BAB II TINJAUAN PUSTAKA. udara maupun zat buangan yang ada di dalam tubuh. Volume darah pada manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah.

BAB V HEMOSTASIS Definisi Mekanisme hemostasis Sistem koagulasi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O

Ilmu Pengetahuan Alam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERDARAHAN DAN PEMBEKUAN DARAH (HEMOSTASIS) Era Dorihi Kale, M.Kep

BAB III METODOLOGI PENELITIAN X O-1

BAB I PENDAHULUAN. perekrutan dan aktivasi trombosit serta pembentukan trombin dan fibrin 1. Proses

Mekanisme Pembekuan Darah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Trombosit adalah kepingan darah terkecil dari sel darah. Sel ini berbentuk

Urutan mekanisme hemostasis dan koagulasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

DEPARTEMEN FARMAKOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 60-80% dari berat

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH

MAKALAH HEMATOLOGI Percobaan Pembendungan (Rumple Leed Test)

makalah pembekuan darah

Lampiran 1 Rancangan penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah bagian dari tubuh yang berbentuk cair dengan jumlah %

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

BAB I PENDAHULUAN. Sel trombosit berbentuk discus dan beredar dalam sirkulasi darah tepi dalam

HEMOSTASIS SISTEM PEMBEKUAN DARAH

SISTEM PEREDARAN DARAH

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitif sampai manusia. Keadaan fisiologik menunjukan darah selalu berada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

BAB I PENDAHULUAN. satu emerging disease dengan insiden yang meningkat dari tahun ke tahun. Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN DARAH

Hasil Uji Statistik Trombosit Range dengan. Perdarahan Kulit dan Perdarahan Mukosa 64

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan pencabutan gigi merupakan salah satu jenis perawatan gigi yang

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALatihan Soal 6.1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding

- - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - dlp5darah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hati merupakan organ sentral dalam metabolisme di tubuh. Berat rata

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL

Sistem Peredaran Darah Manusia

SISTEM SIRKULASI OLEH : DRS. DJOKO IRAWANTO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sering diperiksa adalah fungsi agregasi. (Wirawan R, 2006).

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya

D A R A H DARAH. Jumlah sel darah 10/17/2009 PLASMA PURWO SRI REJEKI. Fungsi Darah : ERITROSIT : Fungsi: 1. Transport O 2. Darah merupakan 8% BB total

SISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA. OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekelompok sel beta di kelenjar pankreas dan sangat berperan dalam metabolisme

5 Sistem. Peredaran Darah. Bab. Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat suatu sistem yang berfungsi untuk mengedarkan makanan dan O 2

CONTOH SOAL BIOLOGI S2LC 2018

Makalah Sistem Hematologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengue dan ditandai empat gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

BAB I PENDAHULUAN. trauma, penyakit periodontal, impaksi dan kebutuhan perawatan. dipisahkan dari jaringan lunak yang mengelilinginya menggunakan

CAIRAN TUBUH DARAH (solid) plasma

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kalsium. Trombosit melekat pada lapisan pembuluh darah yang rombak. (luka) dengan membentuk plug trombosit (Rukman, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Shabrina Jeihan M XI MIA 6 SISTEM TR A N SFU SI D A R A H

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah

BAB I PENDAHULUAN. tubuh, terutama mata, ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh darah. 1

PENDAHULUAN MEMAR. vaskularisasijaringanyang terkena tumbukan

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Tingkat Energi Protein Ransum terhadap Total Protein Darah Ayam Lokal Jimmy Farm

Review Sistem Hematology

Laporan Praktikum III Osmoregulasi dan Peredaran Darah

BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

ABSTRAK. EFEK JUS PAPRIKA (Capsicum annuum L. annuum) TERHADAP WAKTU PEMBEKUAN DARAH PRIA DEWASA NORMAL

BAB I PENDAHULUAN. Aktivasi koagulasi dan fibrinolitik merupakan bagian dari sistem

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6 8% dari berat badan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keterkendalian Gula Darah Pada Penderita Diabetes Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit yang sangat kompleks,

Sistem Peredaran Darah:

BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.5

Hitung denyut nadi masing selama satu menit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8 % dari berat badan total.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. (Evelyn C. Pearce, 2006)

Fungsi Peredaran Darah :

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUN PUSTAKA. 2013). Warna yang lebih merah cemerlang terdapat pada darah arteri yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv LEMBAR KEASLIAN KARYA TULIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian darah yang berasal dari donor kepada seorang penderita (resipien).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang

GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA (METODE GPO- PAP) PADA SAMPEL SERUM DAN PLASMA EDTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat. a. Plasma darah merupakan bagian cair.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitive sampai manusia. Darah dalam keadaan fisiologik selalu berada dalam

dari inti yang banyak mengandung lemak dan adanya infiltrasi sel makrofag. Biasanya ruptur terjadi pada tepi plak yang berdekatan dengan intima yang

INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus.

