BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Riasan dan kosmetik merupakan dua kata yang tidak dapat dipisahkan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perekonomian saat ini tidak terlepas dari pesatnya pertumbuhan

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang cukup pesat pada abad 21 ini menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat identik dengan wanita. Kecantikan dan keindahan tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari kehidaupan sehari-harinya demi mempertahankan dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. orang yang datang ke skin care ingin melakukan perawatan agar terlihat lebih

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, produk kosmetik khususnya. yakni di pusat perbelanjaan, maupun di klinik kecantikan.

BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, demi mendapatkan dan. mempertahankan kecantikan dari waktu ke waktu. Inilah yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator dari potensi pengembangan bisnis adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus memperhatikan aspek aspek yang dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin

2015 PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN TERHAD AP PURCHASE D ECISION, SURVEI PAD A KONSUMEN ETUDE HOUSE TOSERBA YOGYA RIAU JUNCTION

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kosmetik. Besarnya jumlah penduduk Indonesia usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan tingkat Product Domestic Bruto (PDB) pada berita resmi Badan

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri maupun produksi luar negeri. Membanjirnya produk kosmetika di

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan perusahaan, di masa depan di Indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin dinamis menuntut perusahaan. maupun wirausahawan untuk bergerak mengikuti selera konsumen dan

BAB I PENDAHULUAN. amat menjanjikan ( Sebagai buktinya, Revlon memenangkan Top Brand Award 2013 kategori

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan manusia adalah suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang Indonesia menjadi pasar potensial. Fenomena

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat dan berbentuk sangat kompleks. Menghadapi persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. di mana bisnis dan perekonomian juga semakin mengglobal, membuat

BAB I PENDAHULUAN. manusia di seluruh dunia. Globalisasi juga menyatukan unit-unit ekonomi dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terhadap suatu barang, salah satunya adalah kosmetik. Kosmetika

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan oleh perusahaan. Perusahaan dituntut untuk mengkomunikasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Kosmetik adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Yunani kuno. kosmetikus,

BAB I PENDAHULUAN. atau yang biasa disebut bodycare juga digunakan para wanita untuk merawat tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Bahkan perusahaan saling berlomba untuk mendapatkan image

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang begitu cepat. Globalisasi merambah semua jenis produk dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu industri atau kompetisi bisnis. Dalam menjalani kompetisi bisnis, setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar maupun perusahaan kecil, bersama-sama berjuang

BAB I PENDAHULUAN. laku atau kepribadian seseorang bahkan bisa dinilai dari penampilan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Era perdagangan bebas yang tidak lagi mengenal batas wilayah,

BAB I PENDAHULUAN. dunia kosmetik menjadi semakin ketat. Berdasarkan analisis data sekunder. diperoleh data pertumbuhan sektor industri kosmetik.

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan tersebut dapat berupa kompetitor-kompetitor baru yang terus

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif di dunia persaingan bisnis saat ini. Hal ini dapat terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. cantik dihadapan public telah membuat para produsen kosmetik berlombalomba

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman nasabah dari pembelian yang konsisten sepanjang waktu. Orang yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berperan penting dalam menciptakan kualitas terbaik.

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. konsumen tidak beralih pada perusahaan pesaing. Aktivitas pemasaran ini

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern seperti sekarang ini, perawatan wajah sepertinya bukan

BAB I PENDAHULUAN. berbusana muslim dan berhijab mengundang mata dunia melirik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut survey Bank Indonesia, kondisi makro ekonomi tahun 2012 akan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

BAB I PENDAHULUAN. Industri kosmetik di Indonesia saat ini sedang mengalami perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN. yang mengalami pertumbuhan paling cepat secara global untuk kategori pasar

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. industri kosmetika di Indonesia. Saat ini industri kosmetika mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Penelitian Terdahulu. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dewi Fajar

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan. Dimana kebutuhan-kebutuhan tersebut semakin bervariasi

