MELAHIRKAN PEMIMPIN PERUBAHAN MELALUI DIKLAT KEPEMIMPINAN Oleh : DRS. NISPIANSYAH, M.Pd Kewenangan menyelenggarakan birokrasi kepemerintahan yang dipegang oleh aparatur negara saat ini mendapat tantangan berat mengahadapi tuntutan pelayanan publik disegala jenis kebutuhan masyarakat. Sebut saja layanan transportasi dengan keluhan jalanan rusak, bus tidak nyaman, pesawat delay. Layanan di kelurahan seperti urusan KTP, Kartu Keluarga, dll. Layanan Pendidikan seperti penerimaan siswa baru, ujian nasional, BOS, dsb. Serta banyak lagi pelayanan publik yang masih mengecewakan kita terutama yang sering dilansir oleh media yakni penegakan hukum, pajak, BUMN, dan seterusnya. Sudah ada upaya yang dilakukan pada masing-masing lembaga birokrasi pemerintah untuk memperbaiki kinerjanya dan sudah dirasakan oleh masyarakat saat ini memang ada kemajuan. Tetapi upaya ini masih terlalu lambat pencapaiannya dibandingkan dengan kemajuan yang diraih oleh negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. Tantangan lebih berat datang dari situasi globalisasi yang dalam waktu dekat akan membentuk Komunitas Ekonomi Asia (Asian Economic Community) tahun 2015. Pada waktu ini Negara kita akan menjadi pangsa pasar bagi semua produk Asia. Sekarang saja sudah kita rasakan bagaimana pusat-pusat perbelanjaan masyarakat dipenuhi oleh barang-barang negaranegara Asia yang murah meriah dan laris manis. Kita tahu isi supermarket maupun pasar tradisional menyediakan aneka kebutuhan dari sembako, pakaian sampai alat-alat elektronik dan media komunikasi. Belum lagi kita lihat di rumah-rumah orang Indonesia, ada kulkas, HP sampai mobil. Bagaimana kita bisa berkata Aku cinta produk Indonesia? Uraian di atas merupakan landasan konseptual yang menunjukkan betapa pemimpin perubahan saat ini sangat dibutuhkan dan tidak bisa ditunda-tunda lagi keadaannya. Pemimpin perubahan yang diinginkan itu adalah pemimpin yang mampu membuat perubahan, tidak sekedar melakukan perombakan fisik dan penambahan angka kuantitatif pada objek perubahan, tetapi lebih difokuskan kepada perubahan yang menjawab tuntutan lingkungan dan kepuasan publik. Oleh sebab itu diperlukan pemimpin yang dapat mengetahui apa yang harus dilakukan ketika organisasi menghadapi berbagai tantangan misalnya permintaan berinovasi, kecepatan menangkap peluang pasar, mempertinggi daya saing atau mengubah cara kerja dan mind set stake holdernya. Selain itu pemimpin perubahan juga harus sanggup melaksanakan apa yang diketahuinya (untuk memperbaiki kinerja organisasi), dan bisa pula menunjukkan kepada bawahannya bagaimana cara melakukannya. Dengan demikian pemimpin perubahan Melahirkan Pemimpin Perubahan melalui Diklat Kepemimpinan 1
yang diharapkan adalah pemimpin yang visioner, cerdas dan mampu memobilisasi bawahannya serta dapat memperlihatkan contoh perbuatan yang tidak membuat orang lain merasa terpaksa mengikutinya. Bagaimana Diklatpim membangun kompetensi Pemimpin Perubahan? 1. Input. Peserta Diklat Kepemimpinan untuk semua jenjang (Kepemimpinan Tingkat I, II, III dan IV) dipersyaratkan sudah memiliki rekomendasi Otoritas yang menunjukkan bahwa yang bersangkutan diberi lisensi untuk melakukan perubahan di area pekerjaannya dari atasan langsungnya. 2. Proses. Sistem penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan dibagi dalam lima tahapan dengan sistem On dan Off kampus. Lama proses Diklat pada masing-masing jenjang kepemimpinan berbeda-beda. Struktur program terdiri dari 5 agenda yaitu : a. Agenda Self Mastery (Penguasaan diri). b. Agenda Diagnosa Perubahan. c. Agenda Inovasi. d. Agenda Membangun tim efektif. e. Agenda Proyek Perubahan. Selama proses Diklat disediakan Coach dari penyelenggara/widyaiswara sebagai pembimbing teknis pelaksanaan perubahan, Councelor sebagai motivator untuk memberi nasehat apabila peserta diklat mengalami hambatan psikis, Nara Sumber dari Widyaiswara yang mengampu mata diklat tertentu dalam program diklat, dan Mentor yang merupakan atasan langsung peserta diklat sebagai pengamat dan penilai peserta diklat ketika melaksanakan proyek perubahan di Lembaganya. Pelaksanaan tiap tahapan Diklat Kepemimpinan diatur sebagai berikut : Melahirkan Pemimpin Perubahan melalui Diklat Kepemimpinan 2
