AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TAK BERWUJUD (Plant Assets and Intangible Assets)

dokumen-dokumen yang mirip
AKTIVA TETAP. Prinsip Akuntansi => Aktiva Tetap harus dicatat sesuai dengan Harga Perolehannya.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V AKTIVA TETAP PENDAHULUAN

FIXED ASSETS. Click to edit Master subtitle style 4/25/12

Investments In Noncurrent Operating Assets Utilization and Retirement

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Aktiva Berwujud

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

BAB II BAHAN RUJUKAN

ASET TETAP DAN ASET TIDAK BERWUJUD

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

Mentoring SPA FEB Pengantar Akuntansi 1. Official. UAS Semester Gasal 2015/2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

AKTIVA TETAP BERWUJUD (TANGIBLE ASSETS) DAN AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (INTANGIBLE ASSETS)

SALWA VALENSIA FIXED ASSET. PT. Ansa Sehati S M K N E G E R I 23 J A K A R T A. XI Akuntansi I. Jalan Mawar Indah No.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORITIS. Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORITIS

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

Jalan. Samudra Galaxi 5 No.14,Kemang Jakarta Selatan. Kata Pengantar

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Kata Pengantar. Jakarta, November Dewika Handayani Safitri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Materi: 11 ASET (ASSETS) (PEROLEHAN, DEPRESIASI & KLASIFIKASI BIAYA ASET)

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTEMUAN 9 AKTIVA TETAP BERWUJUD (2) DAN AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD

BAB ASET TETAP. relatif memiliki sifat permanen seperti peralatan, mesin, gedung, dan tanah. Nama lain

Disusun Oleh : WINARTO, S.Pd.

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement

PENYUSUTAN (Depreciation)

SPA Mentoring PENGANTAR AKUNTANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

30/06/2010 MARKETABLE SECURITIES STOCKS BONDS NERACA SHORT-TERM INVESTMENTS STOCKS BONDS OTHER SECURITIES LONG-TERM INVESTMENTS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan operasional sebuah perusahaan banyak faktor yang

Units of production method

Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang (Accounting for Merchandising Enterprises)

Account Payable 2,200,000. Sales 4,000,000 Cost Of Goods Sold 2,678,500 Merchandise Inventory 2,678,500. Account Payable 5,467,500

TINJAUAN ATAS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN ASET TETAP PADA WIN S HOTEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dan digunakan oleh perusahaan untuk membantu operasi perusahaan dalam. Menurut Kieso, Weygandt, Warfield (2010) mengemukakan :

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS)

BAB II TINJAUAN PENELITIAN. 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan

BAB II TINJAUAN PENELITIAN. 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan

Akuntansi untuk investasi dengan metode ekuitas ilustrasi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana menurut Grady (2000 : 12) transaksi atau kejadian dalam suatu cara tertentu dan dalam ukuran uang yang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TOPIK PENELITIAN. aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII PENYUSUTAN A. PENGERTIAN

MOJAKOE PENGANTAR AKUNTANSI 1

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi. Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari

Konsep Penandingan dan Proses Penyesuaian (The Matching Concept and the Adjusting Process)

MAKALAH PENGATAR PAJAK. Diajukan Untuk Mmenuhi Tugas Pengantar Pajak

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang mentransformasikan sumber daya

BAB II BAHAN RUJUKAN

MOJAKOE PENGANTAR AKUNTANSI

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH METODE PENYUSUTAN TERHADAP BEBAN POKOK PENJUALAN

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL AKTIVA TETAP PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN ASAHAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II I LANDASAN TEORI

TINJAUAN ATAS PEROLEHAN DAN PENYUSUTAN ASET TETAP PADA PT. JAMSOSTEK (PERSERO) CABANG BANDUNG I LAPORAN TUGAS AKHIR

KAJIAN HUKUM PAJAK: KEUNTUNGAN METODE SALDO MENURUN DARI METODE GARIS LURUS DALAM PENYUSUTAN

Transkripsi:

AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TAK BERWUJUD (Plant Assets and Intangible Assets) Sifat Aktiva Tetap dan Tak Berwujud (Nature of Plant Assets and Intangible Assets) Tangible Assets yang berumur panjang, sifatnya permanen, digunakan dalam operasi normal perusahaan dan dibeli bukan untuk dijual lagi dalam operasi normal perusahaan diklasifikasikan sebagai Aktiva Tetap (Fixed Assets or property, plant and equipment) Contoh: Land, Building, Equipment Sedangkan Long term assets dan tidak mempunyai karakteristik fisik dan yang dibeli bukan untuk dijual kembali serta dipakai dalam operasi normal perusahaan, diklasifikasikan sebagai Aktiva Tak Berwujud (Intangible Assets) Contoh: Goodwill, Paten, Copyrights Akuisisi/Perolehan Aktiva Tetap (Costs of Acquiring Plant Assets) Cost of acquiring plant assets mencakup pengeluaran yang diperlukan agar asset sampai di tempat dan siap untuk dipakai, mencakup sales tax, transportation charge, insurance while in transit, installation costs, dan pengeluaran lainnya yang berkaitan. Biaya-biaya ini di catat dengan mendebet perkiraan Plant Asset yang terkait. Contoh biaya-biaya yang dikeluarkan untuk perolehan Plant Assets Harga Beli Pajak Penjualan Biaya perijinan dari badan pemerintahan Komisi Balik nama L A N D Tunggakan pajak real estate Pembongkaran bangunan yang tidak diperlukan Pengrataan Pengasapalan jalan umum yang membatasi tanah Biaya survai B U I L D I N G Biaya Arsitek Pajak Penjualan Biaya Insinyur Reparasi (khusus pembelian bangunan bekas) Biaya asuransi selama kontruksi Restorasi (khusus pembelian bangunan bekas) Ijin dari badan pemerintahan Modifikasi sebelum digunakan Jalan setapak ke dan sekitar bangunan Bunga atas uang yang dipinjam untuk membiayai konstruksi Pepohonan dan rerumputan Pagar LAND IMPROVEMENTS Penerangan Halaman Pengaspalan area parkir MACHINE DAN EQUIPMENT Pajak Penjualan Asuransi Pengangkutan Pengangkutan Perakitan Pemasangan Modifikasi Reparasi pembelian (peralatan bekas) Pengujian sebelum digunakan Penyesuaian pembelian (peralatan bekas) Ijin dari badan pemerintahan

Sifat Penyusutan (Nature of Depreciation) Depreciation yaitu penurunan manfaat secara periodik atau pengalokasian Cost of Asset secara sistematik selama masa manfaat dari asset bersangkutan Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan kemampuan Plant Assets untuk menyediakan manfaat bisa diidentifikasikan sebagai penyusutan fisik atau penyusutan fungsional. Penyusutan fisik (physical depreciation) terjadi yang dikarenakan adanya kerusakan dan keausan ketika digunakan dan juga dapat disebabkan karena cuaca. Penyusutan fungsional (functional depreciation) terjadi jika Plants Assets yang dimaksud tidak lagi mampu menyediakan manfaat dengan tingkat seperti yang diharapkan. Akuntansi untuk penyusutan (Accounting for Depreciation) Ada 3 faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusutan: 1. Harga perolehan (cost) Cost suatu asset meliputi seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan perolehan dan penyiapannya untuk dapat digunakan. 2. Nilai residual atau nilai sisa (residual value / salvage value) Jumlah yang diperkirakan dapat direalisasikan pada saat asset tersebut tidak digunakan lagi 3. Masa atau umur manfaat aktiva tetap (expected useful life) Plant Assets memiliki masa manfaat terbatas. Keterbatasan tersebut karena berbagai faktor seperti keausan, kecacatan, kemerosotan nilai, kerusakan (kecuali tanah) Penggunaan Metode Penyusutan (Use of Depreciation Method) Ada 4 metode Depreciation Plant Asset yang dikenal secara umum yaitu: 1. Metode Garis Lurus (Straight-Line Method) 2. Metode Unit Produksi (Units-of-Production Method) 3. Metode saldo menurun (Declining Balance Method) 4. Metode jumlah angka tahun (Sum-of-the-Years-Digits Method) Straight-Line Method Dalam metode ini, nilai depreciation dibebankan secara merata selama estimasi umur assets. Rumus: Cost - Estimated Residual Value Estimated Life Contoh (1): Cost of Machine (rupiah) 20.000 Estimated Residual Value (nilai residu) 0 Estimated Life (tahun) 5 First used on 01 Jan 95 Maka besarnya depreciation per tahun: 20.000-0 ------------------ = 4.000 per tahun 5 thn

