Implementasi Manajemen Risiko dalam kerangka SPIP. Tri Wibowo, Msi, CA, CPMA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 191/PMK.09/2008 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN MENTERI KEUANGAN,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu periode. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No.1

2 Mengingat tentang Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan Komnas HAM; : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia; 2. Undang-U

IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan (agency theory) merupakan landasan teori dalam penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mampu memberikan informasi keuangan kepada publik, Dewan Perwakilan. rakyat Daerah (DPRD), dan pihak-pihak yang menjadi stakeholder

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya. Optimalisasi serta peningkatan efektivitas dan efisiensi di

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

IMPLEMENTASI SPIP BALITBANG KEMENTERIAN KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Penyelenggaraan organisasi pemerintahan haruslah selaras dengan tujuan

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. SPIP. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

BAB I PENDAHULUAN. good governance. Good governance merupakan salah satu alat reformasi yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas, dan efisiensi dalam penyelenggaraan pemerintah daerah.

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba

PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DALAM PENGELOAAN KEUANGAN SNMPTN- SBMPTN

IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO BAGI SPI PTN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang

2012, No.51 2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Peme

BAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan Sub Sektor Peternakan di Provinsi Jawa Barat

BAB 1 PENDAHULUAN. publik. Pemahaman mengenai good governance berbeda-beda, namun sebagian

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

AGENDA GAMBARAN UMUM RISIKO KONSEP MANAJEMEN RISIKO PENILAIAN KEMATANGAN RISIKO

Pengertian dan ruang lingkup akuntansi sektor publik

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini mencerminkan adanya respon rakyat yang sangat tinggi akan permintaan

Good Governance: Mengelola Pemerintahan dengan Baik

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA PEMERINTAH DAERAH

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 5 TAHUN 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

PERANAN APIP DALAM PELAKSANAAN SPIP

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 51 TAHUN 2010

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Pola-pola lama

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. transparan dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur dan

Frequently Asked Questions (FAQ) Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 /M/PER/XII/2011 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia namun juga di negara-negara lain (Indra Bastian, 2010:5).

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari yang semula terpusat menjadi

INTEGRASI SPIP DAN QMS ISO 9001:2015 SEBAGAI KUNCI KEBERHASILAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI BADAN POM DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Mengetahui bentuk pemerintahan yang baik RINA KURNIAWATI, SHI, MH

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR :32 TAHUN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemerintahan yang baik (good governance) berarti kepemerintahan yang

Good Governance dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

KEBIJAKAN PENERAPAN SPIP DALAM PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA. Disampaikan oleh: Kepala BPKP DALAM RAKER BNPB TAHUN FEBRUARI 2018

Apa sebenarnya SPI dan SPIP?

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, perkembangan sektor publik dewasa

BUPATI BANDUNG BARAT

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA PROGRAM PUSAT DAN DAERAH DALAM MEMPERTAHANKAN OPINI WTP KEMENTERIAN KESEHATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Good governance sering diartikan sebagai tata kelola yang baik. World

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA,

Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan membahas lebih jauh mengenai pengaruh Sistem

BAB I PENDAHULUAN. perorangan, masyarakat dan atau pemerintah oleh karenanya Perguruan Tinggi

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA SOE TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN PENGADILAN AGAMA SOE.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

SPIP adalah sistem pengendalian intern diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah

PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BAB I PENDAHULUAN

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem

BAB I PENDAHULUAN. yang menyajikan laporan keuangan diharuskan memberi pernyataan

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA dan KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik good governance, telah mendorong pemerintah pusat dan

Transkripsi:

Implementasi Manajemen Risiko dalam kerangka SPIP Tri Wibowo, Msi, CA, CPMA

Dasar Hukum UU no 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara PP nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP

PROSES PENINGKATAN NILAI TAMBAH PADA SEKTOR PEMERINTAH

Tata Kelola Pemerintah yang Baik...?? Suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggungjawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha Dunia Usaha Pemerintah Masyarakat

Participation Strategic vision Rule of law Accountability PRINSIP GOOD GOVERNANCE Transparency Effectiveness and efficiency Responsiveness Equity Consensus Orientation

Transparansi dan akuntabilitas Komitmen u/ integritas,etika, & penegakan hukum Keterbukaan dan Kesepakatan stakeholder Mengelolan risiko dan kinerja melalui pengendalian intern yg andal Mendefinisikan outcome Membangun kapasitas entitas Menyiapkan sumber daya yang cukup u/ mencapai outcome Tahapan Membangun Tata Kelola yang Baik

