Analisis Konservasi Energi Listrik pada Rumah Tinggal Daya 2200VA dengan Beban Penerangan

dokumen-dokumen yang mirip
KONSENTRASI TEKNIK ENERGI ELEKTRIK

EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL

EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL

Bab III ENERGI LISTRIK

BAB II. Landasan Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salpanio, R. (2007), melakukan penelitian mengenai Audit Energi pada kampus

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DAYA, TEGANGAN, DAN ARUS PADA LAMPU TL DAN LAMPU PIJAR

TEKNIKA VOL. 2 NO

ANALISIS UMUR LAMPU PIJAR TERHADAP PENGARUH POSISI PEMASANGAN

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI NILAI IKE MELALUI AUDIT ENERGI AWAL KAMPUS 3 UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konservasi energi listrik untuk perencanaan dan pengendalian pada gedung

I. PENDAHULUAN. fungsi dan luas ruangan serta intensitas penerangannya.

ANALISIS PERBANDINGAN PEMAKAIAN LISTRIK ANTARA LAMPU HEMAT ENERGI DENGAN LAMPU PENDAR TANPA KAPASITOR

ANALISIS FAKTOR DAYA DAN KUAT PENERANGAN LAMPU HEMAT ENERGI

KATA PENGANTAR --KOMIK INPRES 13/2011--

ANALISIS AUDIT ENERGI DI BENGKEL LAS POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1 BAB I PENDAHULUAN. Saat ini terus dilakukan studi berkelanjutan oleh para peneliti mengenai apa

I. PENDAHULUAN. udaranya. Sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung masih

Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

BAB II DASAR TEORI. konsumsi energi pada bangunan gedung dan mengenali cara cara untuk

PENGARUH JENIS DAN BENTUK LAMPU TERHADAP INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN ENERGI BUANGAN MELALUI PERHITUNGAN NILAI EFIKASI LUMINUS

Prosedur audit energi pada bagunan gedung

PENGUJIAN TINGKAT PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH SEKOLAH C LANTAI III- O5

HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN DAN INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU HEMAT ENERGI FLUORESCENT JENIS SL (SODIUM LAMP) DAN LED (LIGHT EMITTING DIODE)

Konservasi Energi Listrik di Hotel Santika Palu

Analisis Antisipasi Potensi Pemborosan Pada Energi Penerangan Di Industri Tekstil PT. Z

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS UPAYA PENURUNAN BIAYA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK PADA LAMPU PENERANGAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Ria Kurniawati 1, Syafi i 2, dan Mamok Suprapto 3 1 Mahasiswa Magister Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh kualitas lampu yang tahan lama dengan kuat cahaya yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017 LAPORAN TUGAS AKHIR

TENTANG PENGHE. : a. Peraturan. b. menetapkan. Gubernur : 1. Pemerintah. Menimbang. tentang. Nomor ); 4. Tahun. Prov Jatim

PELUANG PENGHEMATAN ENERGI PADA GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

ENERGI DAN DAYA LISTRIK

Penghematan Biaya Listrik Dengan Memanfaatkan Lampu LED Di Rumah Tangga

BAB I PENDAHULUAN. Lampu penerangan merupakan alat bantu penerangan, berfungsi

ANALISA DAN PERANCANGAN AUDIT ENERGI PADA PENGGUNAAN LAMPU HOTEL CIPUTRA SEMARANG

Kajian Pemanfaatan Ballast Elektronik Bekas Pada Lampu TL

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: ANALISA PEMAKAIAN DAYA LAMPU LED PADA RUMAH TIPE 36

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1

AUDIT ENERGI GEDUNG FT UIBA. Bahrul Ilmi, Ratih Diah Andayani Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas IBA, Palembang

Langkah mudah memilih AC yang Hemat Energi & Cara merawat AC

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR PUSTAKA. Audit Energi Pada Bangunan Gedung. Jakarta: Departemen Pertambangan dan. Energi. Direktotat Jendral Pengembangan Energi.

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM IPA 3 KEAJAIBAN LAMPU PIJAR

BAB I PENDAHULUAN. dan bagi kelanjutan suatu perusahaan, karena jika sebuah produk dipasarkan

PERANGKAT LUNAK AUDIT SEBAGAI ALAT BANTU SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK UPAYA KONSERVASI ENERGI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pengelola energi listrik di Indonesia telah melakukan salah satu kegiatan

ANALISIS PENGUKURAN DISTRIBUSI PANAS DAN DISTRIBUSI CAHAYA PADA LAMPU LED

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

STUDI KOMPARASI LAMPU PIJAR, LED, LHE DAN TL YANG ADA DIPASARAN TERHADAP ENERGI YANG TERPAKAI. Moethia Faridha 1, Ifan 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis yang digunakaan menggunakan metodologi berupa observasi langsung

ANALISIS EKONOMI PENGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN

STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM

Audit Energi pada Bangunan Gedung Direksi PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero)

Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik untuk Pencahayaan di Ruang Laboratorium Listrik dengan LHE

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

BAB II LANDASAN TEORI

Jenis-jenis Monitor. Gambar 1. CRT

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE

SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pada pelaksanaan Audit Energi yang akan dilakukan pada gedung Pasca Sarajana

