BAB I PENDAHULUAN. Departemen Teknik Perum Peruri memiliki tugas utama untuk. melayani pemeliharaan mesin-mesin produksi dan penunjangnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pemberian pelayanan publik pada dasarnya dapat dibiayai melalui

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI AIR BERSIH BERDASARKAN METODE FULL COSTING

ANALISIS METODE PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PT. SINAR BINTANG SELATAN DI MAKASSAR SULTAN ISKANDAR STIE YPUP MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. kecil dan menengah. Untuk itu pihak manajemen dalam sebuah perusahaan perlu

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) oleh negara melalui penyertaan modal secara langsung yang berasal dari kekayaan

Emi Apriyani 1. Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan informasi juga berpengaruh pada proses pembuatan. dengan didistribusikan kepada konsumen.

Kata Kunci : Metode Full Costing dan Variabel Costing

PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketatnya persaingan antar perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kini

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI YANG TEPAT UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK (Studi Kasus pada CV.AL-MUGHIST Udanawu blitar) ABSTRAK

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si

Penerapan Metode Variable Costing dalam Pengambilan Keputusan Jangka Pendek untuk Menerima Pesanan pada CV Nasional Batako Kupang

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik itu perusahaan jasa, perdagangan dan industri

ANALISIS BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DALAM PENENTUAN KETEPATAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PABRIK TAHU SS DI SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI. ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya ,3 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Asean Economic Community (AEC) diberlakukan akhir 2015, Asean akan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH LAB. PENGANTAR AKUNTANSI 3 (ED) KODE / SKS : KD / 2 SKS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menjawab rumusan masalah adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P a b r i k T a h u B u G i t o D e n Metode Process Costing

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan industri di Indonesia sangat pesat. Terutama sejak

Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Jamu Singkir Angin (Studi Kasus Pada PT. Nyonya Meneer Semarang) Oleh

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PESANAN DALAM MENETAPKAN HARGA JUAL PADA USAHA LAS PALANDAN DI DESA PALANDAN KECAMATAN BAEBUNTA KABUPATEN LUWU UTARA

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) : ALAT BANTU PEMBUAT KEPUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN. berproduksi dalam suatu perusahaan, bagaimana perusahaan dapat menjual. manfaat dan kesempatan bagi perusahaan untuk mengembangkan

BAB II BAHAN RUJUKAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH AKUNTANSI BIAYA*/** (EB) KODE / SKS : KK / 3 SKS

ANALISIS BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMPERTAHANKAN ATAU MENGHENTIKAN SEGMEN PERUSAHAAN PADA CV. PODO KUMPUL

ANALISIS HARGA POKOK PESANAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA PT. CATUR KREASI AKSARA

I. PENDAHULUAN. Setiap organisasi yang berorientasi pada laba (profit oriented organization)

ANALISA STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BATIK SARI KENONGO TULANGAN SIDOARJO. Oleh Endang PW Teknik Industri FTI-Surabaya ABSTRAK

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI TAHU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DAN VARIABLE COSTING PADA TAHU MANG UJANG PEKANBARU ABSTRACT

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Komponen Biaya Produksi dan Biaya Pengelolaan Air PDAM

ABSTRAK. Kata kunci : Harga Pokok Produksi, Absorption Costing, Variable Costing. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Dengan kata lain

PERBANDINGAN BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM TRADISIONAL DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA INDUSTRI KERAJINAN BAMBU KARTI AJI

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang sangat kuat dalam dunia usaha, hal tersebut. menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat.

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR...

