DAYA AKTIF, REAKTIF & NYATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KEBUTUHAN CAPACITOR BANK BESERTA IMPLEMENTASINYA UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA LISTRIK DI POLITEKNIK KOTA MALANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda

BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

Tarif dan Koreksi Faktor Daya

BAB II LANDASAN TEORI

Dari Gambar 1 tersebut diperoleh bahwa perbandingan daya aktif (kw) dengan daya nyata (kva) dapat didefinisikan sebagai faktor daya (pf) atau cos r.

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

KOREKTOR FAKTOR DAYA OTOMATIS PADA INSTALASI LISTRIK RUMAH TANGGA

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

STUDI PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PT. ASIAN PROFILE INDOSTEEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II AUDIT DAN MANAJEMEN ENERGI LISTRIK

Analisis Pemasangan Kapasitior Daya

1.KONSEP SEGITIGA DAYA

atau pengaman pada pelanggan.

AUTOMATIC POWER FACTOR CONTROL (APFR) CAPACITOR SHUNT UNTUK OPTIMALISASI DAYA REAKTIF MENGGUNAKAN METODE INVOICE (CASE STUDY PDAM)

RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB IV ANALISIS DATA

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya

BAB III BEBAN LISTRIK PT MAJU JAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Perancangan Alat Perbaikan Faktor Daya Beban Rumah Tangga dengan Menggunakan Switching Kapasitor dan Induktor Otomatis

BAB II DASAR TEORI. konsumsi energi pada bangunan gedung dan mengenali cara cara untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah

² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik

Kata kunci: Faktor daya, Induktif, Kapasitif. Keyword : Power factor, Inductive, Capacitive. 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

Gambar 2.1 Alat Penghemat Daya Listrik

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

METODE PERBAIKAN FAKTOR DAYA MENGGUNAKAN KAPASITOR BANK UNTUK MENGURANGI DAYA REAKTIF UNTUK PENINGKATAN KUALITAS DAYA LISTRIK PADA INDUSTRI

ANALISA PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK DI KUD TANI MULYO LAMONGAN

Koreksi Faktor Daya. PDF created with FinePrint pdffactory trial version

Kualitas Daya Listrik (Power Quality)

Pemasangan Kapasitor Bank untuk Perbaikan Faktor Daya

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang

BAB II TRANSFORMATOR

ANALISIS PENGARUH PEMASANGAN KAPASITOR BANK TERHADAP FAKTOR DAYA (STUDI KASUS GARDU DISTRIBUSI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO

PENGARUH PEMASANGAN KAPASITOR SHUNT TERHADAP KONSUMSI DAYA AKTIF INSTALASI LISTRIK

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis

Pengaruh Penambahan Kapasitor Terhadap Tegangan, Arus, Faktor Daya, dan Daya Aktif pada Beban Listrik di Minimarket

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

DAYA PADA RANGKAIAN BOLAK-BALIK.

BAB 3 PENGUJIAN DAN HASIL PENGUKURAN. 3.1 Rangkaian dan Peralatan Pengujian

DAYA LISTRIK ARUS BOLAK BALIK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan

BAB III METODE PENGOLAHAN DATA

ANALISA PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK DI KUD TANI MULYO LAMONGAN

PERANCANGAN COS PHI METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16

TUGAS AKHIR. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA BEBAN 18,956 kw/ 6,600 V, MENGGUNAKAN CAPACITOR BANK DI PT INDORAMA VENTURES INDONESIA


Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

ANALISIS PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK. MEMENUHI PENAMBAHAN BEBAN 300 kva TANPA PENAMBAHAN DAYA PLN

Abstrak. Kata kunci: kualitas daya, kapasitor bank, ETAP 1. Pendahuluan. 2. Kualitas Daya Listrik

Implementasi Model Analisis Perbaikan Faktor Daya Listrik Rumah Tangga dengan Simulasi Perangkat Lunak

BAB 4 ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BAB III METODE PENELITIAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODE PENELITIAN. Serdang. Dalam memenuhi kebutuhan daya listrik industri tersebut menggunakan

Metode Penghematan Energi Listrik dengan Pola Pengaturan Pembebanan.

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

STUDI ANALISA PEMASANGAN KAPASITOR PADA JARINGAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV TERHADAP DROP TEGANGAN (APLIKASI PADA FEEDER 7 PINANG GI MUARO BUNGO)

PENDAHULUAN. Adapun tampilan Program ETAP Power Station sebagaimana tampak ada gambar berikut:

COS PHI (COS φ) METER

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan tenaga listrik demikian pesatnya seiring dengan begitu

PEMBAHASAN. R= ρ l A. Secara matematis :

BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA

RANCANG BANGUN KAPASITOR BANK UNTUK EFISIENSI DAYA LISTRIK PADA INDUSTRI KECIL

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

PENGARUH ARUS NETRAL TERHADAP RUGI-RUGI BEBAN PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI PLN RAYON JOHOR MEDAN

Transformator (trafo)

BAB II DASAR TEORI. bersumber dari kualitas daya listrik seperti yang tercantum

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

Transkripsi:

DAYA AKTIF, REAKTIF & NYATA MAKALAH Diajukan untuk memenuhi salah tugas mata kuliah Teknik Tenaga Listrik Disusun oleh : Alto Belly Asep Dadan H Candra Agusman Budi Lukman 0806365343 0806365381 0806365583 0806365513 JURUSAN TEKNIK ELEKO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA 2010

DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN II. PEMBAHASAN 2.1. Dasar Teori 2.1.1 Pengertian Daya 2.1.2 Daya Aktif 2.1.3 Daya Reaktif 2.1.4 Daya Nyata 2.1.5 Segitiga Daya 2.1.6 Faktor Daya 2.2 Sifat Beban Listrik 2.2.1 Beban Resistif 2.2.2 Beban Induktif 2.2.3 Beban Kapasitif 2.3 Kompensasi Daya 2.3.1 Metoda Perhitungan Biasa 2.3.2 Metoda Tabel Kompensasi 2.3.3 Metoda Diagram 2.3.4 Metoda Kwitansi PLN 2.3.5 Metoda Segitiga Daya 2.4 Cara Pemasangan Kapasitor 2.4.1 Koneksi Langsung 2.4.2 Koneksi Tidak Langsung III. PERENCANAAN 3.1 Aplikasi Pada Jaringan Listrik Industri IV. EVALUASI 4.1 Tanya Jawab V. KESIMPULAN VI. DAFTAR PUSTAKA VII. BIOGRAFI

PENDAHULUAN Dengan semakin tingginya tarif listrik, maka tuntutan efisiensi dalam pemakaian daya listrik adalah menjadi pertimbangan utama. Efisiensi penggunaan daya listrik dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya adalah kualitas daya listrik. Kualitas daya listrik sangat dipengaruhi oleh penggunaan jenisjenis beban tertentu yang mengakibatkan turunnya efisiensi. Jenisjenis beban yang mempengaruhi kualitas daya listrik adalah bebanbeban induktif, seperti; motor induksi, kumparan, ballast, lampu TL. Demikian juga bebanbeban non linier seperti; konverter dan inverter untuk drive motor, mesin las, furnace, komputer, ac, tv, lampu TL dan lainlain. Babanbeban induktif akan menurunkan faktor daya sehingga dapat menyebabkan denda apabila faktor daya kurang dari 0.85 lag, sedangkan bebanbeban non linier tersebut menimbulkan harmonisa yang dampaknya akan mempengaruhi kualitas daya, sehingga menimbulkan kerugian kerugian. Kerugian yang disebabkan oleh harmonisa umumnya adalah berupa : Panasnya mesinmesin listrik karena rugi histerisis dan arus eddy meningkat Turunnya torsi motor yang diakibatkan oleh harmonisa urutan negatif Kegagalan fungsi relay (kadangkadang trip sendiri) sehingga mengganggu kontinuitas produksi Terjadinya resonansi antara kapasitor bank dan generator/trafo yang dapat menyebabkan gangguangangguan pada sistem. Turunnya efisiensi sehingga menyebabkan rugi daya. Kesalahan pembacaan pada metermeter listrik konvensional seperti kwh meter (tidak berbasis thrue RMS) Panasnya trafo sehingga menurunkan efiensi maupun bisa menyebabkan terbakarnya trafo. Panasnya kabel/kawat netral akibat harmonisa urutan nol sehingga mengganggu sistem instalasi Sedangkan gangguan lain adalah gangguan yang disebabkan karena adanya fluktuasi pemakaian beban, terutama untuk bebanbeban yang bersifat on/off seperti crane, furnace, pompa, welding dll. Gangguan ini dapat mengakibatkan kerusakankerusakan antara lain adalah; Kerusakan pada sistem instalasi, Terganggunya peralatan lain, Terputusnya suplai daya, Lepas sinkron, Kerusakan pada prime mover generator, terutama Diesel genset dengan pembebanan sampai 80%, sehingga pada akhirnya akan memperpendek usia pemakaian, seringnya maintenance dan akan memakan biaya pemeliharaan yang cukup besar. Untuk mendapatkan kualitas tenaga listrik yang baik, maka perlu dilakukan langkahlangkah perbaikan kualitas daya.

PEMBAHASAN 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau usaha. Daya listrik biasanya dinyatakan dalam satuan Watt atau Horsepower (HP), Horsepower merupakan satuan daya listrik dimana 1 HP setara 746 Watt atau lbft/second. Sedangkan Watt merupakan unit daya listrik dimana 1 Watt memiliki daya setara dengan daya yang dihasilkan oleh perkalian arus 1 Ampere dan tegangan 1 Volt. Daya dinyatakan dalam P, Tegangan dinyatakan dalam V dan Arus dinyatakan dalam I, sehingga besarnya daya dinyatakan : P=VxI P = Volt x Ampere x Cos φ P = Watt Gambar 1 Arah aliran arus listrik 2.1.2 Daya Aktif Daya aktif (Active Power) adalah daya yang terpakai untuk melakukan energi sebenarnya. Satuan daya aktif adalah Watt. Misalnya energi panas, cahaya, mekanik dan lain lain. P = V. I. Cos φ P = 3. VL. IL. Cos φ Daya ini digunakan secara umum oleh konsumen dan dikonversikan dalam bentuk kerja. 2.1.3 Daya Reaktif Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan untuk pembentukan medan magnet. Dari pembentukan medan magnet maka akan terbentuk fluks medan magnet. Contoh daya yang menimbulkan daya reaktif adalah transformator, motor, lampu pijar dan lain lain. Satuan daya reaktif adalah Var.

