1 Heri Sudarsono, Bank& Lembaga Keuangan Syariah,Yogyakarta:Ekonisi, 2003, 2, h.30.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

EVALUASI PENERAPAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH BERDASARKAN PSAK NO. 59 (Survai Pada BMI dan BMT) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat kecil. untuk mengatasi hambatan operasionalisasi BMI tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. dengan koperasi atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Baitul mal wa

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

1 Zainuddin Ali,Hukum Perbankan Syariah, Jakarta: Sianar Grafiak, 2007, h.1

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGELOLAAN SIMPANAN WADIAH YAD DHAMANAH PADA PRODUK SIDIK (Simpanan Pendidikan) DI KSPPS BMT BINA UMAT SEJAHTERA KANTOR CABANG TEGAL

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN. juga aspek ekonomi. Dalam aspek ekonomi Islam melarang adanya praktek. menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal muamalah, selain hubungan sesama manusia yang bersifat keduniaan juga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB I PENDAHULUAN. memilih perbankan yang sesuai dengan kebutuhan, baik perseorangan maupun

KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) SEBAGAI SARANA PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. 2005, h Edy wibowo& Untung hendi, Mengapa Memilih Bank Syariah, Bogor: Ghalia Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadikan manusia dengan berbagai naluri, di antaranya naluri hidup

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari ah, Depok : Rajagrafindo Persada, 2014, h. 24

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB IV PENGELOLAAN SIMPANAN WADIAH YAD DHAMANAH PADA PRODUK SIMPANAN PENDIDIKAN DI KSPPS BMT BINA UMAT SEJAHTERA CABANG TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

BAB I PENDAHULUAN. mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nur S. Buchori, Koperasi Syariah Teori dan Praktik, Jakarta: Aufa Media, 2012, h. 4

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat menarik untuk disimak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Bank Syariah adalah bank

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. yang berisi liberalisasi industri perbankan. Para ulama waktu itu telah berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB III KOSPIN JASA SYARIAH CAPEM PEMALANG: SEJARAH, VISI MISI, DAN PRODUK-PRODUKNYA

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dianggap riba merupakan salah satu tantangan yang di hadapi dunia Islam

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan nama Bank Syariah di Indonesia bukan merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Bekasi Gramata Publising, 2014.hml 9. 1 Rahma Hidayat, Efesiensi Perbankan Syariah: Teori dan Prakteik,

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB II GAMBARAN UMUM BMT SYARIAH TAMBANG KABUPATEN KAMPAR. A. Sejarah singkat BMT Syariah Tambang Kabupaten Kampar

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syariah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 2014, h Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Negara-negara muslim mulai mengenal sistem perbankan modern pada

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi sistim ekonomi Islam lebih sebagai pandangan Islam yang kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menerapkan prionsip syariah semakin berkembang pesat. Pelopor

BAB I PENDAHULUAN. bank syariah dan Unit Usaha Syariah belum banyak seperti sekarang.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara,

1. Sejarah Akuntansi Perkembangan Akuntansi Syariah

BAB III DESKRIPSI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN

terdiri dari dua istilah, yaitu:baitul maal dan baitul tamwil. Baitul mal lebih

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad, Sistem Bagi Hasil dan Pricing Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2016, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam saat ini cukup pesat, ditandai dengan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB I. berkembang adalah pendirian dan operasionalisasi BMT (Baitul maal wa. tamwil). Belakangan, perkembangan BMT (Baitul maal wa tamwil) tidak

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan telah berperan besar dalam pengembangan dan. pertumbuhan masyarakat modern.baik kegiatan usaha yang berskala besar

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. misal; asuransi syari ah, pegadaian syariah, reksadana syari ah, pasar modal

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah

STAIN Ponorogo Press, 2010, h Agustina Wulansari, "Prosedur Pembiayaan Gadai Emas Syariah Pada PT

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Al-Qur an dan As-Sunnah, termasuk dari segi ekonominya. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sesama dalam persaingannya didunia ekonomi. Hal tersebut sudah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah (KJKS) atau yang biasa juga disebut