Jika dibuat tabel depreciation, akan nampak seperti dibawah ini: Year Depr. Expense Accumulated Depr. Book Value 0 - - 20.000 1 4.000 4.000 16.000 2 4.000 8.000 12.000 3 4.000 12.000 8.000 4 4.000 16.000 4.000 5 4.000 20.000 0 Penjelasan: Accumulated Depreciation merupakan kumulatif dari Depreciation expense. Accumulated Depreciation = Accumulated Depreciation + Depreciation Expense Book Value = Cost - Accumulated Depreciation atau Book Value = Book Value Depreciation Expense Pengecekan: Book Value pada akhir estimated life harus sama dengan Estimated Residual Value. Jika berbeda, berarti telah terjadi kesalahan. Journal Depreciation (tahun 1) Des 31 Depreciation Expense - Machine 4.000 Accumulated Depreciation - Machine 4.000 Nb: Untuk tahun ke 2 s/d ke 5 juga dibuat journal yang sama, nilainya diambil dari tabel depreciation kolom Depreciation Expense. Contoh (2) Cost of Machine (rupiah) 20.000 Estimated Residual Value (nilai residu) 0 Estimated Life (tahun) 5 First used on 16 Sept 95 Maka besarnya Depreciation per tahun: 20.000-0 -------------------- = 4.000 per tahun 5 thn Depreciation Expense untuk tahun pertama (16 september s/d 31 desember 1995 = 3 bulan): 4.000* (3/12) = 1.000 (Lihat penjelasan no 2 penyusutan diakui pada bulan terdekat) Depreciation Expense untuk tahun terakhir (1 januari 2000 s/d 31 september 2000 adalah 9 bulan): 4.000 * (9/12) = 3.000 (Lihat penjelasan no 4 penyusutan diakui pada bulan terdekat ) Jika dibuat tabel Depreciation, akan nampak seperti dibawah ini: 0 20.000 1 1.000 1.000 19.000 2 4.000 5.000 15.000 3 4.000 9.000 11.000 4 4.000 13.000 7.000 5 4.000 17.000 3.000

6 3.000 20.000 0 Journal untuk Depreciation di tahun pertama (3 bulan) tahun1995: Des 31 Depreciation Expense Machine 1.000 Accumulated Depreciaiton - Machine 1.000 Nb: Untuk tahun ke 2 s/d ke 6 juga dibuat jurnal yang sama, nilainya diambil dari tabel Depreciation kolom Depreciation Expense. Penjelasan: Prinsip akuntansi yang dipakai untuk tanggal pemakaian dan pelepasan Plant Asset adalah penyusutan diakui pada bulan terdekat artinya: 1. Jika asset yang diperoleh pada atau sebelum tanggal 15 maka bulan yang bersangkutan dianggap telah memiliki sepanjang bulan bersangkutan. 2. Jika asset yang diperoleh setelah tanggal 15, dianggap belum memiliki pada bulan yang bersangkutan. 3. Sebaliknya jika asset yang dijual pada atau sebelum tanggal 15 maka bulan yang bersangkutan dianggap tidak memiliki bulan yang bersangkutan, 4. Jika asset yang dijual setelah tanggal 15, maka dianggap memiliki bulan yang bersangkutan. Units-of-Production Method Menghasilkan Depreciation Expense yang berbeda-beda menurut jumlah penggunaan Asset. Rumus: Cost Estimated Residual Value Estimated hours Contoh: Cost of Machine (rupiah) 20.000 Estimated Residual Value (nilai residu) 0 Estimated hours - Machine (jam) 10.000 Maka besarnya Depreciation per unit satu jam Machine: 20.000-0 Besarnya Depreciation = ------------- = Rp 2 (depreciation per jam Machine) 10.000 jam Misalkan di tahun pertama telah digunakan sebanyak 3.300 jam maka besarnya Depreciation adalah: Des 31 Depreciation Expense Machine 6.600 Accumulated Depreciation Machine 6.600 Besarnya Depreciation di tahun pertama = 3.300 jam * Rp 2 = 6.600 Declining Balance Method Menghasilkan Depreciation Expense secara periodik yang semakin menurun sepanjang umur estimasi Asset. Dalam metode ini residual value tidak diperhitungkan. Persentase yang digunakan adalah perkalian atas tingkat garis lurus yang dikalkulasikan untuk berbagai masa manfaat sebagai berikut:

Estimasi Masa Manfaat Dalam Tahun Tarif Garis Lurus 1,5 kali Tarif Garis Lurus 4 25% 37.5% 50% 5 20% 30% 40% 10 10% 15% 20% 20 5% 7.5% 10% Penjelasan perhitungan untuk estimated life selama 4 tahun. Tarif garis lurusnya = (1/4) * 100% = 25% Jika memakai 1,5 kali tarif garis lurus maka = 25% * 1,5 = 37.5% Jika memakai 2 kali tarif garis lurus maka = 25% * 2 = 50% 2 Kali Tarif Garis Lurus Prinsip akuntansi untuk Declining Balance Method yang dipakai adalah Double Declining Balance, berarti memakai 2 kali tarif garis lurus. Contoh (1): Cost of Machine (rupiah) 20.000 Estimated Residual Value (nilai residu) 0 Estimated Life (tahun) 5 First used on 01 Jan 95 Sebelum membuat tabel Depreciation, tentukan dulu tarifnya dengan cara: 2 * Tarif Garis lurus = 2 * ((1/5) * 100%) = 2 * 20% = 40% Tabel Depreciation 0 20.000 1 (20.000 * 40%) = 8.000 8.000 12.000 2 (12.000 * 40%) = 4.800 12.800 7.200 3 (7.200 * 40%) = 2.880 15.680 4.320 4 (4.320 * 40%) = 1.728 17.408 2.592 5 (2.592 * 40%) = 1.037 18.445 1.555 Penjelasan: Estimated Residual Value tidak dipakai dalam perhitungan tarif depreciation, dan dalam perhitungan penyusutan periodik. Selain itu, asset tidak boleh disusutkan di bawah estimated Residual Value. Karena Book Value pada akhir tahun estimated life harus sama dengan estimated residual value, maka depreciation tahun ke 5 adalah: 5 2.592 20.000 0 Jadi Tabel Depreciation seutuhnya adalah: 0 20.000 1 (20.000 * 40%) = 8.000 8.000 12.000 2 (12.000 * 40%) = 4.800 12.800 7.200 3 (7.200 * 40%) = 2.880 15.680 4.320 4 (4.320 * 40%) = 1.728 17.408 2.592 5 2.592 20.000 0 Journal Depreciation Des 31 Depreciation Expense - Machine 8.000 Accumulated Depreciation - Machine 8.000

