Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian. Tanggung Jawab Hukum Perusahaan Terhadap Pelayanan Kesehatan Yang Dilakukan Oleh Klinik Perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS

a. bahwa balai pengobatan dan rumah bersalin merupakan pelayanan kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh swasta;

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALINAU PUSKESMAS MALINAU KOTA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/148/I/2010 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PERAWAT

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN NOMOR KEP. 22/DJPPK/V/2008

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

2.4. Penyakit Akibat Kerja Tujuan Tantangan dan Ancaman

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 92 Tahun 2016 Seri E Nomor 44 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG KLINIK

2016, No Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150,

BAB VII PEMBAHASAN. VII.1 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja. proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan tenaga kerja merasa

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PENATA ANESTESI

No. Dokumen : 005/KMD/ADMIN/II/2013. Tanggal terbit : 12 Februari 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Armaidi Darmawan, dr, M.Epid Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga PSPD Unja

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PSIKOLOG KLINIS

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT

WALIKOTA TANGERANG SELATAN. Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang kesehatan pada. dasarnya ditujukan untuk peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN

24 MEDICARE Health Maintenance Organization Medical Evacuation In-house Clinic PROPOSAL IN HOUSE CLINIC 24 MEDICARE. Dipersiapkan untuk :

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1239/Menkes/SK/XI/2001 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK PERAWAT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM TRAUMA CENTER

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian (Lembaran N

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN. Nomor Dokumen SOP-RM-001 Nomor Revisi 004 Halaman 1 s/d 2 PROSEDUR TETAP. Tanggal Terbit : 1 Desember 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lem

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

BAB III TINJAUAN TEORITIS

Hospital by laws. Dr.Laura Kristina

RSUD KOTA DUMAI PELAYANAN GAWAT DARURAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

ORIENTASI PASIEN BARU Oleh Mira Asmirajanti, SKp., MKep

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN PERAWAT ANESTESI

Contoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BUPATI BENER MERIAH RANCANGAN QANUN KABUPATEN BENER MERIAH NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal penting bagi kesejahteraan masyarakat. Kesehatan yang

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Oleh. Dr.Lili Irawati,M.Biomed

RUMAH SAKIT UMUM AULIA Jl. Raya Utara No. 03 Telp. (0342) , Fax. (0342) Kembangarum - Sutojayan - Blitar

Pada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi:

Armaidi Darmawan, dr, M.Epid Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga PSPD Unja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

WALIKOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 512/MENKES/PER/IV/2007 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROSEDUR DAN TATA LAKSANA PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN DAN PRAKTIK FISIOTERAPIS

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 548/MENKES/PER/V/2007 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN PRAKTIK OKUPASI TERAPIS

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 867/MENKES/PER/VIII/2004 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK TERAPIS WICARA

2015, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor : 240/MENKES/PER/III/2010 merupakan intitusi. rawat jalan pasien lama dan gawat darurat.

Transkripsi:

Judul Penelitian: Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian Tanggung Jawab Hukum Perusahaan Terhadap Pelayanan Kesehatan Yang Dilakukan Oleh Klinik Perusahaan Undangan Penelitian: Kami meminta kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Dipersilakan untuk membaca lembar persetujuan ini. Jika ada yang dirasa perlu ditanyakan, dipersilakan untuk bertanya secara langsung kepada peneliti. Keterlibatan Responden: Dalam penelitian ini kami memerlukan partisipasi Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk: 1. Meminta Bapak/Ibu untuk membaca dan menandatangani surat persetujuan partisipasi dalam penelitian; 2. Melakukan wawancara; 3. Meminta kesediaan Bapak/Ibu untuk membaca transkrip wawancara; dan 4. Melakukan wawancara lanjutan apabila diperlukan untuk melengkapi penelitian. Jika ada sesuatu yang membuat Bapak/Ibu terganggu selama penelitian, Bapak/Ibu bisa mengundurkan diri dari penelitian ini. Penjelasan Prosedur: Peneliti akan mewawancarai Bapak/Ibu dan akan menuliskannya 95