BAB I PENDAHULUAN. minat konsumen terhadap pembelian kosmetik. Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), omset industri kosmetik tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada kondisi perkeonomian global sekarang ini, yang ditunjukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini hampir semua perusahaan baik perusahaan besar atau

PENGARUH GREEN PRODUCT TERHADAP NILAI PELANGGAN DAN DAMPAKNYA PADA REPURCHASE INTENTION:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi persaingan bisnis semakin dinamis dan kompleks,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Industri Telekomunikasi

I. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun, pertumbuhan penduduk Indonesia mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. BRA Mooryati Soedibyo lahir di Surakarta, 5 Januari 1928 sebagai puteri yang tumbuh

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap individu, khususnya di kota besar seperti Jakarta. Masyarakat dapat melakukan

ANALISIS KECENDERUNGAN PEMILIHAN KOSMETIK WANITA DI KALANGAN MAHASISWI JURUSAN STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO MENGGUNAKAN BIPLOT KOMPONEN UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era digital saat ini, masyarakat Indonesia telah menjadi masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Populer, 2004). Hal WIB) Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dilakukan oleh perushaan dalam mempublikasikan atau

BAB I PENDAHULUAN. negeri maupun produksi luar negeri.banyaknya produk kosmetik di pasaran mempengaruhi sikap

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di mata konsumennya.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat. Saat ini, tercatat ada sekitar 800. distro di sejumlah kota di Indonesia 1.

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya perusahaan perusahaan baru

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari pengunaan untuk event-event penting hingga sebagai kebutuhan seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. peringkat ekonomi Indonesia yang menempati urutan sepuluh besar menurut

BAB I PENDAHULUAN. yang menjanjikan bagi perusahaan kosmetik. Perkembangan kosmetik di

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Pemasaran yang ada dalam perusahaan sangatlah penting melihat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kemajuan dan berkembangnya dunia dapat diprediksi bahwa pola

BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan dan khususnya di klinik kecantikan. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), bahan-bahan kimia yang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dengan pertanyaan penelitian, sebagai berikut: 1. Brand image berpengaruh positif pada sikap terhadap produk.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan (brand loyalty) loyalitas merek. Loyalitas terhadap merek

BAB I PENDAHULUAN. dalam meningkatkan penjualan produk. Pengertian SPG dapat dilihat dari

STRATEGI DAN MARKETING PUBLIC RELATIONS

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis. Sehingga menimbulkan persaingan-persaingan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri telepon seluler mengalami perkembangan yang pesat dalam dua dekade

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu jembatan penghubung antara perusahaan dan customer-nya. Merek

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan globalisasi yang semakin meluas dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. memberatkan bagi perusahaan yang akan menjual produknya di negaranya. Sesuai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Riasan dan kosmetik merupakan dua kata yang tidak dapat dipisahkan. Hampir semua wanita mengenal konsep merias wajah dan kosmetik. Dari masa ke masa kosmetik telah mengalami berbagai macam perubahan namun tidak pernah dapat dihilangkan dari kehidupan manusia terutama di kalangan wanita. Hal ini mengakibatkan terus berkembangnya formulasi kosmetik seiring dengan perubahan definisi dan konsep cantik serta tata rias wajah. Mereka senantiasa ingin tampil indah dan cantik dengan menggunakan berbagai macam brand kosmetik. Kondisi ini yang memacu para produsen kosmetik untuk senantiasa membuat berbagai macam formula baru. Sehingga dapat ditemui bahwa, hampir setiap tahun bahkan bulan, terdapat penawaran kosmetik baru dengan formula dan tekstur terkini. Apalagi dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa, menjadi lahan yang menguntungkan bagi produsen kosmetik untuk membidik pangsa pasar Indonesia. Di Indonesia terdapat tiga produk kosmetik yang bermain di pasaran, yaitu produk kosmetik lokal, produk kosmetik asing yang diproduksi di Indonesia, dan 1

