BAB 1 PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR 1-1

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR. TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- saling melengkapi dan saling mendukung, sedangkan peran KLHS pada perencanaan perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup bersifat menguatkan. K

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

I. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

BAB I KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD KABUPATEN BANYUASIN

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

-1- BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Modul PENGENDALIAN DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Modul KLHS DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJPD/RPJMD

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN BONE PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN 1.1. LATAR BELAKANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS UNTUK EKOSISTEM TERPADU RIMBA ASISTEN DEPUTI KAJIAN KEBIJAKAN WILAYAH DAN SEKTOR KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

PERENCANAAN PERLINDUNGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB V KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD KABUPATEN BANYUASIN

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.42/Menhut-II/2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Peraturan...

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN

Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI BOALEMO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOALEMO NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Governance), baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap BAB I PENDAHULUAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SINJAI TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL TENTANG

BUPATI MALUKU TENGGARA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan

Rencana Strategis (Renstra) Bappeda Kabupaten Lahat Tahun BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN KENDAL

ANALISIS RUANG DAN PERENCANAAN PENATAAN RUANG BERKELANJUTAN DALAM KERANGKA KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Jayapura Tahun 2013-2017 merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah yang harus ada dalam penyelenggaraan pemerintahan. RPJMD Kabupaten Jayapura berisi penjabaran dari visi, misi dan progam Bupati dan Wakil Bupati terpilih berdasarkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bupati Tahun 2011. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. RPJMD merupakan pedoman bagi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) 5 tahun dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Jayapura setiap tahun nya dan disusun dengan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Pelaksanaan Pembangunan yang mengacu pada RPJMD harus memperhatikan kualitas lingkungan. Kerusakan dan pencemaran lingkungan makin jelas terlihat, terutama pada kawasan perkotaan. Guna membantu mengupayakan kualitas RPJMD maka Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) menjadi salah satu cara dalam perencanaan RPJMD untuk mengatasi masalah lingkungan hidup terutama di wilayah perkotaan. LAPORAN AKHIR 1-1

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PenyusunanKajianLingkunganHidupStrategis (KLHS) Maksud dari Kegiatan Penyusunan KLHS RPJMD untuk menuntun dan mengarahkan agar dalam penyusunan RPJMD tidak terjadi pengaruh negative terhadap lingkungan dan keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam Kebijakan, Rencana dan Program (KRP). Hal ini bertujuan untuk memberikan kontribusi terhadap proses pengambilan keputusan agar berorientasi pada keberlanjutan lingkungan hidup melalui identifikasi efek atau pengaruh lingkungan yang akan timbul mempertimbangkan alternative yang ada, termasuk pengelolaan lingkungan hidup yang baik. 1.3 RUANG LINGKUP PEKERJAAN Ruang lingkup pekerjaan adalah mengkaji lingkungan hidup strategis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Jayapura Tahun 2015. 1.4 PRINSIP DASAR, PENDEKATAN DAN METODOLOGI Prinsip - prinsip KLHS harus disesuaikan dengan kebutuhan, berorientasi pada kebutuhan, didorong motif berkelanjutan, lingkup yang komprehensif, relevan dengan kebijakan, terpadu, transparan, partisipatif, akuntabel dan efektif biaya. Nilai-nilai yang dipandang penting dalam aplikasi KLHS di Indonesia adalah; keterkaitan, keseimbangan, keadilan. Keterkaitan (interdependency) digunakan sebagai nilai penting dalam KLHS dengan maksud agar dalam pelaksanaannya dapat dipertimbangkan benar keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya. Dengan memperhatikan keterkaitan tersebut diharapkan KLHS dapat diselenggarakan secara komprehensif. Keseimbangan (equilibrium) dalam pelaksanaan KLHS senantiasa memperhatikan kepentingan social ekonomi dengan kepentingan lingkungan hidup, keseimbangan pembangunan pusat dan daerah maupun LAPORAN AKHIR 1-2

