PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI STROBERI MELALUI GREENHOUSE DENGAN SISTEM RAK BERUNDAK DI DESA PANDANREJO KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU

dokumen-dokumen yang mirip
4. Merencanakan pelaksanaan program sesuai Luas Desa : 761,67 Ha / Km², dengan topografi sebagian besar berbukit ( 60 % ), jenis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

KEADAAN UMUM. Letak Geografis dan Iklim

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III LAPORAN PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemanenan

BAB I PENDAHULUAN. desa yang amat kecil dan terpencil dari desa-desa lain yang ada di Kecamatan

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya alam pertanian, sumberdaya alam hasil hutan, sumberdaya alam laut,

Sutrisno Hadi Purnomo*, Zaini Rohmad**

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat petani Indonesia, karena hampir semua masyarakat Indonesia

VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

POTENSI KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG SEBAGAI SENTRA PERTANIAN ORGANIK MELALUI KEGIATAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI

Pemberdayaan Kelompok Tani Usaha Budidaya Jamur Tiram Kelurahan Kambo Kecamatan Mungkajang Kota Palopo. Sapar 1 Muh. Halim Palatte 2 Imran Ukkas 3

ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Stroberi

ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KEC. BANGOREJO KAB. BANYUWANGI

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE

I. DESKRIPSI KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rahmat Sulaeman, 2015

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Proses experiential learning yang dilakukan oleh anggota KWT dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian masih sangat penting bagi perekonomian nasional. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara agraris yang terletak di daerah trofis dengan luas

FUNGSI : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat b.

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI

TUGAS KULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH. Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kabupaten Sumedang maka sebagai bab akhir penulisan skripsi ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEADAAN UMUM DESA PENDOWOHARJO. A. Keadaan Alam 1. Kondisi Geografis dan Batas-Batas Administrasi

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduknya mencapai 220 juta jiwa. Luas lahan untuk pertanian

Pengembangan Sayuran Organik Tersertifikasi di Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Propinsi Bali 1) I Gusti Putu Ratna Adi 2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan dan Sasaran Pengertian dan Definisi...

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia

PELATIHAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM DI DESA BELANGA KINTAMANI ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Sorgum manis (Sorghum bicolor L. Moench) merupakan tanaman asli

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH

KEMITRAAN PEMASARAN BENIH PADI DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH KALIMANTAN SELATAN

KONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

REKAYA DAN UJI KINERJA ALAT ROGES TEBU BAB I PENDAHULUAN

III. METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilakukan di kebun budidaya Ds. Junrejo, Kec. Junrejo,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. usaha pertanian sebagai ciri yang kuat sekaligus dapat mendukung fungsinya

PROGRAM DAN KEGIATAN. implementasi strategi organisasi. Program kerja operasional merupakan proses

I. PENDAHULUAN. Amerika Serikat, disusul Polandia, Italia, Jepang dan Meksiko. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan luas

PENGEMBANGAN ALSINTAN PENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL KENTANG

I. PENDAHULUAN. Tanaman nanas (Ananas comosus) adalah buah tropis ketiga yang paling penting

MAGANG KEWIRAUSAHAAN DI SENTRA PRODUKSI APEL ORGANIK PADA KELOMPOK TANI APEL ORGANIK "AKAL"

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENANAMAN JAGUNG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. 1. Kondisi Geografis dan Batas-Batas Administrasi

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan Wilayah Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (WKPP) III

STUDI TENTANG PENDAPATAN USAHATANI TANAMAN HIAS DAN TANAMAN SAYUR DI KOTA BATU JAWA TIMUR PENDAHULUAN

MEMANFAATKAN PEKARANGAN PEROLEH RUPIAH

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Komoditi hortikultura dalam negara agraris seperti Indonesia sangat besar,

BELANJA LANGSUNG DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DPA-SKPD 2.2 PEMERINTAH KOTA DENPASAR URUSAN PEMERINTAHAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Volume Pohon pada Jarak Tanam 3 m x 3 m. Bardasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, Pada sampel populasi untuk

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM PADA PRODUKSI APEL BATU Oleh : Ruminta dan Handoko