Q = V.I.Sin φ Q = 3. VL. IL. Sin φ 2.1.4 Daya Nyata Daya nyata (Apparent Power) adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian antara tegangan rms dan arus rms dalam suatu jaringan atau daya yang merupakan hasil penjumlahan trigonometri daya aktif dan daya reaktif. Satuan daya nyata adalah VA. Gambar 2 Penjumlahan trigonometri daya aktif, reaktif dan semu S = P + jq, mempunyai nilai/ besar dan sudut S=S φ S = P2 + Q2 φ Untuk mendapatkan daya satu phasa, maka dapat diturunkan persamaannya seperti di bawah ini : S = P + jq Dari gambar 2 terlihat bahwa P = V.I Cos φ Q = V. I Sin φ maka : S1φ = V. I. Cos φ + j V. I Sin φ S1φ = V. I. (Cos φ + j Sin φ) S1φ = V. I. ej φ S1 φ = V. I φ S1 φ = V. I * Sedangkan untuk rangkaian tiga phasa mempunyai 2 bentuk hubungan yaitu :

Hubungan Wye (Y) Gambar 3 Hubungan bintang dimana : VRS = VRT = VST = VL ; Tegangan antar phasa VRN = VSN =VTN = VP ; Tegangan phasa IR = IS = IT = IL (IP) ; Arus phasa /Arus saluran Bila IL adalah arus saluran dan IP adalah arus phasa, maka akan berlaku hubungan : IL = I P VL = 3 VP Hubungan Delta ( ) Gambar 4 Hubungan delta Di mana : IRS = IST = I = IP ; Arus phasa IR = IS =IT = IL ; Arus saluran VRS = VST = V = VL (VP) ; Tegangan antar phasa Bila VL adalah tegangan antar phasa dan VP adalah tegangan phasa maka berlaku hubungan : VL = VP IL = 3. I P Dari kedua macam rangkaian di atas, untuk mendapatkan daya tiga phasanya maka dapat digunakan rumus :

S(3) = 3. VL. IL 2.1.5 Segitiga Daya Segitiga daya merupakan segitiga yang menggambarkan hubungan matematika antara tipetipe daya yang berbeda (Apparent Power, Active Power dan Reactive Power) berdasarkan prinsip trigonometri. Gambar 4 Diagram faktor daya dimana berlaku hubungan : S = P2 + Q2 φ P = S / Cos φ Q = S / Sin φ 2.1.6 Faktor Daya Faktor daya (Cos ) dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara daya aktif (Watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda sudut fasa antara V dan I yang biasanya dinyatakan dalam cos φ. Faktor Daya = Daya Aktif (P) / Daya Nyata (S) = kw / kva = V.I Cos φ / V.I = Cos φ Faktor daya mempunyai nilai range antara 0 1 dan dapat juga dinyatakan dalam persen. Faktor daya yang bagus apabila bernilai mendekati satu. Tan φ = Daya Reaktif (Q) / Daya Aktif (P) = kvar / kw karena komponen daya aktif umumnya konstan (komponen kva dan kvar berubah sesuai dengan faktor daya), maka dapat ditulis seperti berikut : Daya Reaktif (Q) = Daya Aktif (P) x Tan φ sebuah contoh, rating kapasitor yang dibutuhkan untuk memperbaiki faktor daya sebagai berikut : Daya reaktif pada pf awal = Daya Aktif (P) x Tan φ1 Daya reaktif pada pf diperbaiki = Daya Aktif (P) x Tan φ2 sehingga rating kapasitor yang diperlukan untuk memperbaiki faktor daya adalah : Daya reaktif (kvar) = Daya Aktif (kw) x (Tan φ1 Tan φ2)

Beberapa keuntungan meningkatkan faktor daya : # Tagihan listrik akan menjadi kecil (PLN akan memberikan denda jika pf lebih kecil dari 0,85) # Kapasitas distribusi sistem tenaga listrik akan meningkat # Mengurangi rugi rugi daya pada sistem # Adanya peningkatan tegangan karena daya meningkat. Jika pf lebih kecil dari 0,85 maka kapasitas daya aktif (kw) yang digunakan akan berkurang. Kapasitas itu akan terus menurun seiring dengan menurunnya pf sistem kelistrikan. Akibat menurunnya pf maka akan timbul beberapa persoalan diantaranya : # Membesarnya penggunaan daya listrik kwh karena rugi rugi # Membesarnya penggunaan daya listrik kvar # Mutu listrik menjadi rendah karena jatuh tegangan (voltage drops) Denda atau biaya kelebihan daya reaktif dikenakan apabila jumlah pemakaian kvarh yang tercatat dalam sebulan lebih tinggi dari 0,62 jumlah kwh pada bulan yang bersangkutan sehingga pf rata rata kurang dari 0,85. sedangkan perhitungan kelebihan pemakaian kvarh dalam rupiah menggunakan rumus sebagi berikut : Kelebihan pemakaian kvarh = [ B 0,62 ( A1 + A2 )] Hk dimana : B = pemakaian kvarh A1 = pemakaian kwh WPB A2 = pemakaian kwh LWBP Hk = harga kelebihan pemakaian kvarh Gambar 5 Hubungan daya aktif, reaktif dan kapasitansi Seperti terlihat pada gambar 5, daya reaktif yang dibutuhkan oleh induktansi selalu mempunyai beda fasa 90 dengan daya aktif. Kapasitor menyuplai kvar dan melepaskan energi reaktif yang dibutuhkan oleh induktor. Ini menunjukan induktansi dan kapasitansi mempunyai beda fasa 180.

