PENGARUH PEMBERIAN CAP TIKUS TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA WISTAR JANTAN (Rattus norvegicus)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Alkohol jika dikonsumsi mempunyai efek toksik pada tubuh baik secara langsung

I. PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya

KUALITAS SPERMATOZOA TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) SETELAH PEMAPARAN OBAT NYAMUK ELEKTRIK BERBAHAN AKTIF TRANSFLUTRIN

I. PENDAHULUAN. Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia

HUBUNGAN HIPOTALAMUS-HIPOFISE- GONAD. Oleh: Ir. Diah Tri Widayati, MP, Ph.D Ir. Kustono, M.Sc., Ph.D.

BAB III METODE PENELITIAN. random pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan.

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan zat psikotropika dengan penggunaan yang paling luas.

ABSTRAK. Susan, 2007, Pembimbing I : Sylvia Soeng, dr., M.Kes. Pembimbing II : Sri Utami S., Dra., M.Kes.

PENGARUH PAPARAN ASAP ROKOK KRETEK TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA MENCIT JANTAN (MUS MUSCULUS)

ABSTRAK EFEK PEMBERIAN ETANOL 40% PERORAL TERHADAP KETEBALAN LAPISAN SEL SPERMATOGENIK TUBULUS SEMINIFERUS TIKUS WISTAR JANTAN DEWASA

METODOLOGI PENELITIAN. eksperimental dengan Rancangan Acak Terkontrol. Desain ini melibatkan 5

ABSTRAK. Natalia, 2011; Pembimbing I : Teresa Liliana W., S. Si., M. Kes Pembimbing II : Djaja Rusmana, dr., M. Si

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Kimia untuk pembuatan ekstrak Myrmecodia pendens Merr. &

ABSTRAK. Antonius Budi Santoso, Pembimbing I: Sylvia Soeng, dr. M.Kes. Pembimbing II: Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes.

HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH


BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan Rancangan Acak Terkontrol (RAT). bulan November sampai dengan Desember 2012.

BAB I PENDAHULUAN. penanganan serius, bukan hanya itu tetapi begitu juga dengan infertilitas. dan rumit (Hermawanto & Hadiwijaya, 2007)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan acak lengkap. Penelitian ini menggunakan empat kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Population Data Sheet (2014), Indonesia merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi alkohol telah menjadi bagian dari peradaban manusia selama

BAB I PENDAHULUAN. internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang berpengaruh pada

PENGARUH PEMBERIAN ZINK (Zn) TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA WISTAR JANTAN DEWASA (Rattus norvegicus) YANG DIBERIKAN MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG)

PENGARUH PEMBERIAN ZINK TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Besar Veteriner Wates sebagai tempat pembuatan preparat awetan testis.

PENGARUH MINUMAN BERALKOHOL TERHADAP JUMLAH LAPISAN SEL SPERMATOGENIK DAN BERAT VESIKULA SEMINALIS MENCIT

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia. Menurut WHO, lebih dari 4,2 juta orang di seluruh

I. PENDAHULUAN. pernah mengalami masalah infertilitas ini semasa usia reproduksinya dan

ABSTRAK EFEK DOSIS EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari pengamatan kualitas sperma mencit (konsentrasi sperma,

ABSTRAK. Elizabeth, 2016; Pembimbing I : Heddy Herdiman, dr., M.Kes. Pembimbing II : Dr. Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kualitas semen yang selanjutnya dapat dijadikan indikator layak atau tidak semen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tikus putih (Rattus norvegicus, L.) adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan

BAB III METODE PENILITIAN. Penelitian ini telah dilakukan selama 3 bulan (Januari - Maret 2012).

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang

Key words : sukun, mencit dan fertilitas.

BAB I PENDAHULUAN. Brotowali (Tinospora crispa, L.) merupakan tumbuhan obat herbal dari family

BAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya penggunaan timah hitam, timbal atau plumbum (Pb) mengakibatkan 350 kasus penyakit jantung koroner, 62.

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamat (MSG) yang lebih dikenal dengan merk dagang. Ajinomoto telah lama digunakan sebagai tambahan penyedap masakan.

