METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2013 di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober 2013 di

Lampiran 1. Road-map Penelitian

III. METODE PENELITIAN. UNILA dan Laboratorium Kesehatan Lingkungan Balai Besar Pengembangan dan

Lampiran 1. Road-map Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE

II. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

Lampiran 1. Rumus konversi dalam pembuatan media

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

BAB II. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Skema Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Skema langkah-langkah pengujian histologi secara garis besar adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah, selama 8 minggu.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Penelitian Kandang Hewan Coba Laboratorium Histopatologi

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA. Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI. (Cr 3+ ). Faktor suhu menggunakan 2 level suhu media yaitu T i (suhu 20±2

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dan 1 kontrol terhadap ikan nila (O. niloticus). bulan, berukuran 4-7 cm, dan berat gram.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni dengan

BAB III METODE PENELITIAN. kegiatan pengumpulan dan analisis data yang bertujuan untuk menggambarkan

BAB III METODOLOGI. untuk Microsoft Windows.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

III. METODE PENELITIAN. jantung dilaksanakan di Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai Februari 2010 yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2011, di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai

MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Laboratorium UIN Agriculture

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat E. ictaluri Ikan Lele ( Clarias sp.)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan

BAB III BAHAN DAN METODE

Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan. menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5

METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Ilustrasi ligasi antara GP25 dan pt-easy

II. BAHAN DAN METODE 2. 1 Rancangan penelitian 2.2 Persiapan wadah 2.3 Penyediaan larva ikan patin

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Bahan Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Aquatik, Fakultas

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2010, di Laboratorium

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi 1. Materi Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Oktober Perlakuan

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2011, di

III. METODE PENELITIAN. test-only control group design. Menggunakan 20 ekor tikus putih yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan metode

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

Lampiran 1. Pembuatan Media Bakteri (SWC dan TCBS).

LAPORAN PRAKTIKUM. : Histoteknik : Selly Oktaria Tanggal Praktikum : 14 September 2012

BAB III METODE PENELITIAN. pemberian ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana) terhadap

Laporan Praktikum Histotehnik. Oleh: Lucia Aktalina. Jum at, 14 September WIB

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode posttest only

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

BAB III METODE PENELITIAN. Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya sebagai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai September 2011 bertempat

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan. rancangan post test only control group design.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2014 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK Disusun oleh: Jekson Martiar Siahaan

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test-only

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zooplankton, Balai Besar

Lampiran 1 Analisis probit uji LC50-96 jam minyak sereh. Pengamatan Jumlah Respon

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Juni Lokasi penelitian di

Lampiran 1. Data pemberian obat kepada kelinci. Tanggal Pemberian obat ,750 1, ,650 1,500

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan hewan coba berupa tikus putih betina galur Sprague dawley.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni Lokasi penelitian di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.)

Lampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian ekstrak daun pegagan (Centella asiatica

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung tepatnya di Laboratorium Pembenihan Kuda Laut sebagai tempat selama pemeliharaan dan pemberian perlakuan serta di Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan sebagai tempat untuk analisis histopatologi. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Persiapan Penelitian 3.2.1.1 Pengganasan VNN / Uji Kohabitasi Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pengganasan VNN adalah sebagai berikut: a. Alat : Autoklaf, pellet pestle, cool box, ice pack, ember, aerasi, tabung reaksi, pipet tetes, alat bedah, spuit dengan needle 26 G ukuran 1 ml (Thermo TM ), microtube, masker, sarung tangan, milipore (Thermo TM ) 0,45 µm. b. Bahan : PBS, ikan kerapu tikus yang terserang VNN, alkohol 70%, ikan media pengganasan virus.

21 3.2.1.2 Persiapan Wadah dan Ikan Uji Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam persiapan wadah dan ikan uji adalah sebagai berikut: a. Alat : Bak pemeliharaan ikan (ukuran 45 x 35 x 30 cm) 4 buah, aerator, selang aerasi, batu aerasi, dan selang sipon. b. Bahan : Ikan Kerapu Tikus (Cromileptes altivelis) dengan panjang 10 cm sebanyak 40 ekor dan pakan buatan (Megami ). 3.2.1.3 Pencampuran Pakan dengan Jintan Hitam Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pencampuran pakan dengan jintan hitam adalah sebagai berikut: a. Alat : Timbangan digital, mangkok, spatula dan nampan. b. Bahan : Pakan buatan (Megami ), jintan hitam (HPA ), dan putih telur (sebagai binder). 3.2.2 Tahap Pelaksanaan 3.2.2.1 Pemberian Jintan Hitam dan Uji Tantang Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pemberian vaksin dan imunostimulan adalah sebagai berikut: a. Alat : Spuit dengan needle 26 G ukuran 1 ml (Thermo TM ). b. Bahan : Pakan buatan (Megami ), kapsul habatussauda/jintan hitam (HPA TM ) dan isolat virus VNN.