Beberapa strategi untuk koreksi faktor daya adalah : # Meminimalkan operasi dari beban motor yang ringan atau tidak bekerja # Menghindari operasi dari peralatan listrik diatas tegangan rata ratanya # Mengganti motor motor yang sudah tua dengan energi efisien motor. Meskipun dengan energi efisien motor, bagaimanapun faktor daya diperngaruhi oleh beban yang variasi. Motor ini harus dioperasikan sesuai dengan kapasitas rat ratanya untuk memperoleh faktor daya tinggi. # Memasang kapasitor pada jaringan AC untuk menurunkan medan dari daya reaktif. Selain itu, pemasangan kapasitor dapat menghindari : # Trafo kelebihan beban (overload), sehingga memberikan tambahan daya yang tersedia # Voltage drops pada line ends # Kenaikan arus / suhu pada kabel, sehingga mengurangi rugi rugi. Untuk pemasangan Capasitor Bank diperlukan : # Kapasitor, dengan jenis yang cocok dengan kondisi jaringan # Regulator, dengan pengaturan daya tumpuk kapasitor (Capasitor Bank) otomatis # Kontaktor, untuk switching kapasitor # Pemutus tenaga, untuk proteksi tumpuk kapasitor. Pada gambar 6, segitiga daya menunjukan faktor daya 0,70 untuk 100 kw (daya aktif) beban induktif. Daya reaktif yang dibutuhkan oleh beban adalah 100 kvar. Dengan memasang 67 kvar kapasitor, daya nyata akan berkurang dari 142 menjadi 105 kva. Hasilnya terjadi penurunan arus 26% dan faktor daya meningkat menjadi 0,95. Energi listrik digunakan berbanding lurus dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Semakin besar energi listrik yang digunakan maka semakin besar biaya produksi yang dibutuhkan. Dengan menggunakan power monitoring system dapat diketahui pemakaian energi listrik dan kondisi energi listrik dari peralatan listrik sehingga menigkatkan efisiensi dari energi listrik yang digunakan dalam pekerjaan dan meminimalkan rugi rugi pada sistem untuk penyaluran energi listrik yang lebih efisien dari sumber listrik ke beban.

Gambar 6 Kompensasi daya reaktif Faktor daya terdiri dari dua sifat yaitu faktor daya leading dan faktor daya lagging. Faktor daya ini memiliki karakteristik seperti berikut : Faktor Daya leading Apabila arus mendahului tegangan, maka faktor daya ini dikatakan leading. Faktor daya leading ini terjadi apabila bebannya kapasitif, seperti capacitor, synchronocus generators, synchronocus motors dan synchronocus condensor.

Gambar 7 Faktor daya leading Gambar 8 Segitiga daya untuk beban kapasitif Faktor Daya lagging Apabila tegangan mendahului arus, maka faktor daya ini dikatakan lagging. Faktor daya lagging ini terjadi apabila bebannya induktif, seperti motor induksi, AC dan transformator. Gambar 9 Faktor daya lagging

Gambar 10 Segitiga daya untuk beban induktif 2.2 Sifat Beban Listrik Dalam suatu rangkaian listrik selalu dijumpai suatu sumber dan beban. Bila sumber listrik DC, maka sifat beban hanya bersifat resistif murni, karena frekuensi sumber DC adalah nol. Reaktansi induktif (XL) akan menjadi nol yang berarti bahwa induktor tersebut akan short circuit. Reaktansi kapasitif (XC) akan menjadi tak berhingga yang berarti bahwa kapasitif tersebut akan open circuit. Jadi sumber DC akan mengakibatkan beban beban induktif dan beban kapasitif tidak akan berpengaruh pada rangkaian. Bila sumber listrik AC maka beban dibedakan menjadi 3 sebagai berikut : 2.2.1 Beban Resistif Beban resistif yang merupakan suatu resistor murni, contoh : lampu pijar, pemanas. Beban ini hanya menyerap daya aktif dan tidak menyerap daya reaktif sama sekali. Tegangan dan arus sefasa. Secara matematis dinyatakan : R=V/I Gambar 11 Arus dan tegangan pada beban resistif 2.2.2 Beban Induktif Beban induktif adalah beban yang mengandung kumparan kawat yang dililitkan pada sebuah inti biasanya inti besi, contoh : motor motor listrik, induktor dan transformator. Beban ini mempunyai faktor daya antara 0 1 lagging. Beban ini menyerap daya aktif (kw) dan daya reaktif (kvar). Tegangan mendahului arus sebesar φ. Secara matematis dinyatakan :

XL = 2πf.L Gambar 12 Arus, tegangan dan GGL induksidiri pada beban induktif 2.2.3 Beban Kapasitif Beban kapasitif adalah beban yang mengandung suatu rangakaian kapasitor. Beban ini mempunyai faktor daya antara 0 1 leading. Beban ini menyerap daya aktif (kw) dan mengeluarkan daya reaktif (kvar). Arus mendahului tegangan sebesar φ. Secara matematis dinyatakan : XC = 1 / 2πfC Gambar 13 Arus, tegangan dan GGL induksidiri pada beban kapasitif 2.3 Kompensasi Daya Terdapat beberapa cara untuk melakukan koreksi daya reaktif, cara cara yang biasa digunakan adalah sebagai berikut : 2.3.1 Metoda Perhitungan Biasa Data yang diperlukan antara lain adalah daya aktif (kw). Power factor lama (Cos θ1) dan Power factor baru (Cos θ2). Daya yang diperoleh dari persamaan : S = P / Cos θ1 keterangan : S = Daya nyata (kva) P = Daya aktif (kw) Daya reaktif dari pf lama dan pf baru diperoleh dari persamaan : QL = P Tan θ1 QB = P Tan θ2 keterangan : QL = Daya reaktif pf lama (kvar) QB = Daya reaktif pf baru (kvar)