Gambar 6. Desain Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh ekstrak etanol biji labu kuning terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diberi 2-ME

Infertilitas pada pria di Indonesia merupakan masalah yang perlu perhatian

ABSTRAK PENGARUH KALSIUM TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

FISIOLOGI FUNGSI ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI. Dr. Akmarawita Kadir., M.Kes., AIFO

HORMONAL PRIA. dr. Yandri Naldi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

PROFIL HORMON TESTOSTERON DAN ESTROGEN WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan lekosit tikus putih (Rattus norvegicus) betina adalah sebagai berikut :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. pendekatan Post Test Only Control Group Design dan metode Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.)

ABSTRAK. EFEK PROPOLIS TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN

ABSTRAK. Kata kunci: Rattus sp, asap rokok, ekstrak buah juwet, kualitas spermatozoa, ROS, antioksidan.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat Metode Penelitian Pembuatan Larutan Ekstrak Rumput Kebar

UJI KUALITAS SPERMATOZOID MENCIT PUTIH JANTAN DENGAN EKSTRAK BUAH PARE (Momordica charantia L.)

I. PENDAHULUAN. Selatan. Sapi pesisir dapat beradaptasi dengan baik terhadap pakan berkualitas

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

DIAMETER TUBULUS SEMINIFERUS DAN KETEBALAN LAPISAN EPITEL GERMINAL MENCIT JANTAN GALUR

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidakmampuan pasangan suami istri dengan kehidupan

PENGARUH PEMBERIAN KOPI TERHADAP MOTILITAS SPERMATOZOA TIKUS WISTAR YANG DIPAPAR SINAR ULTRAVIOLET LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

I. PENDAHULUAN. Kesuburan pria ditunjukkan oleh kualitas dan kuantitas spermatozoa yang

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan

ABSTRACT THE EFFECT OF ADMINISTRATING ZINC SUPPLEMENT SOLD IN INDONESIA ON SWISS WEBSTER MICE S SPERM MOTILITY AND SPERM COUNT

1 Saiful Hi. Umar 2 Edwin de Queljoe 2 Lydia Tendean.

BAB III METODE PENELITIAN. motilitas spermatozoa terhadap hewan coba dilaksanakan di rumah hewan,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH SUSU KACANG KEDELAI (GLYCINE MAX (L.) MERR.) TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA TIKUS WISTAR (RATTUS NORVEGICUS)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diambil berdasarkan gambar histologik folikel ovarium tikus putih (Rattus

BAB I PENDAHULUAN. Late-onset hypogonadism (LOH) atau andropause secara klinis dan

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK SEDUHAN TEH HITAM, TEH HIJAU DAN TEH PUTIH TERHADAP KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Pemberian Pasta Tomat (Solanum Lycopersicum) terhadap Kualitas Spermatozoa Tikus Wistar (Rattus Norvegicus) yang Terpapar Asap Rokok

ABSTRAK. Pembimbing I : Prof. Dr. Susy Tjahjani, dr., M.Kes. Pembimbing II : Teresa Liliana Wargasetia, S.Si., M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk mencapai tata kehidupan yang selaras dan seimbang dengan

BAB IV METODA PENELITIAN. designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) merupakan tanaman berupa pohon

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, pengujian dan pengembangan serta penemuan obat-obatan

BAB III METODE PENELITIAN

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

5 KINERJA REPRODUKSI

ABSTRAK. PENGARUH LENDIR Abelmoschus esculentus (OKRA) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS WISTAR JANTAN MODEL TINGGI LEMAK

Tanaman sambiloto telah lama terkenal digunakan sebagai obat, menurut Widyawati (2007) sambil oto dapat memberikan efek hepatoprotektif, efek

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai Endocrine Disrupts Chemical (EDC) atau dalam bahasa awamnya disebut

Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :

Anatomi/organ reproduksi wanita

Transkripsi:

Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015 PENGARUH PEMBERIAN CAP TIKUS TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA WISTAR JANTAN (Rattus norvegicus) 1 Ellen E. Melmambessy 2 Lydia Tendean 2 Janette M. Rumbajan 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2 Bagian Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado Email: Elleneveline@ymail.com Abstract: Alcohol is an organic compound that is composed of the elements carbon, hydrogen and oxygen. Usually, the term of alcohol is known as liquor. One of the local products of liquor in Manado is Cap Tikus. This study aims to determine the effect of alcohol 20% on the spermatozoa quality of male Wistar (Rattus norvegicus). The research design was a completely randomized experimental design. The samples were 10 male wistar rats which consisted of 5 rats as a control group and 5 rats as the experiment group. The rats in the experiment group were given Cap Tikus for 52 days, while rats in the control group were given tap water. The results showed that spermatozoa quality from experiment group which includes the concentration of spermatozoa is 24x10 6 spermatozoa/ml, normal motility of spermatozoa is 23,5% and normal morphology of spermatozoa is 11%. Whereas spermatozoa quality from control group which includes the concentration of spermatozoa is59x10 6 spermatozoa/ml, normal motility of spermatozoa is 89% and normal morphology of spermatozoa is 97%. Conclusion: Cap Tikus decreased the spermatozoa quality which includes concentration, motility and morphology of spermatozoa. This was due to alcohol interfered the hypothalamus, the anterior pituitary gland and the testes that played an important role in the process of spermatogenesis. Keywords: cap tikus, alcohol, spermatozoa quality Abstrak: Alkohol merupakan suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Dalam kehidupan sehari-hari, istilah alkohol sering dikaitkan dengan minuman keras. Salah satu jenis minuman keras produk lokal di Manado adalah Cap Tikus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Cap Tikus terhadap kualitas spermatozoa wistar jantan (Rattus norvegicus). Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan rancangan acak lengkap. Sampel adalah tikus wistar jantan berjumlah 10 ekor, 5 ekor tikus digunakan sebagaikontrol dan 5 ekor tikus digunakan sebagai perlakuan. Kelompok perlakuan adalah kelompok yang diberi minuman Cap Tikus selama 52 hari sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang diberi minuman air ledeng. Hasil penelitian menunjukan kualitas spermatozoa kelompok perlakuan yang meliputi konsentrasi spermatozoa adalah 24x10 6 spermatozoa/ml, motilitas spermatozoa normal adalah 23,5% dan morfologi spermatozoa normal adalah 11%. Kualitas spermatozoa kelompok kontrol yang meliputi konsentrasi spermatozoa adalah 59x10 6 spermatozoa/ml, motilitas spermatozoa normal 89% dan morfologi spermatozoa normal 97%. Simpulan: Pemberian Cap Tikus menyebabkan penurunan kualitas spermatozoa yang meliputi konsentrasi, motilitas dan morfologi spermatozoa. Hal ini dapat disebabkan karena alkohol mengganggu hipotalamus, kelenjar hipofisis anterior dan testis yang berperan dalam proses spermatogenesis. Kata kunci: cap tikus, alkohol, kualitas spermatozoa 322