Depreciation Expense di tahun pertama Nb: untuk Depreciation di tahun ke 2 s/d tahun ke 5 journal-nya sama, dan nilainya diambil dari tabel depreciation kolom depreciation expense. Contoh (2): Cost Machine (rupiah) 20.000 Estimated Residual Value (nilai residu) 0 Estimated Life (tahun) 5 First used on 01 Jul 95 Sebelum membuat tabel depreciation, tentukan dulu tarifnya dengan cara: 2 * Tarif Garis lurus = 2 * ((1/5) * 100%) = 2 * 20% = 40% 0 20.000,00 1 (20.000 * 40%) *(6/12) = 4.000,00 4.000,00 16.000,00 2 (16.000 * 40%) = 6.400,00 10.400,00 9.600,00 3 (9.600 * 40%) = 3.840,00 14.240,00 5.760,00 4 (5.760 * 40%) = 2.304,00 16.544,00 3.456,00 5 (3.456 * 40%) = 1.382,40 17.926,40 2.073,60 6 (2.073,6 * 40%) * (6/12) = 829,44 18.755,84 1.244,16 Penjelasan: Penyusutan di tahun 1 adalah untuk periode 6 bulan (1 jul - 31 Des 95) Sedangkan penyusutan di tahun terakhir juga untuk periode 6 bulan (1 jan - 30 jun 00) Karena book value pada akhir tahun estimated life harus sama dengan estimated residual value, maka penyusutan tahun ke 6 6 2.073,6 20.000 0 Jadi Tabel Depreciation seutuhnya adalah: 0 20.000,0 1 (20.000 * 40%) *(6/12) = 4.000,0 4.000,0 16.000,0 2 (16.000 * 40%) = 6.400,0 10.400,0 9.600,0 3 (9.600 * 40%) = 3.840,0 14.240,0 5.760,0 4 (5.760 * 40%) = 2.304,0 16.544,0 3.456,0 5 (3.456 * 40%) = 1.382,4 17.926,4 2.073,6 6 2.073,6 20.000,0 0 Journal Depreciation Des 31 Depreciation Expense - Machine 4.000 Accumulated Depreciation - Machine 4.000 Depreciation Expense ditahun pertama Nb: untuk Depreciation di tahun ke 2 s/d tahun ke 6 jurnalnya sama, dan nilainya diambil dari tabel Depreciation kolom Depreciation Expense. Sum-of-the-Years-Digits Method Menghasilkan Depreciation Expense periodik yang stabil menurun selama estimated life of asset itu. Pecahan yang semakin kecil berturut-turut diterapkan setiap tahun pada cost awal asset itu dikurangi estimated residual value.

Dalam metode ini, harus dihitung dulu jumlah penyebutnya dengan rumus: S = Penyebut N = Estimated Life Contoh (1): (N + 1) S= N * --------- 2 Cost - Machine (rupiah) 16.000 Estimated Residual Value (nilai residu) 1.000 Estimated Life (tahun) 5 First Used on 01 Jan 95 Sebelum menghitung Depreciation Expense, hitung terlebih dulu penyebutnya: S = 5 * ((5 + 1) / 2) S = 15 atau dengan cara lain yaitu: S = 5 + 4 + 3 + 2 + 1 S = 15 Tabel Depreciation 0 16.000 1 5.000 5.000 11.000 2 4.000 9.000 7.000 3 3.000 12.000 4.000 4 2.000 14.000 2.000 5 1.000 15.000 1.000 Pengecekan: Book Value akhir tahun harus sama dengan Estimated life. Perhitungan Depreciation Expense tiap tahunnya: Tahun 1: (16.000-1.000) * (5/15) = 5.000 Tahun 2: (16.000-1.000) * (4/15) = 4.000 Tahun 3: (16.000-1.000) * (3/15) = 3.000 Tahun 4: (16.000-1.000) * (2/15) = 2.000 Tahun 5: (16.000-1.000) * (1/15) = 1.000 Journal untuk Depreciation Des 31 Depreciation Expense Machine 5.000 Accumulated Depreciation - Machine 5.000 Depreciation Expense ditahun pertama Nb: untuk depreciation di tahun ke 2 s/d tahun ke 5 jurnalnya sama, dan nilainya diambil dari tabel depreciation kolom depreciation expense Contoh (2): Cost of Machine (rupiah) 16.000 Estimated Residual Value (nilai residu) 1.000 Estimated Life (tahun) 5