Prosedur Energi Listrik

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pelaksanaan dalam Audit Energi yang dilakukan di Gedung Twin Building

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO

BAB I PENDAHULUAN. hampir setiap kehidupan manusia memerlukan energi. Energi ada yang dapat

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. utama dari sebagian besar bidang teknik tenaga listrik adalah untuk menyediakan

ANALISIS HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI DAN LAMPU PIJAR

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi menuntut suatu alat atau barang menjadi lebih

BAB 2 II DASAR TEORI

I. PENDAHULUAN. pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh

Gambar 2.1 Kelompok gelombang elektromagnetik

PENGARUH TEGANGAN DAN FREKUENSI TERHADAP INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU PENDAR ELEKTRONIK

MODUL III INTENSITAS CAHAYA

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK AUDIT ENERGI LISTRIK GEDUNG

AUDIT ENERGI UNTUK MENDAPATKAN PELUANG PENGHEMATAN ENERGI SISTEM PENGKONDISIAN UDARA DI SALAH SATU HOTEL DI SEMARANG

24 Feb 17. Perilaku Berhemat Energi Listrik. Semakin tinggi peradaban seseorang semakin beragam kebutuhan energinya.

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green.

ANALISIS DISAIN MULTIWARNA TUBULAR LAMP TERHADAP PENGGUNAAN TRANSFORMATOR NEON SIGN

Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008

Transkripsi:

Analisis Konservasi Energi Listrik pada Rumah Tinggal Daya 2200VA dengan Beban Penerangan Bambang Priyandono Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung Abstrak Dewasa ini konservasi energi sangat diperlukan sekali, oleh karena konservasi energi merupakan tindakan untuk melakukan penghematan energi yang ada. Penghematan tersebut mempengaruhi terhadap intensitas konsumsi energi pada suatu objek seperti rumah tinggal. Karena banyaknya keperluan rumah tangga sehari hari yang memerlukan energi seperti pada penerangan listrik yang merupakan sumber pencahayaan ruangan, maka perlu adanya sistem pengaturan pencahayaan guna didapatnya efektifitas intensitas konsumsi pemakaian energi. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengurangi konsumsi energi, untuk sektor penerangan seperti pergantian daya lampu. Intensitas konsumsi energi adalah perbandingan antara konsumsi energi terhadap luas suatu wilayah. Tujuan pembuatan penelitian ini adalah membuat rancang bangun modul konservasi energi listrik pada beban penerangan rumah tinggal, dengan menghitung jumlah besaran nilai dari intensitas konsumsi energi, pengaturan pencahayaan serta pengontrolan pemakaian energinya Kata kunci : konservasi, intensitas konsumsi energi, penerangan 1. Pendahuluan Konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana,dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri dan meningkatkan pemanfaatannya seperti yang tertera pada Peraturan Pemerintah No 70 tahun 2009 tentang konservasi energi pasal 1. Konservasi energi ini dapat dilakukan dengan menggunakan energi secara efisien dan tidak mengurangi manfaat yang diperoleh dengan penerangan, penerangan diperlukan sebagai penggunaan energi yang lebih sedikit, ataupun sumber pencahayaan. dengan cara mengurangi konsumsi yang Untuk itu diperlukannya referensi dalam berlebihan yang menggunakan energi. melakukan konservasi energi tersebut yang Penghematan energi dapat membantu tertuang pada Undang Undang No 30 tahun menurangi biaya pemakaian, ramah terhdap 2007 tentang energi. lingkungan sekitar. Selain itu juga dapat menurunkan konsumsi energi, sehingga dapat 2. Dasar Teori mengurangi peningkatan kebutuhan energi akibat pertumbuhan populasi. Dan juga dapat mengurangi naiknya biaya energi, dan dapat mengurangi kebutuhan pembangkit energi atau impor energi. Dengan berkurangnya permintaan energi ini dapat meningkatkan produksi energi secara lebih. Selain itu, dengan mengurangi emisi, konservasi energi merupakan salah satu bagian penting dari mencegah perubahan iklum. Konservasi energi juga merupakan cara yang ekonomis dalam menghadapi kekurangan energi dan cara ini lebih rama lingkungan dibandingkan dengan meningkatkan produksi energi Banyak objek yang dapat menjadi contoh konservasi energi seperti rumah tinggal. Karena, banyak keperluan rumah tangga yang memperlukan energi listriknya dalam kehidupan sehari hari. Salah satunya adalah 2.1 Konservasi Energi Konservasi itu sendiri merupakan berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya, namun secara bijaksana. Ide ini dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902) yang merupakan orang Amerika pertama yang mengemukakan tentang 1

