BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar belakang Pengadaan Proyek Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Perkembangan sebuah negara dipengaruhi oleh beberapa aspek, salah satunya adalah pendidikan. Aspek pendidikan sangat mempengaruhi perkembangan suatu negara karena semakin tinggi kualitas pendidikan maka semakin tinggi pula peluang negara tersebut menjadi lebih berkembang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara 1. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Menurut M.J. Langeveld (1999) pendidikan adalah memberi pertolongan secara sadar dan segaja kepada seorang anak (yang belum dewasa) dalam pertumbuhannya menuju kearah kedewasaan dalam arti dapat berdiri dan bertanggung jawab susila atas segala tindakantindakannya menurut pilihannya sendiri. Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan pertumbuhan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect) dan tumbuh anak yang antara satu dan lainnya saling berhubungan agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras. 2 Pendidikan Nasional dibagi menjadi tiga, yaitu berdasarkan jalur pendidikan, jenjang pendidikan, dan jenis pendidikan. Berdasar jalur pendidikan yang ditempuh, pendidikan di Indonesia dibedakan 1 Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, diunduh pada www.ditptksd.go.id tanggal 14 Mei 2012 pukul 17.43 WIB 2 www.kabarindonesia.com, artikel Paradigma dan Sistem Pendidikan di Indonesia, oleh : Drs. H. Sultani, M.Si pada 6 Maret 2010 Pukul 01:57:45 WIB, yang diakses pada 6 September 2011 pukul 20.56 WIB 1
menjadi tiga macam, yaitu pendidikan formal, pendidikan nonformal dan pendidikan informal. Berdasarkan jenjang pendidikan (merupakan struktur dari pendidikan formal), pendidikan terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokal, dan khusus. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar terdiri dari Sekolah Dasar (SD) maupun bentuk lain yang sederajat dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun bentuk lain yang sederajat. Pendidikan menengah terdiri dari pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan tinggi adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan sistem terbuka yaitu universitas. Berdasar sistem pendidikan formal yang berlaku, jalur pendidikan yang wajib ditempuh adalah pendidikan dasar, yaitu sekolah dasar (SD) selama enam tahun dan sekolah menengah pertama (SMP) selama tiga tahun. Sistem pendidikan ini disebut juga dengan sistem Wajib Belajar Sembilan Tahun. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Pendidikan nonformal biasanya diperoleh di luar pendidikan formal yang diadakan maupun diselenggarakan oleh lembaga lain. Rata-rata bentuk pendidikan nonformal di Indonesia berupa pendidikan kursus, sedangkan kebutuhan pendidikan tidak hanya berupa pendi-dikan 2
formal maupun pendidikan nonformal yang berupa kebutuhan kursus 3. Hal tersebut dikarenakan pendidikan formal dan pendidikan nonformal sangat terbatas baik waktu dan materi yang disampaikan. Pendidikan informal merupakan kegiatan pendidikan yang diselenggarakan secara individu oleh keluarga maupun lingkungan sekitarnya dan merupakan bentuk belajar mandiri. Semakin berkembangnya dunia pendidikan dan meningkatnya persaingan mengenai kualitas perseorangan, maka muncul kesadaran mengenai mendidik anak pada usia dasar (usia 0-6 tahun) karena pada usia tersebut menjadi saat penting yang sangat berpengaruh perkembangan diri dan pembentukan karakter seseorang di masa yang akan datang sehingga hal tersebut menjadi pertimbangan khusus dan mendorong baik pemerintah maupun lembaga masyarakat untuk mengadakan sebuah jenjang pendidikan khusus untuk anak pada usia dini. Pendidikan tersebut dikenal dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). PAUD diselenggarakan pada tiga jalur pendidikan, yaitu formal, nonformal, dan informal. PAUD diikuti sebelum masuk ke jenjang pendidikan dasar. Berdasar jalur pendidikan formal, PAUD berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), sedang pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB) dan Tempat Penitipan Anak (TPA). PAUD dengan jalur pendidikan informal berupa kegiatan yang dilakukan di dalam keluarga maupun lingkungan. Oleh karena itu, saat ini sudah banyak ditemukan kelompok bermain dan taman kanak-kanak yang bersaing dan berlomba untuk memberikan fasilitas dan pendidikan terbaik untuk anak. Selain itu, fasilitas yang diberikan juga, membantu anak dalam membentuk karakternya serta mengembangkan potensi, bakat, talenta, dan karakter serta kreativitas dalam diri anak. Akan tetapi, mengingat akan keterbatasan waktu, biaya, fasilitas, dan tenaga kerja yang ada di dalam pendidikan formal, nonformal, maupun informal khususnya 3 Laporan Review Kebijakan Pendidikan dan Perawatan Anak Usia Dini di Indonesia - UNESCO 3
dalam pengembangan potensi, bakat, talenta, dan karakter serta kreativitas menyebabkan pendidikan dan pengembangan diri anak menjadi tidak maksimal dan terbatas. Berdasarkan hasil tim review dari UNESCO tahun 2001 mengenai pelayanan perawatan dan pendidikan di Indonesia menunjukkan bahwa pelayanan perawatan dan pendidikan tidak sesuai dengan hasil review yang sudah dilakukan pemerintah. Hasil review dari UNESCO dan hasil review dari pemerintah Indonesia berbanding 1:3 lebih rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih lemahnya pelayanan pendidikan di Indonesia yang menunjang kemajuan pendidikan baik di dalam maupun luar pendidikan formal. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik 1.1. Grafik 1.1. Perbandingan Hasil Review mengenai Tingkat Pelayanan Perawatan dan Pendidikan antara Tim Riew Pemerintah dan Tim Review UNESCO tahun 2001 4. Solo Baru merupakan wilayah yang terletak tepat berbatasan dengan wilayah kota Surakarta bagian Selatan. Letak Solo Baru yang stategis menjadikan Solo Baru sebagai kota satelit dari kota Surakarta yang bertujuan sebagai kawasan yang mendukung perkembangan dan kemajuan kota Surakarta. Pengembangan Solo Baru sebagai kawasan maju, mandiri, dan terkonsep meliputi pariwisata, perdagangan, dan pendidikan. 4 Laporan Review Kebijakan Pendidikan dan Perawaran Anak Usia Dini di Indonesia - UNESCO 4
Kawasan Solo Baru mendukung pengembangan pendidikan baik pendidikan formal yang bertaraf nasional maupun international serta pendidikan nonformal dan informal sebagai pendukung pendidikan formal. Berdasarkan letak Solo Baru yang sangat dekat dengan Kota Surakarta dan sebagai penghubung kotamadya Surakarta dan kabupaten Sukoharjo yang sangat mudah dijangkau, pengembangan pendidikan di kawasan Solo Baru tidak hanya diikuti oleh warga yang berada di kawasan tersebut tetapi juga oleh warga yang tinggal di dalam kotamadya Surakarta dan kabupaten Sukoharjo. Fasilitas pendidikan formal yang ada di dalam kawasan Solo Baru tersedia dalam dua kelompok, yaitu pendidikan formal yang berstandar nasional dan berstandar international. Pendidikan formal tersebut meliputi pendidikan dasar usia dini hingga Pendidikan Menengah. Pendidikan dasar usia dini yang ada di dalam kawasan Solo Baru meliputi tingkat playgroup hingga Sekolah Dasar, sedang pendidikan menengah meliputi Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menegah Atas (SMA) serta Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Rata-rata pihak penyelenggara pendidikan tersebut merupakan pihak dari badan lembaga maupun yayasan swasta. Pendidikan nonformal yang berada di kawasan Solo Baru maupun sekitarnya masih jarang dijumpai terutama fasilitas yang mendukung perkembangan anak dalam pengembangan potensi, bakat, talenta, dan karakter serta kreativitas yang juga berfungsi sebagai sarana hiburan dan rekreasi. Sarana hiburan dan rekreasi yang ditujukan untuk anak yang sudah ada di kawasan Solo Baru dan sekitarnya biasanya berupa arena/fasilitas yang juga bisa dikunjungi oleh orang dewasa sehingga kurang adanya privasi dan pemenuhan kebutuhan anak secara maksimal. Pusat hiburan dan rekreasi yang sudah ada dan tersedia di kawasan Solo Baru dan sekitarnya biasanya merupakan arena bermain yang ada di pusat perbelanjaan, seperti timezone, amazone, dan lainnya, sedang pusat rekreasi dan hiburan 5