First used on 01 Okt 95 Sebelum menghitung Depreciation Expense, hitung terlebih dulu penyebutnya: S = 5 * ((5 + 1) / 2) S = 15 atau dengan cara lain yaitu: S = 5 + 4 + 3 + 2 + 1 S = 15 Tabel Depreciation 0 16.000 1 1.250 1.250 14.750 2 4.750 6.000 10.000 3 3.750 9.750 6.250 4 2.750 12.500 3.500 5 1.750 14.250 1.750 6 750 15.000 1.000 Perhitungan Depreciation Expense per tahun Year Description Sub Total Total 1 (16.000-1.000) * (5/15) * (3/12) = 1.250 2 (16.000-1.000) * (5/15) * (9/12) = 3.750 (16.000-1.000) * (4/15) * (3/12) 1.000 4.750 3 (16.000-1.000) * (4/15) * (9/12) = 3.000 (16.000-1.000) * (3/15) * (3/12) 750 3.750 4 (16.000-1.000) * (3/15) * (3/12) = 2.250 (16.000-1.000) * (2/15) * (9/12) 500 2.750 5 (16.000-1.000) * (2/15) * (3/12) = 1.500 (16.000-1.000) * (1/15) * (9/12) 250 1.750 6 (16.000-1.000) * (1/15) * (3/12) = 750 Journal untuk Depreciation Des 31 Depreciation Expense - Machine 1.250 Accumulated Depreciation - Machine 1.250 Depreciation Expense ditahun pertama Journal Depreciation untuk tahun ke 2 s/d tahun ke 6 sama journal-nya dan nilainya diambil dari tabel depreciation kolom depreciation expense. Revisi Estimasi Penyusutan (Revision of Periodic Depreciation) Bila terjadi kesalahan dalam melakukan estimasi adalah hal yang wajar dan cenderung berulang. Jika terjadi kesalahan seperti ini maka estimasi harus di revisi untuk menentukan jumlah sisa cost of asset yang belum disusutkan untuk dibebankan sebagai expense dalam periode yang akan datang. Contoh: Cost of plant assets 130.000 Estimated Life 10 tahun Estimated Residual Value 10.000 Depreciation Methods Garis Lurus Telah disusutkan selama 5 tahun

First used on awal tahun Jika selama tahun ke 6 diperkirakan bahwa sisa umur asset adalah 10 tahun (bukan 5 tahun) dan residual value sebesar 5.000,- (bukan 10.000), maka depreciation expense untuk setiap tahun sepanjang 10 tahun berikutnya adalah: Sebelum revisi 130.000-10.000 --------------------------- = 12.000 per tahun 10 tahun Tabel Depreciation dari tahun 1 s/d ke 5 (sebelum direvisi) 1 12.000 12.000 118.000 2 12.000 24.000 106.000 3 12.000 36.000 94.000 4 12.000 48.000 82.000 5 12.000 60.000 70.000 Setelah revisi : 70.000-5.000 --------------------- = 6.500 10 tahun Penjelasan : 70.000 merupakan book value nilai buku akhir tahun ke 5 5.000 merupakan residual value yang diperkirakan dari hasil revisi 10 tahun merupakan umur yang diperkirakan dari hasil revisi Tabel Depreciation dari tahun ke 6 s/d 15 (setelah direvisi) 6 6.500 66.500 63.500 7 6.500 73.000 57.000 8 6.500 79.500 50.500 9 6.500 86.000 44.000 10 6.500 92.500 37.500 11 6.500 99.000 31.000 12 6.500 105.500 24.500 13 6.500 112.000 18.000 14 6.500 118.500 11.500 15 6.500 125.000 5.000 Penyusutan Aktiva Tetap yang Harga Perolehan per unitnya rendah (Depreciation of Plant Assets of Low Unit Cost) Prinsipnya: 1. Tidak perlu dibuatkan dibuatkan Subsidiary Ledgers 2. Tidak diperlukan depreciation method 3. Metode yang dipakai adalah menghitung inventory yang ada, kemudian menaksir nilai wajarnya berdasarkan harga belinya, dan selanjutnya mendebit perkiraan expense dan mengkredit perkiraan plant asset.