konsep konservasi. Konservasi dalam pengertian sekarang, sering diterjemahkan sebagai pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana. Konservasi energi adalah tindakan mengurangi jumlah penggunaan energi. Konservasi energi dapat dicapai dengan penggunaan energi secara efisien dimana manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi. Konservasi energi dapat menyebabkan berkurangnya biaya, serta meningkatnya nilai lingkungan, keamanan negara, keamanan pribadi, serta kenyamanan. Organisasi-organisasi serta perseorangan dapat menghemat biaya dengan melakukan penghematan energi, sedangkan pengguna komersial dan industri dapat meningkatkan efisiensi dan keuntungan dengan melakukan penghemaan energi. Konservasi energi adalah unsur yang penting dari sebuah kebijakan energi. Konservasi energi menurunkan konsumsi energi dan permintaan energi per kapita, sehingga dapat menutup meningkatnya kebutuhan energi akibat pertumbuhan populasi. Hal ini mengurangi naiknya biaya energi, dan dapat mengurangi kebutuhan pembangkit energi atau impor energi. Berkurangnya permintaan energi dapat memberikan fleksibilitas dalam memilih metode produksi energi. Selain itu, dengan mengurangi emisi, penghematan energi merupakan bagian penting dari mencegah atau mengurangi perubahan iklim. Penghematan energi juga memudahkan digantinya sumber-sumber tak dapat diperbaharui dengan sumber-sumber yang dapat 2.2 Audit Energi Audit energi adalah suatu teknik yang digunakan untuk menghitung berapa besarnya konsumsi energi pada bangunan dan cara cara untuk melakukan penghematan. Audit energi aktifitas pemeriksaan secara rutin dan berskala untuk mengetahui penyimpangan dalam penggunaan energi. Audit energi juga dapat untuk menelusuri berapa energi yang dibutuhkan, mengidentikasi kebocoran atau ketidakefisienan energi dan menentukan langkah memperbaikinya serta mengevaluasi. Hasil dari audit energi adalah laporan tentang bagian yang mengalami pemborosan energi. 2.3 Standar Audit Energi Adapula standar yang digunakan untuk melakukan audit energi. Di Indonesia standar yang digunakan untuk melakukan audit energi mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI). Fungsi digunakan standar disini adalah untuk acuan dalam merancang suatu sistem tentang keenergian pada suatu bangunan. Standar internasional yang digunakan untuk melakukan audit energi adalah antara lain: 1. SNI 03-6196-2000; prosedur audit pada bangunan gedung. 2. BOCA, International energi conservation code 2000. 3. ASHRAE, Standard 90.1: energi efficiency. 4. BOMA, Standard method for measuring floor area in office buildings 2.4 Intensitas Konumsi Energi Intensitas Konsumsi Energi (IKE) adalah diperbaharui. Konservasi energi sering perbandingan antara konsumsi energi yang merupakan cara paling ekonomis dalam digunakan terhadap luas bangunan gedung menghadapi kekurangan energi, dan merupakan tersebut. cara yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan meningkatkan produksi energi. Tujuan utama dari konservasi energi IKE (kwh/m 2 )= Total konsumsi listrik Luas area adalah untuk menghemat energi. Konservasi energi juga dapat berarti menghemat uang serta Nilai intensitas konsumsi energi (IKE) mengurangi ketergantungan kita pada bahan sangatlah penting unutk mengatahui dan bakar fosil karena fosil merupakan bahan bakar dominan yang kita gunakan sampai saat ini. Konservasi energi juga dapat membantu membandingankan berapa besar energi yang akan dipakai. Berdasarkan acuan pelaksanaan konservasi energi listrik dan BSN untuk lingkungan kita. Mengurangi penggunaan menentukan penghematan energi sebagi bahan bakar fosil berarti juga mengurangi emisi CO2 yang dianggap oleh banyak peneliti sebagi berikut: Bangunan menggunakan AC salah satu penyebab utama meningkatnya dampak perubahaan iklim. a. Sangat efisien : 4,17 7,92 kwh/m 2 /bulan, 2