keseimbangan kepentingan jangka pendek dan jangka panjang dan lain sebagainya. Keadilan (justice) merupakan hal yang sangat penting dengan maksud agar dapat dihasilkan kebijakan, rencana dan program yang tidak menyebabkan marginalisasi kelompok tertentu pada masyarakat karena ada pembatasan akses dan kontrol terhadap sumber-sumber alam dan pengetahuan. 1.5 PENGERTIAN DAN DEFINISI Beberapa pengertian dasar perencanaan dalam pekerjaan penyusunan KLHS RPJMD Kabupaten Jayapura seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), adalah sebagai berikut : 1. Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya KLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. 2. Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. 3. Rencana Pembangunan Jangka Panjang, yang selanjutnya disingkat RPJP, adalah dokumen perencanaan pembangunan untuk periode 20 (dua puluh) tahun. 4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah, yang selanjutnya disingkat RPJM, adalah dokumen perencanaan pembangunan untuk periode 5 (lima) tahun. LAPORAN AKHIR 1-3

5. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat/Daerah untuk mencapai tujuan. 6. Rencana adalah hasil suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. 7. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi/lembaga pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah. 8. Pembuat kebijakan, rencana, dan/atau program adalah menteri, menteri/kepala lembaga pemerintah non kementerian terkait, gubernur, atau bupati/walikota yang bertanggung jawab terhadap penyusunan atau evaluasi kebijakan, rencana, dan/atau program yang menjadi obyek KLHS. 9. Instansi lingkungan hidup adalah instansi di tingkat pusat atau daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. 10.Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. 11.Dampak lingkungan hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu kebijakan, rencana, dan/atau program. 12.Risiko lingkungan hidup adalah kemungkinan atau tingkat kejadian, bahaya, dan/atau konsekuensi yang ditimbulkan oleh suatu kondisi lingkungan, yang menjadi ancaman terhadap ekosistem dan kehidupan, dan/atau terhadap kesehatan dan keselamatan manusia. 13.Perubahan iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan langsung atau tidak langsung oleh aktifitas manusia sehingga menyebabkan perubahan komposisi atmosfer secara global termasuk perubahan LAPORAN AKHIR 1-4

variabilitas iklim alamiah yang teramati ada suatu kurun waktu yang dapat dibandingkan. 14.Fenomena perubahan iklim antara lain adalah naiknya permukaan air laut, menurunnya kapasitas penyerapan emisi/karbon, meningkatnya suhu akibat efek gas rumah kaca, kejadian badai dan kekeringan. 15.Kerusakan keanekaragaman hayati adalah penurunan kuantitas dan kualitas keanekaragaman hayati sehingga mengancam kelestariannya. 16.Kemerosotan keanekaragaman hayati adalah susutnya keanekaragaman hayati dalam luasan, kondisi atau produktivitas dari ekosistem, dan susutnya jumlah, distribusi, atau pemanfaatan dari populasi jenis. 17.Kepunahan keanekaragaman hayati adalah hilangnya sebagian atau seluruh spesies atau genetik tertentu dan hal-hal yang berhubungan dengan ekologinya dimana makhluk hidup tersebut terdapat. 18.Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan adalah peningkatan luasan atau prosentase tutupan hutan yang beralih menjadi tutupan dan/atau fungsi lain. 19.Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antar keduanya. 20.Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya. 21.Kinerja layanan/jasa ekosistem adalah proses yang terjadi secara alami dari suatu ekosistem, yang dapat berupa penyediaan barang seperti antara lain makanan, air minum dan kayu, penyediaan jasa seperti antara lain kontrol ekosistem terhadap iklim, erosi, aliran air, dan penyerbukan tanaman, manfaat budaya seperti antara lain manfaat untuk rekreasi, nilai-nilai spiritual dan kenikmatan estetika, serta jasa pendukung seperti antara lain proses-proses alam dalam siklus hara. LAPORAN AKHIR 1-5