BAB II KERANGKA TEORI

Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu

Penentuan Harga Jual Berdasarkan Perhitungan Harga Pokok Pesanan Dengan Menggunakan Metode Full Costing Pada Cyber Advertising

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

yang bersifat variabel maupun tetap. Sedangkan pada metode variabel costing biaya produksi yang diperhitungkan hanyalah yang bersifat variabel saja. D

ANALISIS BIAYA STANDAR GAJI DAN UPAH SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. HALIM TECHNIC RUBBER DI SIDOARJO

PENERAPAN METODE FULL COSTING DALAM MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI PADA PD. KARYA MANDIRI

ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT. SUMBER DJAJA PERKASA SIDOARJO

BIAYA OVERHEAD PABRIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini dimana semakin majunya

CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 2 Mei 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PAKAIAN ANAK-ANAK PEREMPUAN PADA KONVEKSI SINAR JAYA JAKARTA

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TA...ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. MOTTO...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam bidang perekonomian khususnya dalam bidang usaha

BAB I PENDAHULUAN. masa datang. Perencanaan masa depan perusahaan merupakan tugas dan tanggung

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI, ACTIVITY BASED COSTING DAN SISTEM BIAYA KONVENSIONAL PADA PERUSAHAAN X.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga keberadaannya

VARIABEL COSTING SBG ALAT BANTU MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN

ANALISIS VARIANS BIAYA PRODUKSI BATAKO PADA UD. ARIF JAYA ABADI DI DESA PEGAYAMAN KECAMATAN SUKASADA TAHUN 2014

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN TEMUKAN PEMBOROSAN AIR BERSIH SENILAI Rp791 MILIAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

EVALUASI PENERAPAN KALKULASI HARGA POKOK PROSES DALAM KAITANNYA DENGAN PENILAIAN PERSEDIAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

BAB IV ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PERUSAHAAN BATIK UD. AL- MUBAROK. A. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi UD.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. John Soeprihanto (1999:414) adalah biaya yang seharusnya untuk produksi suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan umumnya ditentukan oleh kemampuan manajemen

ANALISIS HARGA POKOK PENJUALAN BERAS PADA PT BAROKAH MAKMUR, KEC. SAMBOJA, KAB. KUTAI KARTANEGARA. Oleh :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari

1. Pengertian Biaya Pemasaran 2. Penggolongan Biaya Pemasaran

BAB II BAHAN RUJUKAN

PROSEDUR AKUNTANSI MATERIAL PADA PT. PLN (PERSERO) UNIT BISNIS DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN JEMBER LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kelangsungan perusahaannya, untuk itu pihak manajemen perusahaan

PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI. Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Departemen Teknik Perum Peruri memiliki tugas utama untuk melayani pemeliharaan mesin-mesin produksi dan penunjangnya. Selain itu, Departemen ini juga bertanggung jawab mengelola pendistribusian tenaga listrik, pengkondisian tata udara dan pengolahan air bersih. Menyadari pentingnya tugas dan fungsi dari Departemen Teknik, maka harus disadari bersama bahwa kecepatan, ketepatan dan kecermatan tersedianya data merupakan salah satu unsur utama dalam tugas pelayanannya untuk selanjutnya peranannya dapat lebih dioptimalkan sehingga mampu memberikan kontribusi yang sangat besar demi terselenggaranya kegiatan ekonomi (produksi, konsumsi dan distribusi) pada Perum Peruri. Dimulai dari krisis ekonomi dihampir seluruh belahan dunia pada umumnya dan krisis moneter di Indonesia khususnya, adalah merupakan faktor yang sangat merugikan bahkan sangat sulit bagi dunia industri dalam menentukan biaya tetap dan biaya variabel perusahaannya. Hal ini disebabkan adanya perubahan harga yang tidak menentu, bahkan sering terjadinya penyesuaian penyesuaian harga yang cenderung lebih mahal dari harga sebelumnya. Kondisi tersebut dialami oleh seluruh perusahaan berbagai bidang usaha termasuk PT. Perusahaan Listrik Negara (persero) yang telah beberapa kali menyesuaikan Tarif Daya Listrik dan PT.Pertamina