22 3.2.2.2 Pembuatan Preparat Histopatologi Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan preparat histopatologi adalah sebagai berikut: a. Alat : seperangkat alat bedah, botol film, kaset embedding, botol winkler, mesin paraffin mold, mikrotom, floating bath, slide glass, cover glass, rak slide, dan refrigator. b. Bahan : sampel ikan uji, buffer formalin, larutan bouine, alkohol 70%, alkohol 80%, alkohol 95%, alkohol 100%, akuades, formalin, xylol, parafin, hematoxylin, eosin, dan entellan. 3.2.3 Pengamatan 3.2.3.1 Pengamatan Preparat Histopatologi Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam analisa kualitas air adalah sebagai berikut: a. Alat : Mikroskop binokuler, kamera, dan komputer. b. Bahan : Preparat histopatologi yang sudah jadi. 3.2.3.2 Analisa Kualitas Air Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam analisa kualitas air adalah sebagai berikut: a. Alat : Termometer suhu, ph meter, dan DO meter. b. Bahan : Sampel air akuarium pemeliharaan ikan kerapu tikus.

23 3.3 Desain Penelitian Penelitian terdiri dari 4 perlakuan, dimana setiap bak perlakuan terdapat 10 ekor ikan. Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif, analisis yang dilakukan menggunakan referensi dari Genten et al. (2009). Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C Perlakuan D : tanpa penambahan jintan hitam : penambahan 2,5% jintan hitam/kg pakan : penambahan 5% jintan hitam/kg pakan : penambahan 7,5% jintan hitam/kg pakan 3.4 Metode Penelitian 3.4.1 Persiapan Penelitian 3.4.1.1 Pengganasan VNN / Uji Kohabitasi Adapun metode pembuatan isolat VNN adalah sebagai berikut: a. PBS, microtube dan pellet pestle di autoklaf. b. Organ diambil dari ikan yang terserang VNN. c. Organ dimasukkan dalam microtube kemudian ditumbuk menggunakan pellet pestle dan ditambahkan PBS steril 20 ml. d. Hasil tumbukan di sentrifuge dengan kecepatan 12.000 rpm selama 10 menit. e. Supernatan diambil kemudian disaring dengan menggunakan milipore (Thermo TM ) 0,45 µm dan dimasukan ke dalam microtube untuk mendapatkan isolat virus VNN.

24 f. Isolat VNN hasil saringan diambil untuk diinjeksikan pada ikan sebanyak 0,1 ml/ekor dengan menggunakan spuit. g. Ikan media disuntikan secara intra peritoneal (i.p). h. Ikan media dipelihara dan diamati gejala yang timbul untuk mengetahui apakah virus VNN sudah menginfeksi ikan tersebut. i. Jika ikan media pengganasan sudah mati ulangi langkah kerja sebelumnya dan suntikan kepada ikan kerapu tikus sebagai ikan uji. 3.4.1.2 Persiapan Wadah dan Ikan Uji a. Ikan kerapu tikus disiapkan dengan panjang 10 cm sebanyak 40 ekor lalu diadaptasikan selama 7 hari; b. Ikan dipelihara dan diberi pakan berupa pelet; c. Selama masa pemeliharaan atau aklimatisasi dilakukan penyiponan setiap pagi dan sore hari. 3.4.1.3 Pembuatan Pakan a. Pakan ditimbang sebanyak 1 Kg; b. Jintan hitam ditimbang sesuai dosis lalu dicampurkan ke dalam pakan dengan bantuan penambahan putih telur ayam (sebagai binder) secukupnya sampai jintan hitam menyatu dengan pakan dan aduk dengan spatula; c. Pellet dikeringkan dengan cara diangin-anginkan, kemudian didinginkan pada suhu kamar dan dikemas dalam wadah.

25 3.4.2 Tahap Pelaksanaan 3.4.2.1 Pemberian Jintan Hitam Metode pemberian imunostimulan jintan hitam yang sudah tercampur dengan pakan adalah dengan dosis 0% jintan hitam/pakan, 2,5% jintan hitam/kg pakan, 5% jintan hitam/kg pakan, dan 7,5% jintan hitam/kg pakan. Pakan yang bercampur jintan hitam diberikan pada ikan kerapu tikus setiap hari selama pemeliharaan dengan pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari, yaitu pada pukul 08.00 dan 16.00. Pakan yang diberikan pada ikan dengan metode ad libitum (sampai ikan kenyang) sesuai perlakuan pada masing-masing bak pemeliharaan. 3.4.2.2 Uji Tantang Uji tantang dilaksanakan pada hari ke 38 perlakuan dengan menginjeksikan isolat VNN 0,1 ml/ekor ikan dengan cara disuntikkan secara intra peritoneal (i.p). 3.4.2.3 Pembuatan Preparat Histopatologi Adapun metode pembuatan preparat histologi adalah sebagai berikut: a. Nekropsi Proses awal histologi yaitu dengan cara ikan dibedah dan diambil jaringannya (otak, mata, hati, ginjal, dan insang). b. Fiksasi Larutan fiksatif yang digunakan adalah buffer formalin 10% (organ otak, hati, dan ginjal) dan larutan Bouine (organ mata dan insang).