yang berupa wahana bermain antara lain taman rekreasi Sriwedari yang berada tepat di tengah kota Surakarta dan Pandhawa Water World (PWW) yang berada di kawasan Solo Baru. Fasilitas yang menggabungkan hiburan, rekreasi, dan belajar sejauh ini belum tersedia di kawasan Solo Baru dan sekitarnya. Oleh sebab itu, hal tersebut menjadi salah satu pertimbangan cukup kuat untuk menyediakan fasilitas yang ditujukan dan dikhususkan untuk anak yang tidak bisa diakses atau digunakan oleh orang dewasa serta fasilitas yang dikhususkan untuk membantu pengembangan dunia anak terutama dalam pengembangan potensi, bakat, talenta, dan karakter serta kreativitas anak sekaligus sebagai sarana hiburan dan rekreasi. Berdasarkan pertimbangan yang ada, Solo Baru sebagai Kawasan maju dan terkonsep yang menjadi kota pendukung dalam pengembangan kota Surakarta serta penghubung antara kota Surakarta dan Kabupaten Sukoharjo diperlukan fasilitas atau wadah untuk mendukung perkembangan dunia anak terutama dalam hal pendidikan pengembangan diri baik potensi, bakat, talenta, dan karakter serta kreativitas sekaligus sebagai sarana hiburan dan rekreasi untuk anak di luar pendidikan formal yang masih jarang dijumpai. Oleh karena itu, dibutuhkan Kids Center di Solo Baru. 1.1.2. Latar Belakang Permasalahan Kids center merupakan fasilitas yang dirancang khusus untuk mendukung perkembangan dunia anak melalui edukasi dan hiburan yang digabung menjadi satu sehingga anak dapat belajar sambil bermain dan menambah wawasan anak serta memacu daya kreativitas anak dan perkembangan psikologi anak. Melalui Kids center ini, anakanak akan merasa bebas dan tidak dibatasi dalam mengekspresikan diri sehingga anak-anak dapat melakukan kegiatan yang mereka 6
inginkan sehingga dengan demikian mereka tidak merasa jenuh dan dapat beraktivitas kembali. Selain itu, melalui kegiatan tersebut anak-anak dapat berlatih untuk bersosialisasi dengan teman sebaya. Anak-anak belajar untuk mengenal, menghargai, dan bekerja sama dengan orang lain sejak usia dini tanpa ada ruang yang membatasi sehingga anak-anak memperoleh teman baru sehingga hal tersebut sangat baik untuk pertumbuhan otaknya. Terbatasnya fasilitas yang mewadahi kebutuhan anak dan pengembangan dunia anak membuat Kids Center ini memiliki potensi yang cukup besar sebagai fasilitas yang sedang dicari, selain sebagai fasilitas pendukung pendidikan, Kids Center ini juga berpotensi sebagai alternatif liburan yang menyenangkan tetapi tidak melupakan pendidikan. Berdasarkan usia tumbuh kembang anak, anak-anak dibagi menjadi dua, yaitu masa bayi (0-2 tahun), masa kanak-kanak (1-5 tahun), dan masa anak sekolah dasar (6-12 tahun) 5. Masa bayi merupakan periode vital untuk anak karena pada masa ini, kondisi fisik dan mental anak sedang bertumbuh dan berkembang sehingga diperlukan rangsangan motorik dan emosional anak 6. Masa kanakkanak merupakan masa terpenting anak karena anak mulai menunjukkan adanya sifat egois, keinginan bersosialisasi, bersikap kritis, menyukai permainan, munculnya daya imajinasi anak, dan kreativitas anak serta muncul sikap bekerjasama dengan teman-teman sebaya. Masa anak sekolah dasar merupakan masa berkembangnya daya pikir anak. Anak-anak mulai berpikir logis dan obyektif pada masa ini. Anak-anak pada masa usia ini memiliki rasa ingin tahu, rasa ingin mewujudkan pengetahuan yang sudah diperoleh, dan keinginan untuk belajar yang sangat tinggi. 5 Kartono, Kartini. 1995. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan. Bandung : Penerbit Mandar Maju. 6 Ibid 7
