BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 31 / /2010 TENTANG KOMISI PENANGGULANGAN AIDS KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /156/ /2009 TENTANG KOMISI PENANGGULANGAN AIDS KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 27 SERI D

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1993 TENTANG PENINGKATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PerPres 75 /2006 vs PerPres 124 /2016 Peran KPAN,dan Kab/Kota Kewenangan KPA paska PerPres 124/ 2016 Rekomendasi Penutup

Revisi Pedoman Pelaporan dan Pencatatan. Pemutakhiran pedoman pencatatan Monev

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 54 TAHUN 2008

BAB I P E N D A H U L U A N

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN BELITUNG

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 15 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 3.A TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tambahan Lembaran

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 82 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA,

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BAB VIII PENUTUP BAB VIII PENUTUP

RENCANA KERJA ( RENJA ) BAGIAN BINA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2014

2 2015, No.1326 Tahun 2013; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5444); 4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kemen

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 89 TAHUN 2007

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PULANG PISAU,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 64 TAHUN 2016

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

- 1 - WALIKOTA GORONTALO,

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 21 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 43 TAHUN 2008

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Paragraf 1 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

WALIKOTA BLITAR, PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 73 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN BANTUL

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 36 TAHUN

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN ( MUSRENBANG )

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA BIMA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

N OMOR 13 TAHUN 20 14

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 75 TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

PROFIL BAPPEDA DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN TANAH DATAR

Transkripsi:

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Analisis Implementasi Tugas Komisi Penanggulangan AIDS Kota Padang dalam Menanggulangi HIV/ AIDS Tahun 2016 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Komponen Input a. Tenaga yang terdapat pada Struktur Keanggotaan KPA Kota Padang Periode Tahun 2015-2017 sudah sesuai dengan Permendagri Nomor 20 Tahun 2007, tenaga sekretariat yang ada saat ini telah sesuai dengan Panduan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS di Daerah, akan tetapi dikarenakan oleh kebutuhan dan perkembangan dari sekretariat, dibutuhkan penambahan pengelola logistik dan petugas lapangan dan saat ini jumlahnya masih kurang. b. Dana KPA Kota Padang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan dari Bank Dunia yaitu Global Fund. c. Sarana dan prasarana masih terbatas, seperti: komputer, printer, alat transportasi, kamera, kantor, gudang logistik, dan ruang pertemuan letaknya terpisah dan masih belum milik sendiri. d. Standar Operasional Prosedur yang dibuat berpedoman kepada Permendagri Nomor 20 Tahun 2007. 2. Komponen Proses a. Perencanaan Proses pembuatan perencanaan penanggulangan HIV/ AIDS KPA Kota Padang adalah berdasarkan pertemuan nasional yang diuraikan ke bawah 163

164 (top down), sedangkan perencanaan APBD dilakukan dari bawah (bottom up). Belum ada Rencana Strategis Penanggulangan HIV dan AIDS Kota Padang. Jenis perencanaan adalah rencana kegiatan tahunan. b. Pengorganisasian Penjabaran tugas dan tanggungjawab masing-masing bidang dan pengorganisasian kerja di sekretariat berpedoman kepada petunjuk tugas nasional yaitu Pedoman Pelaksanaan Proyek (P3), akan tetapi belum ada pembagian tugas masing-masing instansi yang tergabung dalam KPA Kota Padang dikarenakan masih ditindaklanjuti di Bagian Hukum. c. Pelaksanaan 1) KPA Kota Padang telah mengkoordinasikan perumusan penyusunan kebijakan, strategi, dan langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka penanggulangan HIV dan AIDS sesuai kebijakan, strategi, dan pedoman yang ditetapkan oleh Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Kendala yang dialami adalah tidak semua SKPD mengirimkan perwakilannya secara tetap untuk menghadiri rapat koordinasi, rapat koordinasi yang mengundang seluruh SKPD yang termasuk dalam Struktur Keanggotaan KPA Kota Padang Periode 2015-2017 hanya dapat dilakukan satu kali pada tahun 2015 dikarenakan terbatasnya pendanaan APBD, sedangkan untuk yang ditanggung oleh Global Fund (GF) yaitu Quarterly Meeting SSR dan Partnership Forum Meeting sudah cukup dan jumlah tenaga petugas lapangan yang masih kurang. 2) KPA Kota Padang telah memimpin, mengelola, mengendalikan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan penanggulangan HIV/