26 c. Dehidrasi, Clearing, dan Impregnasi Larutan yang digunakan pada proses dehidrasi yaitu menggunakan alkohol bertingkat dari alkohol 70% sampai alkohol absolut, masing-masing selama 2 x tiap larutan. Proses clearing menggunakan larutan xylol yang direndam selama 2 x. Proses impregnasi yaitu menggunakan parafin yang direndam selama 2 x. Proses dehidrasi, clearing, dan impregnasi dilakukan secara manual dengan menggunakan botol winkler yang berisi larutan untuk dehidrasi, clearing, dan impregnasi. Perlakuannya dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini: Tabel 3. Proses Dehidrasi, Clearing, dan Impregnasi berdasarkan SNI Proses Waktu (SNI) Dehidrasi Alkohol 70% Alkohol 70% Alkohol 80% Alkohol 80% Alkohol absolut Alkohol absolut Clearing Xylol Xylol Impregnasi Paraffin Paraffin d. Embedding Setelah proses impregnation kemudian sampel ditempatkan pada paraffin mold dengan posisi sesuai tujuan pemeriksaan kemudian ditambahkan paraffin cair dan ditutup dengan cassete embedding. Selanjutnya dibekukan dan siap dipotong.

27 e. Pemotongan Sebelum dipotong dilakukan proses trimming. Proses pemotongan dilakukan dengan menggunakan mikrotom. Hasil pemotongan diregangkan pada permukaan air floating bath yang bersuhu 42 o C. f. Staining (pewarnaan) Pewarnaan jaringan bertujuan untuk memperjelas jaringan serta sel-selnya sehingga mempermudah pengamatan di bawah mikroskop. Pewarnaan menggunakan larutan hematoksilin dan eosin. Teknik pewarnaan yang dilakukan menggunakan standar SNI, yaitu dengan langkah sebagai berikut: Xylol 1 Air Mengalir (5 menit) Eosin (5-15 menit) Xylol 3 Xylol 3 Xylol 2 Acid alkohol Xylol 2 Alkohol 100% Akuades Xylol 2 Alkohol 100% Hematoxylin (15 menit) Alkohol 100% Xylol 1 Alkohol 100% Xylol 1 Gambar 8. Proses Pewarnaan Preparat Histopatologi

28 g. Mounting (Penempelan) Setelah jaringan selesai diwarnai kemudian slide dibersihkan dari kotoran yang menempel kemudian diteteskan entellan sebagai perekat lalu ditutup dengan cover glass. 3.4.3 Pengamatan 3.4.3.1 Pengamatan Gejala Klisnis dan Perubahan Fisik Pengamatan gejala klinis diamati setelah dilakukannya proses uji tantang. Pengamatan yang diamati dilakukan berdasarkan gejala-gejala yang terlihat di bak pemeliharaan, yaitu meliputi nafsu makan ikan, aktivitas berenang ikan, respon ikan terhadap rangsangan dari luar, dan perubahan-perubahan atau kerusakan bagian tubuh ikan yang tampak dari luar sebelum dilakukan pembedahan. 3.4.3.2 Analisis Preparat Histopatologi Setelah selesai proses pembuatan preparat histopatologi, preparat siap untuk diamati dibawah mikroskop binokuler dengaan perbesaran 400x. 3.4.3.3 Analisis Kualitas Air Parameter kualitas air yang diamati adalah oksigen terlarut, suhu, salinitas, dan ph. Oksigen terlarut dianalisa setiap hari pada pagi dan sore hari, sedangkan salinitas dan ph dianalisa seminggu sekali.

29 3.5 Analisa Data Data hasil pengamatan tiap perlakuan dianalisis secara deskriptif. Hasil utama yang ingin diperoleh adalah perbandingan perlakuan jintan hitam dengan konsentrasi 0 %, 2,5%, 5%, dan 7,5% terhadap dan ikan kontrol (tanpa penambahan jintan hitam dan tanpa diinfeksi VNN). 3.6 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dari awal mulai sampai akhir penelitian dapat dilihat pada grafik dibawah ini: Perlakuan pemberian jintan hitam Persiapan alat untuk pembuatan preparat persiapan bahan-bahan untuk pembuatan Uji kohabitasi I Uji kohabitasi II Uji tantang VNN Hari terakhir pengamatan 1 7 14 21 28 38 45 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Hari ke- Gambar 9. Garis Waktu Penelitian