produk kosmetik impor. Pangsa pasar produk kosmetik impor menjangkau konsumen middle up. Pangsa pasar produk lokal menguasai pasar domestik dengan mencangkup produksi oleh produsen Indonesia maupun produksi oleh perusahaan asing 1. Masing-masing produk telah memiliki pangsa pasarnya tersendiri. Bagan 1.1 PANGSA PASAR KOSMETIK INDONESIA Produksi kosmetik Lokal (PT Mustika Ratu Tbk, PT Martina Berto Tbk, PT Unilever Indonesia Tbk, PT Procter & Gamble Indonesia, PT L Oreal Indonesia, PT Mandom Indonesia Tbk) Kosmetik Impor (Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Jepang, China) 13% 87% Berdasarkan diagram, dengan adanya peredaran produk kosmetik impor di Indonesia produk kosmetik lokal ditantang untuk dapat terus bersaing. 1 Monalisa, Adryanto, Safrezi. 2011. Persaingan Kosmetik Lokal dan Asing Makin Ketat. viewed 23 Oktober 2013, <http://www.indonesiafinancetoday.com/read/8737/persaingan-kosmetik- Lokal-dan-Asing-Makin-Ketat> 2

Meskipun cakupan pasar produk impor tidak sebesar produk lokal, penjualan kosmetik impor naik 30% setiap tahunnya. Data berikut didapat dari Perkosmi (Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia) dalam penelitian Indonesia Finance Today. Bagan 1.2 DATA PENJUALAN KOSMETIK IMPOR Penjualan Kosmetik Impor (Triliun Rupiah) 3.17 1.87 2.44 2011 2012 2013 (prediksi) Selain karena peningkatan volume penjualan, peningkatan tersebut dikarenakan adanya penurunan tarif bea masuk seiring perjanjian perdagangan bebas, menghindari pengenaan pajak yang besar di negaranya perusahaan kosmetik multinasional berinvestasi di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dan lemahnya daya saing industri kosmetik lokal. Persatuan Kosmetik Indonesia dalam Indonesia Finance Today menyatakan bahwa persaingan produsen kosmetik lokal dengan asing serta produk impor semakin ketat seiring pemberlakuan peraturan baru yaitu Peraturan 3

Pemerintah No 48 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Badan Pengawasan Obat dan Makanan berlaku sejak 1 Januari 2011. Berdasarkan peraturan tersebut, perusahaan kosmetik asing dan impor tidak perlu lagi mengurus izin edar untuk produk yang akan dijual di Indonesia 2. Peraturan pemerintah tersebut ternyata memberi kontribusi di dalam perkembangan industri kosmetik di Indonesia dengan memberikan kemudahan bagi produsen impor mauupun produsen asing untuk melakukan penjualan di Indonesia. Maka, penjualan produk kosmetik terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan penjualan dari tahun 2011 ke 2012 sebesar 14% dan akan ditargetkan meningkat sebesar 15% pada 2013. Berikut tabel peningkatan penjualan kosmetik dua tahun terakhir di Indonesia. Bagan 1.3 DATA PENJUALAN KOSMETIK DI INDONESIA Penjualan Kosmetik di Indonesia (Triliun Rupiah) 8.5 9.76 11.22 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 (prediksi) 2 Monalisa, Adryanto, Safrezi. 2011. Persaingan Kosmetik Lokal dan Asing Makin Ketat. viewed 23 Oktober 2013, <http://www.indonesiafinancetoday.com/read/8737/persaingan-kosmetik- Lokal-dan-Asing-Makin-Ketat> 4