165 AIDS. Kendala yang dialami adalah tidak tetapnya perwakilan yang diutus oleh instansi dalam rapat koordinasi sehingga tidak berkelanjutan informasi yang diterima, dana yang ada masih terbatas yaitu sesuai dengan Panduan Dana GF dibatasi jumlah yang hadir pada kegiatan Quarterly Meeting SSR dan Partnership Forum Meeting sehingga masih belum melibatkan semua pihak yaitu hanya yang bermitra dengan KPA saja, program yang masih belum jelas dikarenakan belum adanya Planning of Action (Rencana Kegiatan) yang dijabarkan secara rinci oleh KPA Kota Padang, yang ada hanya Schedule Kegiatan, outlet kondom yang letaknya menyebar sehingga hanya beberapa outlet yang disupervisi oleh KPA Kota Padang, dibutuhkan petugas lapangan untuk menjangkau populasi yang berisiko dalam mengendalikan upaya penanggulangan HIV dan AIDS di Kota Padang sementara petugas lapangan hanya 4 orang. 3) KPA Kota Padang telah menghimpun, menggerakkan, menyediakan dan memanfaatkan sumber daya berasal dari pusat, daerah, masyarakat, dan bantuan luar negeri secara efektif dan efisien untuk kegiatan penanggulangan HIV dan AIDS. Kendala yang dialami adalah jumlah tenaga lapangan yang masih terbatas hal ini diakibatkan tidak semua orang memiliki pemahaman yang sama terkait penanggulangan HIV dan AIDS ini, sehingga penjangkauan di lapangan juga terbatas, dukungan dana APBD yang masih terbatas serta lambatnya pencairan dana APBD mengakibatkan kegiatan banyak yang mendesak.

166 4) KPA Kota Padang telah mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing instansi yang tergabung dalam keanggotaan KPA Kota Padang. Kendala yang dialami adalah antara lain tidak konsistennya tenaga dari SKPD yang hadir dalam rapat dan yang hadir bukan pimpinannya, serta rentang waktu pertemuan untuk koordinasi yang cukup panjang yaitu 6 bulan untuk koordinasi dengan semua yang tergabung dalam Struktur Keanggotaan KPA Periode 2015-2017 dan 3 bulan untuk yang menjadi mitra KPA mengakibatkan kurang bersatu. Adapun Perda dan Perwako Penanggulangan HIV dan AIDS, serta Instruksi Walikota mengenai Peningkatan Pengetahuan tentang HIV dan AIDS secara benar dan Komprehensif Pada Penduduk Usia 15 sampai dengan 24 Tahun masih diusulkan ke bagian hukum sehingga belum bisa disebarkan kepada SKPD terkait ini mengakibatkan belum ada tugas yang jelas untuk masing-masing SKPD dan terkesan belum ada yang menyatukan. 5) KPA Kota Padang telah mengadakan kerjasama regional dalam rangka penanggulangan HIV dan AIDS. Kendala yang dialami dalam mengadakan kerjasama regional dalam rangka penanggulangan HIV dan AIDS adalah untuk pertemun regional sendiri tidak ada kendala, namun untuk kerjasama regional yang dilakukan KPA Kota Padang instansi-instansi yang tergabung dalam Struktur KPA Kota Padang Periode Tahun 2015-2017 adalah dalam mencari waktu yang tepat terlebih dahulu, sehingga jarang memberikan sosialisasi bersamasama.

167 6) KPA Kota Padang telah menyebarluaskan informasi mengenai upaya penanggulangan HIV dan AIDS kepada aparat dan masyarakat. Kendala adalah terbatasnya jumlah tenaga petugas lapangan jumlahnya hanya 4 orang sehingga tidak semua populasi berisiko bisa dijangkau dalam menyebarluaskan informasi mengenai upaya penanggulangan HIV dan AIDS ini, frekuensi kegiatan yang masih sedikit, dan sarana yang terbatas diakibatkan oleh dana yang terbatas. 7) KPA Kota Padang telah memfasilitasi pelaksanaan tugas-tugas Camat dan Pemerintahan Desa/Kelurahan dalam penanggulangan HIV dan AIDS. Kendala yang dialami adalah adalah tidak ada dana khusus dari KPA Kota Padang untuk Kecamatan dalam pelaksanaan WPA. 8) KPA Kota Padang telah mendorong terbentuknya LSM/ kelompok peduli HIV dan AIDS. Kendala yang dihadapi adalah tingkat pemahaman yang belum sama sehingga tidak banyak kader-kader yang didapatkan untuk kegiatan penanggulangan AIDS ini, kaderkader yang dipilih pun tidak sembarangan, yaitu orang-orang yang pernah terlibat dan kemudian sadar serta orang-orang yang benarbenar peduli terhadap HIV/ AIDS ini, keterbatasan anggaran dari KPA Kota Padang dimana yang didahulukan untuk dianggarkan adalah SDM sekretariat, pembiayaan kegiatan, dan pelaporan setelah itu jika masih ada baru bisa diberikan untuk LSM dan kegiatan pertemuan lainnya, ini dikarenakan tidak adanya dana khusus untuk kegiatan LSM dari KPA Kota Padang.