dengan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyaknya. Kondisi seperti ini sangat mempengaruhi perubahan biaya energi (listrik, bahan bakar dan air) dari anggaran energi yang telah ditetapkan di awal tahun anggaran. Perum Peruri adalah salah satu industri yang tidak terlepas dari kondisi tersebut di atas. Hal ini disebabkan hampir seluruh kegiatan produksi dan penunjangnya sangat tergantung ada tidaknya energi listrik yang menggerakkannya dan energi air sebagai penunjangnya. Dalam rangka meminimalisasi kesalahan dalam penentuan kebijakan, maka haruslah dilakukan analisis terhadap hasil keluaran/out put dari tugas pelayanannya, diantaranya adanya analisa tentang Harga Pokok Produksi air bersih Perum Peruri Analisis ini akan menjawab pertanyaan tentang berapakah anggaran yang harus direncanakan dalam rencana kerja satu tahun, lima tahun dan sepuluh tahun kedepan dan berapa harga pokok dan harga jual yang harus ditetapkan kepada pengguna air bersih internal Perum Peruri dan eksternal diantaranya PT.Sicpa Peruri Securink dan para Kontraktor. Sehingga dengan pertimbangan tersebut, maka dilakukan penelitian dengan judul : Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Air Bersih Berdasarkan Pendekatan Metode Full Costing, Perum Peruri.Karawang. 1.2 Perumusan Masalah Dengan memperhatikan hal tersebut timbul permasalahan yaitu bagaimana cara menentukan harga pokok agar perusahaan bisa berkompetisi atau meminimalisasi kesalahan dalam penentuan kebijakan, maka haruslah

dilakukan analisis terhadap hasil keluaran/out put dari tugas pelayanannya, dengan menitik beratkan permasalahan pada penetapan biaya produksi air hasil pengolahan Unit Instalasi Pengolahan Air Bersih, Perum Peruri Karawang. Yang ternyata menggunakan sejumlah biaya yang tidak kecil. Dengan harapan nantinya pihak perusahaan dapat melihat apakah biaya produksi air setiap proses yang selama ini dijalankan benar-benar dibutuhkan atau tidak. Sehingga biaya produksi air tiap proses yang memungkinkan untuk digabungkan menjadi Harga Pokok Produksi Perusahaan dan dapat dilihat apakah yang bisa dihilangkan dapat membantu menekan biaya produksi serendah mungkin. Sehingga penelitian ini dapat diarahkan pada Bagaimana Penerapan Biaya produksi Air setiap Proses hasil pengolahan Instalasi Pengolahan Air Bersih dalam kaitannya dengan penentuan Harga Pokok Produk berdasarkan pada cara-cara atau metode-metode yang sistematis, dalam hal ini metode yang digunakan adalah metode Full Costing. 1.3 Batasan Masalah Agar permasalahan tidak meluas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada Divisi Sarana Teknik Penunjang Departemen Teknik Perum Peruri. 2. Penelitian ini hanya didasarkan pada produksi air hasil pengolahan Unit Instalasi Pengelolaan Air Bersih, Perum Peruri Karawang.

3. Penelitian ini hanya digunakan untuk menentukan Harga Pokok dari produksi air (Cost Of Good Sold) hasil pengolahan Unit Instalasi Pengolahan Air Bersih, Perum Peruri Karawang. 4. Data yang digunakan dalam penetapan harga pokok dari produksi air adalah data biaya produksi dalam satu tahun dan data biaya selain biaya produksi dalam satu tahun. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini dengan menggunakan metode Harga Pokok dari Produk yang dihasilkan perusahaan (Cost Of Good Sold) adalah : 1. Untuk menghasilkan harga pokok dari produksi air berdasarkan pendekatan Full Costing pada perusahaan tersebut. 2. Untuk membandingkan harga pokok dari produksi air (Cost Of Good Sold) hasil pengolahan Unit Instalasi Pengolahan Air Bersih, Perum Peruri Karawang dengan Tarif dasar air pada PDAM, serta kelayakannya. 3. Merencanakan strategi untuk meningkatkan profit perusahaan berdasarkan analisa harga pokok produk.

