adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan

dokumen-dokumen yang mirip
2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

BAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aura Santika Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam menghasilkan warga Negara yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. No. 20, Tahun 2003, Pasal 3 menyebutkan, Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan di negara Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia, yang ditekankan pada aspek jasmani dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita adalah negara yang memperhatikan pendidikan bangsanya,

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang, salah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan informasi serta persaingan yang ketat di antara organisasiorganisasi.

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

Transkripsi:

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam menentukan masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 (Depdiknas, 2004: 1), sebagai berikut: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan bentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.. Salah satu institusi pendidikan yang turut berperan dan bertanggung jawab dalam menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang potensial adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menurut pasal 15 UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional didefinisikan sebagai berikut: Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Lebih spesifik dijelaskan dalam PP No 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah kejuruan yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk jenis pekerjaan tertentu. 1

2 Sedangkan dalam Buku I Kurikulum SMK 2004, bahwa tujuan pendidikan SMK diuraikan sebagai berikut: 1. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industry sebagai tenaga tingkat menengah sesuai dengan tingkat kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya. 2. Mempersiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih, dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkang sikap propesional dalam bidang ke ahlian yang diminatinya. 3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang yang lebih tinggi. 4. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih. Oleh karena itu SMK dituntut untuk menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi dalam bidang keahlian tertentu, salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan proses pendidikan di SMK adalah peserta didik. Untuk menunjang proses dan keberhasilan belajar, maka peserta didik perlu diseleksi terlebih dahulu. Salah satu landasan yang rasional tentang seleksi penerimaan peserta didik baru SMK adalah Undang- Undang RI No. 23 pasal 12 (b) Tahun 2003, menegaskan: "Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya". Menurut Sunarto (2008: 121) bahwa: Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, akan tetapi perlu latihan, pengetahuan, pengalaman dan motivasi agar bakat itu dapat terwujud.

3 Ngalim Purwanto (2007: 21) berpendapat bahwa: Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih, dan pembawaan adalah seluruh kemungkinankemungkinan atau kesanggupan-kesanggupan (potensi) yang terdapat pada suatu individu yang selama masa perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan. Bila kita simak pendapat peneliti di atas maka bakat sangat besar kontribusi dan mempunyai korelasi yang sangat tinggi terhadap prestasi belajar peserta didik. Oleh karena itu data tentang bakat khusus sangat penting bagi peserta didik yang akan melanjutkan ke SMK kelompok teknologi dan industri. Karena pada lembaga ini, bakat khusus mekanik sangat menunjang dalam keberhasilan belajar peserta didik. Selain bakat khusus mekanik, faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam menunjang keberhasilan belajar peserta didik adalah motivasi. Motivasi terbagi menjadi dua, ada motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya dari luar diri peserta didik. Motivasi ekstrinsik bisa berasal dari guru, kondisi lingkungan sekolah, lingkungan tempat tinggal, teman, atau orang tua. Sedangkan motivasi intrinsik adalah motivasi yang datangnya dari dalam diri peserta didik. Adakalanya seorang peserta didik yang memiliki bakat mekanik tetapi tidak dapat berprestasi karena tidak memiliki motivasi untuk berprestasi.

4 Menurut pendapat Veithzal Rivai (2009: 732) Motivasi intrinsik adalah jenis motivasi yang berasal dari dalam siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan kegiatan belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik siswa yaitu perasaan menyenangi materi dan kebutuhan terhadap materi dan kebutuhan terhadap materi tersebut yang berguna untuk kehidupan masa depan yang bersangkutan. Dengan demikian motivasi intrinsik bermula dari adanya ketertarikan peserta didik pada suatu materi, kemudian timbul perasaan menyenangi, percaya akan hal yang disenanginya (dapat menjamin akan kehidupan masa depannya), sehingga pada akhirnya akan menjadikannya kebutuhan. Agar bakat mekanik dan motivasi intrinsik dapat menunjang keberhasilan peserta didik maka diperlukan suatu upaya pembinaan untuk menelusuri dan mengarahkan bakat mekanik dan motivasi intrinsik siswa. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui layanan bimbingan karir. Maka dari itu peranan bimbingan karir di sekolah memiliki peranan yang sangat penting. Menurut Supriatna (2009: 2) Tujuan bimbingan karir di sekolah adalah untuk membantu atau menfasilitasi perkembangan siswa agar memiliki kemampuan dan menilai dirinya terutama potensi dasar (bakat, minat, sikap, kecakapan dan cita-cita) yang berkait dengan dunia kerja yang akan dimasukinya kelak. Keberhasilan dan kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan individu memehami dan menilai potensi dasar yang dimilikinya, oleh karena itu setiap siswa perlu dibantu untuk memahami potensi dasar dirinya sehingga menentukan pilihan dan mengambil keputusan yang sesuai dengan dunia kerja pilihannya.