Daya reaktif yang dikompensasi oleh capacitor bank adalah : QC = QL QB keterangan : QC = Daya yang dikompensasi kapasitor (kvar) contoh perhitungan : Data yang diketahui : Daya nyata 22 MVA, Tegangan 20 kv, 3 Phasa, 50 Hz, Cos θ1 = 0.5 lag, Cos θ2 = 0.95 lag Perhitungan : Cos θ1 = 0.5 Tan θ1 = 1,732 Cos θ2 = 0.95 Tan θ2 = 0,3287 P = S Cos θ1 P = 22 x 106 x Cos 0,5 P = 11 MVA maka : QC = QL QB QC = P [ Tan θ1 Tan θ2 ] QC = 11 x 106 [ 1,732 0,3287 ] QC = 15, 4363 MVAR 2.3.2 Metoda Tabel Kompensasi Untuk menghitung besarnya daya reaktif dapat dilakukan melalui tabel kompensasi, tabel ini menyajikan suatu data dengan input faktor daya mula mula sebesar Cos θ1 dan faktor daya yang diinginkan Cos θ2 maka besarnya faktor pengali dapat dilihat melalui tabel kompensasi. Berikut data tabel kompensasi :

Tabel 1 Cos θ Untuk Kompensasi dengan kasus yang sama tetapi diselesaikan dengan Tabel Cos θ Untuk Kompensasi. Data semula adalah : Daya nyata 22 MVA, Tegangan 20 kv, 3 Phasa, 50 Hz, Cos θ1 = 0.5 lag, Cos θ2 = 0.95 lag perhitungan : Dari nilai Cos θ1 = 0.5 lag sebelum dan Cos θ2 = 0.95 lag yang diinginkan maka dilihat dalam Tabel

Cos θ nilainya adalah 1,4. Kemudian tentukan nilai beban daya aktif : P = S Cos θ1 P = 22 x 106 x Cos 0,5 P = 11 MVA setelah nilai beban aktif diketahui maka tinggal dikalikan dengan hasil pengali yang diperoleh dari Tabel Cos θ, yaitu : P = 11 MVA x faktor pengali P = 11 MVA x 1,4 P = 15,4 MVAR Dari hasil perhitungan yang berbeda didapat diperoleh hasil yang sama. 2.3.3 Metoda Diagram Dalam menentukan besarnya kapasitor yang dibutuhkan diperlukan diagram sebelum kompensasi dan sesudah kompensasi. Ditunjukkan dalam gambar 14, sebelum ada perbaikan power Gambar 14 Diagram daya untuk menentukan daya kapasitor faktor, dengan θ1 dan setelah dilakukan perbaikan sesuai yang diinginkan ditunjukkan dengan θ2. Maka besar daya kapasitor yang diperlukan adalah : QC = kw [ Tan θ1 Tan θ2 ] Sebagai contoh, power faktor 0,8 lag sebelum diberi kapasitor bank, diinginkan power faktor diperbaiki menjadi 0,9 lag. Daya total yang didapatkan dari PLN sebesar 1100 kva tidak terpakai semua oleh beban. Besarnya daya yang terpakai sekitar 845 kva. Maka kapasitas kapasitor bank yang terpakai dapat dihitung sebagai berikut : Perhitungan : Sebelum kompensasi :

S = 1100 kva Cos θ1 = 0.8 lag Sin θ1 = 0,6 Q1 = S x Sin θ1 Q1 = 1100 x 0,6 Q1 = 660 kvar Sesudah kompensasi : S = 1100 kva Cos θ2 = 0.9 lag Sin θ2 = 0,44 Q2 = S x Sin θ2 Q2 = 1100 x 0,44 Q2 = 484 kvar Kapasitas kapasitor bank adalah : QC = Q1 Q2 QC = 660 484 QC = 176 kvar 200 kvar 2.3.4 Metoda Kwitansi PLN Metoda ini memerlukan data dari kwitansi PLN selama satu periode (misalnya 1 tahun). Kemudian data penghitungan diambil dari pembayaran denda kvarh yang tertinggi. Data lain yang diperlukan adalah jumlah pemakaian. Contoh : Suatu pabrik yang beroperasi 8 jam/hari, membayar denda pemakaian kvarh tertinggi pada tahun yang lalu untuk 63504 kvarh. Maka diperlukan capasitor bank dengan nilai : QC = kvarh tertinggi / waktu pemakaian QC = 63.504 kvarh / 8 jam x 30 hari QC = 264,6 kvar. 2.3.5 Metoda Segitiga Daya Metoda ini dipakai jika data yang diketahui adalah Daya aktif (P) dan Daya nyata (S). Perhitungan metoda ini dilakukan dengan segitiga daya. Contoh : Daya aktif = 1253 kw, Daya nyata 1790 kva, Cos θ2 = 0.9 lag Perhitungan : Kerugian (kvarh)1 = S2 P2 Q1 = 17902 12532 Q1 = 1278, 32 kvar data Q1 merupakan daya reaktif sebelum diperbaiki. Bila diinginkan Cos θ2 = 0.9 lag maka besarnya

