INVESTASI DIKEBUN EMAS. Oleh: Lindananty

dokumen-dokumen yang mirip
BISNIS INVESTASI EMAS

BAB I PENDAHULUAN. Modal dengan jumlah tertentu untuk membiayai proses usaha dengan

membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berkaitan untuk menambah fungsi dari bank selain fungsi bank yaitu

1 Hadits Riwayat Muslim, didukung oleh Hadits-hadits Riwayat Bukhori dan Nasa i.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dunia modern, peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan emas semakin lama disimpan harganya semakin tinggi. Perlahan tapi

BAB IV PENUTUP. 1. Prosedur untuk mendapatkan pinjaman Gadai Emas adalah Nasabah. membawa benda berharga yang akan digadaikan berupa emas dengan

mura<bahah saja, namun sebetulnya terdapat akad wadi ah dan akad istishna,

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

1. Analisis Praktek Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Karangayu. akad rahn sebagai produk pelengkap yang berarti sebagi akad tambahan

BAB IV TINJAUAN FATWA NO /DSN-MUI/III/2002 TERHADAP IMPLEMENTASI AKAD IJA>RAH PADA SEWA TEMPAT PRODUK GADAI EMAS BANK BRI SYARIAH KC SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai syariah dalam operasional kegiatan usahanya. Hal ini terutama didorong

BAB IV ANALISIS APLIKASI RAHN PADA PRODUK GADAI EMAS DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA

BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH KENDAL

BAB III IMPLEMENTASI GADAI DI PT. BANK BNI SYARIAH CABANG DHARMAWANGSA SURABAYA. bank negara Indonesia merupakan bank pertama yang didirikan dan

BAB III PROFIL PEGADAIAN SYARIAH DI PEKALONGAN. A. Gambaran Umum Objek Penelitian (Pegadaian Syari ah Di

BAB II KAJIA PUSTAKA DA KERA GKA PEMIKIRA

DAFTAR ISI. Halaman sampul... i. Halaman judul... ii. Halaman pernyataan bebas plagiarisme... iii. Halaman pengesahan... iv. Halaman persembahan...

Pelaksanaan Penyaluran Kredit Guna Bhakti (KGB) Pada Bank Bjb Cabang Pembantu Ujung Berung

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah diuraikan pada bab. sebelumnya maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir, perekonomian yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam

BAB I PENDAHULUAN. yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa lain dalam lalu lintas

PEGADAIAN ATA 2014/2015 M3/IT /NICKY/

BAB IV IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN EMAS DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN (STUDY KASUS)

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang berbasis bunga telah menggurita, mewarnai seluruh aspek

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Implementasi gadai di PT. Bank BNI Syariah Cabang Dharmawangsa Surabaya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

melindamelindo.wordpress.com Page 1

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB V PEMBAHASAN. kausalitas yang terjadi antara variabel yang diteliti sebagai pembuktian atas

BAB IV ANALISIS BESARAN UJRAH DI PEGADAIAN SYARIAH KARANGPILANG SURABAYA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bunga merupakan harga yang harus dibayar/diterima untuk

Apakah Forex Trading Itu?

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sistem yang dibutuhkan dalam suatu negara, Menurut Kasmir (2006:1) kemajuan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan IB Rahn Emas di Bank Jateng Syariah Kantor Cabang Semarang Rahn menurut bahasa berarti ats-tsubut dan

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. sebagai jaminan secara hak, tetapi dapat diambil kembali sebagai tebusan. Gadai

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial karena manusia tidak bisa hidup. sehingga terjadi hubungan saling memberi dan saling menerima.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Gadai Emas Syariah Pada PT Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat meningkatkan penyaluran kredit oleh perbankan dari

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami perubahan, penyempurnaan, dan kemajuan. Hal ini diikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu bentuk barang dengan barang lainnya, misalnya seekor kambing ditukar dengan 5 gr emas

BAB I PENDAHULUAN. Uang didefinisikan sebagai alat pertukaran (medium of exchange) yaitu suatu

BAB II LANDASAN TEORI...