5 Menurut Yusuf (2008: 12): Bimbingan karir merupakan upaya bantuan terhadap peserta didik agar dapat dan mengenal dirinya, mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depannya yang sesuai dengan bentuk kehidupan yang diharapkan. Berdasarkan hasil pengamatan penulis di lapangan, sistem penerimaan peserta didik baru di SMK Negeri I Kota Sukabumi hanya berdasarkan nilai UN tanpa melakukan tes bakat mekanik dan peserta didik kurang memiliki motivasi intrinsik dalam proses belajar karena masih banyak peserta didik yang menunjukkan kesulitan belajar seperti kurang perhatian dan kurang semangat dalam mengikuti pelajaran, gelisah, jenuh, dan lain-lain serta selama proses pendidikan peserta didik kurang memperoleh layanan bimbingan karir dari guru BP. Peran guru BP hanya sebatas pengumpul data dan menangani masalah yang berkaitan dengan kenakalan, kurang fokus terhadap pembinaan kematangan peserta didik dalam memilih karir. Tabel 1.1 Standar Lulus Minimal SMK Nilai Derajat Kualifikasi 9,00 10,00 8,00 8,99 7,00 7,99 0,00 6,99 A B C D (Sumber SMKN 1 Sukabumi) Lulus Istimewa Lulus Amat Baik Lulus Baik Tidak Lulus

6 Tabel 1.2 Daftar Nilai Kompetensi Teknik Kendaraan Ringan Nilai Jumlah Peserta Didik Kualifikasi 9,00 10,00 8,00 8,99 7,00 7,99 0,00 6,99 9 17 21 25 Lulus Istimewa Lulus Amat Baik Lulus Baik Tidak Lulus (Sumber: guru Kompetensi TKR) Dari tabel di atas dapat dilihat dari perolehan nilai hasil belajar peserta didik yang dianggap masih kurang, dengan masih banyaknya nilai hasil belajar dibawah nilai batas lulus 7,00 menurut standar lulus SMK Negeri 1 Kota Sukabumi, yaitu sebanyak 25 peserta didik atau 35% dari seluruh peserta didik kelas XI program keahlian Teknik Kendaraan Ringan yang berjumlah 72 orang. Bertolak dari uraian tersebut SMK Negeri 1 Kota Sukabumi adalah sekolah menengah kejuruan yang menyelenggarakan Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan dan merupakan Rintisan SMK Berstandar Internasional. Penelusuran bakat mekanik dan penggalian motivasi intrinsik peserta didik dan layanan Bimbingan Karir merupakan suatu keharusan yang perlu dilaksanakan demi menjaga kualitas lulusannya. Atas dasar latar belakang ini penulis mengambil tema penelitian dengan judul: Kontribusi Bakat Mekanik, Motivasi Intrinsik, dan Bimbingan Karir terhadap Hasil Belajar Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan (Studi Kasus Di SMKN 1 Kota Sukabumi).

7 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Potensi bakat mekanik peserta didik pada Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan bervariasi. 2. Motivasi intrinsik peserta didik pada Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan belum teridentifikasi dengan jelas. 3. Pelaksanaan Bimbingan Karir kurang fokus terhadap kematangan peserta didik dalam memilih karir. C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah, terfokus, dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Oleh karena itu, penulis memfokuskan kepada pembahasan atas masalah-masalah pokok yang dibatasi dalam konteks permasalahan yang terdiri dari: 1. Bakat mekanik difokuskan pada kemampuan peserta didik dalam memahami konsep-konsep umum fisika sebagai dasar bekerjanya peralatan mekanik, mesin-mesin (Mechanical Reasoning), yang mengacu pada struktur tes pembeda (Differential Aptitude Test). 2. Motivasi intrinsik peserta didik, dibatasi pada Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