b. Efisien : 7,93 12,08 kwh/m 2 /bulan, c. Cukup efisien : 12,08 14,58 kwh/m 2 /bulan, d. Agak boros : 14,58 19,17 kwh/m 2 /bulan, e. Boros : 23,75 37,5 kwh/m 2 /bulan, f. Sangat boros : 23,75 37,5 kwh/m 2 /bulan. Bangunan tidak menggunakan AC a. Efisien : 0,84 1,67 kwh/m 2 /bulan, b. Cukup efisien : 1,67 2,5 kwh/m 2 /bulan, c. Boros : 2,5 3,34 kwh/m 2 /bulan, d. Sangat boros : 3,34 4,17 kwh/m 2 /bulan 2.5 Potensi Peluang Hemat Energi Potensi penghematan merupakan hasil analisis Intensitas Konsumsi Energi untuk selanjutnya dibandingkan dengan standar yang digunakan (SNI, BSN), jika didapati IKE lebih besar dari IKE standar maka ada potensi untuk dilakukan penghematan. Hasil dari proses audit energi adalah efisiensi energi. Potensi PHE= IKE x Tarif Listrik x Luas 12 bulan/ tahun filament panas itu menghalangi udara. Sehingga filament tidak langsung rusak akibat teroksidasi. Prinsip kerja lampu pijar saat bola lampu pijar dihidupkan arus listrik akan mengalir dan menuju ke filament dengan melewati kawat penghubung. Akibatnya timbul pergerakan electron bebas dari kutub negatif ke kutub postif. Sepanjang filament ini secara konstan akan menabrak atom pada filamen. Energinya akan mengetarkan atom atau arus listrik memanaskan atom. Ikatan elektron dalam atom yang bergetar ini akan mendorong atom pada tingkatan tertinggi secara berkala. Saat energinya kembali ketingkat normal, maka elektron akan melepaskan energi ekstra dalam bentuk poton. Atom-atom yang dilepaskan ini dalam bentuk poton-poton sinar infrared yang tidak mungkin dilihat oleh mata manusia. Tetapi bila dipanaskan sampai temperatur 2.200 derajat Celcius, cahaya yang dipancarkan dapat kita lihat seperti halnya bola lampu pijar yang sering kita pakai sehari-hari. Lampu pijar memiliki ciri ciri 2.6 Manajemen Energi Manajemen berasal dari bahasa perancis kuno yang memiliki arti mengatur. Manajemen energi adalah tindakan pengelolaan energi yang meliputi pencatatan, pengukuran, akuntansi, penetapan target dan rekomendasi tindak lanjut. Sumber cahaya yang digunakan untuk menerangi dapat dibagi menjadi dua penerangan alami dan buatan. Penerangan alami tidak lah membutuhkan energi listrik untuk dapat menikmatinya. Peneragan alami ini ultraviolet yang dihasilkan oleh ion gas raksa, berupa sinar matahari. Sedangkan penerangan oleh lapisan fosfor dalam tabung akan buatan memerlukan energi listrik. Pemanfaatan penerangan alami akan mengurangi penggunaan energi listrik sementara, karena dapat dilakukan hanya dipagi hingga sore hari. Penerangan alami ini memerlukan beberapa faktor antara lain desain bangunan letak jendela, warna dinding, dan pintu serta letak benda agar tidak menghalangi sinar masuk. 2.7 Jenis Lampu 2.7.1 Lampu Pijar [10],[12], [14] Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan penyaluran arus listrik melalui filament yang memanas dan menghasilkan cahaya. Kaca yang menutupi Gambar 1 Lampu Pijar 2.7.2 Lampu TL [13],[14] Lampu TL yaitu jenis lampu pelepasan gas yang memiliki bentuk tabung. Lampu TL berisi uap raksa bertekanan rendah. Radiasi dipancarkan berupa cahaya tampak. Elektroda yang dipasang pada ujung tabung berupa kawat lilitan pijar dan akan menyala apabila dialiri arus listrik. Lampu TL salah satu jenis lampu lucutan gas yang menggunakan daya listrik untuk mengeksitasi uap raksa yang menghasilkan gelombang ultra ungu. Lampu TL ini terangnya lebih baik dari pada lampu pijar. Prinsip kerja lampu TL adalah berpendarnya radiasi ultra violet pada permukaan yang dilapisi dengan serbuk fluorescent. Radiasi ultra violet ini akan terjadi jika elektron elektron bebas hasil dari emisi 3

elektron pada elektroda bertumbuk dengan atom-atom gas yang berada pada tabung Agar elektroda elektroda dapat memancarkan elektron, maka perlu bagi elektroda untuk mendapatkan mekanisme pembantu proses tersebut. Pada lampu fluorescent biasa, maka proses emisi elektron ini dilakukan dengan proses pemanasan elektroda elektroda terlebih dahulu, proses ini dilakukan oleh starter. Untuk dapat menyala maka lampu tabung fluorescent memerlukan tegangan yang cukup tinggi yaitu kurang lebih 400 Volt, oleh karena itu fungsi starter selain membantu memanaskan elektroda, juga berfungsi sebagai alat untuk menciptakan tegangan penyalaan bagi lampu. Gambar 2 Lampu TL 2.7.3 Lampu Hemat Energi [14],[18] Lampu hemat energi adalah salah satu jenis lampu lucutan gas yang menggunakan daya listrik untuk mengeksitasi uap raksa. Uap raksa yang tereksitasi tersebut menghasilkan gelombang ultra violet yang menyebabkan lapisan fosfor berpendar menghasilkan cahaya kasat mata lama daripada lampu pijar dan 10 x lebih lama daripada lampu TL. Namun jika dibandingkan dengan lampu lain harga lampu LED jauh lebih mahal. Lampu LED sering disebut emergency lamp dikarenakan LED menggunakan daya listrik DC, sehingga dapat dengan mudah menghubungkan ke aki kering maka lampu dapat menyala. Warna yang dihasilkan bergantung pada bahan semi konduktor yang digunakan. LED adalah salah satu jenis dioda maka LED memiliki 2 kutub yaitu anoda dan katoda. Dalam hal ini LED akan menyala bila ada arus listrik mengalir dari anoda menuju katoda. Pemasangan kutub LED tidak boleh terbalik karena apabila terbalik kutubnya maka LED tersebut tidak akan menyala. Led memiliki karakteristik berbeda-beda menurut warna yang dihasilkan. Semakin tinggi arus yang mengalir pada led maka semakin terang pula cahaya yang dihasilkan, namun perlu diperhatikan bahwa besarnya arus yang diperbolehkan 10mA-20mA dan pada tegangan 1,6V 3,5 V menurut karakter warna yang dihasilkan. Apabila arus yang mengalir lebih dari 20mA maka led akan terbakar. Untuk menjaga agar LED tidak terbakar perlu kita gunakan resistor sebagai penghambat arus. Gambar 4 Lampu LED Gambar 3 Lampu Hemat Energi 2.7.4 Lampu LED [14],[15] Lampu LED merupakan singkatan dari Light emitting diode. Lampu ini berupa sirkuit semi konduktor yang akan mengeluarkan cahaya apabila dialiri arus listrik. LED tidak lah menghasilkan panas melainkan dingin dikarenakan lampu LED tidak mengandung merkuri. Dari segi ketahanan lampu LED jauh lebih tahan lama daripada lampu tabung biasa. Lampu LED memiliki daya tahan 60 x lebih 2.7.5 Lampu Halogen [16],[17] Lampu halogen adalah lampu pijar biasa yang berisi filamen tungsten, dibungkus dengan kaca dan disertakan di dalamnya campuran gas (umumnya Nitrogen, Argon dan Krypton). Ketika listrik disalurkan, maka filamen akan menjadi panas dan kemudian terlihat membara. Bara terang tersebut kemudian menjadi sumber cahaya. Prinsip kerja lampu halogen pada hakikatnya adalah sama dengan lampu pijar standar. Dalam lampu halogen, gas yang diisikan biasanya Iodium atau kadang-kadang 4