I b M KELOMPOK PETANI BUAH MAHKOTA DEWA

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

I. PENDAHULUAN. Madu merupakan bahan pangan berbentuk cairan kental yang memiliki

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DALAM MEMBUAT PRODUK DAUR ULANG SAMPAH DI KELURAHAN BALEARJOSARI

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

EVALUASI PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI PERIKANAN

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

PENDAMPINGAN PEMBUATAN MEDIA VELTIKULTUR UNTUK PENANAMAN TUMBUHAN OBAT DALAM PEMAKSIMALAN PEKARANGAN RUMAH

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG INSENTIF PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

4. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PETANI NILAM DESA SUKORAHARJO KECAMATAN KEPANJEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

Transkripsi:

PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI STROBERI MELALUI GREENHOUSE DENGAN SISTEM RAK BERUNDAK DI DESA PANDANREJO KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU Nila Restu Wardani, Dwi Fauzia Putra Universitas Kanjuruhan Malang E-mail: nilarestu@unikama.ac.id, dwifauziaputra@gmail.com ABSTRAK. Desa Pandanrejo terletak di Kecamatan Bumiaji Kota Batu Jawa Timur. Desa Pandanrejo merupakan sentra pertanian stroberi di Kota Batu sehingga desa ini dijadikan sebagai Desa Wisata Stroberi. Namun, kenyataanya produktifitas stroberi menurun dari tahun ke tahun. Kondisi ini dikarenakan teknik pembudidayaan dan pemilihan bibit stroberi yang kurang baik. Desa Pandanrejo memiliki sebelas Kelompok Tani yang tergabung dalam Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Mitra Sejati. Dua diantaranya yang memiliki program pembudidayaan stroberi yaitu Kelompok Wanita Tani (KWT) Rajak Berseri dan Melati Putri. Kedua kelompok ini berangotakan ibu-ibu petani. Teknik pembudidayaan yang dilakukan KWT Rajak Berseri selama ini yaitu penanaman pada polybag di lahan terbuka dan KWT Melati Putri dengan penanaman pada greenhouse yang sudah rusak dan tidak terawat lagi. Kerusakan greenhouse dikarenakan menurunnya koordinasi dan partisipasi anggota kelompok. Maka dari itu, diperlukan pemberdayaan anggota KWT untuk merawat kembali pembudidayaan stroberi yang sudah ada dengan inovasi teknik budidaya yang berbeda. Pemberdayaaan dilakukan dengan metode pelatihan budidaya stroberi dan pendampingan manajemen organisasi. Inovasi dalam teknik budidaya stroberi yaitu pembuatan dan perbaikan greenhouse sistem rak berundak sebagai intensifikasi pertanian untuk memaksimalkan produksi stroberi pada lahan yang sempit. Kata Kunci: Pemberdayaan; wanita; stroberi; greenhouse; rak berundak PENDAHULUAN Desa wisata di Kota Batu-Jawa Timur salah satunya yakni Desa Wisata Stroberi Pandanrejo. Desa Pandanrejo terdiri dari 4 dusun, yaitu: 1) Dusun Kajar; 2) Dusun Pandan; 3) Dusun Dadapan; 4) Dusun Ngujung. Desa Pandanrejo mendapat label dari Pemerintah Kota Batu sebagai desa petik stroberi pada tahun 2012. Pengembangan ini dilakukan karena potensi alam dan sosial sangat mendukung. Potensi alamnya yakni luas lahan pertanian stroberi mencapai 8 hektar. Potensi sosialnya yakni sebagian besar mata pencaharian masyarakatnya sebagai petani. Desa Pandanrejo memiliki kriteria tempat yang sangat cocok sebagai sentra pertanian stroberi. Kriteria tersebut yaitu: 1) Suhu udara optimum 17 23 0 C dan suhu udara minimum antara 4 5 0 C; 2) Kelembaban udara (RH) 80 90%; 3) Penyinaran matahari 8 10 jam/hari; 4) Curah hujan berkisar antara 600 700 mm/tahun. Karakteristik alam inilah yang memberikan pengaruh positif terhadap pertanian di Desa Pandanrejo khususnya pertanian stroberi. Kondisi alam yang bagus didukung dengan masyarakat agraris, humanis, dinamis, dan memiliki inovasi sehingga bisa menerima perubahan ke arah yang lebih baik terutama dalam bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar. Program ini dinilai dapat menambah kesejahteraan ekonomi masyarakat dan juga berpartisipasi dalam program pemerintah untuk mewujudkan Kota Batu sebagai sentra wisata Jawa Timur. Desa Pandanrejo merupakan sentra pertanian stroberi di Kota Batu sehingga desa ini dijadikan sebagai Desa Wisata Stroberi. Namun, kenyataanya produktifitas stroberi menurun dari tahun ke tahun. Kondisi ini dikarenakan teknik pembudidayaan dan pemilihan bibit stroberi yang kurang baik. Desa Pandanrejo memiliki sebelas Kelompok Tani yang tergabung dalam Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Mitra Sejati. Dua diantaranya yang memiliki program pembudidayaan stroberi yaitu Kelompok Wanita Tani (KWT) Rajak Berseri dan Melati Putri. Kedua kelompok ini berangotakan ibu-ibu petani. Teknik pembudidayaan yang dilakukan KWT Rajak Berseri selama ini yaitu penanaman pada polybag di lahan terbuka dan KWT Melati Putri dengan penanaman pada greenhouse yang sudah rusak dan tidak terawat lagi. Kerusakan greenhouse dikarenakan menurunnya koordinasi dan partisipasi anggota kelompok. Maka dari itu, diperlukan 48

