PERENCANAAN DAN PERMODELAN TRANSPORTASI 1 REKAYASA TRANSPORTASI Copyright 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT
KERANGKA KONSEPTUAL PERENCANAAN TRANSPORTASI 2 REKAYASA TRANSPORTASI
LANGKAH2 UTAMA DALAM PERENCANAAN TRANSPORTASI Proses perencanaan dimulai dengan pemahaman tentang sosiodemografis, penggunaan lahan, dan konteks ekonomi di mana sistem transportasi beroperasi. Langkah berikutnya adalah mengembangkan sebuah komunitas atau studi visi daerah. Setelah visi telah ditetapkan, langkah berikutnya adalah untuk memperoleh informasi yang lebih spesifik tentang apa artinya visi. 3 REKAYASA TRANSPORTASI
LANGKAH2 UTAMA DALAM PERENCANAAN TRANSPORTASI Tujuan dan Sasaran. Tujuan dan Sasaran juga dapat mengarah pada Identifikasi Ukuran Kinerja Sistem Mengumpulkan dan menganalisis data, langkah berikutnya dari proses perencanaan, adalah kunci untuk memahami masalah dan tantangan potensial yang dihadapi sistem transportasi dan masyarakat sekitar. 4 REKAYASA TRANSPORTASI
LANGKAH2 UTAMA DALAM PERENCANAAN TRANSPORTASI Evaluasi adalah proses sintesis informasi yang dihasilkan selama tahap analisis (misalnya, manfaat, biaya, dan dampak dari berbagai alternatif) sehingga penilaian dapat dibuat mengenai manfaat relatif dari tindakan yang berbeda. 5 REKAYASA TRANSPORTASI
LANGKAH2 UTAMA DALAM PERENCANAAN TRANSPORTASI Menurut Meyer dan Miller [2014], evaluasi harus menggabungkan karakteristik berikut: Fokus pada keputusan yang dihadapi oleh para pembuat keputusan. Berkaitan konsekuensi dari alternatif tujuan dan sasaran. Tentukan bagaimana kelompok yang berbeda dipengaruhi oleh proposal transportasi. Peka terhadap periode waktu di mana dampak proyek yang mungkin terjadi. 6 REKAYASA TRANSPORTASI
LANGKAH2 UTAMA DALAM PERENCANAAN TRANSPORTASI Dalam kasus perencanaan transportasi regional, informasi agregat dengan cara yang memungkinkan perencana untuk menilai alternatif dampak yang mungkin di berbagai tingkat. Menganalisis persyaratan pelaksanaan setiap alternatif. Menilai kelayakan finansial rekomendasi rencana. Memberikan informasi pada nilai alternatif dalam bentuk yang mudah dimengerti dan tepat waktu bagi para pengambil keputusan. 7 REKAYASA TRANSPORTASI
PERUBAHAN KONTEKS UNTUK PERENCANAAN TRANSPORTASI 8 REKAYASA TRANSPORTASI
PERUBAHAN KONTEKS UNTUK PERENCANAAN TRANSPORTASI 1. Pertumbuhan Penduduk 2. Mengubah Demografi 3. Berkembang Ekonomi (dan Geografi) Pasar 4. Sistem Transportasi Preservation 5. Sistem Ketahanan Transportasi 9 REKAYASA TRANSPORTASI
PERUBAHAN KONTEKS UNTUK PERENCANAAN TRANSPORTASI 6. Teknologi 7. Kapasitas Pembiayaan 8. Mengubah Struktur Kelembagaan 9. Lingkungan Imperatif 10. Energi 10 REKAYASA TRANSPORTASI