Pengeluaran Modal dan Pendapatan (Capital and Revenue Expenditures) Jika pengeluaran diharapkan dapat memberi sumbangan terhadap upaya mendatangkan pendapatan lebih dari satu tahun fiskal, maka pengeluaran tersebut disebut pengeluaran modal (Capital Expenditures) dan pengeluaran semacan itu dapat dicatat dengan mendebit perkiraan asset atau perkiraan accumulated depreciation yang berhubungan.. Jika manfaat mendatang yang diharapkan dari pengeluaran itu sangat tidak pasti, maka pengeluaran tersebut disebut pengeluaran pendapatan (Revenue Expenditures) dan pengeluaran tersebut dicatat sebagai Expense. Capital Expenditures Contoh Capital Expenditure untuk plant asset setelah diakuisisi dapat berupa: 1. Penambahan (Additions) 2. Perbaikan (Betterments) 3. Reparasi besar-besaran (Extraordinary Repairs) Penambahan pada Aktiva Tetap (Additions to Plant Assets) Pengeluaran untuk penambahan plant asset yang ada akan di debit ke perkiraan plant asset. Cost of an addition akan disusutkan selama estimated life of plant asset. Perbaikan (Betterments) Pengeluaran yang meningkatkan efisiensi atau kapasitas operasi Plant Asset selama sisa umur manfaatnya disebut Betterments Pengeluaran biaya untuk perbaikan di catat dengan mendebet perkiraan plant asset yang berhubungan. Contoh: Perbaikan unit motor penggerak yang dihubungkan ke sebuah Machine di ganti dengan unit lain yang kapasitasnya lebih besar. Reparasi besar-besaran (Extraordinary Repair) Pengeluaran yang menambah umur manfaat asset di atas estimasi semula di namakan Extraordinary Repair Pengeluaran ini mendebit perkiraan accumulated depreciation yang berhubungan. Contoh: Sebuah Machine yang mempunyai cost sebesar Rp 50 juta memiliki umur manfaat 10 tahun dan tanpa nilai residu. Machine tersebut telah disusutkan selama 6 tahun dengan straight-line method (penyusutan tahunan sebesar Rp 5 juta). Pada awal tahun ke 7, extraordinary repair dilakukan dengan biaya sebesar Rp 11.500.000 yang diperkirakan dapat meningkatkan umur manfaat Machine yang tersisa menjadi 7 tahun (bukan 4 tahun lagi). Reparasi sebesar Rp 11.500.000 tersebut di catat dengan mendebit perkiraan accumulated depreciation.

Cost of Machine 50.000.000 Dikurangi saldo accumulated depreciation Depreciation untuk 6 tahun (5 juta * 6) 30.000.000 Debit untuk Extraordinary Repair (11.500.000) Saldo Accumulated Depreciation 18.500.000 Book Value of Machine setelah Extraordinary Repair 31.500.000 Jadi Depreciation tahunan berikutnya yaitu : (31.500.000 / 7 tahun ) 4.500.000 Pelepasan Aktiva Tetap (Disposal of Plant Assets) Saat Plant Asset tidak bermanfaat lagi, dapat di lepas dengan cara: 1. Pembuangan Aktiva Tetap (Discarding Plant Assets) 2. Penjualan Aktiva Tetap (Selling of Plant Assets) 3. Pertukaran Aktiva Tetap (Exchange of Plant Assets) 1. Discarding Plant Assets Contoh (1): Cost Equipment Rp 6.000 Estimated Life 10 tahun Estimated Residual Value (residu) Rp 0 Depreciation Method Straight-Line Telah disusutkan selama 10 tahun Equipment tersebut telah dipakai selama 10 tahun, dan sekarang equipment itu dibuang sebagai barang rongsokan. Depreciation Expense = (6.000-0) / 10 tahun = 600 / tahun Tabel Depreciation (Straight-Line Method) Year Depr. Expense Acc. Depreciation Book Value 0 6.000 1 600 600 5.400 2 600 1.200 4.800 3 600 1.800 4.200 4 600 2.400 3.600 5 600 3.000 3.000 6 600 3.600 2.400 7 600 4.200 1.800 8 600 4.800 1.200 9 600 5.400 600 10 600 6.000 0 Penjelasan: Cost 6.000 Accumulated depreciation s/d akhir tahun ke 10 6.000 - Book value 0