P2 adalah : P2 = P1 / 0,9 P2 = 1253 / 0,9 P2 = 1392,22 kw sehingga daya reaktif yang baru adalah : Q2= S2 P2 Q2= 17902 1392,222 Q2= 1125,08 kvar Jadi, besarnya kapasitas kapasitor yang dibutuhkan adalah : QC = Q1 Q2 QC = 1278,32 1125,08 QC = 153, 24 kvar 150 kvar 2.4 Cara Pemasangan Kapasitor Metoda pemasangan kapasitor dapat dibedakan menjadi 2 cara pemasanga, yaitu : 2.4.1 Koneksi Langsung Metoda ini digunakan pada beban beban yang besar dan mantap, contohnya pada motor motor besar dengan power faktor yang jelek dan beroperasi dalam jangka waktu yang panjang. Kapasitor dipasang paralel dengan beban dan dihubungkan dengan kontaktor/switch ON/OFF bersama sama dengan beban. Metoda ini memiliki keuntungan yaitu menghemat biaya dan tidak memerlukan regulator untuk mengatur kapasitor saat masuk dan keluar. Gambar 15 Kapasitor dipasang secara direct connetion 2.4.2 Koneksi Tidak Langsung Metoda ini digunakan apabila terdapat beban induktif yang bervariasi besarnya di dalam suatu sistem distribusi listrik. Pada metoda ini kapasitor dipasang paralel dengan dengan distribution panel atau biasanya dipasang paralel dengan main distribution panel (MDP). Beban yang berubah akan menyebabkan suatu over compensation, sehingga harus dipasang suatu alat pengatur power faktor yang diinginkan. Alat ini dinamakan automatic power factor regulator (APFR) yang dapat diatur secara manual atau otomatis.

Gambar 16 Kapasitor dipasang secara indirect connection

PERENCANAAN 3.1 Aplikasi Pada Jaringan Listrik Industri

EVALUASI 4.1 Tanya Jawab 4.1.1 Bagaimanakah cara menghitung rekening listrik? Jelaskan! Jawab : Rekening listrik, seperti diketahui, merupakan biaya yang wajib dibayar pelanggan setiap bulan. Ada beberapa komponen dalam menghitung rekening listrik: 1. Biaya Beban: Adalah biaya yang besarnya tetap, dihitung berdasarkan daya kontrak (lihat Tabel 3.2, hal.12). Khususnya untuk golongan tarif H3, I4 untuk tanur busur dan I5 Biaya Beban dihitung berdasarkan pembacaan kva Max. 2. Biaya Pemakaian (kwh): Adalah biaya pemakaian energi, dihitung berdasarkan jumlah pemakaian energi yang diukur dalam kwh (lihat juga Tabel 3.2, hal.12). Untuk golongan tarif tertentu, pemakaian energi ini dipilih menjadi dua bagian yaitu: 1. Pemakaian WBP dan pemakaian LWBP (lihat juga Tabel 3.2, hal.12) 2. Untuk golongan tarif R2 Biaya Pemakaian dihitung berdasarkan sistem blok (lihat hal 10). 3. Biaya Kelebihan kvarh: Adalah biaya yang dikenakan untuk pelangganpelanggan Golongan Tarif S4, SS4, U3, H2, H3, I3, I4, I5 dan G2, jika faktor daya ratarata bulanan pelanggan kurang dari 0,85 induktif. Besarnya Biaya Kelebihan kvarh ini juga dapat dilihat pada Tabel 3.2 4. Biaya Pemakaian Trafo/Sewa Trafo: Adalah biaya yang dikenakan untuk pelanggan tertentu, yang tidak dapat menyediakan trafo sendiri. 5. Pajak Penerangan Jalan (PPJ): Adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah (Pemda) berdasarkan Peraturan Daerah (Perda). Besarnya pajak juga ditentukan oleh Perda. Komponen ini disetorkan ke Kas Pemda, dan masuk sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD). 6. Biaya Materai: Besarnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Tabel 3.2Tarif Dasar Listrik 1994 Golon Sambung Penjelasan gan an No. Golongan /TM/T Tarif T Tarif 1. S 1 Pemakai Sangat Kecil 2. S 2 Badan Sosial Kecil 3. S 3 Badan Sosial Sedang 4. S $ Badan Sosial Besar TM Badan Sosial Besar, Dikelola 5. SS 4 Swasta, Untuk Komersial Rumah 6. R 1 Tangga Kecil Rumah 7. R 2 Tangga Sedang Rumah 8. R 3 Tangga Menengah Rumah 9. R 4 Tangga Besar TM 10. U 1 Usaha Kecil 11. U 2 Usaha Sedang 12. U 3 Usaha Besar TM 13. U 4 Sambungan Sementara Bata Daya Biaya Kelebihan Biaya Pemakai Pem. BP Beban UJL an kvarh (RP/VA (Rp/kVA (RP/VA) (Rp/kW (Rp/kVAR ) ) H) H) *5) s/d 200 *) VA 250 VA s/d 2.200 3.360,00 56,00 Va 2.201 VA s/d 4.640,00 76,00 200kVA WBP=15 201 kva 8,50 5.020,00 ke atas LWBP= 117,50 WBP=19 201 kva 4,50 6.060,00 ke atas LWBP=1 44,00 250 VA s/d 3.980,00 *2) 500VA 501 VA s/d 4.020,00 *3) 2.200VA 2.201 VA s/d 6.600 8.080,00 227,00 VA 6601 VA 8.760,00 309,00 ke atas 250 VA s/d 2.200 6.260,00 179,50 VA 2.201 VA s/d 200 7.320,00 239,50 kva WBP=24 201 kva 0,50 5.180,00 ke atas LWBP= 178,00 622,00 *6) 150,00 31,00 200,00 43,00 124,50 125,005 47,00 149,00 125,00 58,00 150,00 45,00 150,00 56,00 200,00 78,00 200,00 105,00 150,00 66,00 200,00 77,00 187,00 125,00 59,00 *9)