Peningkatan penjualan industri kosmetik Indonesia tidak hanya diwarnai oleh penjualan produk lokal. Penjualan produk impor di Indonesia pun berpengaruh pada hasil peningkatan penjualan. Tetapi faktanya, peningkatan penjualan produk kosmetik lokal ternyata kalah besar dibanding dengan produk kosmetik impor. Fenomena ini disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang memang bersedia membayar lebih untuk beberapa jenis produk yang memiliki brand terkenal, apalagi produk tersebut berkaitan dengan kesehatan tubuh dan aktivitas keseharian mereka. Terdapat sepuluh karakterisitik konsumen Indonesia 3, dua diantaranya terkait dengan alasan mengapa masyarakat Indonesia bersedia untuk membeli produk bermerk. Pertama, konsumen Indonesia menyukai produk luar negeri karena mereka percaya bahwa produk luar negeri memiliki kualitas lebih baik (mereka menyukai produk impor). Produk impor di Indonesia dipasarkan dengan harga yang relatif tinggi. Kedua, konsumen Indonesia suka pamer dan gengsi karena mereka senang mendapat pujian dari lingkungan sekitar, mereka akan memamerkan produk yang mereka beli kepada masyarakat yang tidak mampu membelinya. Merespon fenomena di atas, Martha Tilaar Group yang merupakan salah satu produsen kosmetik lokal harus dapat bersaing secara profesional untuk mempertahankan produk-produk kosmetiknya di Indonesia. Berbagai macam 3 Hermawan. 2012. 10 Karakter Unik Konsumen Indonesia. viewed 23 Oktober 2013, <http://www.marketing.co.id/10-karakter-unik-konsumen-indonesia/> 5

kegiatan seperti promosi, periklanan, maupun special event dilakukan oleh Martha Tilaar guna memenuhi kebutuhan konsumen maupun meningkatkan penjualan. Martha Tilaar memiliki sembilan brand kosmetik yang langsung menyasar berbagai level elemen masyarakat. Terdapat dua kategori pembagian produk, yaitu luxury product yang terdiri dari Dewi Sri Spa dan PAC Martha Tilaar serta mass product yang terdiri dari Biokos, Rudy Hadisuwarno cosmetics, Caring Colour, Sariayu Martha Tilaar, Belia, Mirabella, dan Cempaka. Kesembilan kosmetik ini tersebar luas di wilayah Indonesia. (Martha Tilaar Group, 2012) PAC Martha Tilaar yang merupakan produk kosmetik yang masuk ke dalam kategori luxury product tidak berjuang sendiri di dalam mensukseskan penjualan colour cosmetics di Indonesia. Banyak sekali brand kosmetik impor dan multinasional di Indonesia yang bersaing dalam penjualannya di pasaran. Setidaknya terdapat tiga brand kosmetik impor maupun asing menjadi kompetitor PAC, yaitu Maybelline New York, NYX Professional Make Up, dan Revlon. Apalagi dengan pemberlakuaan penurunan tarif bea masuk, membuat kompetisi antara PAC Martha Tilaar dan ketiga kompetitor tersebut semakin sengit. Perbedaan yang membuat peneliti memilih Maybeline New York, NYX, dan Revlon terletak pada strategi MPR yang digunakan. Ketiga kompetitor PAC tersebut tidak semuanya memiliki website. Maybeline New York memiliki website resmi Indoneseia, tetapi di dalam website tersebut tidak dicantumkan kolom berita maupun events sehingga pengunjung tidak dapat mengetahui apa saja yang telah dilakukan oleh Maybeline. Pada brand kompetitor kedua, NYX 6

memiliki website resmi Indonesia dan di dalamnya terdapat berbagai macam informasi mengenai produk dan berita. Tetapi pada kolom berita, informasi tidak dijabarkan secara mendalam. Disamping itu, awareness masyarakat akan brand NYX masih tergolong rendah. Sedangkan kompetitor yang ketiga, Revlon, brand asing di Indonesia tidak memiliki website sama sekali sehingga masyarakat tidak pernah tau kegiatan apa saja yang dilakukan oleh Revlon di Indonesia dan produk baru apa yang sudah diluncurkan. Selain itu dari kualitas harga dapat dikategorikan berbeda. PAC masih tetap berada di atas ketiga kompetitornya. Apabila dilihat dari persamaan, tiga kompetitor PAC yang telah disebutkan di atas memiliki persamaan jenis produk dengan trend warna dan bahan produk. Inovasi yang ditawarkan pun saling bersaing, seperti eyeshadow dengan dominan warna panggung, eyeliner berwarna-warni, dan lain sebagainya. Ketiga brand tersebut dan juga PAC sering dilibatkan menjadi sponsor beberapa acara seperti acara fashion show di mana colour cosmetics digunakan untuk memperindah tampilan para model sesuai dengan tema desainer. Colour Cosmetics merupakan bagian dari kosmetik yang memiliki warna untuk wanita yang difokuskan pada keindahan warna. Terdiri dari Face Make-Up, Eye Make- Up, Lips Mak-Up, dan Nail Make-Up 4. Kesamaan dalam persaingan inilah yang mengharuskan setiap brand untuk memiliki brand positioningnya agar terlihat lebih jelas perbedaan dan keunggulan maupun keunikan produk diantara kompetitornya. 4 2011, Colour Cosmetics-UK-2011, viewed 10 Oktober 2013, < http://store.mintel.com/colourcosmetics-uk-august-2011?cookie_test=true > 7