dan/atau merekamnya. Baik tulisan maupun rekaman ini akan dijaga kerahasiannya. Dalam wawancara ini Peneliti akan mewawancarai Bapak/Ibu mengenai pengalaman Bapak/Ibu berkenaan dengan pelayanan kesehatan dalam klinik perusahaan. Untuk menjaga kebenaran dalam penelitian ini Bapak/Ibu bisa mencermati transkrip untuk melihat apakah sudah sesuai dengan yang telah Bapak/Ibu katakan atau tidak. Jaminan Kerahasiaan: Kerahasiaan Bapak/Ibu akan kami jaga, kami tidak akan menyebutkan nama Bapak/Ibu. Kami hanya akan memberikan nama samaran, sehingga identitas Bapak/Ibu akan senantiasa kami lindungi. Wawancara ini akan ditulis dan/atau direkam, kemudian diketikkan. Hasil penelitian ini akan dipublikasikan sebagai Tesis. Hak untuk Berpartisipasi: Bapak/Ibu dengan sepenuh hati berpartisipasi dalam penelitian ini. Sewaktu-waktu Bapak/Ibu bisa menarik diri untuk terlibat dalam penelitian ini. Jika ada pertanyaan, Bapak/Ibu dapat langsung bertanya kepada peneliti. Saya menyatakan memahami semua informasi di atas, dan dengan ini menyatakan kesediaan saya untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. (Tanda tangan Responden) (Tanggal) Inisial:, saya menyetujui perekaman wawancara Saya telah menjelaskan penelitian ini kepada Responden/Subyek di atas sebelum meminta persetujuan untuk terlibat dalam penelitian ini. 96

(Tanda tangan Peneliti) (Tanggal) LAMPIRAN 2 Pedoman wawancara untuk karyawan 97

1. Sudah berapa lama bekerja di perusahaan A? 2. Pendidikan terakhir? 3. Tempat tinggal? 4. Apakah mempunyai perjanjian kerja? 5. Apa isi perjanjian kerja yang bapak/ibu tanda tangani? 6. Bapak/ibu bekerja di bagian apa? 7. Berapa lama jam kerja dalam 1 hari? 8. Ada berapa orang dalam keluarga bapak/ibu? 9. Apakah bapak/ibu mengetahui hak-haknya sebagai pekerja? 10.Apakah bapak/ibu bisa menyebutkan apa saja hak-haknya sebagai pekerja? 11.Apakah bapak/ibu sering menggunakan fasilitas layanan kesehatan di klinik perusahaan? 12.Dalam satu bulan seberapa sering bapak/ibu berobat ke klinik perusahaan? 13.Biasanya bapak/ibu berobat di klinik perusahaan untuk mengobati penyakit apa? 14. Sewaktu berobat apakah bapak/ibu ditangani dokter atau perawat? 15.Apakah sebelum dilakukan tindakan medis bapak/ibu diberikan penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan oleh dokter atau perawat? 16.Apakah bapak/ibu merasa pelayanan kesehatan yang diberikan 98

sudah dilakukan dengan baik? 17.Apakah pernah mengalami pelanggaran hak atas pelayanan kesehatan yang diperoleh? 18.Apakah bapak/ibu merasakan manfaat dari keberadaan klinik perusahaan ini? 19. Apakah bapak/ibu mengetahui apa itu BPJS? 20. Apakah bapak/ibu peserta BPJS? 21. Apakah bapak/ibu mengetahui hak-haknya sebagai peserta BPJS? Pedoman wawancara untuk tenaga kesehatan (dokter/perawat) 1. Sudah berapa lama bekerja di perusahaan A? 2. Pendidikan terakhir? 3. Apakah anda bekerja sebagai karyawan di perusahaan A? 4. Apakah anda mempunyai perjanjian kerja dengan perusahaan? 5. Apakah anda mempunyai STR, SIP, SKP dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja, sertifikat hiperkes dan pelatihan kerja? 6. Berapa lama jam kerja dalam 1 hari? 7. Apakah anda mengetahui hak-hak pekerja? 8. Apakah anda bisa menyebutkan apa saja hak-hak pekerja? 9. Apakah menurut anda fasilitas, peralatan termasuk obat-obatan 99