BAB IV ANALISA A. PELAKSANAAN IB RAHN EMAS DI BANK JATENG SYARIAH KANTOR CABANG SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pemberi layanan perbankan bagi masyarakat. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang ada di Indonesia.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. secara parsial jumlah nominal deposito ib hasanah di PT. Bank BNI Syariah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Ada berbagai

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Tentang Pelaksanaan Produk Pembiayaan Gadai Emas

BAB III LAPORAN PENELITIAN. A. Gambaran Umum Perum Pegadaian Syari ah Cabang Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. Syariah (BPRS). Menurut data statistik Oktober 2011 Bank Indonesia,

MEMANFAATKAN JASA PEGADAIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, masalah kekurangan modal. globalisasi saat ini masyarakat mudah memperoleh modal untuk memulai

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. mendatang (Tandelilin, 2001). Seorang investor apabila ingin berinvestasi akan

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DUA AKAD DALAM SATU TRANSAKSI KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN MENURUT HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. menolong, orang yang kaya harus menolong orang yang miskin, orang yang. itu bisa berupa pemberian maupun pinjaman dan lainnya.

Lembaga Keuangan Syariah. Muhamad Said Fathurrohman

Uang Dalam Perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan kegiatan investasi telah mengalami kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah, dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa bank syariah wajib

BAB I PENDAHULUAN. dapat terpenuhi. Semua ini tergantung pada kemampuan masing-masing orang

BAB III PENERAPAN TIMBANGAN DIGITAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBERIAN MARHUN BIH KEPADA NASABAH DI PT PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /SEOJK.05/2017 TENTANG BENTUK, SUSUNAN, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN BERKALA BAGI PELAKU

BAB I PENDAHULUAN. terus melakukan peningkatan pendapatan dari produk inti PT. Pegadaian (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan

LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /SEOJK.05/2017 TENTANG BENTUK, SUSUNAN, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN BERKALA BAGI PELAKU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. alternatif investasi tersebut. Besarnya return yang didapat memiliki korelasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan, baik konvensional maupun syariah, berperan dalam segi. ekonomi dan keuangan. Sesuai dengan Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perbankan syariah sistem pembiayaan mudharabah

BAB III OBJEK DAN METODA PENELITIAN

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, baik kebutuhan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG

BAB II DESKRIPSI KOMODITAS EMAS. Emas dalam sejarah manusia ditemukan sejak tahun 5000 SM, ada yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari sejarah pertumbuhan bank syariah. 1 Bank secara. kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Konsep Pembiayaan Rahn (Gadai Emas) di BNI Syariah Cabang

LAMPIRAN IX SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /SEOJK.05/2017 TENTANG BENTUK, SUSUNAN, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN BERKALA BAGI PELAKU

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan ekonomi yang berbasis pada ekonomi kerakyatan. Hal ini

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat dan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia. Karena itulah sangat perlu sekali kita mengetahui aturan islam dalam

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /SEOJK.05/2017 TENTANG BENTUK, SUSUNAN, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN BERKALA BAGI PELAKU

RIBA DAN BUNGA BANK Oleh _Leyla Fajri Hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Emas merupakan logam mulia yang saat ini banyak disukai semua orang,

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, persaingan di dunia usaha semakin ketat dan kompleks. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

Transkripsi:

INVESTASI DIKEBUN EMAS Oleh: Lindananty Emas sebagai logam mulia yang bernilai tinggi telah lama dikenal dalam peradaban dunia. Sebagai logam mulia emas mempunyai sifat kimia yang tidak mudah bereaksi dengan unsur kimia lain. Kelebihan emas inilah yang membuat emas tidak dapat rusak, berkarat, berjamur, maupun berubah warna. Selama usia peradaban manusia, emas telah teruji ketangguhannya, tidak ada logam lain yang dapat menggantikannya, baik dari segi nilai, keindahannya, dan terutama prestigenya. Emas mempunyai kegunaan pada berbagai industri, bidang kedokteran, elektronik, dan sebagai mata uang. Sebagai nilai tukar tidak diragukan lagi ketahanannnya terhadap inflasi maupun deflasi. 1400 tahun yang lalu, pada jaman Rasulullah Muhammad SAW, emas telah digunakan sebagai mata uang. Selama kurun waktu 400 tahun harga emas terhadap komoditi konstan dan stabil. Seiring perjalanan waktu dengan terbatasnya jumlah persediaan emas dunia, mata uang emas mulai ditinggalkan. Pada tahun 1971 presiden AS Richard Nixon melarang dolar ditukar dengan emas, yang juga berarti menghentikan sistem Bretton Woods yang berlaku sejak tahun 1944. Sejak itu penggunaan emas sebagai mata uang menghilang secara perlahan. Demikian juga dibidang industri, semakin mahalnya harga emas menimbulkan keengganan industri menggunakan emas sebagai salah satu bahan baku, kecuali dalam industri perhiasan. Penggunaan nilai tukar mengambang menuai banyak masalah. Beberapa pakar ekonomi mengajukan peninjauan kembali sistem moneter yang ada selama ini. Mulailah masyarakat dunia membuka kembali lembaran sejarah masa lalu. Penggunaan mata uang emas mulai dipertimbangkan sebagai alternatif pemecahan masalah, walaupun sampai sekarang masih dalam wacana saja. Seiring meningkatnya pamor emas, masyarakat mulai mengalihkan pilihan investasinya pada emas, terutama emas batangan. Yang menarik, dunia perbankan menangkap situasi ini sebagai peluang meraih keuntungan. Belakangan ini marak bank-bank menawarkan gadai emas, terutama perbankan syariah, paling getot menawarkan gadai emas. Tentu ini menarik untuk kita kaji, mengapa perbankan menawarkan gadai emas? Pastilah keuntungan yang sangat menggiurkan yang menjadi tujuan mereka. Apakah keuntungan yang akan diraih bank juga akan memberika keuntungan pula bagi masyarakat yang membeli jasa ini? Untuk itu perlu dilakukan kajian lebih lanjut baik dari segi manfaat jangka pendek dan manfaat jangka panjang. Perlu pula kajian dari segi syariah Islam mengingat perbankan yang paling banyak menawarkan produk ini adalah bankbank syariah, walaupun mereka berkilah tidak mungkin bank-bank syariah berani menawarkan produk gadai syariah tanpa disetujui oleh dewan syariah Indonesia. Walaupun telah mendapat restu dari dewan syariah, dalam prakteknya fungsi gadai tidak murni gadai lagi, terutama gadai emas, terbukti dengan munculnya istilah berkebun emas. Fungsi gadai berubah