Penjelasan: Equipment yang cost-nya sebesar 6.000 dan telah disusutkan penuh sampai dengan 10 tahun, dengan residual value adalah 0, maka book value pada akhir tahun ke 10 adalah sebesar Rp 0 atau sama dengan residual value (Lihat Tabel Penyusutan) Jika suatu Equipment dengan Book Value sebesar Rp 0, kemudian di buang sebagai barang rongsokan, maka tidak terjadi Loss ataupun Gains. Dengan kata lain impas. Acc. Depreciation Equipment 6.000 Equipment 6.000 Journal untuk Discarding Plant Asset (tidak terjadi Loss) Contoh (2): Cost Equipment (rupiah) Rp 6.000 Estimated Life 10 Tahun Estimated Residual Value (rupiah) Rp 0 Depreciation Method Garis lurus Telah disusutkan selama 7 tahun Pada akhir bulan maret tahun ke 8, Equipment tersebut dibuang sebagai barang rongsokan. Depreciation Expense = (6.000-0) / 10 tahun = 600 / tahun Tabel Depreciation untuk sampai dengan akhir ke 7 Year Depr. Expense Acc. Depreciation Book Value 0 6.000 1 600 600 5.400 2 600 1.200 4.800 3 600 1.800 4.200 4 600 2.400 3.600 5 600 3.000 3.000 6 600 3.600 2.400 7 600 4.200 1.800 Perhitungan Depreciation untuk 3 bulan: Depreciation per tahun sebesar Rp 600. Jadi untuk 3 bulan = 600 * (3/12) = 150 Depreciation Expense Equipment 150 Accumulated Depreciation Equipment 150 Journal untuk Depreciation selama 3 bulan Tabel Depreciation sampai dengan akhir bulan maret tahun ke 8 Year Depr. Expense Acc. Depreciation Book Value 0 6.000 1 600 600 5.400 2 600 1.200 4.800 3 600 1.800 4.200 4 600 2.400 3.600 5 600 3.000 3.000 6 600 3.600 2.400 7 600 4.200 1.800

8 150 4.350 1.650 Penjelasan: Cost 6.000 Accumulated Depreciation s/d akhir bulan maret tahun ke 8 4.350 - Book Value 1.650 Karena Equipment masih mempunyai Book Value sebesar Rp 1.650, kemudian Equipment tersebut dibuang sebagai barang rongsokan, maka terjadi Loss sebesar Book Value 31/3 Acc. Depreciation Equipment 4.350 Loss on Disposal of Plant Asset 1.650 Equipment 6.000 Journal untuk Discarding Plant Asset (terjadi Loss sebesar book Value) 2. Selling of Plant Assets Sebuah Equipment yang dibeli seharga Rp 10.000,- dan disusutkan dengan tarif tahunan 10%, telah dijual secara tunai pada tanggal 12 Oktober, yaitu pada tahun ke 8 Equipment itu dipakai. Perkiraan accumulated Depreciation per 31 desember tahun lalu (akhir tahun ke 7) mempunyai saldo sebesar Rp 7.000 Jika dijual : Seharga Rp 2.250 Seharga Rp 1.000 Seharga Rp 3.000 Penjelasan: Penyusutan dengan tarif tahunan berarti depreciation method yang dipakai adalah straightline method 10%, berarti Estimated Life selama 10 tahun (100/10), dan tanpa residual value. Depreciation Expense per tahun : 10.000 * 10% = 1.000 atau jika memakai Straight-Line Method = (10.000-0) / 10 = 1.000 Jadi Accumulated Depreciation s/d akhir tahun ke 7 sebesar Rp 1.000 * 7 = 7.000 Untuk tahun ke 8 di pakai s/d tgl 12 oktober atau sama dengan 9 bulan. (Lihat penjelasan Depreciation diakui pada bulan terdekat no 3) Okt 12 Depreciation Expense Equipment 750 Accumulated Depreciation Equipment 750 Depreciation untuk 9 bulan (1.000 * (9/12) = 750 Jadi tabel Depreciation s/d 12 oktober tahun ke 8 adalah: Year Depr. Expense Acc. Depreciation Book Value 0 10.000 1 1.000 1.000 9.000 2 1.000 2.000 8.000 3 1.000 3.000 7.000 4 1.000 4.000 6.000 5 1.000 5.000 5.000 6 1.000 6.000 4.000 7 1.000 7.000 3.000 8 750 7.750 2.250