Kids center ini dirancang khusus dan difokuskan untuk anak usia 3-10 tahun. Hal tersebut dikarenakan usia anak 3-10 tahun merupakan usia yang paling efektif dalam masa pertumbuhan dan perkembangan anak baik secara fisik, mental, dan pikiran sedangkan pada usia 11-12 tahun, anak-anak berada pada masa transisi menuju masa remaja. Perkembangan anak usia 3-10 tahun memerlukan rangsangan khusus yang dapat memicu daya pikir, kreativitas, dan karakter anak sehingga diperlukan ruang-ruang yang mampu menciptakan rangsangan tersebut. Rangsangan tersebut dapat diaplikasikan melalui pemilihan warna, tekstur, dimensi, bentuk, dan material yang digunakan (material yang aman bagi anak-anak) serta penataan baik ruang maupun perabot. Selain itu, anak-anak dengan golongan usia 3-10 tahun sangat menyukai kegiatan yang bersifat aktif dan tidak terlalu menyukai kegiatan yang bersifat pasif sehingga anak membutuhkan ruang gerak yang luas yang mampu menampung kegiatan anak tanpa adanya perasaan dibatasi. Anak membutuhkan tempat khusus untuk mendukung perkembangan dunia anak yang disesuaikan dengan karakter anak. Karakter anak yang aktif dan tidak suka dibatasi menyebabkan perlunya pengolahan secara khusus terhadap penataan ruang dalam pada untuk menampung kegiatan anak. Selain itu, karakter anak yang sangat aktif dan menyukai kegiatan yang banyak bergerak, maka dibutuhkan penataan dan pengolahan secara khusus terhadap sirkulasi gerak dalam bangunan tersebut. Oleh karena itu, penataan ruang dalam dan sirkulasi menjadi alasan utama sebagai penekanan desain yang dipilih dalam merancang bangunan Kids Center. Berdasarkan permasalahan yang ada, dalam dunia anak dibutuhkan wadah khusus untuk mendukung perkembangan dunia anak dengan perancangan khusus terutama penataan ruang dalam dan sirkulasi. Oleh karena itu, dengan adanya pertimbangan tersebut maka dibutuhkan Kids Center yang mendukung perkembangan dunia anak 8
melalui penataan ruang dalam dan sirkulasi dengan pendekatan psikologi perkembangan anak. 1.2. Rumusan Masalah Bagaimana wujud rancangan Kids Center di Solo Baru yang mendukung perkembangan anak melalui penataan ruang dalam dan sirkulasi dengan pendekatan psikologi perkembangan anak? 1.3. Tujuan dan Sasaran 1.3.1. Tujuan Merumuskan wujud rancangan Kids Center di Solo Baru yang mendukung perkembangan dunia anak melalui penataan ruang dalam dan sirkulasi berdasarkan teori D.K. Ching dengan pendekatan psikologi perkembangan anak. 1.3.2. Sasaran - Menyediakan wadah atau tempat yang mendukung perkembangan dunia anak melalui penataan ruang dalam dan sirkulasi. - Meciptakan ruang yang mampu merangsang perkembangan anak. - Memberi fasilitas yang dibutuhkan dalam perkembangan dunia anak. - Mampu menampung kreativitas anak. - Menyediakan ruang yang mampu mewadahi aktivitas gerak anak melalui pengolahan sirkulasi ruang. 1.4. Metode Pembahasan 1.4.1. Pengumpulan Data Pengumpulan data untuk merancang bangunan ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif (pengumpulan data dan pengamatan di lapangan secara subyektif) dengan dua macam metode pengamatan yaitu : 9
a. Metode Pengamatan Tidak Langsung Metode ini ditujukan untuk memperoleh data primer. Pengumpulan data ini dilakukan dengan mempelajari dan memahami data-data yang diperlukan dalam merancang bangunan tersebut melalui dokumen-dokumen seperti literatur mengenai buku-buku yang terkait. b. Metode Pengamatan Langsung Metode ini ditujukan untuk memperoleh data sekunder, melalui dua cara yaitu : - Observasi, untuk melakukan studi banding dan komparasi dengan cara mengamati bangunan yang sudah ada, arena bermain anak (secara langsung) atau melalui internet, majalah, dsb (secara tidak langsung) - Wawancara, dilakukan dengan cara bertanya langsung pada mahasiswa psikologi, guru, dan orang tua. 1.4.2. Analisis Melakukan identifikasi, pengolahan data dan menganalisa data dengan cara membandingkan teori yang digunakan dengan data yang ada. 1.4.3. Penarikan Kesimpulan Melakukan penarikan kesimpulan pada pengolahan dan pembahasan data yang sudah dilakukan sehingga diperoleh konsep sebuah rancangan yang akan digunakan. 1.5. Lingkup Pembahasan Untuk mempermudah dalam perancangan bangunan ini, maka dilakukan pembatasan lingkup pembahasan yaitu penataan ruang dalam dan sirkulasi (sirkulasi dalam dan luar bangunan). 1.6. Kerangka Berpikir Dapat dilihat pada Diagram 1.1. 10
Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek - Pendidikan di Indonesia yg semakin menuntut dan persaingan ketat sehingga membatasi waktu anak untuk mengembangkan diri. - Kota Surakarta sebagai kota budaya dan wisata juga telah dinobatkan sebagai Kota Layak Anak. - Pemerintah Daerah Kota Surakarta memberi peluang kepada inverstor dalam mengembangkan kota Surakarta terutama dalam bidang rekreasi dan hiburan. Latar Belakang Pemasalahan - Semakin terbatasnya waktu anak untuk mengembangkan diri, bermain, serta bersosialisasi. - Kurang tersedianya wadah yang mendukung perkembangan dunia anak terutama dalam pendidikan dan hiburan. - Berubahnya karakter, perilaku, kebutuhan anak seiring perkembangan jaman yang semakin maju. AKTIF DINAMIS BEBAS - CERIA Diperlukan wadah yang mendukung perkembangan dunia anak-anak melalui pendidikan dan hiburan yang digabung menjadi satu. Rumusan Permasalahan - Bagaimana wujud rancangan bangunan Kids Center di Kota Solo yang mendukung perkembangan dunia anak melalui penataan ruang dalam dan sirkulasi dengan pendekatan psikologi perkembangan anak? Pngumpulan data : data primer dan data sekunder, menggunakan dua macam metode pengamatan, yaitu : - metode pengamatan langsung observasi terhadap bangunan yang sudah ada yang terkait (komparasi) - metode pengamatan tidak langsung browsing internet mengenai bangunan yang setipe Melakukan Tinjauan - Tinjauan Umum - Kids Center secara umum - Tinjauan Khusus a. Kota Surakarta b. Kids Center yang akan dirancang Konsep Desain Desain Diagram 1.1. Diagram Alur Berpikir 11
1.7. Keaslian Penelitian Dapat dilihat pada Tabel 1.1. 1.8. Sistematika Penulisan BAB I. PENDAHULUAN Berisi uraian dan penjelasan mengenai latar belakang pengadaan proyek, latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan dan sasaran, metode pembahasan, kerangka pikir, dan keaslian penelitian serta sistematika penulisan. BAB II. TINJAUAN TENTANG KIDS CENTER DAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK Berisi uraian dan penjelasan mengenai sub bab Kids Center pada umumnya dengan sub pokok pembahasan mengenai pengertian Kids Center (menjabarkan istilah Kids Center dan kesimpulan pengertian Kids Center), definisi umum Kids Center, fungsi umum Kids Center, klasifikasi Kids Center dan sub bab mengenai perkembangan anak (menjabarkan karakter anak, pola perilaku anak, dan kebutuhan anak serta psikologi anak). BAB III. TINJAUAN WILAYAH SOLO BARU Bab ini dibagi menjadi dua sub pokok pembahasan, yaitu mengenai Solo Baru dan Kids Center di Solo Baru (Kids Center yang akan dirancang). Sub pokok pembahasan Solo Baru berisi mengenai uraian dan penjelasan mengenai Solo Baru (menjabarkan mengenai administrasi, geografi, keadaan tanah, ekologis, pariwisata, jumlah anak, fasilitas pendidikan, fasilitas hiburan). Sub pokok pembahasan Kids Center di Solo Baru berisi mengenai deskripsi Kids Center, fungsi, fasilitas yang ditawarkan, pelaku kegiatan, kegiatan di dalam Kids Center, kebutuhan ruang, persyaratan dan kriteria pemilihan site serta alternatif site yang akan dirancang. 12
BAB IV. LANDASAN TEORI MENGENAI TATA RUANG DALAM DAN SIRKULASI Berisi mengenai uraian dan penjelasan mengenai teori/acuan yang akan digunakan berkaitan dengan penekanan desain dalam perancangan Kids Center. Bab ini terbagi menjadi dua sub bab yang berisi mengenai teori tata ruang dalam dan teori sirkulasi. BAB V. ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi mengenai uraian dan penjelasan pembahasan dan identifikasi masalah antara tinjauan umum, tinjauan khusus, dan teori/acuan yang digunakan terhadap rumusan permasalahan dalam merancang. BAB VI. KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi mengenai penjelasan kesimpulan hasil analisis yang berupa konsep dasar perencanaan dan perancangan. Konsep perencanaan berupa konsep programatik. Konsep perancangan berupa konsep programatik dan penekanan studi. 13
14
15
16
17
18