fungsi untuk ajang spekulasi mencari keuntungan semata. tentang berkebun emas beserta analisis perhitungannya. Untuk lebih jelasnya berikut ini uraian Analisis Berkebun Emas. Anda mempunyai emas batangan seberat 100 gram yang saat ini bernilai Rp 42.024.000 (bila belum punya anda bisa membelinya dengan menggunakan dana sendiri). Emas tersebut anda gadaikan pada sebuah bank dengan ketentuan sebagai berikut: Bank XX Ilustrasi Gadai Emas 100 gram Nilai Gadai 90% 37.710.000 Nilai Taksir (Rp/gram)* 419.000 41.900.000 Biaya Administrasi (Rp) Gratis 0 Biaya Gadai (Ijarah)(Rp/gram/bulan) 3.750 2.250.000 Jangka Waktu 6 bulan Cara berkebun emas: Gadaikan 100 gram emas yang anda miliki (kita sebut emas ke 1) Anda memperoleh dana Rp 37.710.000 Dana Rp 37.710.000 gunakan untuk membeli 100 gram emas lagi (emas ke 2). Dengan asumsi harga emas tetap sebesar Rp 42.024.000, maka dana sendiri yang harus ditambahkan adalah sebesar Rp 4.314.000 (=Rp 42.024.000 37.710.000). Emas ke 2 ini anda gadaikan lagi Anda memperoleh uang sebesar Rp 37.710.000 lagi. Dana Rp 37.710.000 gunakan untuk membeli 100 gram emas lagi (emas ke 3). Dengan asumsi harga emas tetap sebesar Rp 42.024.000, maka dana sendiri yang harus ditambahkan adalah sebesar Rp 4.314.000 (=Rp 42.024.000 37.710.000). Emas ke 3 ini anda gadaikan lagi Anda memperoleh uang sebesar Rp 37.710.000 lagi. Dana Rp 37.710.000 gunakan untuk membeli 100 gram emas lagi (emas ke 4). Dengan asumsi harga emas tetap sebesar Rp 42.024.000, maka dana sendiri yang harus ditambahkan adalah sebesar Rp 4.314.000 (=Rp 42.024.000 37.710.000). Emas ke 4 ini anda simpan (tidak digadaikan)

ILUSTRASI PEROLEHAN DANA DAN PENDANAAN SENDIRI GADAI EMAS Langkah Perolehan Dana dari Gadai Dana Sendiri untuk Beli Emas Pendanaan Sendiri Biaya Penitipan 6 bulan Beli Emas 100 gr 42,024,000 1 Emas 100 gr ke 1, gadaikan 37,710,000 4,314,000 2,250,000 2 Beli Emas 100 gr ke 2, gadaikan 37,710,000 4,314,000 2,250,000 3 Beli Emas 100 gr ke 3, gadaikan 37,710,000 4,314,000 2,250,000 4 Beli Emas 100 gr ke 4, disimpan 54,966,000 6,750,000 Selanjutnya, setelah masa 6 bulan maka lakukan langkah-langkah berikut ini: (dengan asumsi harga emas saat itu sebesar Rp 470.000 per gram) Emas ke 4 yang anda simpan (tidak digadaikan), anda jual seharga Rp 47.000.000 Dana dari penjualan emas ke 4 ini anda gunakan untuk menebus emas ke 1 sebesar Rp 37.710.000 Emas ke 1 anda jual Dana dari penjualan emas ke 1, gunakan untuk menebus emas ke 2 Emas ke 2 anda jual Dana dari penjualan emas ke 2, gunakan untuk menebus emas ke 3 Emas ke 3 anda simpan ILUSTRASI TEBUS EMAS Jual Emas Rp Tebus Emas Rp 4 47,000,000 1 37,710,000 1 47,000,000 2 37,710,000

2 47,000,000 3 37,710,000 Sisa Emas no 3 senilai 47,000,000 188,000,000 113,130,000 LABA/RUGI ILUSTRASI PERHITUNGAN KEUNTUNGAN GADAI EMAS Posisi kekayaan akhir 188,000,000 113,130,000 74,870,000 Total Modal yang Dikeluarkan Dana sendiri untuk beli emas 54,966,000 Biaya penitipan 6,750,000 61,715,000 Laba/Rugi 13,154,000 Profit Margin 0.18 Besarnya profit margin yang diperoleh adalah 18%. Bandingkan dengan investasi emas biasa tanpa memanfaatkan gadai emas berikut ini: ILUSTRASI PERHITUNGAN KEUNTUNGAN INVESTASI EMAS TANPA GADAI Total Modal Sendiri 61,715,000 Beli emas (Rp 420.240/gr) Jual Emas (Rp 470.000/gr) =61,715,000/420.240 =146.85 gram =146.85 gram x 470.000 69,022,578 Laba/Rugi 7,307,578 Profit Margin 0.1184 Profit margin yang diperoleh tanpa berkebun emas adalah sebesar 11.84%. Profit margin berkebun emas lebih besar 6.16% dibandingkan tanpa berkebun emas. Benarkah berkebun emas selalu lebih besar keuntungannya dibandingkan tidak berkebun emas. Bagaimana bila harga emas tidak sebesar Rp 470.000 per gram saat ditebus? Mudah menghitungnya,

