BAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Optimis berarti selalu percaya diri dan berpandangan atau berpengharapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan berdasarkan gagasan dan pandangan seorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan komunikasi, mengemukakan gagasan baik dari dalam maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. genre-genre yang lain. Istilah prosa sebenarnya dapat menyaran pada pengertian

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, isi pikiran, maksud, realitas, dan sebagainya. Sarana paling utama. utama adalah sebagai sarana komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. emosional (Nurgiyantoro: 2007:2). Al-Ma ruf (2010:3) berpendapat bahwa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A.

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NILAI MORAL DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

BAB I PENDAHULUAN. pengarang (Noor, 2007:13). Selain itu, Noor juga mengatakan bahwa sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah bagi siswa. intelektual, emosional maupun budi pekerti.

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan

BAB I PENDAHULUAN. berarti tulisan, istilah dalam bahasa Jawa Kuna berarti tulisan-tulisan utama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan ekspresi jiwa pengarang (Faruk, 2010: 44). Karya

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. faktor utamanya, sehingga sastra bisa disebut dengan seni bahasa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

I. PENDAHULUAN. perempuan menjadi pembicaraan yang sangat menarik. Terlebih lagi dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dari banyak sekali karya sastra yang muncul, baik berupa puisi,

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia sastra, selain tema, plot, amanat, latar, ataupun gaya bahasa, penokohan

CITRA DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA WANITA NOVEL DAUN PUTRI MALU KARYA MAGDALENA SITORUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

PERBANDINGAN NILAI BUDAYA PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DENGAN NOVEL JANGIR BALI KARYA NUR ST. ISKANDAR.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan pengarang. Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah kesusastraan. Kata kesusastraan

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala problema kehidupannya tidak dapat terpisah-pisah. Sastra

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra adalah rekaan, sebagai terjemahan fiksi secara etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura. Dalam novel baik pengarang sebagai penulis maupun tokoh-tokoh yang bermain pada dasarnya hanya dianggap sebagai bersifat berpura-pura. Akan tetapi justru oleh karena berpura-pura itulah melakukan tokoh yang direka dan dikhayalkan karya sastra menjadi menarik(wahyuningtyas dan Wijaya, 2011:43). Sejalan dengan pemikiran Al-Ma ruf(2010:2) mengemukakan karya sastra merupakan dunia imajinatif yang merupakan hasil kreasi pengarang setelah merefleksi lingkungan sosial kehidupan. Bahwa karya sastra merupakan hasil khayalan seorang pengarang yang dipadukan dan dikembangkan dengan lingkungan sosial kehidupan. Dunia dalam karya sastra dikreasikan dan sekaligus ditafsirkan lazaimnya melalui bahasa. Dengan demikian karya sastra merupakan dunia hayal dan hasil kreasi serta rekaan pengarang yang dihubungkan dengan lingkungan sosial kehidupan dan ditafsirkan dengan menggunakan bahasa Apapun yang dipaparkan pengarang dalam karyanya kemudian ditafsirkan oleh pembaca berkaitan dengan bahasa. Hakikatnya karya sastra sebagai objek apresiasi ataupun sebagai obyek penikmatan estetik, yaitu bahwa karya sastra memberikan kenikmatan atau pemahaman terhadap kehidupan ini kepada para pembaca. Karena 1

2 dengan membaca karya sastra seseorang akan dapat memperoleh nilai-nilai tertentu yang sangat bermanfaat bagi kemanusiaan. Karya sastra adalah sistem norma dari konsep-konsep ideal yang intersubyektif. Konsep-konsep itu berada dalam ideologi kolektif dan berubah bersama ideologi tersebut. Konsep-konsep itu hanya dapat dicapai melalui pengalaman intelektual (Wellek dan Warren,1990:94). Karya sastra merupakan perpaduan yang harmonis antara hasil kerja pikiran dan merupakan pancaran emosional yang dikendalikan oleh imaji yang kreatif. Dengan demikian antara bentuk dan isi merupakan dua unsur yang erat menuju pada karya sastra yang estetis dan etis. Oleh sifatnya yang demikian karya sastra mempunyai kemampuan kuat untuk memperoleh hasil sastra menoreh perasaan penikmatnya. Dan mampu memberikan pengaruh yang dapat dijadikan pertimbangan-pertimbangan dalam problem kehidupan seperti dewasa ini. Karya sastra (novel) merupakan struktur yang bermakna. Novel tidak sekedar merupakan serangkaian tulisan yang menggairahkan ketika dibaca, tetapi merupakan struktur pikiran yang tersusun dari unsur-unsur yang padu. Untuk mengetahui makna-makna atau pikiran tersebut karya sastra (novel) harus dianalisis (Sugiastuti dan Suharto,2002:43). Pertumbuhan dan perkembangan karya sastra sangat pesat. Karya sastra dan penulis karya sastra pun banyak bermunculan, ikut mengisi serta mewarnai dunia karya satra. Novel Lasmi karya Nusya Kuswantin merupakan salah satu contoh sangat menarik untuk diteliti.