pemberdayaan anggota KWT untuk merawat kembali pembudidayaan stroberi yang sudah ada dengan inovasi teknik budidaya yang berbeda. KWT Rajak Berseri dan KWT Melati Putri dijadikan sebagai mitra pengabdian pada masyarakat. Kedua kelompok tani ini memiliki persamaan dalam budidaya stroberi yakni sistem polybag. Namun, perbedaan keduanya yaitu pada sistem greenhouse. KWT Rajak Berseri membudidaya stroberi dengan sistem polybag pada lahan terbuka, sedangkan KWT Melati Putri dengan sistem polybag pada greenhouse. Gambar 1. Kiri: Budidaya Stroberi pada Lahan Terbuka (KWT Rajak Berseri) Kanan: Budidaya Stroberi dengan Greenhouse (KWT Melati Putri) Berdasarkan wawancara dengan ketua Kelompok Wanita Tani Rajak Berseri yakni Siti Aminah di dusun Kajar, dijelaskan bahwa jumlah anggota 25 orang. Kelompok ini terbentuk dengan biaya swadaya ibu-ibu tersebut, serta lahan swadaya. Budidaya stroberi yang dikembangkan yakni sistem polybag pada lahan terbuka dengan jumlah bibit yang ditanam sebanyak 300 bibit. Sekarang jumlah tanaman stroberi sudah mencapai 900 dan sudah beberapa kali panen. Namun, hasil panen belum maksimal karena terbatasnya jumlah tanaman, minimnya biaya untuk perawatannya, dan teknik polybag yang kurang tepat pada lahan seluas 120 m 2. Dibutuhkan inovasi baru dalam teknik budidaya stroberi pada lahan yang sempit dengan hasil yang maksimal. Kelompok Wanita Tani Melati Putri di dusun Pandan dibentuk pada 5 Juni 2013 dengan jumlah anggota sebanyak 24 orang. Pembentukan kelompok ini difasilitasi oleh Dinas Pertanian Kota Batu. Teknik budidaya yang dilakukan yakni dengan sistem polybag dan sudah dibangun greenhouse dengan luas 150 m 2. Greenhouse ini dibangun di atas tanah milik Desa Pandanrejo yang dihibahkan kepada kelompok tani ini. Kelompok ini sudah berjalan selama 4 tahun. Pada tahun kedua, ketiga, dan keempat produktifitas stroberi pada greenhouse KWT Melati Putri mulai menurun karena keaktifan anggota dalam mengelola mulai tidak semangat lagi. Manajemen kelompok yang mulai terabaikan. Berdasarkan observasi ke lapangan pada KWT Melati Putri, maka kondisi awal greenhouse dapat dilihat pada gambar 1. Dari gambar ini terlihat bahwa kondisi greenhouse yang sudah tidak terawat. Rumput-rumput liar tumbuh lebat dan tanaman stroberi banyak yang mati. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan permasalahan yang dihadapi mitra yaitu: 1) produktifitas stroberi yang rendah; 2) keaktifan dan partisipasi anggota mulai menurun; 3) greenhouse rusak. Ketiga permasalahan ini diperlukan solusi dengan pemberdayaan anggota Kelompok Wanita Tani, yaitu: 1) pelatihan budidaya stroberi; 2) pendampingan manajemen organisasi; 3) intensifikasi pertaniaan stroberi melalui pembuatan greenhouse (KWT Rajak Berseri) dan perbaikan greenhouse (KWT Melati Putri). METODE PELAKSANAAN Metode pelaksanaan dalam pengabdian pada KWT Rajak Berseri dan KWT Melati Putri yaitu pelatihan, pendampingan, dan intensifikasi pertanian. Pemberdayaan KWT dilakukan dengan pelatihan budidaya stroberi oleh Tim dari Balai Penelitian Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) Kota Batu dan bekerjasama dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kec. Bumiaji-Dinas Pertanian Kota Batu untuk pendampingan KWT dalam manajemen organisasi dan budidaya 49