Brom. Dua unsur kimia sangat reaktif dari kelompok yang disebut Halogen. Gas tersebut menjalankan proses kimia dua tahap yang membuat filamen berumur dua kali lebih panjang. Gambar 5 Lampu Halogen gambar modul, pemelihan spesifikasi alat yang akan dibuat sebagi penelitian, pengukuran untuk melakukan analisa. Pada tahap ini mencakup tentang sesuatu yang berhubungan dengan pembuatan penelitian, mulai dari proses awal hingga menjadi alat yang akan digunakan pada laboratorium. 3.1 Audit Awal 3.1.1 Denah ruangan. Sebelum pelaksanaan penelitian perlu ditentukan dahulu ukuran dan denah dari ruangan yang akan diteliti, misalkan seperti gambar 6. 2.8 Konsumsi Listrik Adalah penggunaan listrik dari setiap peralatan yang memakai energi sebagai konsumsinya, dilakukan perhitungan energi listrik selama satu bulan. Konsumsi listrik (kwh/bulan) = Daya (watt) x waktu pemakaian (jam) x 30 hari Dan hasil perhitungannya berupa distribusi konsumsi atau penggunaan listrik berdasarkan peralatan yang digunakan. Dimana daya listrik dalam bentuk kompleks dapat dinyatakan oleh persamaan sebagai berikut : S = P ± jq dengan : Gambar 6 Denah Rumah S = daya kompleks (VA) P = daya aktif/nyata (Watt) 3.1.2 Data Ruangan Q = daya reaktif (VAR) Tabel 1: Data Ruangan P = V I Cosφ Nama Dimensi No dengan : Ruangan P L T Luas V V = tegangan (Volt) I = arus (Ampere) Lantai 1 Cosφ = faktor daya 1 Teras 1,5 4,5 3 6,75 20,25 2 Garasi 2,5 4,5 3 11,25 33,75 Q = V I sinφ 3 Kamar 1 2 4,5 3 9 27 dengan : Q = daya reaktif (VAR) 4 Kamar 2 2 4,5 3 9 27 V = tegangan (Volt) 5 Toilet 1 1,5 2,5 3 6,75 20,25 I = arus (Ampere) 6 Kolam 2 4,5 6 9 54 3. Perancangan 7 Dapur 2 4,5 3 9 27 Rancang bangun modul praktikum Ruang 8 3,5 4,5 3 15,75 47,25 merupakan langkah awal dalam pembuatan Keluarga 1 suatu alat pada penelitian ini selain pembuatan Ruang 9 3 4,5 6 13,5 81 laporan. Pada bagian ini akan dilakukan Tamu pemilihan jenis komponen yang akan Lantai 2 digunakan pada modul praktikum, pembuatan Ruang 10 3,5 4,5 3 15,75 47,25 Keluarga 2 5