22.Kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim adalah kemampuan dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan iklim, termasuk keragaman iklim dan kejadian iklim ekstrim sehingga potensi kerusakan akibat perubahan iklim berkurang, peluang yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dapat dimanfaatkan, dan konsekuensi yang timbul akibat perubahan iklim dapat diatasi. 23.Tingkat ketahanan keanekaragaman hayati adalah kemampuan mempertahankan keberadaan, keragaman, dan keberlanjutan sumber daya alam hayati yang terdiri atas sumber daya alam nabati dan sumber daya alam hewani yang bersama dengan unsur nonhayati di sekitarnya secara keseluruhan membentuk ekosistem. 1.6 DASAR HUKUM Referensi atau dasar hukum dari penyusunan KLHS RPJMD Kabupaten Jayapura antara lain meliputi : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) 2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang; 6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 09 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Dan Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah LAPORAN AKHIR 1-6

8. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 21 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jayapura Tahun 2008-2028; 9. Perda Nomor 9 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jayapura Tahun 2013-2017. 1.7 METODOLOGI DAN KERANGKA PROSES PELAKSANAAN 1.7.1 Metodologi Pengumpulan Data Kegiatan pengumpulan data (survey) yang dilakukan mencakup 2 jenis kegiatan yang didasarkan pada jenis datanya, yaitu : 1. Survey Primer Survey primer ini dilakukan untuk mendapatkan data-data atau informasi yang bersifat primer, yaitu data atau informasi yang didapat langsung dari lapangan. Teknik untuk mendapatkan data tersebut adalah dengan observasi, pengukuran, perhitungan serta wawancara. Kegiatan ini terutama bertujuan untuk memperoleh gambaran keadaan yang spesifik di wilayah studi. 2. Survey Sekunder Survey sekunder ini dilakukan untuk memperoleh data dan informasi yang bersifat sekunder, yaitu data-data yang dihasilkan atau dikumpulkan oleh dinas-dinas maupun instansi sektoral yang terkait. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara, questioner maupun dengan mereproduksi dari data yang ada. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data untuk kegiatan penyusunan KLHS ini adalah : 1. Data dan informasi dapat diperoleh dari pemangku kepentingan seperti instansi pemerintah, perguruan tinggi dan lembaga penelitian; 2. Data dan informasi dapat berupa data sekunder maupun primer; 3. Data dan informasi yang dikumpulkan yang diperlukan saja, khususnya yang terkait dengan isu lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan yang disepakati; LAPORAN AKHIR 1-7

4. Verifikasi data dan informasi perlu dilakukan untuk menjamin keabsahannya; 5. Informasi sekunder dapat digabungkan dengan data primer yang dikumpulkan melalui diskusi dengan masyarakat lokal yang memahami wilayah studi, misalnya dengan cara observasi lapangan, wawancara langsung, diskusi dengan stakeholder atau diskusi kelompok terfokus (FGD) dan survey. Kebutuhan data dalam Penyusunan KLHS RPJMD Kabupaten Jayapura sebagai berikut : Tabel 1. 1 Kebutuhan Data No. Jenis Data/Informasi/Dokumen Instansi Sumber Data 1. Dokumen perencanaan (RTRW, RPJP, RPJM, dan lainnya) Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum, Kantor Lingkungan Hidup 2. Laporan Status Lingkungan Hidup Kantor Lingkungan Hidup atau BPS Daerah (SLHD) 3. Studi AMDAL yang pernah dilakukan BLH Provinsi atau Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Jayapura 4. Kecamatan dalam Angka BPS 5. Data hasil penelitian Perguruan Tinggi, Lembaga Pemerintah, LSM 6. Konsultasi dengan pihak Instansi Pemerintah terkait/berwenang 7. Wawancara melalui tanya jawab langsung ataupun pelaksanaan Masyarakat, Dinas terkait, LSM, Praktisi, Perguruan Tinggi diskusi/pembahasan 8. Dokumen RPJMD, Peta Analisis dan Peta Rencana RDTR Kabupaten Jayapura Bappeda Sumber : Tim Penyusun, Tahun 2015 Data dan informasi yang diperoleh dari survei primer dan sekunder, biasanya masih bersifat kasar, yang mana masih diperlukan adanya pengolahan lebih lanjut sehingga data dan informasi yang disajikan lebih informatif serta mudah dibaca dan dipahami. Adapun teknik pengolahan dan penyusunan data didasarkan pada jenis dan sifat data bersangkutan, antara lain : 1. Data yang sifatnya kuantitatif, diolah dan disusun dengan tabulasi, yang dalam penyajian akhir berupa tabel-tabel, grafik maupun uraian. 2. Data yang bersifat kualitatif, diolah dan disusun secara deskriptif, yaitu berupa uraian yang menerangkan keadaan data tersebut. LAPORAN AKHIR 1-8