stroberi. Budidaya stroberi dilakukan dengan metode intensifikasi pertanian pada greenhouse dengan sistem rak berundak. Langkah-langkah dalam pembuatan greenhouse yaitu: 1) persiapan sarana dan prasarana (lahan, irigasi, rak berundak dari bambu, polybag, media tanam, larutan nutrisi); 2) Persiapan bibit stroberi untuk ditanam; 3) Monitoring perkembangan stroberi. HASIL YANG DICAPAI Berdasarkan kerjasama antara Tim Pengabdi dengan KWT Rajak Berseri dan KWT Melati Putri, maka kegiatan yang dicapai dalam upaya pemberdayaan Kelompok Wanita Tani stroberi adalah peningkatan produktifitas stroberi melalui greenhouse dengan sistem rak berundak. Pemberdayaan KWT melalui: 1) Pelatihan budidaya stroberi; 2) Pendampingan manajemen organisasi; 3) Pendampingan pembuatan greenhouse dengan sistem rak berundak pada KWT Rajak Berseri; 4) Pendampingan perbaikan greenhouse pada KWT Melati Putri. Program pengabdian masyarakat ini mengupayakan peran wanita dalam peningkatan produktifitas stroberi di Desa Pandanrejo Kota Batu. Wanita-wanita yang tergabung dalam kelompok tani atau lebih dikenal Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Pandanrejo memiliki peran penting dalam pertanian stroberi di Desa Pandanrejo. Hal ini terbukti dari sebelas kelompok tani di desa ini, dua diantaranya KWT Rajak Berseri dan KWT Melati Putri masih bertahan dalam budidaya stroberi meskipun mengalami peningkatan dan penurunan. Kedua KWT ini memiliki permasalahan yang sama dalam budidaya stroberi, yaitu: 1) minimnya pengetahuan dan pemahaman tentang teknik budidaya stroberi; 2) belum bisa membedakan pemilihan bibit yang bagus atau tidak. Kedua permasalahan ini diperlukan solusi dalam bentuk pelatihan budidaya stroberi. Pelatihan ini mendatangkan pemateri dari Tim Balai Penelitian Jeruk dan Buah Sutropika (Balitjestro) Kota Batu. Antusiasme KWT sangat terlihat dari peran aktif anggota saat proses pelatihan dan praktik langsung budidaya stroberi. Gambar 2. Aktifitas KWT dalam Budidaya Stroberi pada Lahan Terbuka (2016) Gambar 3. Aktifitas KWT dalam Budidaya Stroberi pada Greenhouse dengan Sistem Rak Berundak (2017) 50

Gambar 4. Hasil Produktifitas Stroberi pada Greenhouse dengan Sistem Rak Berudak (2017) Hasil panen stroberi pada tahun 2016 tidak pernah dijual karena hampir tidak ada hasilnya. Akhir tahun 2016, 300 dari 900 tanaman stroberi pada polybag rusak dan harus diganti dengan media tanam dan bibit yang baru. Pergantian media tanam dan bibit baru, serta pembuatan greenhouse menjadikan tanaman stroberi kuat bertahan hidup pada dua musim yaitu penghujan dan kemarau. Berikut ini pertumbuhan tanaman stroberi. (1) (2) (3) (4) (5) (6) Gambar 5. Pertumbuhan tanaman stroberi: (1) 1 minggu; (2) 2 minggu; (3) 4 minggu; (4) 8 minggu; (5) 16 minggu; (6) 18 minggu Pertumbuhan stroberi dari masa tanam hingga ada hasil yang bisa dipanen memerlukan waktu selama 18 minggu atau 4,5 bulan. Bibit stroberi yang ditanam adalah Sweet Charlie dan 51