Jika dijual seharga Rp 2.250 Cost 10.000 Accumulated Depreciation s/d 12 okt tahun ke 8 7.750 - Book Value 2.250 Sold at book value 2.250 - Impas (no gain or loss) 0 Okt 12 Cash 2.250 Accumulated Depreciation Equipment 7.750 Equipment 10.000 Sales Journal of Equipment - no gain or loss Jika dijual seharga Rp 1.000 Cost 10.000 Accumulated Depreciation s/d 12 okt tahun ke 8 7.750 - Book Value 2.250 Sold Below Book Value 1.000 - Terjadi Loss sebesar 1.250 Okt 12 Cash 1.000 Accmulated Depreciation Equipment 7.750 Loss on Disposal of Plant Asset 1.250 Equipment 10.000 Jika dijual seharga Rp 3.000 Cost 10.000 Accumulated Depreciation s/d 12 okt tahun ke 8 7.750 - Book Value 2.250 Sold above book value 3.000 - Terjadi Gain sebesar 750 Okt 12 Cash 3.000 Accumulated Depreciation Equipment 7.750 Equipment 10.000 Gain on Disposal of Plant Asset 750 3. Pertukaran Aktiva Tetap (Exchange of Plant Assets) Contoh: Keuntungan yang tidak diakui (Nonrecognition of gain ) Equipment (lama) Cost of Asset (lama) 4.000 Accumulated Depreciation per tanggal pertukaran 3.200 Book Value per 19 juni, tanggal pertukaran 800 Equipment (lama) di nilai 1.100

Equipment (baru) yang sejenis Harga Equipment (baru) 5.000 Jun 19 Accumulated Depreciation Equipment 3.200 Equipment (Baru) 4.700 Equipment (Lama) 4.000 Cash 3.900 Cost 4.000 Accumulated Depreciation s/d tgl pertukaran 3.200 - Book Value 800 Dinilai sebesar 1.100 Terjadi Gain sebesar 300 Nb: Gain sebesar Rp 300 tidak diakui, tapi mengurangi Cost of Plant Asset yang baru. Jadi Cost of Plant Asset yang baru sebesar : 5.000-300 = 4.700 Kerugian yang diakui (Recognition of loss) Equipment (lama) Cost 7.000 Accumulated Depreciaiton per tanggal pertukaran 4.600 Book Value per 7 september, tanggal pertukaran 2.400 Equipment (lama) dinilai 2.000 Equipment (baru) sejenis Cost 10.000 Accumulated Depreciation Equipment 4.600 Equipment (Baru) 10.000 Loss on Disposal of Plant Asset 400 Equipment (Lama) 7.000 Cash 8.000 Cost 7.000 Accumulated depreciation s/d 7 sept 4.600 Book value 2.400 Dinilai 2.000 Loss 400 Deplesi (Depletion) Alokasi periodik harga perolehan biji besi atau barang tambang lainnya yang diambil dari bumi disebut DEPLETION Penambangan minyak atau gas bumi, penebangan kayu, dan penambangan batu bara, sulfur, timah atau perak merupakan contoh pengolahan yang mengakibatkan habisnya sumber daya ini. Sedangkan beban atas pemakaian sumber daya tersebut disebut Depletion Expense Contoh: Land yang mengandung sumber alam dibeli dengan harga Rp 6.500.000. Harga dari Land itu sendiri setelah pengurasan sumber daya memiliki nilai estimasi sebesar Rp 500.000. Cadangan sumber alam diestimasikan sebanyak 2.000.000 ton. Tahun pertama telah dilakukan penambangan sebanyak 100.000 ton.

Depletion Expense per ton : (6.500.000-500.000) / 2.000.000 = Rp 3 per ton Depletion Expense untuk tahun pertama : 100.000 * 3 = Rp 300.000 Land 500.000 Mineral Deposit (6.500.000-500.000) 6.000.000 Cash 6.500.000 Pembelian hak tambang Depletion Expense 300.000 Accumulated depletion (Cadangan Mineral) 300.000 Aktiva Tak Berwujud (Intangible Assets) Prinsip untuk Intangible Assets pada dasarnya sama dengan untuk Plant Asset. Sedangkan masalah utamanya adalah: 1. Penentuan Initial Cost 2. Pengakuan Periodic Cost Expiration yang disebut Amortization Amortization adalah penurunan kegunaan karena berlalunya waktu. Contoh Intangible Assets antara lain: 1. Paten 2. Hak Cipta (Copyrights) 3. Goodwill ad.1. ad.2. ad.3. Paten Yaitu hak khusus untuk memproduksi dan menjual suatu barang dengan satu spesifikasi tertentu atau lebih. Hak paten dikeluarkan oleh pemerintah bagi penemunya dan berlaku selama 17 tahun Hak Cipta (Copyrights) Yaitu hak istimewa untuk menerbitkan dan menjual buku, karya seni atau komposisi musik Hak ini dikeluarkan oleh pemerintah dan berlaku sampai dengan 50 tahun sampai pengarangnya wafat. Cost of Copyrights meliputi biaya yang dikeluarkan untuk menciptakan karya tersebut ditambah biaya untuk memperoleh copyrights. Goodwill Pengertian goodwill yang dipakai dalam dunia usaha yaitu intangible asset yang terkait ke suatu perusahaan sebagai hasil dari faktor-faktor yang menguntungkan seperti lokasi yang stratefis, keunggulan produk, reputasi perusahaan, dan keahlian manajemen. Estimated useful life of goodwill tidak boleh lebih dari 40 tahun.