BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang

Teknik-teknik Dasar Bioteknologi

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN ISOLASI DNA

BAB XII. REAKSI POLIMERISASI BERANTAI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fosfor 40 mg; dan menghasilkan energi 30 kalori (Tarmizi, 2010).

Pengujian DNA, Prinsip Umum

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas pangan yang

TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti

PENDAHULUAN. bumbu masakan, untuk menambah cita rasa dan kenikmatan makanan. Tanaman

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

PRINSIP UMUM DAN PELAKSANAAN POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium cepa L. Aggregatum group) salah satu komoditas sayuran penting di Asia Tenggara karena seringkali

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak

I. PENDAHULUAN. Ubikayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) termasuk ke dalam suku Liliaceae. Brebes yang merupakan sentra terbesar bawang merah.

I. PENDAHULUAN. Tanaman mentimun (Cucumis sativa L) termasuk dalam tanaman merambat yang

BAB I PENDAHULUAN. iklim dan aktivitas fisik (Almatsier 2004). pangan untuk dikonsumsi. Selain dari faktor pengetahuan dan faktor

BAB I PENDAHULUAN. buahan juga bersifat spesifik lokasi, responsif terhadap teknologi maju, produk

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

JADWAL PRAKTIKUM BIOKIMIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. atau perbanyakan aseksual. Perbanyakan ini menggunakan bagian-bagian

BAWANG MERAH YANG DIRILIS OLEH BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN PENDAHULUAN

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) BATANG. DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)

Saintek Vol 5, No 6, Tahun 2010 POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) Zuhriana K.Yusuf

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. eks-karesidenan Surakarta (Sragen, Boyolali, Karanganyar, Sukoharjo) (Prihatman,

4 Hasil dan Pembahasan

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

KATAPENGANTAR. Pekanbaru, Desember2008. Penulis

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi tinggi. Tanaman cabai dapat tumbuh di berbagai tipe tanah dan tanah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit (Capsicum frutescens) merupakan salah satu sayuran penting

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN ILMU TEKNOLOGI PANGAN Pembotolan Manisan Pepaya. Oleh :

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN INTISARI ABSTRACT BAB I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagi sel tersebut. Disebut sebagai penghasil energi bagi sel karena dalam

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang merah atau kacang jogo tergolong pangan nabati. Kacang merah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara mega biodiversitas karena memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A dan C, minyak atsiri, zat warna kapsantin, karoten. Cabai merah juga mengandung

Identifikasi Gen Abnormal Oleh : Nella ( )

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

PENGARUH PERBANDINGAN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) DAN JENIS JAMBU BIJI TERHADAP KARAKTERISTIK JUS

BAB I PENDAHULUAN. Teh sarang semut merupakan salah satu jenis teh herbal alami yang terbuat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gunung Merapi. Bunga Anggrek dengan warna bunga putih dan totol-totol merah

1 0,53 0,59 2 0,3 0,2 3 0,02 0,02 4 0,04 0,04 5 0,3 0,3 Ilustrasi rangkaian isolasi DNA tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Burung Bondol Kalimantan (Lonchura fuscans) cm) dan berwarna gelap. Perbedaan dengan bondol lain adalah seluruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L. Merrill) adalah komoditas yang

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Oleh sebab itu permintaan pasar kepada petani terhadap produksi bawang merah

PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012

I. PENDAHULUAN. saji kaya protein yang bersumber dari bahan pangan hewani, memengaruhi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Varietas Unggul Baru (VUB) Kentang Menjawab Kebutuhan Bahan Baku Olahan

BAB I PENDAHULUAN. melimpah dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan sumber daya alam. tersebut salah satunya adalah keanekaragaman tumbuhan yang tinggi

ELEKTROFORESIS. Muawanah. Sabaniah Indjar Gama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gizi yang terkandung dalam sayur dan buah. Sayuran dan buah-buahan

Gambar 3. Tanaman tanpa GA 3 (a), Tanaman dengan perlakuan 200 ppm GA 3 (b)

HASIL DAN PEMBAHASAN. divisualisasikan padaa gel agarose seperti terlihat pada Gambar 4.1. Ukuran pita

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan dan salah satu penyumbang devisa negara terbesar dibidang perkebunan

I. PENDAHULUAN. Tanaman melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman semusim yang saat ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah jenis tanaman sayur umbi

PENDAHULUAN. stroberi modern (komersial) dengan nama ilmiah Frageria x ananasa var

III. BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan tanaman semusim yang bersifat

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) memiliki peran strategis dalam pangan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diperlukan dalam kehidupan manusia untuk memberikan bekal

Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bawang merah (Allium cepa L. Aggregatum group) merupakan salah satu tanaman sayuran yang umbinya menjadi menu pokok pada hampir semua jenis masakan dengan fungsi sebagai penyedap masakan. Selain sebagai bumbu penyedap masakan, bawang merah juga sering digunakan sebagai bahan obatobatan untuk penyakit kolestrol (Samadi dan Cahyono, 2005). Umbi bawang merah sebagian besar terdiri atas air yang jumlahnya dapat mencapai 80 85%. Pada setiap 100 g, kandungan protein sekitar 15%, lemak 0,3%, karbohidrat 9,2%, β-karoten 50 IU, thiamin 30 mg, niasin 20 mg, riboflavin 0,04 mg, asam karbonat 9 mg, kalium 334 mg, zat besi 0,8 mg dan fosfor 40 mg (Wibowo, 2006). Dalam umbi bawang merah terdapat senyawa kimia asam amino yang dikenal sebagai alliin yang karena pengaruh enzim lain dapat berubah menjadi zat yang mengandung belerang disebut allicin. Dengan vitamin B1 (thiamin), allicin membentuk ikatan kimia allithiamine sehingga lebih mudah diserap oleh sel tubuh manusia. Senyawa-senyawa lain yang terdapat dalam minyak atsiri bawang merah diduga dapat bersifat desinfektan terhadap bakteri dan jamur tertentu (Samadi dan Cahyono, 2005). Provinsi penghasil utama bawang merah di Indonesia (luas panen >1.000 ha/tahun) adalah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, NTB dan Sulawesi Selatan. Produksi bawang merah tahun 2014 sebesar 1,234 juta ton, mengalami peningkatan sebanyak 223,22 ribu ton (22,08%) dibandingkan tahun 2013. Peningkatan produksi tersebut disebabkan oleh meningkatnya luas panen di Pulau Jawa sebesar 15,815 ribu hektar atau sebesar 21,06% dan di luar Pulau Jawa sebesar 5,952 ribu hektar atau sebesar 24,97% (Badan Pusat Statistik, 2015). Varietas bawang merah yang ditanam di Indonesia cukup banyak macamnya, tetapi umur produksi varietas tersebut masih rendah (kurang dari 10 ton/ha). Beberapa hal yang membedakan antar varietas bawang merah biasanya

didasarkan pada bentuk, ukuran, warna, kekenyalan, aroma umbi, umur tanam, ketahanan terhadap penyakit serta hujan, dan lain-lain. Varietas bawang merah yang ada di Indonesia yaitu Varietas Bima Brebes, Samosir, Maja Cipanas, Keling (Majalengka), Ampenan (Bali), Sumenap (Madura), Kuning, Timor, Lampung, Banteng (Tangerang), dan lain-lain (Anonim, 2012). Bawang merah yang sudah terkenal di Sumatera Utara adalah bawang Samosir. Ukuran umbi bawang merah Samosir yang kecil merupakan salah satu kekurangan dari bawang tersebut. Benih bawang merah yang diimpor dari Philiphina, Thailand, Birma, Srilanka, Vietnam, India dan Malaysia memiliki ukuran umbi yang lebih besar dari bawang Samosir dan diharapkan dapat menjadi sumber gen untuk ukuran umbi. Analisis kekerabatan bawang merah sangat perlu dilakukan untuk melihat jarak genetiknya. Jarak genetik sangat penting diketahui, karena dengan mengetahuinya akan menentukan keberhasilan dalam persilangan. Persilangan antar individu yang berkerabat dekat pada tanaman yang menyerbuk silang cenderung menghasilkan keturunan yang lemah, ukuran lebih kecil, kurang subur, dan banyak individu yang cacat (Allard, 1960). Persilangan antar individu yang berkerabat jauh biasanya sulit dilakukan dan sering menghasilkan hibrida yang sukar berkecambah atau steril, karena adanya pembatas internal dan eksternal (Hadley dan Openshaw, 1980 dalam Sriyadi et al., 2001). Dengan melakukan analisis kekerabatan genetik, maka akan diketahui kekerabatan antar varietas bawang merah yang sesuai untuk menghindari hal tersebut. Dari hal ini perlu dicari marka yang berhubungan dengan karakter agronomik, tetapi tidak dipengaruhi lingkungan, seperti marka molekular. Menurut Prana dan Hartati (2003) dalam Farid et al (2011), marka RAPD memiliki kelebihan yaitu lebih sederhana, DNA yang dibutuhkan sedikit, mampu menghasilkan polimorfisme lebih cepat. Kekurangan metoda RAPD adalah tingkat pengulangan yang rendah, tetapi dapat dijaga dengan konsistensi kondisi PCR. Oleh sebab itu digunakan marka molekular RAPD. Ada beberapa penelitian mengenai marka RAPD, seperti yang telah dilakukan oleh Parjanto et al (2006) menyimpulkan bahwa penanda RAPD berupa 2