yang digunakan dalam pelayanan kesehatan di klinik perusahaan ini sudah memenuhi persyaratan? 10.Apakah peralatan yang ada di klinik perusahaan dilakukan kalibrasi secara berkala? 11. Jumlah kunjungan pasien dalam satu bulan? 12.Apakah anda pernah merawat pasien gawat darurat akibat kecelakaan di klinik perusahaan? 13.Apakah anda melaporkan kejadian kecelakaaan tersebut ke perusahaan? 14. Penyakit yang umum diderita? 15.Dalam memberikan pelayanan kesehatan apakah ditangani dokter atau perawat? 16.Apakah bapak/ibu merasa pelayanan kesehatan yang diberikan sudah dilakukan dengan baik? 17. Apakah anda memberikan obat secara langsung kepada pasien? 18.Apakah anda memberikan penjelasan/informed consent kepada pasien sebelum melakukan tindakan medis? 19. Apakah anda memasang papan nama di klinik perusahaan? 20. Apakah anda secara berkala melakukan audit medis? 21.Apakah klinik perusahaan secara berkala mengikuti proses akreditasi? 22. Seberapa sering anda merujuk pasien? 23.Apakah anda merasakan manfaat dari keberadaan klinik 100

perusahaan ini? 24.Apakah anda melaporkan setiap perubahan status kesehatan pekerja kepada perusahaan? 25.Apakah anda membuat laporan secara berkala mengenai rekapitulasi penyakit di klinik perusahaan? 26.Apakah menurut anda perusahaan sudah memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja? 27.Apakah perusahaan memberikan anda kesempatan untuk mengikuti seminar/workshop dalam pengembangan ilmu yang saudara miliki? 28. Apakah tenaga kerja di perusahaan ini menjadi peserta BPJS? Pedoman wawancara untuk perusahaan/sdm 1. Sudah berapa lama bekerja di perusahaan A? 2. Sudah berapa lama perusahaan ini berdiri? 3. Perusahaan ini bergerak di bidang apa? 4. Berapa lama jam kerja dalam 1 hari? 5. Apakah tenaga kerja di perusahaan ini mempunyai perjanjian kerja? 6. Bagaimana gambaran status tenaga kerja di perusahaan ini? 7. Apakah bapak/ibu mengetahui hak-hak pekerja? 8. Apakah bapak/ibu bisa menyebutkan apa saja hak-hak pekerja? 9. Fasilitas pelayanan kesehatan di klinik perusahaan apakah meliputi 101

pekerja saja atau seluruh anggota keluarganya? 10.Apakah bapak/ibu pernah menggunakan fasilitas layanan kesehatan di klinik perusahaan? 11.Dalam satu bulan seberapa sering bapak/ibu berobat ke klinik perusahaan? 12.Biasanya bapak/ibu berobat di klinik perusahaan untuk mengobati penyakit apa? 13. Sewaktu berobat apakah bapak/ibu ditangani dokter atau perawat? 14.Apakah bapak/ibu merasa pelayanan kesehatan yang diberikan sudah dilakukan dengan baik? 15.Apakah bapak/ibu merasakan manfaat dari keberadaan klinik perusahaan ini? 16.Apakah anda mengetahui tanggung jawab anda sebagai pimpinan dari perusahaan terhadap klinik perusahaan? 17.Apakah anda mengawasi secara rutin pemakaian peralatan medis maupun obat-obatan yang digunakan di klinik perusahaan? 18.Apakah anda mengetahui setiap perubahan status kesehatan karyawan anda? 19.Apakah anda mengetahui informasi tersebut dari klinik perusahaan? 20. Apakah anda mengetahui apa itu BPJS? 21. Apakah tenaga kerja di perusahaan ini menjadi peserta BPJS? 22.Apakah yang didaftarkan kepada BPJS termasuk seluruh anggota keluarga tenaga kerja? 102

23.Apakah anda mengetahui manfaat yang diperoleh tenaga kerja anda yang menjadi peserta BPJS? 24.Apakah klinik perusahaan secara berkala mengikuti proses akreditasi? 25.Apakah anda mengetahui penyakit apa yang paling banyak diderita karyawan anda? Pedoman Wawancara Untuk Pimpinan BPJS 1. Bagaimana kesiapan BPJS Kesehatan dalam menghadapi universal health coverage? 2. Apakah semua perusahaan sudah mendaftarkan pekerjanya ke BPJS? 3. Apakah anda mengetahui fungsi klinik perusahaan? 4. Bagaimana strategi BPJS untuk dapat mendorong perusahaan-perusahaan tersebut untuk mau mendaftarkan pekerjanya? 5. Bagaimana bentuk kerjasama BPJS dengan perusahaan-perusahaan tersebut? 6. Bagaiman bentuk kerjasama BPJS dengan perusahaan yang mempunyai klinik perusahaan? 7. Apa kendala yang dihadapi sementara ini dalam pelaksanaan BPJS kesehatan di perusahaan-perusahaan? 8. Sejauh mana keikutsertaan BPJS dalam pengelolaan klinik perusahaan? 103