14. H 1 Perhotelan Kecil 15. H 2 Perhotelan Sedang 16. H 3 Perhotelan Besar TM 17. I 1 Industri Rumah Tangga 18. I 2 Industri Kecil 19. I 3 Industri Sedang 20. I 4 Industri Menengah TM 21. I 5 Industri Besar TT Gedung 22. G 1 Kantor Pemerintah Gedung Kantor 23. G 2 Pemerintah Besar Peneranga 24. J Jalan Umum KETERANGAN : No Gol Batas Tarif Daya Harga Langganan Rp. Per Bulan 1 60 75 100 S1 *) 125 150 175 200 2.150,00 2.750,00 3.550,00 4.500,00 5.300,00 6.100,00 6.750,00 TM 250 VA s/d 99 4.600,00 118,00 kva 100 kva s/d 200 6.220,00 171,00 kva WBP=21 201 kva 2,00 5.400,00 ke atas LWBP= 157,00 450 VA s/d 2.200 4.080,00 80,50 VA 2.201 VA s/d 13,9 4.760,00 93,50 kva WBP=16 14 kva 9,50 s/d 200 5.760,00 LWBP kva =125,50 201 kva 5.060,00 *4) keatas 30.000 kva ke 4.780,00 109,50 atas 250 VA s/d 200 8.500,00 188,50 kva WBP=17 201 kva 6,50 4.560,00 ke atas LWBP= 130,50 165,00 *7) 46,00 171,00 200,00 62,00 164,00 125,005 48,00 150,00 21,00 200,00 25,00 132,00 200,00 43,00 122,50 125,00 41,00 114,00 100,00 39,00 134,00 *7) 70,00 125,00 41,00 *8) *9) *2) s/d 60 jam nyala per bulan = Rp. 81,00/kWh >60 jam nyala per bulan = Rp. 109,50/kWh *3) s/d 60 jam nyala per bulan = Rp. 96,50/kWh >60 jam nyala per bulan = Rp. 147,00/kWh *4) Untuk pemakaian < 350 jam nyala per bulan : Pada WBP = Rp. 142,00/kWh Pada LWBP = Rp. 117,50/kWh Untuk pemakaian > 350 jam nyala per bulan : WBP = LWBP = Rp.. 117,50/kWh *5) Dengan faktor daya kurang dari 0,85 (ratarata per bulan ) WBP : Waktu Beban Puncak (Pukul 22.0018.00 WIB) LWBP : Luar Waktu Beban Puncak (Pukul 18.00 22.00) BP : Biaya Penyambungan UJL : Uang Jaminan Langganan : Tegan gan Rendah (220 V/380 V)

TM : Tegangan Menengah (20kV) TT : Tegangan Tinggi (150 kv) 4.1.2 Sebutkan golongan pelanggan menurut PT. PLN (PERSERO)? Jawab : Berdasarkan Golongan Tarif Tenaga Listrik itu, maka kita mengenal ada 24 golongan pelanggan PT. PLN (PERSER). Secara lengkap, 24 golongan pelanggan PT. PLN (PERSERO) itu dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini. 1. 2. 3. 4. GOLONGAN TARIF S1 S2 S3 S4 5. SS 4 6. 7. R1 R2 8. R3 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. R4 U1 U2 U3 U4 H1 H2 H3 I1 I2 I3 I4 I5 22. G1 23. G2 24. J NO PENJELASAN PEMAKAI SANGAT KECIL BADAN SOSIAL KECIL BADAN SOSIAL SEDANG BADAN SOSIAL BESAR BADAN SOSIAL BESAR DIKELOLA SWASTA UNTUK KOMERSIAL RUMAH TANGGA KECIL RUMAH TANGGA SEDANG RUMAH TANGGA MENENGAH RUMAH TANGGA BESAR USAHA KECIL USAHA SEDANG USAHA BESAR SAMBUNGAN SEMENTARA PERHOTELAN KECIL PERHOTELAN SEDANG PERHOTELAN BESAR INDUSI RUMAH TANGGA INDUSI KECIL INDUSI SEDANG INDUSI MENENGAH INDUSI BESAR GEDUNG PEMERINTAH KECIL/SEDANG GEDUNG PEMERINTAH BESAR PENERANGAN JALAN UMUM SISTEM TEGANGAN TM BATAS DAYA S/D 200 VA 250 VA S/D 2200 VA 201 kva KEATAS 201 kva KEATAS TM 201 kva KEATAS 250 VA S/D 200 VA 501 VA S/D 2200 VA 2201 VA S/D 6600 VA TM TM TM TT 6601 VA KEATAS 250 VA S/D 2200 VA 2201 VA S/D 200 kva 201 kva KEATAS 250 VA S/D 200 kva TM 201 KVA KEATAS 250 VA S/D 99kVA 100kVA S/D 200 kva 201 kva KEATAS 450 VA S/D 2200VA 2201 VA S/D 13.9 kva 14 kva S/D 200 kva 201 kva KEATAS 30,000 kva KEATAS 4.1.3 Tuan Singgodimedjo pelanggan tarif R2 dengan daya tersambung 2200 VA. Stand kwh