anda tinggal merubah nilai harga emas pada saat ditebus pada tabel tersebut di atas, misalnya harga emas Rp 430.000 per gram maka besarnya profit margin adalah: ILUSTRASI TEBUS EMAS Jual Emas Rp Tebus Rp Emas 4 43,000,000 1 37,710,000 1 43,000,000 2 37,710,000 2 43,000,000 3 37,710,000 Sisa Emas no 3 senilai 43,000,000 172,000,000 113,130,000 LABA/RUGI ILUSTRASI PERHITUNGAN KEUNTUNGAN GADAI EMAS Posisi kekayaan akhir 113,130,000 58,870,000 Total Modal yang Dikeluarkan Dana sendiri untuk beli emas 54,966,000 Biaya penitipan 6,750,000 61,715,000 Laba/Rugi -2,845,000 Profit Margin -0.05 ILUSTRASI PERHITUNGAN KEUNTUNGAN INVESTASI EMAS TANPA GADAI Total Modal Sendiri 61,715,000 =61,715,000/420.240 Beli emas (Rp 420.240/gr) =146.85 gram Jual Emas (Rp 470.000/gr) 146.85 gram x 430.000 (63,145,500) Laba/Rugi 1,430,500 Profit Margin 0.023

Besarnya profit margin yang diperoleh dari berkebun emas adalah -5%. Bandingkan dengan investasi emas biasa tanpa memanfaatkan gadai emas, profit margin yang diperoleh adalah sebesar 2.3%. Profit margin berkebun emas lebih kecil bahkan rugi dibandingkan tanpa berkebun emas. Berkebun emas akan lebih menguntungkan bila harga emas naik sangat signifikan pada saat ditebus namun akan merugikan bila kenaikan harga emas tidak signifikan, apalagi kalau harga emas turun lebih kecil dari harga emas saat digadaikan. Kerugian terjadi bukan saja sebesar selisih harga beli emas dan harga jual emas, tapi ditambah beban biaya penitipan gadai dan biaya adminstrasi yang mana bila dihitung bisa lebih besar dari keuntungan yang diharapkan. Selain itu konsep berkebun emas menyalahi konsep investasi, investasi dilakukan dengan cara gadai berarti dana untuk pembelian emas berikutnya berasal dari utang. Sumber dana untuk suatu investasi sebaiknya berasal dari dana yang tidak terpakai (dana nganggur) sehingga bila terjadi kerugian tidak mengganggu keuangan secara mendasar. Beda bila investasi pada sektor riil, memungkinkan diperoleh dari utang karena dana tersebut akan digunakan secara produktif, pengembalian pinjaman akan diperoleh dari hasil produktifitas. Kesalahan lainnya adalah, investasi emas merupakan investasi jangka panjang, bagaimana mungkin investasi jangka panjang didanai dari sumber dana jangka pendek seperti gadai. Setiap investasi pasti berisiko, namun khusus untuk investasi dalam bentuk berkebun emas perlu lagi dikaji secara cerdas dampak secara ekonomi makro dan psikologis masyarakat. Embel-embel syariah akan menjebak masyarakat dalam kesalahan yang cukup fatal. Terutama benarkah cara berkebun emas dengan menunggangi sistem gadai? Perlu digali dan dianalisis secara mendalam hadis-hadis yang meriwayatkan tentang gadai (rahn), bagaimana mekanisme gadai yang diterapkan Rasullulah Muhammad, SAW agar kita umat Islam tidak salah langkah. Penulis bukanlah ahli dalam bidang agama Islam, sehingga tidak berani menulis tentang haram halalnya investasi model ini, namun hati nurani yang paling dalam tergelitik untuk mempelajari akan kebenaran model investasi ini dari syariah Islam.