8 3. Layanan Bimbingan Karir para peserta didik dibatasi pada kematangan siswa dalam memilih karir. 4. Hasil belajar dibatasi pada nilai Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan, peserta didik kelas XI tahun ajaran 2009/2010. D. Rumusan Masalah Adapun perumusan masalah yang akan dikemukakan untuk memperjelas permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar kontribusi bakat mekanik terhadap hasil belajar Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK Negeri 1 Kota Sukabumi. 2. Seberapa besar kontribusi motivasi intrinsik dalam proses belajar terhadap hasil belajar Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK Negeri 1 Kota Sukabumi. 3. Seberapa besar kontribusi bimbingan karir terhadap hasil belajar Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK Negeri 1 Kota Sukabumi. 4. Seberapa besar kontribusi bakat mekanik, motivasi intrinsik, dan bimbingan karir dalam proses belajar terhadap hasil belajar Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK Negeri 1 Kota Sukabumi. Selanjutnya untuk lebih memperdalam penelitian, maka dipilih empat variabel yang relevan dengan permasalahan pokok, yaitu sebagai variabel

9 bebas kesatu adalah bakat mekanik peserta didik (X 1 ), sebagai variabel bebas kedua adalah motivasi intrinsik peserta didik (X 2 ), sebagai variabel bebas ketiga adalah layanan bimbingan karir bagi peserta didik (X 3 ), dan sebagai variabel terikat adalah hasil belajar kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan peserta didik (Y). E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian menyajikan hasil yang akan dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Adapun rumusan tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis dan menginterpretasikan kontribusi bakat mekanik yang dimiliki peserta didik terhadap hasil belajar Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan. 2. Untuk menganalisis dan menginterpretasikan kontribusi motivasi intrinsik dalam proses belajar terhadap hasil belajar peserta didik pada Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan. 3. Untuk menganalisis dan menginterprestasikan kontribusi bimbingan karir dalam proses belajar terhadap hasil belajar peserta didik pada Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan. 4. Untuk menganalisis dan menginterprestasikan Bakat Mekanik, Motivasi Intrinsik dan Bimbingan Karir secara bersama-sama terhadap hasil belajar Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

10 F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan yang berarti, yaitu: 1. Sebagai bahan masukan dalam seleksi penerimaan peserta didik baru, khususnya pada Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan perlu dilakukan tes bakat mekanik. 2. Sebagai bahan masukan bagi guru BP/BK dalam memberikan layanan bimbingan karier terhadap kematangan peserta didik dalam memilih karir. 3. Sebagai bahan masukan bagi guru Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan dalam proses pembelajaran harus sesuai dengan karakteristik peserta didik. 4. Sebagai bahan masukan bagi guru Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan agar dapat menumbuhkan motivasi intrinsik peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. 5. Sebagai bahan masukan bagi para orang tua siswa untuk mengetahui kemampuan putra putrinya. 6. Sebagai bahan pertimbangan atau perbandingan untuk penelitianpenelitian selanjutnya.

11 G. Definisi Operasional Definisi istilah dalam penulisan tesis ini sebagai berikut: 1. Kontribusi pada penelitian ini diartikan sebagai sumbangan variabel X 1, yaitu bakat mekanik peserta didik, variabel X 2, yaitu motivasi intrinsik peserta didik, dan variabel X 3, yaitu layanan bimbingan karir dalam proses belajar terhadap peserta didik, terhadap variabel Y, yaitu hasil belajar Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan peserta didik. 2. Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan, yang relatif bisa bersifat umum (misalnya bakat intelektual umum) atau khusus (bakat keterampilan khusus). 3. Bakat mekanik adalah kemampuan bawaan seseorang dalam memahami prinsip-prinsip umum fisika pada kehidupan sehari-hari, sebagai dasar bekerjanya alat-alat, mesin-mesin, dan gerakan-gerakan sederhana yang harus dilatih dan dikembangkan. 4. Motivasi intrinsik adalah sesuatu yang berasal dari diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan kegiatan belajar. Pengertian motivasi intrinsik siswa dalam penelitian ini yaitu perasaan menyenangi materi dan kebutuhan terhadap materi yang berguna untuk kehidupan masa depan yang bersangkutan. 5. Bimbingan karir adalah suatu layanan bimbingan di sekolah yang merupakan bagian dari bimbingan konseling dengan tujuan memberikan pembinaan kepada peserta didik agar dapat mengerti dan

12 menerima diri pribadi dan gambaran tentang dunia kerja sehingga pada akhinya dapat memilih bidang pekerjaan, memasukinya, dan membina karir dalam bidang tersebut. 6. Proses belajar dalam penelitian ini diartikan sebagai kegiatan yang menghasilkan perubahan tingkah laku, baik potensial maupun aktual. Perubahan-perubahan tersebut dalam bentuk kemampuankemampuan baru yang dimiliki dalam waktu yang lama. Perubahan tersebut terjadi karena berbagai usaha yang dilakukan oleh individu yang bersangkutan. 7. Hasil belajar adalah hasil dari proses belajar dalam kurun waktu tertentu yang terukur dan dituangkan dalam bentuk nilai yang diperoleh melalui evaluasi terhadap proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini, hasil belajar yang digunakan adalah hasil belajar Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan peserta didik. 8. Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan merupakan kompetensi yang terdapat pada kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), diberikan secara terintegrasi antara teori dan praktek. H. Hubungan Variabel Penelitian Untuk mempermudah alur pemikiran dalam pembahasan penelitian, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat digambarkan oleh diagram hubungan berikut:

13 ε X 1 ρyx 1 rx 1 X 2 rx 1 X 3 X 2 ρyx 2 Y rx 2 X 3 X 3 ρyx 3 X 1 : Bakat Mekanik Peserta Didik X 2 : Motivasi Intrinsik Peserta Didik X 3 : Kegiatan layanan Bimbingan Karir Y : Hasil Belajar Kompetensi Teknik Kendaraan Ringan Peserta Didik ρyx 1 : Kontribusi Bakat Mekanik terhadap Hasil Belajar Kompetensi Teknik Kendaraan Ringan Peserta Didik. ρyx 2 : Kontribusi Motivasi Intrinsik terhadap Hasil Belajar Kompetensi Teknik Kendaraan Ringan Peserta Didik. ρyx 3 : Kontribusi Layanan Bimbingan Karir terhadap Hasil Belajar Kompetensi Teknik Kendaraan Ringan Peserta Didik. rx 1 X 2 : Koefisien Korelasi antara variabel X 1 dengan X 2

14 rx 1 X 3 : Koefisien Korelasi antara variabel X 1 dengan X 3 rx 2 X 3 : Koefisien Korelasi antara variabel X 2 dengan X 3 Diagram di atas menunjukkan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas ke satu (X 1 ), yaitu Bakat Mekanik Peserta Didik, Variabel bebas kedua (X 2 ), yaitu Motivasi Intrinsik Peserta Didik, dan variabel bebas ketiga (X 3 ), yaitu kegiatan layanan Bimbingan Karir, sedangkan variabel terikat (Y), yaitu Hasil Belajar Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Peserta Didik. Dengan melihat gambar, maka secara teoritis (X 1 Y), (X 2 Y) dan (X 3 Y) serta secara bersamasama (X 1 + X 2 + X 3 Y). I. Hipotesis Dalam kegiatan suatu penelitian, hipotesis sangat penting artinya sebab dengan hipotesis, peneliti telah mendapat gambaran sementara tentang jawaban-jawaban yang dihadapi dalam mengatasi dan menjawab persoalan. Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan jawaban dari masalah, sudah pasti jawaban tersebut belum tentu benar dan karenanya perlu dibuktikan atau di uji kebenarannya. Suharmini Arikunto (2006: 71) mengemukakan bahwa: hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

15 penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis memegang peranan penting dalam suatu penelitian, karena hipotesis dapat dijadikan petunjuk yang akan memudahkan pengumpulan dan analisis data. Berdasarkan uraian di atas dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: 1. Terdapat kontribusi yang signifikan antara bakat mekanik terhadap hasil belajar kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan di SMKN 1 Kota Sukabumi. 2. Terdapat kontribusi yang signifikan antara motivasi intrinsik terhadap hasil belajar kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan di SMKN 1 Kota Sukabumi. 3. Terdapat kontribusi yang signifikan antara bimbingan karir terhadap hasil belajar kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan di SMKN 1 Kota Sukabumi. 4. Terdapat kontribusi yang signifikan antara bakat mekanik, motivasi intrinsik dan bimbingan karir terhadap hasil belajar kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan di SMKN 1 Kota Sukabumi. J. Sistematika Penulisan adalah: Sistematika penulisan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini

16 1. Bab I Pendahuluan. Bab ini berisikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, hubungan variabel penelitian, hipotesis penelitian, sistematika penulisan. 2. Bab II Landasan Teoritis. Bab ini berisikan tinjauan tentang bakat, tinjauan tentang motivasi, tinjauan bimbingan dan konseling, tinjauan tentang belajar, kurikulum SMK tahun 2006, Studi Pendahuluan. 3. Bab III Metodologi Penelitian. Bab ini berisikan metodologi penelitian, variabel dan paradigma penelitian, data dan sumber penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian, pengujian instrumen penelitian. 4. Bab IV Hasil Penelitian. Bab ini berisikan deskripsi, uji hipotesis, uji keberartian koefisien jalur, pembahasan hasil penelitian. 5. Bab V Kesimpulan dan Saran. Bab ini berisikan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dari awal sampai akhir, dan berisi pula saransaran yang membangun untuk perbaikan pelaksanaan pendidikan.