Manajemen Risiko

To achieve objective On Going Process Provide reasonable assurance DEFINISI MANAJEMEN RISIKO Effected by people Designed to identify potensial event Applied in strategy setting Applied across the enterprise

PROSES MANAJEMEN RISIKO AS/NZS 10

Penetapan konteks bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis organisasi sebagai lingkungan tempat manajemen risiko akan diterapkan. Identifikasi lingkungan dan pihak-pihak yang paling berkepentingan dengan proses penerapan manajemen risiko Ruang lingkup dan tujuan proses, kondisi yang membatasi, serta hasil yang diharapkan dari penerapan manajemen risiko. Kriteria untuk menganalisis dan mengevaluasi risiko. Penetapan Konteks

Identifikasi risiko bertujuan untuk mengidentifikasi seluruh jenis risiko yang berpotensi menghalangi, menurunkan, atau menunda tercapainya sasaran Unit Pemilik Risiko yang ada dalam organisasi. Proses ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi lokasi, waktu, sebab dan akibat dari proses terjadinya peristiwa risiko yang dapat menghalangi, menurunkan, atau menunda tercapainya sasaran Identifikasi Risiko

Analisis risiko bertujuan untuk mengetahui profil dan peta dari risiko-risiko yang ada di organisasi dan akan digunakan dalam proses evaluasi dan strategi penanganan risiko. Proses analisis risiko dilakukan dengan cara mencermati sumber risiko dan tingkat pengendalian yang ada serta dilanjutkan dengan menilai risiko dari sisi konsekuensi (Impact) dan kemungkinan terjadinya (likelihood). Analisis Risiko

RUMUS TINGKAT RISIKO

PETA RISIKO 4,00 IV 3,00 3,00 3,00 3,00 Konsekuensi 2,00 2,00 II 2,00 III 2,00 1,00 I I 0,00 Likelihood 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 Tingkat I risiko sangat rendah Tingkat II risiko rendah Tingkat III risiko moderate Tingkat IV risiko tinggi

Evaluasi risiko bertujuan untuk menetapkan prioritas risiko yang telah diidentifikasi dan dianalisis. Evaluasi risiko dilakukan agar para pengambil keputusan di organisasi bisa mempertimbangkan perlu tidaknya dilakukan penanganan risiko lebih lanjut serta prioritas penanganannya. Evaluasi Risiko

Proses penanganan risiko bertujuan menentukan jenis penanganan yang efektif dan efisien untuk suatu risiko. Penanganan risiko dilakukan dengan mengidentifikasi berbagai opsi penanganan risiko yang tersedia dan memutuskan opsi penanganan risiko yang terbaik yang dilanjutkan dengan pengembangan rencana mitigasi risiko. Penanganan Risiko

Menghindari Risiko Menerima Risiko Mengurangi Risiko Membagi Risiko OPSI PENANGANAN RISIKO

Proses komunikasi dan konsultasi bertujuan memperoleh informasi yang relevan serta mengkomunikasikan setiap tahapan proses manajemen risiko sehingga pihak-pihak yang terkait dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan baik. Dialog 2 arah Dilaksanakan sejak awal Menjaring masukan dari berbagai sudut pandang Komunikasi dan Konsultasi

Monitoring merupakan pengamatan terus menerus terhadap kinerja yang sebenarnya dibandingkan kinerja yang diharapkan. Reviu merupakan pemeriksaan periodik terhadap kondisi terkini dan biasanya terfokus pada hal tertentu. Proses monitoring dan reviu dilakukan dengan cara memantau efektivitas rencana penanganan risiko, strategi, dan sistem manajemen risiko Monitoring dan Reviu

DEFINISI SPIP Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. 21

Kinerja organisasi meningkat, oparsional semakin efisien dan efektif Laporan Keuangan handal, mendapat opini yang baik Peraturan dan kebijakan pimpinan dipatuhi, tidak terjadi KORUPSI dan penyimpangan Tercapainya tujuan organisasi Manfaat penerapan MR dan PI

Ilustrasi MR dan SPIP Pada Inspektorat

Audit Evaluasi AKIP Reviu Laporan Keuangan Pemantauan TL Kegiatan Utama

Diskusi Bagaimana caranya agar Pengelolaan Risiko dan Sistem Pengendalian Intern dapat mencegah KORUPSI?