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan permodalan tidak mudah diperoleh. 1. Mudharabah BMT Bina Umat Sejahtera Semarang (Universitas Negeri Semarang, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan berbagai cara dalam menarik nasabah. Setelah terjadi kegagalan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. 1 Lembaga sektor keuangan sangat dibutuhkan untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. Islam, Jakarta: RajawaliPers, 2007, h Adiwarman Azwar Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah merupakan suatu perwujudan permintaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagasan untuk mendirikan Bank Syariah diindonesia sebenarnya sudah muncul sejak pertengahan tahun 1970-an, dibahas pada seminar nasional hubungan Indonesia-Timur Tengah pada 1974 dan pada tahun 1976 dalam seminar internasional yang diselenggarakan oleh Lembaga Studi Ilmu-Ilmu Kemasyarakatan (LSIK) dan Yayasan Bineka Tunggal Ika. Namun ada beberapa alasan yang menghambat terealisasinya ide ini 1. Antara lain karena operasi Bank Syariah yang menerapkan prinsip bagi hasil yang belum diatur, dan karena itu tidak sejalan dengan UU pokok perbankan yang berlaku,yakni UU No 14/1967. Kedua konsep Bank Syariah dari segi politis berkonotasi ideologis merupakan bagian dari atau berkaitan dengan konsep Negara Islam,dan karena itu tidak dikehendaki pemerintah. Ketiga karena masih dipertanyakan siapa yang bersedia menaruh modal. Pendirian Bank-Bank baru dari timur tengah masih dicegah antara lain pembatasan Bank asing yang ingin membuka kantornya diindonesia,dan pada akhirnya gagasan mengenai Bank syariah itu muncul lagi sejak tahun 1988, disaat pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober (PAKTO) yang berisi liberalisasi industri perbankan. Para ulama pada masa itu berusaha untuk mendirikan Bank bebas bunga.setelah adanya rekomendasi dari lokakarya ulama tentang bunga Bank dan perbankan di cisarua,bogor tanggal 19-22 agustus 1990. Hasil lokakarya tersebut dibahas lebih mendalam pada Musyawarah Nasioanal (Munas) IV Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang berlangsung di hotel Sahid Jaya, Jakarta 22-25 Agustus 1990. Berdasarkan amanat Munas IV MUI dibentuk kelompok kerja untuk mendirikan Bank syariah di Indonesia. Pendirian PT Bank Muamalat Indonesia ditanda tangani pada tanggal 1 november 1991 Setelah melewati diskusi panjang lahir lah Bank 1 Heri Sudarsono, Bank& Lembaga Keuangan Syariah,Yogyakarta:Ekonisi, 2003, 2, h.30. 1

2 Muamalat indonesia sebagai hasil kerja tim perbankan MUI, akte pendirian PT Bank Muamalat Indonesia ditanda tangani pada tanggal 1 november 1991. Pada saat akte pendirian ini terkumpul komitmen pendirian saham sebanyak Rp. 84 Miliar. Pada tanggal 3 Oktober, dalam acara silaturahmi Presiden di Istana Bogor, dapat dipenuhi dengan total komitmen modal disetor awal sebesar Rp. 106.126.382.000 dana tersebut berasal dari presiden dan wakil presiden, sepuluh mentri kabinet pembangunan V, juga yayasan amal bakti muslim pancasila, yayasan dekab,supersemar,dharmais. Selanjutnya yayasan dana dakwah pembangunan ditetapkan sebagai yayasan penopang Bank syariah. Bank Muamalat Indonesia beroperasi untuk pertama kali pada tanggal 1 mei 1992 kemudian dikuti dengan kemunculan Undang-Undang (UU) No. 7 tahun 1992 tentang perbankan. Dalam UU tersebut pada pasal 13 ayat(c) menyatakan bahwa salah satu usaha perkreditan rakyat (BPR) menyediakan pembiayaan bagi anggota berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah. Menanggapi pasal tersebut, pemerintah pada tanggal 30 oktober 1992 telah mengeluarkan peraturan pemerintah (PP) No.72 tahun 1992 yang isinya mengatur Bank umum atau Bank perkreditan rakyat yang kegiatan usahanya semata-mata berdasarkan prinsip bagi hasil tidak diperkenakan melakukan usaha yang tidak berdasarkan prinsip bagi hasil. Pendiriaan Bank Muamalat ini diikuti oleh Bank-Bank perkreditan rakyat syariah (BPRS), walaupun perkembangan lembaga- lembaga keuangan syariah tergolong cepat dan salah satu alasanya pernyataan yang diberikan MUI tentang haramnya praktek riba kemudian adanya keyakinan yang kuat dikalangan masyarakat muslim bahwa perbankan konvensional itu mengandung unsur riba yang dilarang oleh agama islam namun demikian lembaga-lembaga tersebut belum sanggup menjangkau masyarakat islam lapisan bawah oleh karena itu maka dibangunlah lembaga koperasi simpan pinjam yang berlandaskan syaiah yang disebut Baitul Maal Wattamwil (BMT).