3 Novel merupakan salah satu ragam prosa disamping cerpen dan roman selain puisi dan drama, didalamnya terdapat peristiwa yang dialami oleh tokoh-tokohnya secara sistematis serta terstruktur. Hal ini sejalan dengan pemikiran (Revee dalam Werren 1990: 282) yang mengatakan bahwa novel adalah gambaran kehidupan dalam perilaku yang nyata dan zaman pada saat novel itu ditulis. Romansa yang ditulis dalam bahasa yang agung dan diperindah menggambarkan apa yang tidak pernah terjadi dan tidak mungkin terjadi. Al-Ma ruf (2010: 56) mengemukakan novel merupakan hasil dialog, kontempelasi, dan reaksi pengarang terhadap kehidupan dan lingkungannya setelah melalui penghayatan dan perenungan secara intens. Pendek kata novel merupakan karya imajinatif yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab kreatif sebagai karya seni yang berunsur estetik dengan menawarkan modelmodel kehidupan sebagaimana yang diidealkan pengarang. Citra perempuan merupakan wujud atau sebagai identitas seorang perempuan bagaimana seharusnya seorang perempuan bersikap di mana pun dalam keadaan apa pun. Citra perempuan menunjukkan sikap perilaku yang berhubungan dengan kepribadian. Perempuan bersifat lemah lembut, halus, sabar dan anggun berbeda dengan laki-laki bersifat tegas, keras dan cepat. Nusya Kuswantin, seorang pengarang perempuan yang memiliki ciriciri sendiri dalam karya sastranya. Karya sastranya yang berjudul Lasmi ini sangat berbeda dengan karya sastra novel yang berjudul Perempuanperempuan Impian Karya Motinggo Busye yang menceritakan peran perempuan yang solehah dalam rumah tangga. Novel yang berjudul Lasmi

4 menceritakan tentang kehidupan Lasmi perannya terhadap masyarakat untuk orang-orang yang tidak mampu. Sebagai kampanye anti kekerasan dan mengorbankan kenaifan warga tidak lagi terjadi di negeri ini. Dengan demikian kedua novel tersebut sama-sama membicarakan tentang perempuan tetapi dalam lingkup yang berbeda. Lingkup satunya berbicara perempuan sholehah dalam rumah tangga. Lingkup berikutnya perjuangan seorang perempuan dalam masyarakat untuk kemanusiaan. Novel Lasmi karya Nusya Kuswantin berbeda dengan karya yang lain karena novel tersebut memiliki keunggulan antara lain: mengangkat derajat kaum perempuan menjadi sama derajatnya dengan kaum laki-laki, memberikan kebebasan perempuan untuk beraktivitas di luar rumah, perempuan diberikan kebebasan dalam berorganisasi tentang masalah sosial, politik, ekonomi dan yang lain, memberikan contoh teladan dalam keluarga adanya keterbukaan, kebersamaan, kekeluargaan dalam kehidupan juga adanya empati terhadap nasib orang lain, memberikan contoh bagi manusia yang lain supaya mempunyai sikap kemanusiaan dan anti dalam kekerasan. Novel Lasmi karya Nusya Kuswantin memiliki keunggulan dari penceritaan menggunakan bahasa Indonesia yang mudah dipahami dan dimengerti, bahasa yang digunakan tidak ambiguitas menggunakan kata serta kalimat yang bermakna denotatif. Tokoh atau penokohan novel Lasmi ini lebih menggambarkan tokoh perempuan yang eksis dalam masyarakat, adanya kemandirian seorang perempuan tidak tergantung orang lain. Latar atau seting juga menarik karena lebih menyoroti kehidupan di pedesaan atau