Meter yang dicatat pada akhir Pebruari 93 adalah 070016, dan yang dicatat bulan sebelumnya adalah 069325. Berapa rekening listrik yang harus dibayar untuk periode tersebut? Jawab : Pemakaian Kwh = Stand meter akhir Stand meter yang lalu = 70016 69325 = 691 kwh 1. Biaya Beban = 2200 VA x Rp. 4.020,/kVA = 2,2 kva x Rp. 4.020,/kVA = Rp. 8.844, dibulatkan = Rp. 8.845, 2. Biaya Pemakaian Blok I = 60 jam x 2,2 x Rp. 96,50 = 132 x Rp. 96,50 = Rp. 12.738, dibulatkan = Rp. 12.740, 3. Biaya Pemakaian Blok II=(Pemakaian Total pemakaian Blok I) x Rp.147,= (691 132) x Rp.147,= Rp. 82.173, dibulatkan = Rp. 82.175,Biaya Beban = Biaya Pemakaian = Rp. 103.760,4. Pajak Penerangan Jalan = 3 % x Rp. 103.760, = Rp. 3.115, 5. Biaya Materai = Rp. 5.00,Total rekening yang harus dibayar = Rp. 107.375, Rekening Listrik Pelanggan Tarif R2 milik Tuan Singgodimejo

4.1.4 PT Maju Mundur, pelanggan PT. PLN (PERSERO) tarif I4, dengan daya 329 kva dipasok dengan tegangan 380 V/220 V (sewa trafo). Data pencatatan stand kwh Meter dan kvarh Meter seperti berikut: kwh Meter kvarh Meter : LWBP : stand yang lalu = 03465 *) stand akhir = 03531 **) : WBP : stand yang lalu = 00936 *) stand akhir = 00945 **) stand yang lalu = 01475 *) stand akhir = 01530 **) Faktor meter untuk kwh Meter dan kvarh Meter adalah 800. Berapa rekening listrik yang harus dibayar untuk periode tersebut? *) Lihat rekening bulan sebelumnya **) Dibaca pada pengukur bulan ini Jawab : Pemakaian Pemakaian Pemakaian Pemakaian Kelebihan 1. 2. 3. 4. Biaya Biaya Biaya Biaya kwh WBP = (945 936) x 800 kwh = kwh LWBP= (3531 3465) x 800 kwh = kwh Total= 7.200 kwh + 52.800 kwh = kvarh = (1530 1475) x 800 kvarh = Pemakaian kvarh = (44.000 0,62 x 60.000) kvarh= Beban = 329.000 VA x Rp. 5.060,/VA Pemakaian kwh LWBP = 52.800 x Rp. 117.50,/kVA Pemakaian kwh WBP = 7.200 x Rp. 142,kelebihan pemakaian kvarh = 6.800 x Rp. 1225,50 7.200 kwh 52.800 kwh 60.000 kwh 44.000 kvarh 6.800 kvarh =Rp.1.664.740,=Rp.6.204.000,=Rp.1.022.400,=Rp. 833.000, Biaya Beban + Biaya Pemakaian +Biaya kelebihan kvarh = Rp. 9.724.140,5. Pajak Penerangan Jalan = 3 % x Rp. 9.724.142,= Rp. 291.724,20 dibulatkan 6. Sewa Trafo = 329 kva x Rp. 2.450,/kVA 7. Biaya materai Total Rekening Yang harus Dibayar = Rp. 291.725,= Rp. 806.050,Rp. 1.000,= Rp. 10.822.915,

Rekening listrik pelanggan tarif ganda untuk tarif 14 dengan sewa trafo milik PT. Maju Mundur 4.1.5 Jelaskan kelebihan dan kekurangan pemakaian beban resistif, induktif dan kapasitif? Jawab : Kelebihan Pemakaian Beban Resistif Beban Induktif Beban Kapasitif Tegangan dapat diatur Menyerap daya aktif Menyerap daya aktif Mengurangi overload Menyerap daya reaktif Mengeluarkan daya reaktif Menghemat daya aktif Meningkatkan pf Mengurangi kerugian

Kekurangan Pemakaian Beban Resistif Beban Induktif Beban Kapasitif Menyebabkan drop tegangan Merusak faktor daya Pemborosan daya aktif Menyebabkan panas Menyebabkan harmonik Efisiensi menurun Kenaikan arus/suhu kabel Tegangan menjadi unstable Menyebabkan overload

KESIMPULAN Energi yang disipasi atau dihamburkan oleh beban disebut sebagai daya aktif. Daya aktif dilambangkan oleh huruf P dan diukur dalam satuan W (Watt).Energi hanya terserap dan kembali ke sumbernya karena sifat beban yang reaktif ini maka disebut sebagai daya reaktif. Daya reaktif dilambangkan dengan huruf Q dan diukur dalam satuan VAR (VoltAmpsreaktif). Energi total dalam rangkaian arus bolakbalik, baik dihamburkan, diserap ataupun yang kembali disebut sebagai daya semu. Daya semu dilambangkan dengan huruf S dan diukur dalam satuan VA (VoltAmps).Ketiga jenis daya secara trigonometri terkait satu sama lain. Dalam segi tiga sikusiku, P adalah garis mendatar yang mengapit sudut, Q adalah garis tegak dihadapan sudut dan S adalah garis sisi miring dan mengapit sudut. Sudut yang diapit garis adalah sudut phasa rangkaian impedansi (Z).

DAFTAR PUSTAKA [1]. www. Indo.net.id/pln [2]. www.plnjaya.co.id/pelayanan [3]. PUIL 2000 [4]. Kadir, A., Distribusi dan Utilisasi Tenaga Listrik, Jakarta : UI Press, 2000. [5]. Sumardjati, P., Instalasi Motor, Bandung : POLBAN, 2000. [6]. Tinus, A., Studi Pengaruh Capasitor Bank Switching Terhadap Kualitas Daya Listrik Di Gardu Induk Waru PLN P3B, Surabaya : Universitas Kristen Petra, 2007.

BIOGRAFI Alto Belly Asep Dadan H NO PICTURE Budi Lukman Candra Agusman