BAB I PENDAHULUAN. namun tiap tiap kelompok mempunyai peredaran darah tertentu yang mempunyai anotomi

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Darah 2.1.1 Pengertian darah Darah merupakan jaringan cair yang merupakan bagian terpenting dari sistem transportasi zat dalam tubuh. Darah berfungsi mengangkut semua nutrisi, udara maupun zat buangan yang ada di dalam tubuh. Volume darah pada manusia kurang lebih lima sampai enam liter atau sekitar 8% dari total berat badannya. Darah terdiri dari dua bagian besar, yaitu: 1. Plasma darah merupakan komponen paling banyak dalam darah yaitu kurang lebih 60% dari volume darah. Sembilan puluh persen bagian dari plasma darah adalah air dan 10% sisanya adalah zat-zat terlarut di dalamnya. Zat-zat terlarut tersebut terdiri atas protein, hormon, nutrisi, gas, garam-garam, serta urea; 2. Sel-sel darah, hampir 40% bagian dari volume darah adalah sel-sel darah.terdapat 3 macam sel darah dengan fungsi yang berbeda, yaitu: a. Sel darah merah (eritrosit), berfungsi sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida; b. Sel darah putih (lekosit), berperan dalam pertahanan tubuh yang akan mematikan organisme asing berbahaya yang masuk ke dalam tubuh; c. Keping-keping darah (trombosit), berperan dalam proses penghentian perdarahan (hemostasis) (Fiktor, 2007). 4

5 2.1.2 Hemostasis Hemostasis dan pembekuan adalah serangkaian kompleks reaksi yang mengakibatkan pengendalian perdarahan melalui pembekuan trombosit dan fibrin pada tempat cedera (D Hiru, 2013). Proses hemostasis dilakukan dengan beberapa tahap yaitu vasokonstriksi, pembentukan sumbat platelet, pembentukan bekuan fibrin, dan akhirnya pertubuhan jaringan fibrosa ke dalam bekuan darah untuk menutup lesi secara permanen. Proses koagulasi melibatkan berbagai macam komponen seperti endotel pembuluh darah, trombosit, faktor - faktor pembekuan, plasmin, dan banyak lainnya. Adanya gangguan pada sistem ini dapat menimbulkan komplikasi seperti perdarahan ataupun trombosis (Kartadi, D.H, 2013). Secara fungsional, beberapa proses yang terlibat dalam hemostasis akibat cedera pada pembuluh darah kecil yaitu : 1. Konstriksi pembuluh darah (vasokonstriksi). 2. Pembentukan plug sumbat trombosit. 3. Kontak antara pembuluh darah yang rusak, platelet darah, dan faktor koagulasi. 4. Perkembangan bekuan darah disekitar cedera. 5. Fibrinolitik, menghilangkan kelebihan bahan hemostatikselama membangunkembali keutuhan pembuluh darah (Kiswari, 2014). Pembuluh darah yang robek / terluka akibat rudapaksa merupakan rangsangan dari pembuluh darah itu sendiri yang secara refleks akan mengalami vasokonstriksi pada daerah luka. Trombosit yang keluar dari pembuluh darah

6 karena adanya permukaaan kasar dari daerah luka akan pecah dan mengeluarkan serotonin yang berperan sebagai vasokonstriktor. Hal yang berperan di dalam penyumbatan atau penutupan luka adalah trombus, yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah pada orang yang masih hidup. Trombosit yang terkena permukaan kasar seperti pada pembuluh darah yang terluka akan pecah dan menempel atau mengalami penggumpalan pada pembuluh darah membentuk bekuan darah yang disebut dengan trombus. Trombus ini akan menyumbat luka pada pembuluh darah. Dengan demikian, darah yang mengalir pada pembuluh darah tersebut akan berkurang bahkan sampai berhenti (Handayani & Haribowo, 2008). Vasokonstriksi Pembuluh Darah Pembentukan platelet, adhesi platelet, dan agregasi Pembentukan bekuan fibrin akibat faktor faktor pembekuan Retraksi Bekuan Penghancuran Bekuan Gambar 1. Langkah langkah Hemostasis (Handayani & Haribowo, 2008).