1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang diharapkan dari penulisan adalah sebagai berikut : 1. Dapat menganalisa lebih lanjut mengenai hasil produksi air bersih berdasarkan penentuan harga pokok produk, untuk mengetahui seberapa besar profit yang dicapai oleh perusahaan. 2. Dapat membandingkan harga pokok dari produksi air (Cost Of Good Sold) hasil pengolahan Unit Instalasi Pengolahan Air Bersih, Perum Peruri Karawang dengan Tarif dasar air pada PDAM. 3. Menganalisa tentang layak tidaknya air bersih tersebut dijual, ditinjau dari segi harga pokok produknya. 1.6 Sistematika Penulisan Laporan Untuk mempermudah dalam pembahasan ini, maka penulis membuat sistematika laporan yang dapat menganalisa secara jelas gambaran mengenai penelitian sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan secara singkat mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pennulisan laporan. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang digunakan dalam pembuatan laporan, dalam hal ini adalah tentang pengertian biaya, perencanaan produksi, anggaran biaya produksi, pengertian

Investasi, tujuan kepeutusan investasi, pengertian air bersih dan air minum, sistem penyediaan air bersih, sistem pengolahan air bersih, unit pengolahan air, pengertian Harga Pokok Produksi, metode pungumpulan harga pokok dan perbedaan metode harga pokok produksi Full Costing dan Variable Costing. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini berisi tentang obyek penelitian, gambaran obyek, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, kerangka pemecahan masalah yang dijadikan acuan dalam proses perhitungan biaya dengan menggunakan sistem full costing. BAB IV ANALISA DATA DAN HASIL PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan tentang pengumpulan data kualitatif, identifikasi kebutuhan biaya bahan baku dan bahan penunjang (Direct Material), biaya tenaga kerja langsung (Direct Labour)dan biaya lainnya yang berkaitan langsung dengan hasil produk air bersih (Overhead), pengolahan data, menganalisa data, dan mendapatkan hasil dari penelitian dengan data yang diperoleh. BAB V PENUTUP Pada bab ini tentang kesimpulan yang diambil dari keseluruhan bab sebelumnya serta saran-saran yang mungkin dapat dimanfaatkan agar sistem dapat dijalankan dengan baik, efisien dan efektif.

b. Peruri memiliki sistem keamanan yang ketat yang menjunjung tinggi segala sesuatu kerahasiaan perusahaan yang menyangkut produksi maupun non produksi. Sedangkan semua kegiatan produksi percetakan diproduksi di Karawang oleh karena itu mengapa faktor pertama dilakukan Peruri. c. PDAM Karawang pun belum bisa menjangkau kawasan Peruri. Dari harga pokok produk dengan hasil produksi air bersih 622.080 m 3 /tahun diperoleh hasil biaya per meter kubik sebesar Rp 2.426,13 dan perolehan profit dari harga jual yang berdasarkan harga PDAM Jakarta Semester I Tahun 2005 sebesar Rp 7.323,87/ m 3. Sehingga dapat diketahui bila perusahaan mempertimbangkan untuk memaksimalkan hasil produksi air bersih, maka perusahaan dapat memperoleh kenaikan profit berdasarkan perolehan harga pokok produk/ meter kubik sebesar Rp 2.426,13 per tahun dari tiap produksi yang dihasilkan. Dan untuk mengetahui laba operasional yang akan diperoleh setelah adanya biaya pemeliharaan dideprisiasikan (penyusutan) biaya pipa Out Bow, berdasarkan hasil produksi yang maksimal dalam pencapaian target produksi, maka dapat dibandingkan laba operasional sebagai berikut : Hasil Produksi Permintaan awal setelah diminimalisasikan : 149.960 m 3 / tahun,dengan memperoleh laba operasional sebesar Rp255.164.485,85/tahun Rp.255.164.485,85 Laba operasional per meter kubik = 3 149.960m = Rp. 1.701,55/ m 3