fragmen DNA 400 bp hasil amplifikasi dengan primer OPP-08 (OPP-08400) dapat digunakan sebagai penanda jenis kelamin untuk membedakan tanaman salak jantan dan betina pada fase bibit (vegetatif), khususnya pada tanaman salak asal biji (seedling). Selanjutnya penanda RAPD juga digunakan pada penelitian Sriyadi et al (2001) menyimpulkan bahwa dari 45 tanaman F1 teh, ternyata 40 klon memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan klon PS 1, menggunakan 11 primer, yang salah satunya adalah OPB 1. Penelitian pada bawang merah menggunakan variasi marka molekular RAPD belum banyak dilakukan, sehingga dilakukan pada penelitian ini agar dapat dijadikan sebagai landasan dalam menganalisis kekerabatan antara bawang merah introduksi terhadap lokal. Oleh sebab itu, penelitian perlu dilakukan untuk menganalisis kekerabatan bawang merah berdasarkan marka RAPD. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Dampak gagal panen terhadap kerugian yang dialami petani. 2. Tidak ada varietas bawang merah yang sesuai (unggul) untuk ditanam di Sumatera Utara. 3. Tidak adanya informasi genetik yang dapat dijadikan landasan mengenai hubungan kekerabatan bawang merah dengan lokasi dimana varietas bawang merah cocok ditanam. 4. Marka yang berhubungan dengan karakter agronomik, tetapi tidak dipengaruhi lingkungan, seperti marka molekular RAPD. 1.3 Batasan Masalah Dari permasalahan yang teridentifikasi dalam penelitian ini dibatasi pada pertumbuhan dan produktivitas tanaman, dengan batasan sebagai berikut: 1. Jenis tanaman yang digunakan adalah tanaman bawang merah (Allium cepa L. Aggregatum group). 2. Varietas yang diteliti yaitu 7 varietas, yaitu: Samosir, Biru, Tiron, Crok Kuning, Peking, India, dan Birma. 3

3. Analisis yang dilakukan menggunakan sampel daun dari masing-masing varietas. 4. Marka molekular yang digunakan adalah marka RAPD. 5. Analisis kekerabatan bawang merah ini melihat jarak genetik antara varietas introduksi terhadap varietas samosir. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana variasi marka molekular RAPD, sebagai landasan dalam menganalisis kekerabatan bawang merah? 2. Bagaimana kekerabatan bawang merah introduksi dan lokal berdasarkan marka RAPD? 1.5 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui variasi marka molekular RAPD, sebagai landasan dalam menganalisis kekerabatan bawang merah. 2. Untuk menganalisa kekerabatan bawang merah introduksi dan lokal berdasarkan marka RAPD. 1.6 Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu: 1. Bagi peneliti khususnya, penelitian ini bermanfaat untuk memperoleh informasi genetik dan kekerabatan dari bawang merah introduksi dan lokal. 2. Bagi peneliti lanjutan, penelitian ini memberikan ulasan mengenai penerapan analisa genetik berdasarkan marka molekular RAPD. 3. Bagi petani, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam menentukan tetua dalam persilangan tanaman bawang merah. 4

1.7 Definisi Operasional 1. dntps merupakan campuran yang terdiri atas datp (deoksiadenosin trifosfat), dttp (deoksitimidin trifosfat), dctp (deoksisitidin trifosfat) dan dgtp (deoksiguanosin trifosfat). 2. Enzim Polimerase DNA merupakan katalis untuk reaksi polimerisasi DNA yang berperan dalam proses ekstensi DNA. 3. GeneQuant merupakan alat yang digunakan untuk menghitung konsentrasi dan kemurnian DNA maupun RNA dari sampel. 4. Melting temperature merupakan temperatur di mana 50% untai ganda DNA terpisah (berpengaruh dalam pemilihan suhu anneling proses PCR. 5. Mesin Vortex merupakan alat yang digunakan untuk mencampurkan suatu bahan yang sudah dihancurkan dengan mortar pestle dengan larutan buffer, atau hanya untuk mencampurkan beberapa jenis larutan agar homogen. 6. Mikropipet merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan cairan dalam jumlah kecil secara akurat. 7. Primer merupakan urutan DNA yang telah diketahui atau urutan protein yang dituju, berfungsi sebagai pembatas fragmen DNA target yang akan diamplifikasi dan sekaligus menyediakan gugus hidroksi (-OH) pada ujung 3` yang diperlukan untuk proses ekstensi DNA. 8. Purifikasi DNA merupakan proses pembersihan hasil ekstrak DNA jika masih mengandung komponen pengotor (RNA, Fenol, dll). 9. Templat DNA merupakan cetakan untuk membentuk molekul DNA baru yang sama. 10. Sentrifuge merupakan alat yang digunakan untuk sentrifugasi larutan sehingga dapat dipisahkan antara substansi padatan maupun cairan supernatan. 11. UV transluminator merupakan alat yang digunakan untuk melihat hasil elektroforesis pada agarosa. 12. Elektroforesis merupakan proses migrasi molekul bermuatan dalam medium yang dialiri arus listrik. 5