SUMBER TAMBAHAN INFORMASI Pengangkutan: Perubahan Ekonomi Masa Depan Transportasi Kargo Perubahan Iklim: Perubahan Iklim dan Sistem Jalan Raya: Dampak dan Pendekatan Adaptasi Teknologi: Mempercepat Kemajuan Teknologi untuk Peningkatan Kinerja Sistem Transportasi 11 REKAYASA TRANSPORTASI
SUMBER TAMBAHAN INFORMASI Keberlanjutan: Sebagai Prinsip Pengorganisasian untuk Biro Transportasi. Energi: Mempersiapkan Agen Transportasi Negara untuk Ketidak-pastian Energi Masa Depan. Sosial-Demografi: Pengaruh pada permintaan perjalanan Masa Depan. 12 REKAYASA TRANSPORTASI
KARAKTERISTIK KENDARAAN DAN MANUSIA 13 REKAYASA TRANSPORTASI Copyright 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT
4 ELEMEN UTAMA MODA JALAN RAYA Jalan (The Road) Pemakai Jalan (The Road User) Kendaraan (The Vehicle) Lingkungan (Environment) 14 REKAYASA TRANSPORTASI
JALAN (THE ROAD) Perencanaan Perkerasan (Pavement) Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) Perencanaan Geometrik (Geometric Planning) Lengkung Horizontal (Horizontal Alignment) Lengkung Vertikal (Vertical Alignment) Rekayasa Lalu Lintas (Traffic Engineering) Rekayasa Persimpangan Rekayasa Lalu Lintas 15 REKAYASA TRANSPORTASI
PEMAKAI JALAN (THE ROAD USER) Aspek Fisiologis Vitalitas Penglihatan (Vision) Pendengaran (Hearing) Aspek Psikologis Kondisi Tubuh Kejiwaan 16 REKAYASA TRANSPORTASI
FAKTOR2 VISUAL DALAM PERSEPSI DAN IDENTIFIKASI Acute or clear vision cone - 3 o to 10 o (Medan Pandangan Tajam) Fairly clear vision cone - 10 o to 12 o (Pada medan ini gambar tampak tetapi tidak jelas) Peripheral vision antara 120 o to 180 o 17 REKAYASA TRANSPORTASI
FAKTOR2 VISUAL DALAM PERSEPSI DAN IDENTIFIKASI 18 REKAYASA TRANSPORTASI
PENGARUH KECEPATAN TERHADAP PANDANGAN 19 REKAYASA TRANSPORTASI
CONTOH SOAL Tinggi obyek pada permukaan jalan 40 cm, jaraknya terhadap mobil yang bergerak adalah 80 m. Jelaskan pada saat mobil bergerak dengan kecepatan 75 km/jam dan 100 km/jam, pada kecepatan yang mana sopir melihat benda dengan lebih jelas? V= 75 km/jam V= 100 km/jam 40 cm 80 m 20 REKAYASA TRANSPORTASI
JAWABAN Untuk V = 75 km/jam 1 1 1 f b v 1 365 b 365 1 b 1 80 80 445 perbesaran P b V 445 75 5, 93 21 REKAYASA TRANSPORTASI
JAWABAN Untuk V = 100 km/jam 1 1 1 f b v 1 500 b 500 perbesaran P b V 1 1 b 80 80 580 100 580 5, 80 22 REKAYASA TRANSPORTASI
DEPTH PERCEPTION Yang dimaksud dengan Depth Perception ialah kemampuan untuk mengestimasi jarak dan kecepatan 23 REKAYASA TRANSPORTASI
GLARE VISION AND RECOVERY Faktor ini sangat dipengaruhi oleh usia, semakin tua seseorang semakin tidak sensitif terutama setelah berumur 40 th. Yang dimaksud dengan Glare Vision & Recovery adalah waktu yang dibutuhkan oleh pandangan mata untuk kembali normal, setelah mata mengalami perubahan oleh sinar lampu pada malam hari, yaitu dari terang ke gelap atau dari gelap ke terang. Perubahan dari terang ke gelap dibutuhkan waktu 6 detik untuk kembali normal. 24 REKAYASA TRANSPORTASI