Hasil Produksi : 622.080 m 3 / tahun, dengan memperoleh laba operasional sebesar Rp 4.542.056.905,85 / tahun Rp.4.542.056.905,85 Laba operasional per meter kubik = 3 622.080m = Rp. 7.301,40/ m 3 sehingga dari hasil diatas dapat diketahui kenaikan laba operasional sebesar Rp. 5.599,85 per meter kubik tiap produksi per periodenya. Maka dari hasil analisa perhitungan harga pokok produk diatas untuk memperoleh profitnya, dapat disimpulkan untuk penambahan jumlah pengambilan air baku dengan meminimalisasikan biaya maka menghasilkan produksi air bersih yang maksimal jumlahnya sehingga memberikan keuntungan pada perusahaan dalam rangka pemenuhan permintaan produksi. 4.4.9 Analisa Biaya Tagihan PT. Sicpa Peruri Securink PT. Sicpa Peruri Securink merupakan perusahaan yang bekerjasama dengan Peruri dalam bidang produksi tinta untuk memenuhi kebutuhan produksi utama Peruri yaitu Uang Kertas maupun Non Uang (Kertas Berharga). Dalam hal ini PT. Sicpa bekerja sama dalam produksinya didalam lingkungan kawasan perusahaan Perum Peruri. Sehingga dalam kebutuhan air bersihnya menggunakan air hasil dari Unit Instalasi Air Bersih Peruri. Selama ini harga yang ditentukan Peruri kepada PT. Sicpa berdasarkan pada harga PDAM Jakarta karena segala sesuatu perjanjian yang dilakukan masih menggunakan hukum yang diterapkan di Jakarta yang

merupakan kantor pusat Peruri. Setelah melakukan perhitungan harga pokok produksi air bersih berdasarkan Jumlah produksi maksimal, maka dapat diperoleh perbandingan yaitu, sebagai berikut : 1.Biaya Tagihan Berdasarkan harga PDAM Jakarta Semester I Tahun 2005 Tabel 4.20 Biaya Tagihan Pemakaian Air Bersih PT. Sicpa Peruri Securink Tahun 2005 No Bulan Jumlah Pemakaian ( M 3 ) Jumlah Tagihan ( Rp ) 1 Januari 251 2.701.770 2 Februari 301 3.189.270 3 Maret 293 3.111.270 4 April 279 2.974.770 5 Mei 194 2.146.020 6 Juni 257 2.760.270 7 Juli 311 3.286.770 8 Agustus 470 4.837.020 9 September 454 4.681.020 10 Oktober 284 3.023.520 11 November 228 2.477.520 12 Desember 266 2.848.020 Jumlah Tagihan PT. Sicpa 38.037.240 Keterangan : a. Tarif ( M 3 ) mengacu pada harga PDAM Jakarta Semester I Tahun 2005 sebesar Rp 9.750,- / m 3. b. Selain itu ditambahkan biaya pemeliharaan meter sebesar Rp 55.000,- / bulan serta biaya beban tetap sebesar Rp 199.520,- / bulan berdasarkan pada ukuran meter air yang digunakan Peruri yaitu 3 inchi. c. Maka perumusan jumlah tagihan per bulannya adalah sebagai berikut : = (Jmlh. Pemakaian x Harga / m 3 ) + B. Pemeliharaan Meter + B. Beban Tetap = B. Pemakaian (Rp) + B. Pemeliharaan Meter (Rp) + B. Beban Tetap (Rp) = Jumlah Harga Tagihan

2.Biaya Tagihan Berdasarkan Harga Pokok Produksi per meter kubik air bersih Perum Peruri HPP / M 3 air bersih Perum Peruri sebesar Rp 7.755,83 /m 3. Biaya Tagihan = Jumlah Pemakaian x Harga /m 3 = 3.588 m 3 x Rp 7.755,83 /m 3 = Rp 27.827.918,04 Maka keuntungan yang diperoleh = Rp 38.037.240,00 Rp 27.827.918,04 = Rp 10.209.321,86 / tahun Sedangkan, HPP / M 3 air bersih Perum Peruri sebesar Rp 2.426,13 /m 3. Biaya Tagihan = Jumlah Pemakaian x Harga /m 3 = 3.588 m 3 x Rp 2.426,13 / m 3 = Rp 8.704.954,44 Maka keuntungan yang diperoleh = Rp 38.037.240,00 Rp 8.704.954,44 = Rp 29.332.285,56 / tahun Keuntungan ini terjadi jika Peruri menggunakan hasil harga pokok produk yang memaksimalkan jumlah produksi air bersihnya dengan meminimalisasikan biaya-biaya produksi maupun non produksi dan melakukan strategi strategi kebijakan perusahaan untuk memanfaatkan hasil produksi yang dimaksimalkan tersebut. Dengan seperti itu, perusahaan pun semakin mandiri dalam memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan perusahaan. Itu pun keuntungan yang didapat jika Peruri masih menetapkan biaya tagihan PT. Sicpa berdasarkan Harga PDAM Jakarta.