9. Perlindungan hukum apa yang diperoleh tenaga kesehatan di klinik perusahaan? 10.Perlindungan apa yang diperoleh pekerja yang mendapatkan pelayanan kesehatan di klinik perusahaan? 11.Bagaimana tanggung jawab BPJS bila terjadi pelanggaran hukum dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di klinik perusahaan? 12.Bagaimana prosedur rujukan pasien ke rumah sakit dari klinik perusahaan? 13.Apakah BPJS bisa mengcover seluruh permasalahan kesehatan pekerja (rehabilitative,promotif, preventif, kuratif berdasarkan fungsi pemeliharaan kesehatan di klinik perusahaan)? LAMPIRAN 3 Tata Cara Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja 104

Menurut Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor KEP. 22/DJPPK/V/2008 Tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja, Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja dapat dilakukan sendiri oleh perusahaan, dalam bentuk rumah sakit perusahaan atau klinik perusahaan atau dilakukan dengan cara kerjasama melalui unit/lembaga pelayanan kesehatan di luar perusahaan baik milik pemerintah maupun swasta, seperti : rumah sakit, puskesmas, poliklinik, balai pengobatan, Perusahaan Jasa K3 (PJK3) bidang Kesehatan Kerja dan pelayanan kesehatan lainnya yang telah memiliki perijinan sesuai ketentuan yang berlaku. 1) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja dilaksanakan sendiri oleh perusahaan : a) Dilaksanakan bagi perusahaan dengan : (1) Jumlah tenaga kerja 1000 orang atau lebih (2) Jumlah tenaga kerja 500 orang sd 1000 orang tetapi memiliki tingkat risiko tinggi (penentuan tingkat risiko suatu perusahaan/tempat kerja mengacu pada standar atau peraturan perundangan yang berlaku). b) Perusahaan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan kerja sendiri di perusahaan melaksanakan program pelayanan kesehatan kerja yang bersifat komprehensif meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif bagi tenaga kerja sebagaimana tabel 2. No Jenis Pelayanan Bentuk Kegiatan 1 Pelayanan kesehatan preventif dan promotif 2 Pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitatif -Pembinaan kesehatan kerja kepada tenaga kerja minimal 1 bulan sekali -Pengawasan dan pembinaan lingkungan kerja minimal 2 bulan sekali -Memberikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif selama hari kerja dan selama ada shift kerja dengan 500 orang tenaga kerja atau lebih - Pelayanan oleh dokter perusahaan setiap hari kerja 105

3 Pelayanan kesehatan rujukan - Pelayanan oleh paramedis/perawat dapat dilakukan untuk shift kerja ke 2 dan seterusnya. Dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap apabila ada kasus kesehatan yang tidak dapat ditangani di dalam perusahaan Tabel 1. Cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja yang dilaksanakan sendiri oleh perusahaan 2) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja dilaksanakan melalui pihak di luar perusahaan : a) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja melalui kerja sama dengan pihak di luar perusahaan dapat dilaksanakan untuk perusahaan yang memiliki tenaga kerja kurang dari 1000 orang; b) Program/kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak di luar perusahaan harus meliputi upaya kesehatan secara komprehensif (preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif) dengan cara sebagai berikut : (1) Upaya kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif kecuali tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dapat dilaksanakan diunit/lembaga pelayanan kesehatan di luar perusahaan; (2) Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dilaksanakan di dalam perusahaan, oleh oleh tenaga medis dan tenaga kerja yang telah dilatih menjadi petugas P3K sesuai ketentuan yang berlaku ; (3) Upaya kesehatan yang bersifat preventif dan promotif dilaksanakan di dalam perusahaan. (4) Cara penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja disesuaikan dengan jumlah tenaga kerja dan tingkat risiko perusahaan (lihat tabel 3). 106