11 Beranda 2,5 4,5 0 11,25 0 12 Kamar 3 2 4,5 3 9 27 13 Kamar 4 2 4,5 3 9 27 14 Kamar 5 2 3,5 3 7 21 15 Toilet 2 1,5 4,5 3 6,75 20,25 16 Toilet 3 1,5 1,5 3 2,25 6,75 17 Ruang Cuci 2 3,5 3 7 21 3.1.3 Profil Biaya Pemakaian Energi Listrik No Bulan Tahun Tabel 2: Biaya Pemakaian Biaya (Rp) Daya Terpakai (kwh) 1 Januari 2012 600.000 707.54 2 Februari 2012 600.000 707.54 3 Maret 2012 700.000 825,78 4 April 2012 800.000 944,02 5 Mei 2012 700.000 825,78 6 Juni 2012 800.000 944,02 7 Juli 2012 850.000 1003,64 8 Agustus 2012 850.000 1003,64 9 September 2012 800.000 944,02 10 Oktober 2012 750.000 884,90 11 November 2012 700.000 825,78 12 Desember 2012 750.000 884,90 Total 8.900.000 10.627,56 Rata - Rata 741.666 885,63 kwh/bulan. Maka untuk menghitung Intensitas Konsumsi Energinya (IKE) adalah = 4,92 kwh/m 2 /bulan Berdasarkan perhitungan tersebut bahwa rumah tinggal Bapak Siswanto memilik IKE perbulannya yaitu sebesar 4,92 kwh/m 2. Menurut table 3.6 IKE bangunan ber AC rumah tinggal milik Bapak Siswanto digolongkan sangat efisien. Namun masih dapat dilakukan potensi hemat energi. 3.1.5 Potensi Peluang Hemat Energi Dari hasil perhitungan IKE bangunan ber AC rumah tinggal milik Bapak Siswanto digolongkan sangat efisien, dan untuk penghematan lebih lanjut maka dilakukan perhitungan peluang hemat energi seperti berikut: = (4,92-4,17) 180 x 795 = Rp 107.325 -/bulan Berdasarkan perhitungan diatas maka setelah dilakukan potensi penghematan energi didapat besarnya biaya yang dapat menghemat sebesar Rp 107.325,-/bulan. 3.1.4 Intensitas Konsumsi Energi Dengan luas rumah 180m 2 dan rata rata 3.2 Audit Rinci penggunaan daya perbulan adalah 885,63 3.2.1 Perhitungan Iluminasi Sebelum Konservasi Tabel 3 Data spesifikasi ruangan sebelum konservasi Ruangan Daya Merk Jenis Lampu Tegangan Arus cos ϕ W VAR VA Teras 20 watt Fluro LHE 220 0.14 0.67 20 20 28 Garasi 10 watt Phillips TL 220 0.06 0.53 7 11 13 Kamar Tidur 1 25 watt Ekonomat LHE 220 0.16 0.68 23 27 33 Kamar Tidur 2 25 watt Ekonomat LHE 220 0.16 0.68 23 27 33 Kamar Tidur 3 25 watt Ekonomat LHE 220 0.16 0.68 23 27 33 Kamar Tidur 4 25 watt Ekonomat LHE 220 0.16 0.68 23 27 33 Kamar Tidur 5 20 watt Fluro LHE 220 0.14 0.67 20 20 28 Ruang Tamu 70 watt Ekonomat LHE 220 0.46 0.68 62 75 101 Ruang Keluarga 1 33 watt Phillips LHE + TL 220 0.21 0.63 30 36 46 Ruang Keluarga 2 33 watt Phillips LHE + TL 220 0.21 0.63 30 36 46 6

Toilet 1 35 watt Ekonomat LHE 220 0.21 0.68 33 36 46 Toilet 2 35 watt Ekonomat LHE 220 0.21 0.68 33 36 46 Toilet 3 35 watt Ekonomat LHE 220 0.21 0.68 33 36 46 Dapur 35 watt Ekonomat LHE 220 0.21 0.68 33 36 46 Ruang Cuci 20 watt Fluro LHE 220 0.14 0.67 20 20 28 Kolam 35 watt Ekonomat LHE 220 0.21 0.68 33 36 46 Perhitungan sebelum konservasi diperlukan data tentang daya yang dibutuhkan, Efikasi, luas ruangan dan standar kuat penerangan pada setiap rungan Jika diketahui pada suatu ruangan mempunyai data : Daya = 23 watt Efikasi = 60 lumen/watt (LHE) Luas = 9 m 2 Maka arus cahaya yang dibutuhkan adalah F = Efikasi x Daya = 60 x 23 = 1380 lumen Sehingga besarnya kuat penerangan ruangan menurut perhitungan adalah : Kemudian dilihat besarnya standar kuat penerangan yang ada, misalkan untuk ruang tidur sebesar 120 250 lux Tabel 3.2.1 Perhitungan Iluminasi Setelah Konservasi Tabel 4 Data spesifikasi ruangan setelah konservasi Ruangan Daya Merk Jenis Lampu Tegangan Arus cos ϕ W VAR VA Teras 5 watt Phillips LHE 222 0.04 0.67 5 6 8 Garasi 10 watt Phillips TL 222 0.06 0.53 7 11 13 Kamar Tidur 1 25 watt Ekonomat LHE 222 0.16 0.68 23 27 33 Kamar Tidur 2 25 watt Ekonomat LHE 222 0.16 0.68 23 27 33 Kamar Tidur 3 25 watt Ekonomat LHE 222 0.16 0.68 23 27 33 Kamar Tidur 4 25 watt Ekonomat LHE 222 0.16 0.68 23 27 33 Kamar Tidur 5 20 watt Fluro LHE 222 0.14 0.67 20 20 28 Ruang Tamu 36 watt Phillips LHE 222 0.24 0.69 35 39 52 Ruang Keluarga 1 33 watt Phillips LHE + TL 222 0.21 0.63 30 36 46 Ruang Keluarga 2 33 watt Phillips LHE + TL 222 0.21 0.63 30 36 46 Toilet 1 23 watt Phillips LHE 222 0.16 0.63 23 26 36 Toilet 2 23 watt Phillips LHE 222 0.16 0.63 23 26 36 Toilet 3 8 watt Phillips LHE 222 0.06 0.63 8 10 12 Dapur 35 watt Ekonomat LHE 222 0.21 0.68 33 36 46 Ruang Cuci 20 watt Fluro LHE 222 0.14 0.67 20 20 28 Kolam 35 watt Ekonomat LHE 222 0.21 0.68 33 36 46 7