Alkohol merupakan suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Ciri khas alkohol yaitu terdapatnya gugus -OH pada rantai karbon. Golongan alkohol yang sering kita jumpai ialah metanol, etanol, isopropanol dan istilah alkohol dalam kehidupan seharihari sering dikaitkan dengan minuman keras yang mengandung etanol atau etil alkohol. 1,2 Produksi dan peredaran minuman keras yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI menyebutkan bahwa minuman keras adalah semua jenis minuman beralkohol tetapi bukan obat, meliputi minuman keras golongan A dengan kadar etanol 1% sampai dengan 5%, golongan B dengan kadar etanol 5% sampai dengan 20% dan golongan C dengan kadar etanol lebih dari 20% sampai dengan 55%. 3 Minuman keras ini telah beredar dan mudah didapat di Indonesia. Khususnya di Manado dapat dijumpai berbagai jenis minuman keras produk lokal, misalnya Cap Tikus. Cap Tikus adalah jenis cairan dengan kadar alkohol rata-rata 40 % yang dihasilkan melalui penyulingan saguer (cairan putih yang keluar dari mayang pohon enau atau seho dalam bahasa daerah Minahasa). Saguer sejak keluar dari mayang pohon enau sudah mengandung alkohol. Untuk mendapatkan saguer yang manis seperti gula, bambu penampungan digantungkan pada bagian mayang tempat keluarnya cairan putih (saguer) dan saringannya terbuat dari ijuk pohon enau yang bersih. Tinggi rendahnya kadar alkohol pada Cap Tikus tergantung pada kualitas penyulingan. Semakin bagus sistem penyulingannya, semakin tinggi pula kadar alkoholnya. 4 Sistem reproduksi pria diatur oleh hipotalamus, kelenjar hipofisis anterior dan testis. Alkohol dapat mengganggu fungsi masing-masing komponen sehingga menyebabkan impotensi, infertilitas dan karakteristik seksual sekunder pria berkurang. Terlebih dahulu alkohol akan menyebabkan terganggunya Gonadotrophine Releasing Hormone (GnRH). Melmambessy, Tendean, Rumbajan: Pengaruh pemberian cap tikus... Selanjutnya di kelenjar hipofisis, alkohol dapat menurunkan pembentukan, pelepasan dan/atau kegiatan dari dua hormon yang berperan penting dalam fungsi reproduksi yaitu Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH). Sehingga di dalam testis, alkohol mempengaruhi sel-sel Leydig yang memproduksi dan mengeluarkan hormon testosteron. Alkohol juga mengganggu fungsi sel Sertoli di testis yang memainkan peran penting dalam pematangan sel spermatozoa. 5 Berdasarkan permasalahan diatas maka terdapat rumusan masalah yaitu, bagaimana pengaruh pemberian Cap Tikus terhadap kualitas spermatozoa wistar jantan (Rattus norvergicus)?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian Cap Tikus terhadap kualitas spermatozoa wistar jantan (Rattus norvegicus) yang meliputi konsentrasi, motilitas dan morfologi spermatozoa. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan acak lengkap (Completely randomized design). Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado dengan rentang waktu Oktober-Desember 2014 selama 52 hari. Penelitian ini menggunakan hewan coba wistar jantan (Ratus norvegicus) dengan kriteria inklusi yaitu wistar jantan (Rattus norvegicus) usia 5-6 bulan dengan berat badan 150-200 gram. Kriteria eksklusi yaitu wistar tampak sakit, tidak bergerak secara aktif dan wistar mati dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan 2 perlakuan. Selanjutnya secara acak wistar jantan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol (P 0 ) yang terdiri dari 5 ekor wistar jantan tanpa diberi Cap Tikus dan kelompok perlakuan (P 1 ) yang terdiri dari 6 ekor tikus wistar jantan yang diberi Cap Tikus selama 52 hari dan diganti setelah 3 hari. Perlakuan akan mulai dilakukan setelah satu minggu hewan coba diaklimatisasi. Sebelum perlakuan, terlebih 323

Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015 dahulu dilakukan pengenceran kadar alkohol pada Cap Tikus menjadi 20%. Pengenceran tersebut menggunakan rumus: V1.C1 = V2.C2 dimana: V1 adalah volume yang dibutuhkan, C1 adalah konsentrasi yang dibutuhkan, V2 adalah volume yang tersedia dan C2 adalah konsentrasi yang tersedia. Hewan diterminasi kemudian dibedah menggunakan disecting kit untuk mengambil epididimis. Selanjutnya epididimis dimasukkan ke dalam cawan petri yang berisi 1 ml NaCl 0,9% kemudian epididimis dipotong-potong sampai halus dan diaduk agar tersuspensi dengan NaCl 0,9% sehingga terbentuk suspensi spermatozoa. Konsentrasi spermatozoa dihitung menggunakan rumus: N/2 x 50.000 spermatozoa/ml, dimana N adalah jumlah total spermatozoa yang dihitung pada kotak A, B, C dan D. Preparat diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 400x. Motilitas spermatozoa dihitung dengan melakukan pemeriksaan pada 3 lapangan pandang untuk mendapatkan 100 spermatozoa secara berurutan. Kategori motilitas spermatozoa terbagi menjadi 3 kategori, yaitu kategori A: gerakan spermatozoa maju lurus dan cepat (progresif), kategori B: gerakan spermatozoa bergerak di tempat (nonprogresif) dan kategori C: spermatozoa diam atau tidak bergerak. Motilitas spermatozoa dikatakan normal apabila jumlah dari kategori A dan kategori B adalah sebesar 40% atau lebih. Preparat diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 400x. Morfologi spermatozoa diperiksa setelah membuat hapusan dan pewarnaan. Setelah itu, preparat mulai diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 400x untuk menghitung presentase morfologi spermatozoa normal dan abnormal. HASIL PENELITIAN Konsentrasi spermatozoa Setelah dilakukan perlakuan pemberian Cap Tikus selama 52 hari dan penelitian terhadap konsentrasi spermatozoa tikus 324 wistar jantan pada masing-masing kelompok maka didapatkan hasil seperti yang terlihat pada tabel 1 dibawah ini: Tabel 1. Hasil perhitungan konsentrasi spermatozoa tikus wistar jantan setelah perlakukan pemberian Cap Tikus Kelompok sampel Konsentrasi spermatozoa (x10 6 spermatozoa/ml) Kontrol (P 0 ) 59 Perlakuan (P 1 ) Tikus 1 30 Tikus 2 15 Tikus 3 35 Tikus 4 26 Tikus 5 14 Keterangan: Kelompok kontrol (P 0 ); Kelompok perlakuan (P 1 ): tikus 1 dengan ratarata minuman 7,73 ml/hari; tikus 2 dengan ratarata minuman 4,12 ml/hari; tikus 3 dengan ratarata minuman 11,8 ml/hari; tikus 4 dengan ratarata minuman 6,87 ml/hari; tikus 5 dengan ratarata minuman 3,75 ml/hari. Rata-rata konsentrasi spermatozoa kelompok perlakuan adalah 24x10 6 spermatozoa/ml, sedangkan konsentrasi spermatozoa kelompok kontrol adalah 59x10 6 spermatozoa/ml. Sehingga didapatkan hasil bahwa konsentrasi spermatozoa kelompok perlakuan mengalami penurunan jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Setelah dilakukan perlakuan pemberian Cap Tikus selama 52 hari dan penelitian terhadap motilitas spermatozoa tikus wistar jantan pada masing-masing kelompok maka didapatkan hasil seperti yang terlihat pada Tabel 2. Rata-rata presentase motilitas spermatozoa normal kelompok perlakuan adalah 23,5%, sedangkan presentase motilitas spermatozoa normal kelompok kontrol adalah 89%. Sehingga didapatkan hasil bahwa motilitas spermatozoa kelompok perlakuan mengalami penurunan jika dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Melmambessy, Tendean, Rumbajan: Pengaruh pemberian cap tikus... Tabel 2. Hasil perhitungan motilitas spermatozoa tikus wistar jantan setelah perlakukan pemberian Cap Tikus Kelompok sampel Motilitas spermatozoa (%) Kategori A B C Kontrol (P 0 ) 59 30 11 Perlakuan (P 1 ) Tikus 1 0 34 66 Tikus 2 0 19 81 Tikus 3 11 28 61 Tikus 4 0 15 85 Tikus 5 0 11 89 Keterangan: Kelompok kontrol (P 0 ); Kelompok perlakuan (P 1 ): tikus 1 dengan ratarata minuman 7,73 ml/hari; tikus 2 dengan ratarata minuman 4,12 ml/hari; tikus 3 dengan ratarata minuman 11,8 ml/hari; tikus 4 dengan ratarata minuman 6,87 ml/hari; tikus 5 dengan ratarata minuman 3,75 ml/hari. Setelah dilakukan perlakuan pemberian Cap Tikus selama 52 hari dan penelitian terhadap morfologi spermatozoa tikus wistar jantan pada masing-masing kelompok maka didapatkan hasil seperti yang terlihat pada Tabel 3 dibawah ini: Tikus 5 13 87 Keterangan: Kelompok kontrol (P 0 ); Kelompok perlakuan (P 1 ): tikus 1 dengan ratarata minuman 7,73 ml/hari; tikus 2 dengan ratarata minuman 4,12 ml/hari; tikus 3 dengan ratarata minuman 11,8 ml/hari; tikus 4 dengan ratarata minuman 6,87 ml/hari; tikus 5 dengan ratarata minuman 3,75 ml/hari. Rata-rata persentase morfologi spermatozoa normal kelompok perlakuan adalah 11%, sedangkan presentase morfologi spermatozoa normal kelompok kontrol adalah 97%. Sehingga didapatkan hasil bahwa morfologi spermatozoa kelompok perlakuan mengalami penurunan jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Gambar 1. Spermatozoa wistar kontrol Tabel 3. Hasil perhitungan morfologi spermatozoa tikus wistar jantan setelah perlakukan pemberian Cap Tikus. Kelompok sampel Morfologi spermatozoa (%) Normal Abnormal Kontrol (P 0 ) 97 3 Perlakuan (P 1 ) Tikus 1 12 88 Tikus 2 7 93 Tikus 3 15 85 Tikus 4 8 92 325 Gambar 2. Spermatozoa wistar perlakuan (tikus 5) Pada penelitian ini morfologi abnormal spermatozoa yang ditemukan adalah spermatozoa wistar dengan kepala yang lurus, ekor yang putus dan berkerut. Yang paling banyak ditemukan pada penelitian ini adalah spermatozoa wistar yang terlihat pada Gambar 2.

Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015 BAHASAN Konsentrasi spermatozoa Pada penelitian ni didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa rata-rata konsentrasi spermatozoa wistar jantan (Rattus norvegicus) setelah diberi perlakuan dengan pemberian Cap Tikus selama 52 hari mengalami penurunan. Kelompok kontrol (P 0 ) yang tidak diberi Cap Tikus menunjukkan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok perlakuan (P 1 ). Ini menunjukkan bahwa pemberian Cap Tikus menurunkan konsentrasi spermatozoa. Penurunan konsentrasi spermatozoa ini diakibatkan oleh alkohol yang mengganggu hipotalamus dalam memproduksi GnRH sehingga dua jenis gonadrotropin yaitu LH dan FSH juga akan terganggu. Hal ini akan mengganggu spermatogenesis tikus wistar jantan. 5 Rusaknya sel-sel Sertoli mengakibatkan gangguan pada proses mitosis dan meiosis (spermatocytogenesis) maupun proses pembentukan spermatozoa (spermio-genesis) sedangkan rusaknya selsel Leydig menyebabkan gangguan pada proses sintesis hormon testosteron yang mengakibatkan penurunan kadar hormon testosteron, dimana penurunan hormon testosteron ini akan mengganggu proses spermatogenesis dan menyebabkan penurunan jumlah lapisan sel spermatogenik. 5,6 Motilitas spermatozoa Pada penelitian ini didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa rata-rata motilitas spermatozoa wistar jantan (Rattus norvegicus) setelah diberi perlakuan dengan pemberian Cap Tikus selama 52 hari mengalami penurunan yang sangat nyata. Kelompok kontrol yang tidak diberi Cap Tikus menunjukkan rata-rata motilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok perlakuan. Motilitas pada kelompok kontrol termasuk normal sedangkan pada kelompok perlakuan, motilitas semua tikus wistar jantan mengalami penurunan. Selain itu dapat diamati bahwa, semakin sedikit yang diminum maka semakin menurun 326 presentase motilitas spermatozoa. Penurunan jumlah motilitas spermatozoa berkaitan erat dengan peningkatan presentase yang mengalami kelainan morfologi. 7 Penurunan ini menunjukkan adanya gangguan pematangan spermatozoa pada duktus epididimis karena ikut berperannya prostaglandin F2α (PGF2 α) dalam proses glikolisis maupun dalam mengontrol proses degradasi asam lemak selama masa pematangan spermatozoa sehingga banyak spermatozoa yang hanya bergerak di tempat dan tidak bergerak sama sekali yang dikategorikan dalam kategori B dan C. 7,8 PGF2α merupakan suatu agen yang menyebabkan regresi korpus luteum dan berperan dalam mengontrol siklus estrus, kelahiran, transportasi ovum dan spermatozoa. 9 Morfologi spermatozoa Pada penelitian ini didapatkan hasil analisis yang menunjukkan bahwa rata-rata morfologi spermatozoa wistar jantan (Rattus norvegicus) setelah diberi perlakuan dengan pemberian Cap Tikus selama 52 hari mengalami penurunan. Kelompok kontrol yang tidak diberi Cap Tikus menunjukkan rata-rata morfologi yang lebih normal dibandingkan dengan kelompok perlakuan. Sedangkan pada kelompok perlakuan, morfologi wistar jantan mengalami penurunan. Dimana terdapat kepala yang lurus, kepala yang bercabang, ekor yang patah, ekor yang tidak lurus atau berkelok-kelok. Abnormalitas morfologi spermatozoa disebabkan karena adanya gangguan pematangan spermatozoa dan gangguan pada proses sintesis hormon sehingga menyebabkan gangguan pada proses pembentukan spermatozoa dimana dengan adanya kelainan morfologi tersebut juga akan berpengaruh terhadap motilitas spermatozoa. 5,7 Selain itu abnormalitas ini juga disebabkan oleh gangguan peningkatan tonus yang mempengaruhi kekuatan kontraksi otot polos yang terdapat disepanjang duktus epididimis. 8