GLARE VISION AND RECOVERY Sedangkan perubahan dari gelap ke terang dibutuhkan waktu 3 detik Contoh: Sopir mengalami perubahan dari gelap ke terang pada kecepatan 60 km/jam. Untuk bisa melihat normal atau pada jarak berapa yang ia tempuh saat pandangannya tidak normal. St Vxt 60.000 3600 x3det 50m 25 REKAYASA TRANSPORTASI
ASPEK PSIKOLOGIS Reaksi Terhadap Rangsangan Luar (External Stimuli) akan mempengaruhi kejiwaan pengemudi yang akan berakibat pada: Perception (Persepsi) Identification (Identifikasi) Judment (Pengambilan Keputusan) Reaction (Reaksi Motorik) A B C D E tp ti tj tr tb 26 REKAYASA TRANSPORTASI
PEMAKAI JALAN (THE ROAD USER) Pada saat mobil sampai di A, pengemudi melihat rintangan di F, Jadi dari A ke B pengemudi menyadari ada rintangan di Jalan. Setelah di B pengemudi ingin mengenal hambatan itu, ini disebut Identifikasi. Setelah tahu bentuk rintangannya pengemudi membuat keputusan, mobil dalam keadaan terus berjalan. Setelah di C pengemudi mengambil keputusan itu dan diputuskan untuk beraksi. Sedang dari D sampai F reaksi berlangsung misalnya menginjak rem, pindah perseneling, dll. 27 REKAYASA TRANSPORTASI
PEMAKAI JALAN (THE ROAD USER) t PIEV t P t I t J t R t B = waktu proses pengereman 28 REKAYASA TRANSPORTASI
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU PIEV Faktor usia pengemudi Faktor psikologis pengemudi Faktor banyaknya pilihan Dari AASHTO di rekomendasikan untuk penentuaan jarak berhenti yang aman 2,5 detik. Sedang untuk jarak pandang pada perempatan jalan yang aman 2 detik. Untuk reaksi-reaksi yang sederhana tergantung dari macam-macam kondisi besarnya sekitar 0,2 2,5 detik. 29 REKAYASA TRANSPORTASI
CONTOH SOAL B = rambu REL V Perumahan C A Kecepatan mobil saat di A=100 km/jam. Di B terdapat rambu batas kecepatan menunjukkan = 60 km/jam. 30 REKAYASA TRANSPORTASI
CONTOH SOAL Waktu PIEV dari A ke B = 0,6 detik, Sedangkan waktu PIEV dari B ke C = 1,2 detik. Jarak pengamanan 5 meter (jarak mengerem sampai batas) Tentukan jarak AB dan jarak BC, kalau perlambatan mobil 2 m/dt 2 31 REKAYASA TRANSPORTASI
JAWABAN B = rambu E t C REL D V t PIEV C A AD S t = V o x t 100.000 S t x0,6 16, 67m 3600 32 REKAYASA TRANSPORTASI
JAWABAN DB V t = V o a.t 60.000 100.000 3600 3600 16,67 27,78 2 t 27,78 t 11,11 2 DB S t = V o.t ½ a t 2 100.000 3600 123,4 33 REKAYASA TRANSPORTASI m x5,56 2 t 16 5,56 1 2 2 t,67 detik x2x5,56 2
JAWABAN Jadi jarak AB = AD + DB = 16,67 + 123,4 m = 140,07 m BE S t = V o x t S t 60.000 3600 x1,2 20 m 34 REKAYASA TRANSPORTASI
EC V t = V o a.t 60. 000 0 3600 2 t 16, 67 JAWABAN 16, 67 t 2 EC S t = V o.t ½ a t 2 69,44 35 REKAYASA TRANSPORTASI m 8 2 t, 34.000 60 x8,34 1 x 2 x8,34 3600 2 2 136,83 69,39 m
JAWABAN Jadi jarak BC = BE + EC = 20 + 69,44 m = 89,44 m Jarak Pengaman = 89,44 + 5 = 94,44 m 36 REKAYASA TRANSPORTASI