Pada salah satu ruang seperti pada contoh diatas, maka setelah dilakukan konservasi, didapatkan : Daya = 23 watt Efikasi = 60 lumen/watt (LHE) Luas = 9 m 2 F = Efikasi x Daya = 60 x 23 = 1380 lumen Untuk standar lux pada kamar tidur adalah 120-250 lux 4 Analisa 4.1.1 Analisa Intensitas Konsumsi Energi Dari data yang sudah didapat biaya pemakaian energi listrik pada bulan Januari 2012 Desember 2012 didapat total penggunaan energi dalah tahun 2012 adalah 10.627,56 kwh dan didapat nilai rata rata per bulannya 885,63 kwh/bulan. Dengan luas total bangunan sebesar 180 m 2. Data tersebut didapat dari hasil observasi langsung. 4.1.3 Analisa Audit Rinci Pada perhitungan lux tiap ruangan didapatkan ruangan yang tidak memiliki standar lux seperti: Teras Teras sebelum konservasi Sedangkan untuk standar lux pada teras adalah 60 lux maka untuk itu dilakukan pergantian lampu dengan standar lux yang telah ditetapkan. Teras setelah konservasi Pada kasus ini digunakan lampu Phillips 5 watt untuk mengganti lampu 20 watt Atama, karena lux sebelum dilakukannya konservasi jauh diatas standar yang telah ditetapkan. Selain itu juga dapat penghematan dari segi daya lampu yang digunakan. = 4,92 kwh/m 2 /bulan Maka berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya didapatkan nilai IKE sebesar 4,92 kwh/m 2 / bulan. Pada tabel 3.6 kriteria IKE bangunan ber AC, bahwa nilai IKE sebesar 4,92 digolongkan sangat efisien 4,17 7,92 kwh/m 2 /bulan. Namun nilain 4,92 masih dapat dilakukan tindakan peluang hemat energi. Ruang tamu setelah konservasi 4.1.2 Analisa Peluang Hemat Energi Dari hasil perhitungan IKE yang didapat dari data sebelumnya bahwa 4,92 masih dapat dilakukan tindakan peluang hemat energi. = (4,92-4,17) 180 x 795 Ruang Tamu Ruang tamu sebelum konservasi Sedangkan untuk standar lux pada ruang tamu adalah 120-250 lux maka untuk itu dilakukan pergantian lampu dengan standar lux yang telah ditetapkan. Pada kasus ini digunakan lampu Phillips 35 watt untuk mengganti lampu 70 watt Ekonomat, karena lux sebelum dilakukannya konservasi diatas standar yang telah ditetapkan. Selain itu juga dapat penghematan dari segi daya lampu yang digunakan. = Rp 107.325 -/bulan Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan didapat nilai peluang hemat energi sebesar Rp 107.325 -/bulan. Maka rata rata biaya perbulan dapat dihemat Rp 107.325 dan pertahun bisa menghemat biaya sebesar Rp 1.287.900 pertahunnya dibandingkan sebelum dilakukan konservasi. Toilet 1 Toilet 1 sebelum konservasi Sedangkan untuk standar lux pada toilet adalah 250 lux maka untuk itu dilakukan pergantian lampu dengan standar lux yang telah ditetapkan. 8