Melmambessy, Tendean, Rumbajan: Pengaruh pemberian cap tikus... SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambilkan kesimulan bahwa pemberian Cap Tikus menyebabkan penurunan kualitas spermatozoa secara nyata yang meliputi konsentrasi, motilitas dan morfologi spermatozoa. Semakin sedikit pemberian Cap Tikus, maka semakin menurun berat badan tikus wistar jantan dan menyebabkan penurunan kualitas spermatozoa. Cap Tikus menyebabkan penurunan kualitas spermatozoa karena alkohol menganggu kerja daripada hipotalamus dan hipofisis anterior yang berperan dalam proses spermatogenesis. Saran dari penelitian ini adalah perlu diinformasikan kepada masyarakat mengenai pemberian Cap Tikus yang dapat berpengaruh terhadap penurunan kualitas spermatozoa. Selain itu juga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan Cap Tikus yang paling mempengaruhi penurunan kualitas spermatozoa. DAFTAR PUSTAKA 1. Damin S. Pengantar kimia buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran. Editor, Amalia Hanif, Juli Manurung, Jojor simanjuntak. Jakarta: EGC; 2009. p. 255 2. Hartono. Kemenperin Terbitkan Regulasi Bagi Industri Minuman Beralkohol. 2014 [cited 2014 October 10]. Available from: http://www.kemenperin.go.id/artikel/ 9705/Kemenperin-Terbitkan- Regulasi-Bagi-Industri-Minuman- Beralkohol 3. Menteri Perdagangan Republik Indonesia. Pengendalian dan pengawasan terhadap pengadaan, perderan dan penjualan minuman beralkohol. 2014 [cited 2014 Oktober 15]. Available from: http://www.kemendag.go.id/files/regu lasi/2014/04/11/20m-dagper42014-id 1398307202.pdf 4. Makan dan minuman khas minahasa. c2004 [updated 2007 June 4, cited 2014 December 4]. Available from: http://www.theminahasa.net/social/tra dition/food/indexid.html 5. Emannuele M, Emanuele N. Alcohol s effect on male reproduction. Volume 22. National Institute of Alcohol Abuse and Alcoholism. 1998;22:195-201. 6. Nugroho CA. Pengaruh minuman beralkohol terhadap jumlah lapisan sel spermatogenik dan berat vesikula seminalis mencit. [Skripsi]. Madiun. Universitas Widya Mandala Madiun; 2007. 7. Pengaruh Prostaglandin F2α Terhadap Fertilitas Tikus (Rattus norvegicus) Wistar Jantan. Suripto, Sutasurya, Lien A., Hasanuddin, dan Adi, Dwi Arianto. JMS. 2000;5:69-81. 8. Tso EC, Lacy D. Effect of prostaglandin F2α on the reproduction system of male rat. J. Reprod. Dert. 1975;44:545-50. 9. Pemayun O. Kadar prostaglandin F2α pada cairan vesikula seminalis dan produk sel monolayer vesikula seminalis sapi bali. 2007;8:167-172. 327