3. Data yang sifatnya menunjukkan letak, diolah dan disusun dengan menggunakan peta-peta data. 4. Data yang sifatnya menunjukkan suasana, diolah serta disusun yang berupa foto- foto serta uraian-uraian. 1.7.2 Metode Analisis Secara umum analisis yang digunakan dalam Penyusunan KLHS RPJMD Kabupaten Jayapura dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif digunakan untuk menganalisa data yang berbentuk non numerik atau data yang tidak dapat diterjemahkan dalam bentuk angka-angka. Metode ini bersifat deskriptif, normatif, asumtif, dan komparatif. Sedangkan, metode kuantitatif digunakan untuk memprediksi serta analisa lain yang sifatnya kuantitatif. Metode ini umumnya menggunakan teknik proyektif, perhitungan ekonomi, dan skoring/pembobotan. Metode analisis yang digunakan dalam Penyusunan KLHS RPJMD Kabupaten Jayapura terdiri dari analisis fisik dasar, analisis fisik binaan, analisis kebutuhan sarana dan prasarana, analisis SWOT dan kajian pengaruh, kebijakan, rencana dan/atau program. 1.8 SUBJEK KLHS Subjek dari Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) yang dilakukan adalah semua kebijakan, rencana, dan program yang disusun dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jayapura Tahun 2013-2017. 1.9 HASIL YANG DIHARAPKAN Dengan Penyusunan KLHS RPJMD ini diharapkanakan menghasilkan suatu laporan yang memuat rekomendasi mitigasi dampak negatif kebijakan atau rencana pembangunan terhadap lingkungan hidup. KLHS ini diharapkan bermanfaat bagi pelaksanaan program-program pembangunan di Kabupaten Jayapura dengan memperhatikan kelestarian LAPORAN AKHIR 1-9

lingkungan hidup. Disamping itu keluaran yang diminta dalam kegiatan ini adalah dokumen KLHS RPJMD yang dibuat dalam tiga tahapan yaitu; laporan pendahuluan, laporan antara dan laporan akhir. 1.10 SISTEMATIKA PEMBAHASAN Bab I Pendahuluan Berisikan latar belakang, maksud dan tujuan perencanaan, ruang lingkup, prinsip dasar, pendekatan dan metodologi, pengertian dan definisi, dasar hokum, metodologi, subjek KLHS, hasil yang diharapkan serta sistematika pembahasan. Bab II Gambaran Umum Berisi tentang gambaran umum, karakteristik fisik dasar, dan kependudukan, potensi wilayah, upaya pengelolaan lingkungan, visi, misi, serta sasaran dan arah kebijakan RPJMD Kabupaten Jayapura` Bab III Pengkajian Pengaruh Tujuan, Prinsip dan/atau Program Penataan Ruang terhadap Pembangunan Berkelanjutan Berisikan tahap pra pelingkupan, pelingkupan dan hasil dari kajian pengaruh kebijakan, rencana dan/atau program Bab IV Alternatif Penyempurnaan Kebijakan, Rencana dan/atau Program Berisi tentang tujuan perumusan alternatif dan rekomendasi Bab V Pengintegrasian Rekomendasi KLHS ke dalam Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Jayapura Tahun 213-2017 Berisi rekomendasi perbaikan visi dan misi, tujuan dan sasaran, strategi dan arah kebijakan dan kebijakan umum, serta rekomendasi perbaikan program pemerintah. BAB VI Hasil Pengawasan Mutu Berisi table pengawasan mutu berdasarkan kelengkapan cakupan penyusunan RPJMD Kabupaten Jayapura Bab VII Kesimpulan dan Tindak Lanjut Berisi kesimpulan dan saran dalam penyusunan KLHS RPJMD Kabupaten Jayapura. LAPORAN AKHIR 1-10

LAPORAN AKHIR 1-11