Holibert. Kedua bibit ini dipilih karena memiliki rasa yang manis dan buah yang besar. Media tanam yang digunakan yaitu tanah dicampur dengan sekam dan diletakkan pada polybag ukuran 35 dan 50. Lahan dengan luas 120m 2 bisa menampung lebih dari seribu bibit stroberi karena sistem rak berundak memberikan tempat yang lebih luas dengan arah vertikal ke atas. Sistem rak berundak ini merupakan bagian dari intensifikasi pertanian yaitu memaksimalkan lahan yang sempit untuk meningkatkan produktifitas tanaman stroberi. Partisipasi anggota kelompok juga meningkat. Kegiatan budidaya yang biasanya dilakukan oleh dua orang saja atau 8% dari jumlah anggota (25 orang), sekarang sudah ada peningkatan partisipasi sebesar 80% (20 orang). Peningkatan partisipasi ini dilihat dari pembagian tugas budidaya stroberi dengan membentuk kelompok piket setiap hari. Setiap anggota yang piket harus mengisi presensi dan menuliskan catatan kegiatan yang dilakukan. Anggota yang tidak bisa hadir harus mengganti pada hari lain atau membayar denda Rp 10.000,- jika tidak bisa mengganti hari lain. Aturan yang dibuat oleh kesepakatan anggota kelompok ini harus ditaati oleh semua anggota. Hasil yang sudah didapat KWT dari budidaya stroberi ini adalah hasil panen 2 kg/hari dengan harga Rp 40.000,-/kg. Uang yang didapat menjadi uang kas kelompok dan dijadikan simpan pinjam oleh anggota kelompok yang membutuhkan. Kegiatan ini memberikan pengaruh positif karena adanya keberlanjutan dari setiap kegiatan. Kegiatan KWT ini mendapat apresiasi dari Kepala Desa Pandanrejo dengan diberikan pinjaman tanah bengkok milik Kepala Desa untuk dijadikan lahan budidaya stroberi selanjutnya. Koordinasi pengurus KWT dengan perangkat desa sangat baik. Rapat bulanan yang diadakan sebulan sekali selalu dihadiri perwakilan perangkat desa untuk mengetahui perkembangan kegiatan kelompok. Rapat bulanan kelompok juga dihadiri oleh Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) Kec. Bumiaji dari Dinas Pertanian Kota Batu. Maka dari itu pemberdayaan Kelompok Wanita Tani sudah dilakukan dilaksanakan, dimonitoring, dan dievaluasi dari berbagai pihak. KESIMPULAN Penutup berisi simpulan dan saran atau rekomendasi berdasarkan atas analisis keunggulan dan kelemahan atau hal yang sudah atau belum tercapai dari kegiatan, faktor pendukung atau penghambat, dan berkelanjutan kegiatan. Kesimpulan dari kegitan pemberdayaan KWT Rajak Berseri dan KWT Melati Putri melalui pelatihan dan pendampingan budidaya stroberi memberikan pengaruh positif yaitu peningkatan partisipasi anggota dari 8% menjadi 80%. Peningkatan ini diikuti dengan peningkatan produktifitas stroberi dan hasil penjualan dijadikan modal simpan pinjam bagi anggota kelompok. Saran yang diberikan yaitu: 1) tetap menjaga keberlanjutan kegiatan; 2) koordinasi dengan perangkat desa dan PPL dari Dinas; 3) mengadakan pelatihan tentang pengolahan hasil pertanian stroberi agar bisa menjadi produk olahan yang lebih memiliki nilai jual. DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2015. Kecamatan Bumiaji Dalam Angka Tahun 2015. Badan Pusat Statistik Kota Batu. Asli Pandanrejo. 2015. Wisata Petik Stroberi. (Online), (http://stroberi/juli%202015%20_%20explore%20 Pandanrejo.htm. Diakses diakses 3 Maret 2016). Budiman, Supriatin & Saraswati, Desi. 2005. Berkebun Stroberi secara Komersial. Jakarta: Penebar Swadaya. Hanif. 2014. Pengembangan Wisata Petik Stroberi di Kota Wisata Batu. Batu: Balai Pelatihan Jeruk dan Tanaman Subtropika. Shinta, A. 2011, Manajemen Pemasaran, Malang, UB Press. Sunarta, 2001, Manajemen Keuangan, Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta. 52