7 2.2 Trombosit 2.2.1 Peran Trombosit dalam Hemostasis Trombosit biasanya bergerak bebas melalui lumen pembuluh darah sebagai salah satu komponen dari sistem peredaran darah. Pemeliharaan pembuluh darah normal melibatkan nutrisi melalui endotel oleh beberapa konstituen trombosit. Trombosit tidak hanya ada dalam jumlah normal, tetapi juga harus berfungsi dengan baik untuk berlangsungnya hemostasis(kiswari, 2014). 2.2.2 Mekanisme pembekuan darah Tabel 1. Faktor - faktor Pembekuan Darah Faktor I II IV V VII VIII IX X XI XII XIII Nama Fibrinogen Prothrombin Kalsium Labile factor, proacelerin, dan accelerator (Ac-) globulin Proconvertin, serum prothrombin convertin accelerator (SPCA), Co-thromboplastin, dan autoprothrombin I Antihemophilic factor, antihemophilic globulin (AHG) Plasma thromboplastine component (PTC)/christmas factor Stuart-power factor Plasma thromboplastine antecedent (PTA) Faktor Hageman Faktor stabilisasi fibrin ( Handayani & Haribowo, 2008). Faktor pembekuan darah sebelumnya bertindak sebagai substrat dan kemudian sebagai enzim. Jalur Intrinsik dan ekstrinsik merupakan dua jalur yang berperan dalam proses pembekuan darah. Proses yang mengawali pembentukan bekuan fibrin sebagai respon terhadap cedera jaringan dilaksanakan oleh lintasan ekstrinsik, sedangkan lintasan intrinsic terjadi karena pengaruh dari protein kolagen dan kalikrein di dalam tubuh.

8 Lintasan ekstrinsik dan intrinsic menyatu dalam lintasan prothrombin menjadi thrombin. Sistem Intrinsik XII XII a XI Sistem Ekstrinsik IXVI XI a IX a IX a XX Antitrombin III X a Protrombin Trombin Fibrinogen Fibrin (monomer) Fibrin (polimer) Gambar 2. Langkah langkah faktor intrinsik dan ekstrinsik dalam pembekuan darah ( Handayani & Haribowo, 2008 ). 2.3 Disfungsi Trombosit Salah satu kelainan hemostasis adalah disfungsi trombosit. Gangguan fungsi trombosit yang menimbulkan terjadinya perdarahan tidak tergantung pada tinggi rendahnya jumlah trombosit. Beberapa bentuk gangguan fungsi trombosit

9 antara lain yaitu kelainan agregasi terhadap ADP dan epinefrin, kelainan pelepasan PF3, defisiensi granula- α serta penurunan pelepasan nukleotida adenin yang berasal dari trombosit. Tes retraksi bekuan merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menguji fungsi trombosit. Selain tes tersebut dapat juga digunakan metode lain yaitu waktu perdarahan, tes agregasi trombosit dan automated functional analizers. Waktu perdarahan metode Ivy merupakan tes fungsi trombosit sederhana, tes ini memiliki kelemahan diantaranya reprodusibilitas rendah, sensitifitas masih dipertanyakan dan tidak cocok untuk pemeriksaan serial serta korelasi yang lemah dengan tendensi perdarahan ( Rofinda, 2012 ). 2.4 Trombositopenia Gangguan pada trombosit dan pembuluh darah akan menyebabkan gangguan hemostasis, sehingga muncul manifestasi klinis perdarahan yang ditandai dengan petekie, purpura, ekimosis, perdarahan gusi, epistaksis dan melena (Kusmiati Mia, 2015). Trombositopenia merupakan istilah untuk jumlah trombosit yang kurang dari nilai normal. Trombosit terlibat dalam proses hemostasis, oleh karena itu jumlahnya harus adekuat untuk mempertahankan hemostasis normal. Jumlah trombosit dalam keadaan normal secara umum adalah 150.000 400.000/mm3. Trombositopenia biasanya tidak mempunyai manifestasi klinis hingga jumlah trombosit 100.000/mm3, bahkan hingga 50.000/mm3 sekalipun. Perdarahan spontan biasanya baru terlihat padajumlah trombosit < 20.000/mm3 ( Rofinda, 2012 ).