Toilet setelah konservasi Pada kasus ini digunakan lampu Phillips 23 watt untuk mengganti lampu 35 watt Ekonomat, karena lux sebelum dilakukannya konservasi diatas standar yang telah ditetapkan. Selain itu juga dapat penghematan dari segi daya lampu yang digunakan. Toilet 2 Toilet 2 sebelum konservasi Lampu hemat energi 20 watt diasumsikan 10 jam menyala Harga per kwh = Rp 795 0.2 kwh x 795 = Rp 159 per hari Jika satu bulan maka pemakaian lampu maka biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 159 x 30 = Rp. 4.770 perbulan Lampu LHE 5 watt diasumsikan 10 jam menyala Sedangkan untuk standar lux pada toilet adalah 250 lux maka untuk itu dilakukan pergantian lampu dengan standar lux yang telah ditetapkan. Toilet setelah konservasi Pada kasus ini digunakan lampu Phillips 23 watt untuk mengganti lampu 35 watt Ekonomat, karena lux sebelum dilakukannya konservasi diatas standar yang telah ditetapkan. Selain itu juga dapat penghematan dari segi daya lampu yang digunakan. Toilet 3 Toilet 3 sebelum konservasi Pada kasus ini digunakan lampu Phillips 10 watt untuk mengganti lampu 35 watt Ekonomat, karena lux sebelum dilakukannya konservasi diatas standar yang telah ditetapkan. Selain itu juga dapat penghematan dari segi daya lampu yang digunakan.. 4.1.4 Implementasi Setelah didapat hasil rekomendasi yang telah dilakukan untuk peluang hemat energi maka dilakukan pergantian lampu Pada teras lampu 20 watt LHE diganti 5 watt LHE Harga per kwh = Rp 795 0.05 kwh x 795 = Rp 39,75 per hari Jika dalam satu bulan pemakaian lampu, maka biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 39,75 x 30 = Rp. 1.325 perbulan perbulan Analisa: Dari hasil perhitungan pergantian lampu 20 watt ke 5 watt pada teras maka akan ada penghematan sebesar 3.6%. Dengan rincian biaya lampu 20 watt sehari mengeluarkan biaya Rp 159 per hari dan sebulan menghabiskan Rp. 4770. Biaya lampu 5 watt sehari mengeluarkan biaya Rp 39,75 per hari dan sebulan menghabiskan Rp. 1.325 4.1.5 Rekomendasi Pada rekomendasi ini akan diberikan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk Sedangkan untuk standar lux pada toilet adalah penghematan konsumsi energi listrik, dan 250 lux maka untuk itu dilakukan pergantian penghematan biaya konsumsi energi listrik. lampu dengan standar lux yang telah Pada sistem penerangan dapat dilakukan ditetapkan. rekomendasi : 1. Merubah pola pemakaian listrik dengan Toilet setelah konservasi lebih sering menggunakan pencahayaan alami. 2. Pengganti lampu sebagaian yang kurang efisien dan tidak sesuai dengan standar lux dengan lampu LHE Philips yang sesuai dengan standar lux atu mendekati sehingga dapat menekan biaya pengeluaran perbulan 5 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah didapat dan analisis yang telah dilakukan didapatkan beberapa kesimpulan: 1. Total konsumsi energi dalam satu tahun adalah sebesar 10.627,56 kwh/m 2 dengan biaya 8.900.000 rupiah dan rata rata 9

perbulannya sebesar 885,63 kwh/m 2 dan dengan biaya sebesar 741.666 rupiah dengan konsumsi energi terbesar pada bulan juli dan agustus sebesar 1003,64. 2. Setelah dilakukan perhitungan IKE ternyata masih dapat dilakukan tindak lanjut yaitu peluang hemat energi. Dan didapatkan peluang hemat energi sebesar Rp 107.325 dan pertahun bisa menghemat biaya sebesar Rp 1.287.900. 3. Setelah dilakukan perhitungan kuat penerangan ( lux ) terhadap setiap ruangan didapat beberapa ruangan yang tidak memenuhi standar lux yang telah ditetapkan, seperti pada teras rumah didapatkan 177,7 lux sedangkan standar nya adalah 60 lux setelah dilakukan konservasi luxnya menjadi 44,4 lux untuk teras. Untuk ruang tamu didapatkan 275,5 lux sedangkan standar nya adalah 120-250 lux setelah dilakukan konservasi luxnya menjadi 155,5 lux, begitu pula untuk toilet 1, 2 dan 3 didapatkan 293,3 lux sedangkan standar nya adalah 250 lux setelah dilakukan konservasi, maka konservasi luxnya menjadi 213,3 lux. Daftar Pustaka: [1] Departemen Pertambangan dan Energi, Direktorat Jenderal Listrik dan Pengembangan Energi, Petunjuk Teknik Konservasi Energi. Jakarta [2] Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Penghematan Energi & Air Pada Gedung Perkantoran. Jakarta [3] Prasetio, Hadi, 20008, Konservasi Energi Listrik. Fakultas Teknik Universitas Indonesia [4] Ready, Moch, 2009, Konservasi Energi Listrik Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan daerah tingkat II (BAPPEDA) Bandung, Penelitian.. Bandung [5] SNI 03-06197-2000, Konservasi Energi Bidang Pencahayaan, BSN. Jakarta [6]http://id.wikipedia.org/wiki/Penghematan_e nergi [7]http://www.indoenergi.com/2012/04/penger tian-konservasi-energi.html [8]http://susilofy.wordpress.com/2011/02/18/p engertian-konservasi [9]http://zainal13110034unikom.blogspot.com/ 2011/01/perkembangan-lampu.html [10]http://labsky2012b.blogspot.com/2012/09/l ampu-pijar-lampu-pijar-sumber-cahaya.html [11] http://www.anneahira.com/sejarahlampu.htm [12] http://beritaiptek.blogspot.com/2008/09/cara-kerja-lampupijar-bohlam.html [13] http://ahmadbaihak.blogspot.com/2012/12/lam pu-tl-tubular-lamp-definisi-lampu.html [14] http://rahasiaya.blogspot.com/2013/03/jenisjenis-lampu.html [15] http://www.sentrabelanja.com/article/carakerja-lampu-led [16]http://id.wikipedia.org/wiki/Lampu_haloge n [17]http://justmyth.wordpress.com/2011/11/06 /cara-kerja-dan-keistimewaan-lampu-halogen/ [18]http://id.wikipedia.org/wiki/Lampu_penda r [19] http://id.wikipedia.org/wiki/harmonisa [20] Manajemen http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2011/ 10/03/about-manajemen-energi-400404.html 10