Tahap III Merancang Perubahan dan Tahap II: Membangun Breakthrough I: Tim Taking Ownership Tahap IV Breakthrough II: Leadership Laboratory Tahap V. Seminar & Evaluasi Akhir. PEMIMPIN PERUBAHAN Tahap I: Diagnosa Kebutuhan Perubahan Organisasi Tahap Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan (Sumber : LAN R.I, 2014) Tahap 1- On Kampus : Diagnosa Kebutuhan Perubahan. Kegiatan berlangsung di Lembaga Diklat Aparatur. Pada tahapan ini peserta Diklat kepemimpinan diberikan materi agenda Self Mastery yang bertujuan menanamkan jiwa kebangsaan dan nasionalisme untuk menyadarkan pentingnya seorang pemimpin bangsa senantiasa memunculkan jiwa Indonesia di dalam aktivitas kinerjanya. Agenda ini menjadi sangat penting karena pemimpin yang akan memimpin perubahan di unit kerjanya harus dilandasi oleh semangat kebangsaan dan sikap nasionalisme yang tidak boleh dikontaminasi oleh kepentingan pribadi, kerabat, kelompok atau kroni-kroni yang membonceng atas nama perubahan itu sendiri. Di tahap ini juga, peserta dibawa untuk mengkaji organisasinya sendiri melalui materi agenda Diagnosa Perubahan. Mendiagnosis bagaimana organisasi melaksanakan tugas dan fungsinya secara objektip. Mendeteksi isu-isu apa yang sering dirasakan menghambat kemajuan organisasi sehingga mampu melihat kesenjangan antara kondisi yang diharapkan dengan kenyataan yang terjadi sekarang di area pekerjaan. Diagnosis ini ditarik dari masukan-masukan yang diperoleh melalui informasi situasi dan kondisi dari persoalan yang dihadapi bangsa secara nasional. Hasil dari tahap 1 diharapkan peserta Diklat Kepemimpinan mampu mengidentifikasi area dan objek perubahan yang akan dilaksanakan di unit kerja sesuai dengan posisi dan Melahirkan Pemimpin Perubahan melalui Diklat Kepemimpinan 3
kewenangan yang dimiliki. Objek perubahan yang akan diajukan tersebut harus mengandung unsur kepentingan umum yang disadari bersama penting untuk segera diciptakan. Tahap 2- Off Kampus : Taking Ownership. Kegiatan berlangsung di tempat (kantor) peserta Diklat sendiri. Tahap ini diberikan waktu ± 5 hari. Dalam waktu yang cukup singkat ini, peserta diharapkan mampu memperkenalkan objek perubahan yang dihasilkan pada tahap 1 di atas. Penjelasan mengenai objek perubahan tersebut disampaikan kepada atasan langsung dan semua stake holder. Penerimaan stake holder baik kalangan internal (atasan langsung, rekan kerja dan bawahan) maupun eksternal (lintas lembaga, masyarakat, mitra kerja, dll) sangat penting karena dari persetujuan mereka, atasan langsung peserta Diklat Kepemimpinan ini akan memberikan rekomendasi bahwa objek perubahan yang diajukan dapat disetujui untuk dilaksanakan. Dengan rekomendasi dari atasan langsung tersebut, peserta Diklat Kepemimpinan berhak mengikuti tahapan diklat berikutnya. Tahap 3 On Kampus : Merancang Perubahan dan Membangun Tim. Kegiatan berlangsung di Lembaga Diklat Aparatur. Disini objek perubahan yang akan digarap secara teknis dan mental akan dimatangkan. Dimulai dari agenda Inovasi yaitu internalisasi cara-cara berinovasi, mengenali potensi diri sendiri, berpikir kreatif dan membentuk budaya kerja. Kemudian dengan tetap fokus kepada objek perubahan, peserta Diklat melalui agenda Membangun Tim Efektif akan dibantu untuk mengkaji bagaimana mengambil sikap terhadap kemungkinan terjadinya resistansi personal ketika objek perubahan tersebut diselenggarakan. Dengan memetakan secara rinci termasuk karakteristik semua stake holder yang akan dilibatkan, maka peserta Diklat ini dapat memanfaatkan ilmu kecerdasan emosional untuk menghadapi personal yang awalnya resistan dapat diajak menjadi mendukung objek perubahan. Selain itu dapat menyusun jejaring kerja dan mengkalkulasi kegiatan apa yang dapat dilakukan dengan koordinasi dan kolaborasi. Pada tahap ini peserta Diklat akan dibawa mengunjungi salah satu Lembaga yang diakui memiliki keunggulan dalam manajemen organisasi, sebagai bahan pembanding (benchmarking) bagi objek perubahan dari peserta sendiri. Dengan demikian peserta Diklat akan memiliki gambaran yang lengkap apa yang terjadi di Lembaganya jika objek perubahan tersebut dilaksanakan. Dari input-input dan benchmark yang diadakan, peserta Diklat dibimbing oleh Coach untuk memindahkan objek perubahan yang dimilikinya menjadi menyusun Perencanaan Melahirkan Pemimpin Perubahan melalui Diklat Kepemimpinan 4