10 2.5 Tes Retraksi Bekuan Darah dalam tabung akan memadat bila berada di dalam tabung yang mulai membeku, dan bekuan akan mengecil. Serum akan diperas keluar dari bekuan, sehingga akhirnya hanya eritrosoit saja yang terperangkap didalam massa fibrin. Hal ini disebut dengan retraksi bekuan, dan trombosit berperan dalam proses ini. Sehingga, kecepatan proses bekuan secara kasar dapat menunjukkan apakah trombosit adekuat atau tidak. Bekuan yang normal secara perlahan lahan akan dilepaskan dari dinding tabung reaksi, dan kemudian diinkubasi pada suhu 37 C. Retraksi bekuan terjadi hingga tinggal separuh dari ukuran semula yang berlangsung dalam waktu 1 jam. Hasilnya berupa suatu bekuan fibrin yang kenyal, berbentuk silinder yang mengandung eritrosit, dan terpisah dari serum (Kiswari, 2014). 2.6 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pemeriksaan Retraksi Bekuan 2.6.1 Tahap Pra Analitik Tahapan Pra-analitik merupakan tahapan yang sangat penting dan perlu diperhatikan dengan baik. Tahapan pra-analitik diantaranya adalah proses pengambilan darah, pengiriman sampel, pencatuman jenis pemeriksaan, persiapan sampel dan pemilihan alat (Sujud, et al, 2015). a. Proses Pengambilan Darah Mencegah terjadinya hemolisis pada saat pengambilan sampel darah, karena hemolisis berat dapat menyebabkan pecahnya eritrosit.

11 b. Pengiriman Sampel Sampel yang akan dikirm perlu memperhatikan stabilitas sampel. Agar sampel tetap dalam keadaan stabil maka perlu persiapan suhu dan wadah sampel yang tepat. c. Pencantuman Jenis Pemeriksaan Memperhatikan jenis pemeriksaan apa yang akan dilakukan, pencatatan jenis pemeriksaan yang tidak tepat merupakan salah satu bentuk kesalahan yang umum terjadi. d. Pemilihan Alat Memilih alat yang sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan, alat yang digunakan harus dalam kondisi yang baik dan layak untuk digunakan ( Anik Nuryati, 2015). 2.6.2 Tahap Analitik a. Alat/instrumen Perlu diperhatikan pada penggunaan peralatan: 1. Waterbath harus diperhatikan pengaturan suhu yang tepat saat digunakan. 2. Tabung sentrifuge bergaris juga harus diperhatikan secara teratur kebersihannya. 3. Kebersihan, keutuhan dan ketepatan merupakan persyaratan yang harus dipenuhi agar alat dapat dipakai. b. Metode pemeriksaan Memilih metode pemeriksaan hendaknya dipertimbangkan : 1. Reagen yang mudah diperoleh 2. Alat yang tersedia dapat untuk memeriksa dengan metode tersebut

12 3. Suhu pemeriksaan dipilih sesuai dengan tempat kerja 4. Metode pemeriksaan yang mudah dan sederhana 2.6.3 Tahapan Post Analitik Pencatatan hasil dan pelaporan hasil yang dilakukan secara teliti dan benar (Chairunnisa N. H, 2015). 2.7 Pengaruh Suhu Inkubasi 37 C dan Suhu Ruang ( 25 30 C ) Suhu merupakan besaran dalam menyatakan derajat panas dingin suatu benda. Dalam kehidupan sehari hari masyarakat menggunakan indera peraba untuk mengukur suhu, namun dengan adanya perkembangan teknologi kini suhu dapat diukur dengan alat yang lebih modern seperti termometer (Winarno, 2002). Menaikaan suhu inkubasi dapat mempercepat terjadinya reaksi karena suhu inkubasi mempengaruhi kecepatan terjadinya kesetimbangan reaksi (Susilo Y.V, 2005). 2.8 Hubungan Suhu Inkubasi dengan Retraksi Bekuan Suhu inkubasi berhubungan dengan waktu yang diperlukan dalam pemeriksaan retraksi bekuan, semakin tinggi suhu maka waktu yang diperlukan lebih singkat. Suhu 37 C merupakan suhu stabil dalam tubuh, sedangkan untuk suhu inkubasi dengan menggunakan suhu ruang merupakan alternatif lain dalam pemeriksaan retraksi bekuan tanpa penggunaan alat. Seluruh fibrinogen dan sebagian faktor faktor pembekuan yang lain dikelurkan setelah cairan serum teperas dari bekuan. Sehingga bekuan akan menciut setelah proses tersebut. Penelitian dengan menggunakan suhu inkubasi 37 C maupun suhu inkubasi 25 C dapat digunakan dalam pemeriksaan retraksi bekuan.

13 2.9 Kerangka Teori Pra Analitik : Proses pengambilan darah Pengiriman sampel Pencantuman Sampel Suhu Inkubasi jenis pemeriksaan Persiapan sampel Pemilihan alat Tahap Analitik : Alat Metode Tahap Post Analitik : Pelaporan hasil pemeriksaan Jumlah Trombosit Retraksi Bekuan Fungsi Trombosit 2.10 Kerangka Konsep Suhu Inkubasi Retraksi Bekuan 2.11 Hipotesis Ada perbedaan retraksi bekuan pada suhu inkubasi 37 C dan pada suhu ruang (25 C - 30 C).