Untuk menjadi salah satu brand yang paling diminati dan menjadi fokus perhatian masyarakat dalam persaingan di Indonesia, PAC menerapkan MPR (Marketing Public Relations) sebagai salah satu strategi untuk membentuk brand positioning yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Dengan brand positioning tersebut, PAC dapat memposisikan diri sebagai brand kosmetik lokal yang terlihat dan dinilai berbeda bagi para konsumen di Indonesia. Strategi MPR yang dilakukan diantaranya ialah pull, push dan pass. Strategi pull menjadikan konsumer atau pengguna terakhir sebagai target mereka. Segala macam bentuk alat MPR yang digunakan semua bertujuan untuk menyampaikan pesan ke konsumen. Strategi push menjadikan retailer, distributor, dealers, dan tekanan penjualan sebagai target mereka. Sedangkan dalam strategi pass menjadikan pemerintah, komunitas, kelompok kepentingan, dan konsumer sebagai publik sebagai target MPR. Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti ingin meneliti pengaruh Marketing Public Relations yang diterapkan oleh Martha Tilaar Group, khusunya pada brand PAC terhadap brand positioningnya sebagai colour cosmetic lokal PAC ditengah kompetisi yang sengit di industri kosmetik nasional. 1.2 Rumusan Masalah Keberhasilan suatu perusahaan dalam menentukan brand positioning maupun meningkatkan penjualan produknya di pasaran, didasarkan pada kemampuan setiap divisi perusahaan dalam menyusun strategi dan 8

pelaksanaannya. Munculnya fenomena mengenai penjualan brand kosmetik impor atau multinasional lebih unggul daripada penjualan kosmetik lokal menimbulkan sebuah kompetisi yang ketat. Hal tersebut menciptakan sebuah pertanyaan yang menjadi dasar dari rumusan masalah penelitian, yaitu: 1.2.1 Apakah terdapat pengaruh antara Marketing Public Relations PAC Martha Tilaar terhadap Brand Positioning PAC? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan dan mengacu pada rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini ialah: 1.3.1 Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh Marketing Public Relations PAC Martha Tilaar terhadap brand positioning PAC. 1.3.2 Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Marketing Public Relations PAC Martha Tilaar terhadap brand positioning PAC 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti nyata bahwa strategi Marketing Public Relations sesuai dengan teori dan fakta yang ada dan diterapkan secara tepat sesuai dengan tujuan perusahaan. Dengan penelitian ini juga, diharapkan dapat menambah wawasan dan referensi baru dalam hal praktik Public Relations. Selain itu, 9

diharapkan juga penelitian ini dapat menjadi kajian ilmiah mendalam mengenai penggunaan teori atau konsep Marketing Public Relations yang ada sehingga para akademisi dapat menjadikan penelitian ini sebagai salah satu referensi mereka. 1.4.2 Kegunaan Praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan agar para praktisi dapat memahami lebih dalam lagi implementasi Marketing Public Relations dan bisa menjadikan penelitian ini sebagai referensi mereka dalam mengembangkan kerjanya. Diharapkan juga agar penelitian ini dapat menjadi contoh yang baik bagi para praktisi dalam memformulasi strategi mereka agar dapat memajukan industri kosmetik nasional di tengah persaingan global. 10