UJI COBA PENGGUNAAN PENDEKATAN INTEGRATIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS 5 SDN KADUNGORA 1 GARUT MAKALAH Oleh: Aep Hardiwinata 10.21. 0547 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
UJI COBA PENGGUNAAN PENDEKATAN INTEGRATIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS 5 SDN KADUNGORA 1 GARUT Aep Hardiwinata 10.21. 0547 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidkan ( STKIP ) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini. 1) Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi pada kelas yang tidak menggunakan pendekatan integratif?, 2) Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi pada kelas yang menggunakan pendekatan integratif?, 3) Adakah perbedaan kemampuan siswa yang berarti dalam menulis karangan argumentasi antara yang tidak menggunakan pendekatan integratif dan yang menggunakan pendekatan integratif. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi pada kelas yang tidak menggunakan pendekatan integratif?, 2) kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi pada kelas yang menggunakan pendekatan integratif?, 3) perbedaan kemampuan siswa yang berarti dalam menulis karangan argumentasi antara yang tidak menggunakan pendekatan integratif dan yang menggunakan pendekatan integratif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi dan teknik tes, sedangkan teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan statistik, yaitu menggunakan uji Normalitas dan Wilcoxon. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Kelas 5 SDN Kadungora Garut, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 SDN Kadungora Garut tahun ajaran 2011/2012. Simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut ini. 1) Kelas kontrol yang tidak menggunakan pendekatan integratif mengalami peningkatan nilai rata-rata tes dari 49.93 menjadi 61.43, 2) Kelas eksperimen pun yang menggunakan pendekatan integratif mengalami peningkatan rata-rata nilai tes dari 49.62 menjadi 56.56, 3) Berdasarkan uji nonparametrik dengan menggunakan uji wilcoxon, hasilnya tidak terdapat perbedaan yang signifikan (99%) hasil pascates dan pascates karena P = 9289 sedangkan a - 1,82 artinya P > a, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian hipotesis yang diajukan penulis ditolak. Saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini. 1) Guru harus lebih memperhatikan cara penyampaian materi menulis karangan argumentasi, 2) Guru diharapkan memiliki kemampuan dalam memilih dan menggunakan pendekatan yang tepat dalam proses pembelajaran, 3) Pendekatan integratif merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi pada tingkat SD. PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial, tindakannya yang pertama dan yang paling penting adalah tindakan sosial, suatu tindakan tempat saling mempertukarkan pengalaman, saling mengemukakan dan menerima pikiran, saling mengutarakan perasaan atau
keyakinan. Oleh karena itu, di dalam tindakan sosial haruslah terdapat elemen-elemen yang umum, yang sama-sama disetujui dan dipahami oleh sejumlah orang yang merupakan suatu masyarakat yaitu diperlukannya sebuah komunikasi. Komunikasi mempersatukan individuindividu ke dalam kelompok-kelompok dengan jalan Pengertian Karangan Argumentasi Dalam pengertian karangan terkandung pengertian susunan, atau kesatuan yang teratur. Kata karangan sendiri berasal dari kava karang, yang justru bisa disebut sebagai kegiatan mengarang, menyusun, dan menulis sebuah cerita, buku, dan sajak (KBBI, 2001:506). Pengertian seperti itu dapat kita jumpai, misalnya pada kelompok kata karangan bunga. Bunga-bunga yang diikat atau ditumpuk begitu saja tidak disebut karangan bunga. Jika bungabunga itu disusun sehingga mengutarakan sesuatu, barulah disebut karangan bunga. Demikian pula halnya dengan karangan bahasa, yang biasa kita sebut karangan saja, mengandung susunan pengertian yang serupa, baik tentang isi yang diutarakan, maupun cara dan alat mengutarakan itu. Ahmadi (1990:1) berpendapat bahwa karangan diartikan sebagai rangkaian kata-kata atau kalimat. Kemudian, Takala (dalam Ahma di 1990:24) mengemukakan bahwa karangan adalah proses penyususnan, mencatat, dan mengkomunikasikan makna dalam tataran ganda, bersifat interaktif, dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan mempergunakan suatu sistem tanda konvensional yang dilihat atau dibaca. Mengarang adalah merangkai, menyusun secara cermat buah pikiran ke dalam bentuk tulisan yang beruntun dan teratur tentang susatu masalah. Istilah lain yang sering digunakan adalah menulis. Hasil mengarang atau menulis disebut karangan atau tulisan (Syamsudin, 1992:2). Metode Penelitian Penulis menggunakan metode studi kuasi eksperimen. Alasan pemilihan metode ini karena pada pelaksanaannya penulis ingin mengujicobakan seperangkat tes awal (prates) maupun tes akhir (pascates), sebagai umpan balik atas proses penggunaan pendekatan integratif dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Teknik Peneilitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik observasi dan teknik tes. Pertama, penulis melakukan observasi untuk mengamati kegiatan menyatukan konsep-konsep umum, memelihara serta mengawetkan ikatan-ikatan kepentingan umum, menciptakan suatu kesatuan lambang-lambang yang membedakan dari kelompok-kelompok lain, masyarakat berada dalam komunikasi linguistik. belajar mengajar antara yang menggunakan pendekatan integratif dan yang tidak menggunakan pendekatan integratif, fasilitas sekolah yang tersedia dalam menunjang proses pembelajaran, keadan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung, dan keadaan guru pelajaran bahasa Indonesia. HASIL DAN PEMBAHSAN Berikut ini adalah pengolahan hasil penganalisisan data dari nilai prates dan pascates karangan argumentasi yang dibuat oleh siswa, baik yang tidak menggunakan atau yang menggunakan pendekatan integratif. Akan tetapi sebelum mengolah data, penulis kemukakar. terlebih dahulu perbandingan kemampuan siswa dalam menulis karangan berdasarkan unsur-umur penilaiannya seperti tertera pada tabel di bawah ini. Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Penilaian Menulis Karangan Argumentasi Berdasarkan Unsur-unsur Penilaiannya No. 1. Kriteria Penilaian Tidak Menggunakan Pendekatan Integratif Menggunakan Pendekatan Integratif Selisih Struktur karangan 3 2.78 0.22 2. Isi gagasan 2.46 2.28 0.18 3. 4. Kohesi dan koherensi Paragraf 2.15 2.15 0 Struktur kalimat 2.31 1.73 0.58 5. Pilihan kata 2.90 2.78 0.12 6. Ejaan 2.03 1.81 0.22 Rata-rata Keseluruhan 2.47 2.25 1.32 Berdasarkan tabulasi di atas terungkap bahwa secara umum rata-rata kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi pada kelas yang tidak menggunakan pendekatan integratif lebih baik jika dibandingkan dengan rata-rata kelas yang menggunakan pendekatan integratif. Di antara
kedua pendekatan tersebut terdapat selisih sebesar 1.32. Sementara itu apabila diamati dari unsur-unsur atau kriteria penilaian paragraf, hampir seluruhnya menunjukan perbedaan antara kedua kelompok dan sebagian besar menunjukan bahwa pembelajaran menulis karangan argumentasi yang tidak menggunakan pendekatan integrative sedikit lebih baik jika dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan integratif. Dari lima kriteria penilaian, struktur kalimat merupakan kriteria penilaian yang memiliki selisih yang paling besar yaitu 0.58, sedangkan kohesi dan koherensi hanya terjadi selisih 0. Dengan demikian secara umum dapat diambil suatu simpulan sementara bahwa pembelajaran menulis karangan argumentasi yang tidak menggunakan pendekatan integratif sedikit lebih baik jika dibandingkan dengan yang menggunakan pendekatan integratif. Pembuktian Hipotesis Dari hasil pengujian uji wicoxon, diperoleh hasil yaitu nilai P = 9298 sedangkan nilai a = 1.82. Penentuan nilai a ini didasarkan pada taraf signifikansi yang digunakan, yaitu sebesar 1% atau pada kepercayan 99%. Setelah hasilnya diketahui dengan menggunakan rumus wilcoxon, ternyata P < a (9298 < 1.82), maka Ho diterima/ha ditolak. Artinya hipotesis yang diajukan oleh penulis adalah tidak terdapat pengaruh antara yang menggunakan pendekatan integratif dengan yang menggunakan pendekatan integratif terhadap kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas 5 SDN Kadungora kabupaten Garut Tahun Ajaran 2011/2012. Sementara kemampuan awal kedua kelas relatif sama, yakni memiliki nilai tes awal rata-rata 49. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, suharsimi. (l998). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Dahlan. (1990). Model-model mengajar. Bandung: CV. Diponegoro. Hidayat, Kosadi (1991). Perencanaan Pengajaran. Bandung: Bina Cipta. Lamuddin, Finosa (1993). Komposisi Bahasa Indonesia 3. Jakarta: UT Depdikbud. Sudjana, Nana (1987). Tuntutan penyusunan karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru: Algesindo. Sudjana, Nana (1991). Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru Tarigan, HG. (1994). Menulis Sebagai Suatu keterampilan Berbahasa.Bandung:Angkasa Bandung. UzerUsman, M. (1990). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosda Karya. SIMPULAN Berdasarkan analisis data diketahui bahwa hasil pembelajaran menulis karangan argumentasi pada dua kelompok secara angka-angka menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis yang signifikan. Pada kelas kontrol yang tidak menggunakan pendekatan integratif mengalami peningkatan nilai rata-rata tes dari 49.93 menjadi 61.43. Sementara, pada kelas eksperimen pun yang menggunakan pendekatan integratif mengalami peningkatan rata-rata nilai tes dari 49.62 menjadi 56.56. Akan tetapi, kelas kontrol yang tidak menggunakan pendekatan integratif memiliki peningkatan yang signifikan, yaitu rata-rata 61.43 sedangkan kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan integratif memiliki rata-rata 56.56.