5 perkampungan yang sederhana apa adanya juga masyarakatnya mempunyai kebersamaan serta solidaritas tinggi. Nusya Kuswantin seorang penulis perempuan mengawali karirnya sebagai koresponden Harian Kompas untuk wilayah Jawa Timur (1985) dan kemudian ikut membidangi lahirnya Harian Surya di Surabaya (1989). Nusya Kuswantin juga menulis kolom Ngrumpi pada Harian Surya edisi Minggu (1994-1999) tentang majalah sosial yang dikemas dalam dialog keluarga muda pada kurun waktu 2005-2007 secara berkali-kali. Ia juga menulis artikel di Harian Kompas khusus tentang rumah dari sudut pandang perempuan dan keluarga kelas menengah bawah. Nusya menulis yang lain tentang studi kasus program pengembangan kapasitas untuk sebuah organisasi nirbala. Nusya Kuswantin sudah sejak lama juga ingin menulis novel yang baik, sudah sering mencoba menulis, pernah mengalami kegagalan, namun akhirnya novel berjudul Lasmi selesai ditulis pada tahun 2008. Novel Lasmi ini merupakan upaya untuk kampanye anti kekerasan supaya dengan alasan apapun dan keadaan apapun kekerasan dan mengorbankan warga tidak terjadi lagi di negeri ini. Novel Lasmi karya Nusya Kuswatin memiliki kelebihan dalam penampilan tokoh. Tokoh utama bernama Lasmi mempunyai karakter baik, selalu mendahulukan hak orang lain, mementingkan kepentingan orang lain dari pada kepentingan dirinya sendiri. Lasmi perempuan yang bersahaja dan sederhana dalam berpenampilan, cara berpakaian, sangat sederhana. Tokoh lain bernama mbak Sumiyati dipanggil akrab mbak Sum, merupakan tokoh

6 yang baik pula, mbak Sum selalu senyum dengan orang lain menunjukkan tokoh yang ramah dengan siapapun. Mbak Sum juga berwawasan luas dan ilmunya diberikan penduduk atau masyarakat luas supaya pintar, berkembang dan maju. Tokoh-tokoh yang lain masih banyak juga. Novel Lasmi karya Nusya Kuswatin dari segi alur juga menarik. Tokoh utama Lasmi diceritakan tokoh yang baik dan sangat berperan dalam memajukan masyarakat desanya untuk diajari membaca dan menulis juga diajarkan banyak hal demi memajukan masyarakat desanya. Karya sastra merupakan dunia imajinatif yang merupakan hasil kreasi pengarang setelah merefleksi lingkungan sosial kehidupannya. Dunia dalam karya sastra dikreasikan dan sekaligus ditafsirkan lazimnya bahasa. Al- Ma ruf (2010:2) Nusya Kuswantin seorang penulis perempuan yang cerdas, dia sering menulis kolom Ngrumpi pada Harian Surya edisi Minggu juga menulis studi kasus program pengembangan komunitas untuk sebuah organisasi. Nusya Kuswantin akhirnya mencoba menulis novel yang berjudul Lasmi. Berdasarkan uraian di atas dapat diambil alasan pemilihan judul antara lain: 1. Sepengetahuan penulis novel Lasmi karya Nusya Kuswatin belum ada yang meneliti dari tinjauan feminisme dan implemetasinya sebagai bahan ajar sasta di SMA. 2. Novel Lasmi karya Nusya Kuswatin menggambarkan perjuangan seorang perempuan memajukan pendidikan warganya dan anti terhadap kekerasan.

7 3. Penulis sangat tertarik untuk meneliti dari tinjauan feminisme dan implementasinya sebagai bahan ajar sastra di SMA novel Lasmi karya Nusya Kuswatin tersebut sehingga berguna bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. 4. Penulis memilih menganalisis novel Lasmi karena contoh ketauladanan yang ada pada diri tokoh utama untuk masyarakat bukan karena emansipasi wanita B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah penelitian, antara lain : 1. Bagaimana struktur novel Lasmi karya Nusya Kuswantin? 2. Bagaimana citra perempuan tokoh utama dalam novel Lasmi karya Nusya Kuswantin? 3. Bagaimana implementasi hasil penelitian dalam novel Lasmi karya Nusya Kuswatin sebagai bahan ajar sastra di SMA? C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan struktur novel Lasmi karya Nusya Kuswantin 2. Mendeskripsikan citra perempuan tokoh utama dalam novel Lasmi karya Nusya Kuswantin dengan tinjauan sastra feminis. 3. Mendeskripsikan implementasi hasil penelitian dalam novel Lasmi karya Nusya Kuswantin sebagai bahan ajar sastra di SMA.

8 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoretis a. Hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya dibidang pengembangan penelitian dibidang sastra b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pembanding antara analisis satu dengan analisis lain. c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti yang lain. 2. Manfaat praktis a. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh guru Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah sebagai bahan ajar khususnya tentang sastra. b. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan dapat digunakan siswa sebagai sumber bacaan dan dapat memotivasi belajar. c. Bagi Sekolah - Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber bacaan di sekolah. - Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran sastra di SMA.