168 d. Pengawasan KPA Kota Padang telah melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan penanggulangan HIV dan AIDS. Kendala yang dialami adalah tidak semua instansi mengirimkan perwakilan yang tetap untuk rapat evaluasi, ketika diadakan monitoring dan evaluasi ke instansi, LSM dan lokasi adalah banyak yang tidak bisa ditemui pimpinannya, sehingga pengambilan keputusan tidak bisa dilakukan, sedangkan dalam menyampaikan laporan secara berkala dan berjenjang kepada KPA N tidak ada kendala. 3. Komponen Output Pelaksanaan tugas masih belum maksimal seperti belum semua masyarakat terjangkau dalam upaya penanggulangan AIDS ini karena program WPA tidak berlanjut pada tahun 2015, belum semua instansi bergerak bersama KPA Kota Padang, KPA tidak bisa memberikan instruksi kepada SKPD, demikian sebaliknya karena Perda dan Perwako Penanggulangan HIV dan AIDS, serta Instruksi Walikota tentang Peningkatan Pengetahuan tentang HIV dan AIDS secara benar dan Komprehensif Pada Penduduk Usia 15 sampai dengan 24 Tahun, serta Laporan Kegiatan KPA Kota Padang Tahun 2015 masih berupa draft rancangan yang sudah diusulkan ke Bagian Hukum. 6.2 Saran Saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut: 1. Bagi Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS Kota Padang a. Mengawal pembentukan Perda dan Perwako Penanggulangan HIV dan AIDS serta Instruksi Walikota mengenai Peningkatan Pengetahuan

169 tentang HIV dan AIDS secara benar dan Komprehensif Pada Penduduk Usia 15 sampai dengan 24 Tahun, jika masih belum ditetapkan tanpa alasan yang jelas maka perlu dilakukan audiensi kepada DPRD Kota Padang karena dasar hukum yang ada saat ini belum cukup kuat jika tidak didorong oleh Peraturan Daerah. b. Masalah mengenai tenaga, dana, sarana dan prasarana yang masih terbatas ini perlu dibicarakan dengan Walikota selaku Ketua dari Komisi Penanggulangan AIDS Kota Padang. c. Melakukan pemantauan dan evaluasi terkait tugas dan tanggungjawab masing-masing tenaga sekretariat. d. Melakukan dengar pendapat (audiensi) terkait penganggaran kepada pihak legislatif mengenai masalah dukungan dana APBD yang masih terbatas. e. Perumusan Rencana Strategis Penanggulangan HIV/ AIDS Kota Padang dan Planning of Action perlu dilakukan agar dapat tergambar langkah yang konkrit dalam penanggulangan HIV dan AIDS serta dapat meningkatkan dukungan operasional terhadap rencana yang telah disusun. f. Melakukan dan memperluas kerjasama dengan Instansi, Pihak Swasta, BUMN, dan LSM Peduli AIDS agar upaya penanggulangan HIV dan AIDS di Kota Padang bisa lebih masif lagi, dan kerjasama yang sudah terjalin pada tahun 2015 agar terus diperbaiki dan berjalan pada tahuntahun berikutnya. g. Menyarankan dalam rapat koordinasi agar laporan tertulis mengenai perkembangan kegiatan dan kendala dalam upaya penanggulangan HIV/

170 AIDS perlu dibuat oleh masing-masing instansi, sehingga dapat diarsipkan dan terus dipantau perkembangannya. h. Melakukan pengembangan penyebarluasan informasi menggunakan media yang lebih kreatif, salah satunya seperti menggunakan media film. 2. Bagi Instansi Terkait a. Melakukan penyebarluasan informasi mengenai HIV dan AIDS di kantor maupun wilayah kerjanya masing-masing baik itu secara lisan maupun melalui media KIE. b. Sebaiknya yang menghadiri rapat koordinasi yang membahas upaya penanggulangan HIV/AIDS adalah Kepala Instansi, namun jika Kepala Instansi tidak bisa menghadiri maka diwakilkan oleh orang yang tetap atau perwakilan tersebut mencatat hasil rapat untuk dapat disampaikan kepada Kepala Instansi dan dapat diarsipkan. 3. Bagi Walikota Padang a. Meningkatkan perhatian dan ikut aktif dalam pertemuan baik itu di tingkat kota, provinsi, maupun nasional dalam rangka upaya penanggulangan HIV/ AIDS. b. Membahas mengenai pentingnya Warga Peduli dengan mengadakan rapat bersama seluruh Camat yang ada di Kota Padang. c. Memberikan himbauan kepada Kepala SKPD agar lebih memperhatikan upaya penanggulangan AIDS di wilayah kerjanya.