Bila perbandingan itu dilakukan berdasarkan biaya-biaya produksi maupun non produksi dibagi dengan jumlah pemakaian PT. Sicpa, dan hasil harga pokok tersebut dibandingkan dengan biaya tagihan PT. Sicpa berdasarkan Harga PDAM Jakarta. Maka perbandingan tersebut akan diketahui berapa besar kecilnya keuntungan maupun kerugian yang dialami Peruri. Jika jumlah pemakaian PT. Sicpa sebesar 3.588 m 3, maka untuk pengambilan air bakunya sebesar 3.588 m 3 x 2 = 7.176 m 3, karena untuk biaya variabel yang dikalikan menggunakan volume pengambilan air bakunya, jadi dapat dilakukan perhitungan perbandingan yaitu sebagai berikut: Harga Pokok Produk berdasarkan jumlah pemakaian PT. Sicpa Peruri Securink, yaitu : - Biaya Bahan Baku Rp. 62.208.000,00 - Biaya Bahan Penunjang Rp. 18.284.937,50 - Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 578.492.629,80 - Biaya Beban Listrik Rp. 66.000.000,00 - Biaya Pemakaian Listrik Rp. 54.281.525,76 - Biaya Penyusutan Rp. 286.211.400,00 - Biaya Pemeliharaan Rp. 13.976.800,00 - Biaya Non Produksi Rp 13.124.000,00 Rp. 1.092.579.293,06

- Biaya Overhead pabrik variabel terdiri dari : v.biaya Bahan Penunjang (57,25 x 7.176 m 3 ) Rp 410.826,00 vi.biaya Pemakaian Listrik (117 x 7.176 m 3 ) Rp 839.592,00 vii.biaya Pajak Penetangan Jalan Umum (2,4% x (Rp 66.000.000 + Rp 55.121.117,76) Rp. 2.906.906,83 viii.biaya Pajak Air Permukaan (155,52 x 7.176 m 3 ) Rp 1.116.011,52 Rp. 5.273.335,52 Harga Pokok Produksi Rp.1.097.852.628,58 Jadi didapat hasil harga pokok produk sebesar Rp.1.097.852.628,58, untuk mengetahui berapa besar biaya yang dikeluarkan per meter kubik jumlah pemakaian PT. Sicpa Peruri Securink Rp1.097.852.628,58 yaitu 3 3.588m = Rp 305,978.99 per meter kubik Begitu besar harga yang harus dibayar jika jumlah pemakaian sebesar 3.588m 3 yang dilakukan PT. Sicpa Peruri Securink tanpa memperhitungkan jumlah pemakaian Peruri sendiri.

BAB V PENUTUP 5. 1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan, dan analisa data maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu : 1. Harga Pokok Produk berdasarkan metode Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya : bahan baku, tenaga kerja langsung, overhead pabrik yang berperilaku variable maupun tetap. 2. Komponen biaya-biaya produksi yang diperhitungkan dalam analisa harga pokok produk ini memiliki biaya yang terlalu besar yaitu biaya tenaga kerja langsung, biaya beban listrik dan biaya overhead, dikarenakan pada biaya tersebut tidak berdasarkan pada besar kecilnya jumlah produksi air bersih tetapi berdarkan ketetapan perusahaan dalam menentukan biaya tersebut. Terutama pada biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya yang berdasarkan pada standarisasi yang diberikan Bank Indonesia. 3. Perhitungan perbandingan harga pokok produk dengan metode Full Costing berdasarkan penambahan jumlah produksi air bersih diperoleh hasil analisa harga pokok produk dari hasil produksi air bersih 149.960 m 3 /tahun diperoleh hasil biaya per meter kubik Rp. 9.556,70 per meter kubik mendapatkan profit. Bila dilakukan minimalisasikan biaya