No. Kriteria perusahaan Cara Pelayanan A Perusahaan dengan Preventif tingkat risiko tinggi Promotif dan Kuratif, Rehabilitatif, dan Rujukan 1 Jumlah tenaga kerja 200 s.d 500 orang 2 Jumlah tenaga kerja < 200 orang pembinaan dan pengawasan kesehatan kerja danlingkungan kerja minimal setiap 2 bulan sekali pembinaan dan pengawasan kesehatan kerja danlingkungan kerja minimal setiap 3 bulan sekali diberikan selama jam kerja diberikan selama jam kerja B Perusahaan dengan tingkat risiko rendah Preventif Promotif dan Kuratif, Rehabilitatif & Rujukan 1 Jumlah tenaga kerja > 500 s.d 1.000 orang Jumlah tenaga kerja 200 s/d 500 orang 3 Jumlah tenaga kerja s.d 200 orang pembinaan dan pengawasan kesehatan kerja dan lingkungan kerja minimal setiap 2 bulan sekali pembinaan dan pengawasan kesehatan kerja dan lingkungan kerja minimal setiap 3 bulan sekali pembinaan dan pengawasan kesehatan kerja dan lingkungan kerja minimal setiap 6 bulan sekali diberikan selama jam kerja dan selama adashift kerja dengan 500 orang tenaga kerja atau lebih diberikan minimal setiap 2 hari sekali diberikan minimal setiap 3 hari sekali Tabel 2.Cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja melalui kerja sama dengan pihak di luar perusahaan Persyaratan Klinik Perusahaan a) Syarat Lembaga Pelayanan Kesehatan Kerja : 107

1. Memiliki personil kesehatan kerja yang yang meliputi : a. Dokter penanggung jawab pelayanan kesehatan kerja, b.tenaga pelaksana kesehatan kerja berupa dokter perusahaan dan atau paramedis perusahaan, c.petugas administrasi atau pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan kerja. 2. Memiliki sarana dan prasarana pelayanan kesehatan kerja, 3. Pelayanan kesehatan kerja yang ada di perusahaan mendapat pengesahan dari instansi di bidang ketenagakerjaan sesuai wilayah kewenangannya, 4. Pelayanan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh pihak di luar perusahaan wajib dilengkapi dengan Nota Kesepahaman (MoU) penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja antara pengusaha dengan kepala unit pelayanan kesehatan yang bersangkutan dan dilaporkan ke instansi di bidang ketenagakerjaan sesuai wilayah kewenangannya. b) Syarat Personil Pelayanan Kesehatan Kerja 1. Syarat dokter penanggung jawab pelayanan kesehatan kerja : a. Ditunjuk oleh pimpinan perusahaan atau kepala unit/instansi yang bersangkutan dan dilaporkan ke instansi ketenagakerjaan sesuai wilayah kewenangannya; b.telah mendapatkan Surat Keputusan Penunjukan (SKP) sebagai dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja dari Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 2. Syarat tenaga pelaksana pelayanan kesehatan kerja (dokter perusahaan dan atau paramedis perusahaan) : a. Memiliki sertifikat pelatihan hiperkes dan keselamatan kerja (atau sertifikat lainnya) sesuai peraturan 108

perundangan yang berlaku; b. Mematuhi etika profesi dokter dan tenaga kesehatan lainnya sesuai kode etik profesi dan peraturan perundangan yang berlaku; 3. Syarat dokter perusahaan : a.memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dokter, atau sejenisnya sesuai peraturan perundangan yang berlaku; b.surat ijin praktek (SIP) dokter yang masih berlaku dari instansi yang berwenang. c) Syarat Sarana Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja Jumlah dan jenis sarana dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja dapat disesuaikan dengan jumlah tenaga kerja dan tingkat risiko yang ada di perusahaan. Jenis sarana pelayanan kesehatan kerja minimal terdiri dari sarana dasar dan dapat dilengkapi dengan sarana penunjang sesuai kebutuhan. SARANA DASAR 1. Perlengkapan umum: a. Meja dan kursi b. Tempat tidur pasien c. Wastafel d. Timbangan badan e.meteran/pengukur tinggi badan f. Kartu status g. Register pasien berobat 2. Ruangan : a. Ruang tunggu b. Ruang periksa c. Ruang/almari obat d. Kamar mandi dan WC 3. Peralatan medis : a.tensimeter dan stetoskop b. Termometer c. Sarung tangan d. Alat bedah ringan (minor set) e. Lampu senter f. Obat-obatan g.sarana/perlengkapan P3K h.tabung oksigen dan isinya SARANA PENUNJANG 1. Alat Pelindung Diri (APD) 2. Alat evakuasi : a. tandu, b. ambulance/kendaraan pengangkut korban dll. 3.Peralatan penunjang diagnosa: a. spirometer, b. audiometer dll. 4.Peralatan pemantau/pengukur lingkungan kerja : a. sound level meter, b. lux meter, c. gas detector dll. 109

Tabel 3. Sarana Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja 110