serangan kumbang bubuk dibanding bambu yang kandungan patinya lebih rendah; 6. Waktu penebangan,bambu yang ditebang pada musim hujan lebih rentan terhadap serangan kumbang bubuk dibandingkan yang ditebang pada musim panas; 7. Kandungan air, kadar air yang tinggi menyebabkan kekuatan bambu menurun dan mudah lapuk. 2.2 Bahan Bangunan dari Bambu 2.2.1 Batang,Palupuh,dan Bilah bambu Pada sebuah bangunan hampir semua bagianya dapat dibuat dari bambu kecuali-alat-alat penyambungan (tali dan sebagainya).bagian-bagian bangunan tidak terbatas pada tiang,lantai,dan dinding beserta kontruksi atap,tetapi juga dapat berupa perabotan seperti kursi,meja, rak dan sebagainya Pengolahan Bambu Menjadi Pelupuh Bahan dasar adalah batang dibelah sepanjang batang pada satu sisi dan selanjutnya selah direntangkan Sekat rongga pada masing-masing ruas hingga dihilangkan sampai dinding batang bambu dapat dipukul-pukul menjadi palupuh (papan bambu) 17

Gambar 02: Pengolahan bambu menjadi palupuh Sumber:Kanisius,2004,Ilmu kontruksi Bangunan bambu Pengolahan Bambu Menjadi Bilah Batang bambu yang diolah menjadi bilah dapat digolongkan menurut garistengahnya yang besar dan membutuhkan peralatan khusus serta batang garistengahnya kecil dan yang dapat dibelah dengan parang khusus. Gambar 03: Pengolahan bambu menjadi bilah Sumber:Kanisius,2004,Ilmu kontruksi Bangunan bamboo 18

2.2.2 Anyaman Cara paling dasar dan serba guna untuk menyusun bilah atau tutu bambu adalah anyaman. Mengayam berarti menghubungkan bilah atau tutu bambu tanpa alat bantu sehingga tidak saling terlepas. Tegangan bahan bambu pada titik silangan mengakibatkan gaya gesekan tinggi menjamin bentuk anyaman tidak berubah waktunya walaupun ditekan. Anyaman bambu dapat dibuat secara terbuka atau rapat dan di anyam dengan dua sisir bilah atau tutu bambu yang terletak tegak lurus,atau dengan tiga sisir bilah atau tutu bambu yang terletak miring satu sama lain. Kemudian pada anyaman yang terdiri dari lusi (bilah bambu yang berdiri) dan pakan (bilah bambu yang berbaring) dibuat susunan yang kaku dan stabil. Gambar 04: Jenis Anyaman Sumber:Kanisius,2004,Ilmu kontruksi Bangunan bamb 19

Gambar 05 : Sayatan Bambu Bahan Anyaman Sumber : Gunawan.2008 Kajian Sifat-sifat Finishing Anyaman Bambu Tali Gambar 06 Pola Anyaman Bambu Kajang dan Kepang Sumber : Gunawan.2008 Kajian Sifat-sifat Finishing Anyaman Bambu Tali 20

2.2.3 Bambu Lapis Bambu Lapis adalah papan/panel buatan yang terdiri dari susunan bilah bambu sejajar dan melintang (laminated board) atau anyaman bilah bambu (bamboo mat plywood) dengan diikat oleh perekat tertentu dan jumlah lapisan yang harus ganjil.bahan perekat bambu lapis yang tahan air dan cuaca terbuat dari fenolformaldehid atau poliuretan. Karena bambu secara kimiawi berbeda dengan kayu maka dapat lebih mudah dilem.walaupun demikian, kulit luar bambu tidak dapat di lem dan bambu lapis anyaman membutuhkan banyak perekat. 2.2.4 Interior Bambu Pada umumnya bambu dibuat ke dalam tiga bentuk bagian yang biasa dipakai bagian mebel.bentuk tubular atau linier dipakai untuk struktur, bambu yang dibelah tipis seperti bahan gedek (bilik) dan anyaman dari bambu yang lebih kecil dari gedek untuk pengisi atau pengikat.pengikat ini juga di pakai dari rotan tali. Sampai dengan umur 18 bulan batang bambu dapat dikupas karena kulit dan permukaan dinding ruas dalamnya masih lunak. Strip kulit yang dikupas dapat digunakan langsung sebagai pengikat.untuk membuat tali bambu,strip kulit di jalin dan dililit menjadi tali.setiap utas tali dirangkaikan dengan strip dinding ruas dalam Sambungan bambu tersebut biasanya ditutup dengan tanpa penutup anyaman.finishing (penyelesaian yang bersifat pelapisan seperti cat) biasanya untuk bagian kayu dengan melamic natural,yaitu bahan pelapis sejenis cat kayu transparan Ciri khas Rotan adalah kemampuanya dibuat lengkung dengan teknik sederhana.sistem sambungan rotan biasanya menggunakan paku.sambungan tersebut umumnya dibalut anyaman pengikat dari tali rotan agar sambungan terlihat rapih.sambungan yang tidak dibungkus tali rotan biasanya menggunakan sekrup. 21