pemeliharaan maka diperoleh hasil biaya per meter kubik sebesar Rp 7.755,83 dengan profit Rp 1.994,17 per meter kubik. Sedangkan hasil produksi air bersih 622.080 m 3 /tahun diperoleh hasil biaya per meter kubik sebesar Rp 2.426,13 dengan profit Rp 7.323,87 per meter kubik. Untuk laba operasionalnya diperoleh perbandingan yaitu dengan jumlah produki air bersih 149.960 m 3 dengan meminimalisasikan biaya pemeliharaan memperoleh laba operasional per tahun sebesar Rp255.164.485,85/tahun sehingga laba per meter kubiknya sebesar Rp.1.701,55 /m 3. Sedangkan pada penambahan jumlah produksi yaitu pada hasil produksi air bersih 622.080 m 3 /tahun yang memiliki laba operasional per tahun sebesar Rp 4.542.056.905,85 / tahun sehingga laba per meter kubiknya sebesar Rp. 7.301,40/ m 3. Maka untuk mendapatkan keuntungan pada perusahaan yang dilakukan adalah menambah jumlah produksi dengan tetap menggunakan harga air bersih berdasarkan harga PDAM Jakarta dan melakukan strategi strategi kebijakan perusahaan untuk memanfaatkan hasil produksi yang dimaksimalkan tersebut. 5.2 Saran Beberapa hal yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah diantaranya sebagai berikut : 1. Bagi perusahaan agar selalu menganalisa perubahan harga pokok produk tiap periodenya, sehingga dapat mengetahui besarnya biaya produksi yang sekiranya dapat diantisipasi dengan peningkatan

kapasitas produksinya, agar perusahaan dapat meraih keuntungan optimal di masa yang akan datang. 2. Dalam penganalisaan perbandingan harga pokok produk ini, hanya melibatkan beberapa komponen biaya saja seperti biaya produksi serta biaya non produksi dan komponen biaya overhead lain-lain yang dikeluarkan perusahaan pada saat itu. Penentuan harga pokok produk ini perlu penelitian lebih lanjut oleh manajemen perusahaan yaitu Seksi dan Unit yang terkait langsung dengan pengelolaan air bersih agar perolehan harga pokok produknya mendekati keadaan perusahaan yang sebenarnya, sehingga hasilnya akan optimal. 3. Segera diberlakukan harga pokok produksi kepada setiap pengguna air bersih Perum Peruri mengingat komitmen perusahaan terhadap upaya efisiensi. Bila perusahaan mempertimbangkan penambahan jumlah kapasitas produksi air bersih, maka harus dilakukan strategi-strategi kebijakan untuk memanfaatkan hasil produksi yang dimaksimalkan tersebut (misal; air siap minum) dengan mempertimbangkan pula biayabiaya yang harus dikeluarkan dan keuntungan yang diperoleh.

DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofyan, 1978. Manajemen Produksi dan Operasi, LPSE UI : Jakarta. Harnanto, 1992. Akuntansi Biaya : Perhitungan Harga Pokok Produk, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta. Husnan, S dan Suwarsono, 1997. Studi Kelayakan Proyek, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Ibrahim, Yacob, 1998. Studi Kelayakan Bisnis, Cetakan Pertama, Rineka Cipta, Jakarta. Izdihar dan Hadi, F, 1998. Air Minum, Yayasan Lembaga Pendidikan Masalah Bangunan Bandung. Mulyadi, 1992. Akuntansi Biaya, Edisi 5, BP-STIE YKPN, Yogyakarta. R.A. Supriyono, 1995. Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok, Edisi II, BPFE, Yogyakarta. Riyanto, B, 1992. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, Edisi ketiga, Yayasan Penerbit Gajah Mada, Yogyakarta. Yunus, IY, Witarso, WS, 1992. Spesifikasi Sumur Gali Untuk Sumber Air Bersih, Badan Standarisasi Nasional. Wignjosoebroto, Sritomo, 2003. Pengantar Teknik Dan Manajemen Industri, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, ITS, Guna Widya, Surabaya.