Proyek Perubahan yang akan diimplementasikan di unit kerja atau organisasinya. Disusunlah tahapan-tahapan kegiatan menuju perubahan yang diharapkan itu lengkap dengan langkah-langkah dan prakiraan waktu, lokasi, SDM dan teknik melaksanakannya. Inilah agenda Proyek Perubahan yang akan dilihat sejauh mana perkembangannya dalam waktu 60 hari di tahap 4 off kampus. Diakhir tahap 3 on kampus ini, peserta diberi waktu untuk mempresentasikan proyek perubahan yang telah disusun pada sidang seminar dihadapan Coach, Narasumber dan Mentor (atasan langsung). Dengan modal Draft Proyek Perubahan yang telah diuji dalam seminar di atas, peserta diklat dipersilakan memasuki tahap 4 off kampus. Tahap 4 Off Kampus : Laboratorium Kepemimpinan. Disinilah peserta Diklat menerapkan strategi bagaimana menjalankan semua rencana yang disusun dalam draft proyek perubahan. Semua bekal yang diperoleh dari Tahap On 1 dan On 2 kampus dipraktekkan dalam laboratorium kepemimpinan ini. Indikator keberhasilan pada tahap ini dapat dilihat dari keterlibatan semua pihak (stake holder) dalam menyukseskan proyek perubahan tersebut. Tahapan-tahapan yang direncanakan dapat berjalan tepat pada waktunya dan sasaran yang diharapkan tercapai secara efektif. Komunikasi dengan Coach selalu dilakukan untuk menjaga kelangsungan pekerjaan dari waktu ke waktu. Demikian juga Mentor selalu memonitor perkembangan yang terjadi dan mencatat bagian-bagian yang dilihat menjadi kekuatan atau kelemahan peserta diklat sebagai pemimpin perubahan. Dokumen dan bukti fisik yang menunjukkan terjadinya proses perubahan selama 60 hari, dikumpulkan oleh peserta diklat sebagai bahan untuk menyusun laporan hasil Laboratorium Kepemimpinan yang akan diseminarkan pada tahap 5 On kampus. Tahap 5 On Kampus : Seminar dan Evaluasi Akhir. Pada tahap ini peserta diklat melakukan presentasi untuk Laporan hasil Laboratorium Kepemimpinan yang dilakukannya. Presentasi ini terbuka untuk peserta diklat lainnya agar dapat memetik pelajaran dari apa yang dihasilkan melalui proyek perubahan yang telah diimplementasikan. Sekecil apapun perubahan itu, peserta diklat kepemimpinan telah mengambil bagian untuk memperbaiki kinerja di unit kerjanya. Diharapkan terus bisa memberi kontribusi bagi perbaikan berikutnya sehingga secara bersama-sama dapat menambah kekuatan arus perubahan dan kecepatan memperbaiki birokrasi pemerintahan. Melahirkan Pemimpin Perubahan melalui Diklat Kepemimpinan 5
Evaluasi untuk Peserta Diklat Kepemimpinan dilakukan pada setiap tahap penyelenggaraan. Evaluasi Akhir merupakan rekapitulasi penilaian dari seluruh sistem penyelenggaraan, baik pada tahap On maupun pada tahap Off kampus, dengan ketetapan sebagai berikut : a. Aspek Sikap dan Perilaku. BOBOT (%) NO UNSUR PIM TK. I PIM TK. II PIM TK.III PIM TK. IV 1 Integritas 10 10 10 10 2 Etika 10 10 10 10 3 Kedisiplinan 10 5 10 5 4 Kerjasama 10 10 5 5 5 Prakarsa 10 10 5 5 Jumlah 50 45 40 35 b. Aspek Kualitas Perubahan. BOBOT (%) NO UNSUR PIM TK. I PIM TK. II PIM TK.III PIM TK. IV 1 Identifikasi Perubahan 10 10 10 10 2 Rancangan Perubahan 10 10 10 10 3 Pemimpin Perubahan 30 35 40 45 Jumlah 50 55 60 65 Referensi : Bahan Diklat TOF Diklat Kepemimpinan Pola Baru, LAN RI, Jakarta, 2014. Nama Pekerjaan Instansi : Drs. Nispiansyah, M.Pd. : Widyaiswara. : Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan (Pusbangtendik), Kemdikbud Jakarta. Alamat Kantor : Jln. Raya Cinangka Km. 19, Bojongsari Depok. Alamat Rumah: Jln. Depsos X No. 12, Komplek Depsos Bintaro, Jakarta Selatan Melahirkan Pemimpin Perubahan melalui Diklat Kepemimpinan 6