3 Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dana dan penyaluran dana yang non profit seperti zakat, infaq, shodaqoh. Sedangkan baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Usaha usaha tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan syariah. Secara berkelembagaan BMT didampingi atau didukung pusat inkubasi bisnis usaha kecil (PINBUK). PINBUK sebagai lembaga primer karena mengemban misi yang lebih luas yakni menetaskan usaha kecil, dalam prakteknya PINBUK menetaskan BMT dan pada giliranya BMT menetaskan usaha kecil. 2 Keberadaan BMT merupakan representasi dari kehidupan masyarakat dimana BMT mampu mengakomodir kepentingan ekonomi masyarakat. Peran umum BMT yang dilakukan adalah melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syariah. Sebagai lembaga keuangan syariah yang besentuhan langsung dengan kalangan masyarakat menengah kebawah yang serba cukup ilmu pengetahuan maupun materi maka BMT mempunyai tugas penting yaitu mengatasi hambatan operasional didaerah, disamping itu ditengah tengah kehidupan masyarakat yang hidup serba berkecukupan muncul kekhawatiran akan timbulnya pengikisan akidah. Pengikisan akidah ini bukan hanya dipengaruhi oleh aspek syiar Islam tetapi juga dipengaruhi oleh lemahnya ekonomi masyarakat. Masyarakat daerah juga harus menghadapi rentenir. Maraknya renternir ditengah-tengah masyarakat, mengakibatkan masyarakat semakin terjerumus pada masalah ekonomi yang tidak menentu. Oleh karena itu, BMT diharapkan mampu berperan lebih aktif dalam 2 Heri sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari ah, jilid ke 2, yogyakarta:ekomisi, 2003, cetakan pertama,h.96.

4 memperbaiki kondisi masyarakat khususnya kalangan menengah kebawah. Dalam melaksanakan tugasnya BMT harus senantiasa perpegang teguh pada prinip-prinsip syariah, keimanan menjadi landasan atas keyakinan untuk mampu tumbuh dan berkembang. Adanya harapan mencapai sukses dunia akhirat juga keterpaduan antara sisi maal dan tamwil (sosial dan bisnis), juga keterpaduan antara fisik dan mental, rohaniah dan jasmaniah. 3 Kekeluargaan dan kebersamaan berarti upaya untuk mencapai kesuksesan tersebut diraih secara bersama, baik antar pengurus dan pengelola maupun dengan anggota. Baitul Maal Wattamwil tidak dapat hidup hanya dengan bergantung pada uluran tangan atau fasilitas pemerintah, tetapi harus berkembang dari meningkatnya partisipasi anggota dan masyarakat, untuk itulah pengelolaannya harus profesional. Karena BMT mempunyai visi misi yang hendak dicapai. Visi BMT mengarah pada upaya untuk mewujudkan BMT menjadi lembaga yang mampu meningkatkan kualitas ibadah anggota (ibadah dalam arti luas) sehingga mampu berperan sebagai wakil pengabdi ALLAH SWT, memakmurkan kehidupan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Misi BMT adalah membangun dan mengembangkan tatanan perekonomian dan struktur masyarakat yang adil berkemakmuran dan berkemajuan, serta makmur dan maju berkeadilan berlandaskan syariah dan ridho ALLAH SWT. KSPPS BMT yang sudah melaksanakan visi dan misinya dengan baik sebagai contoh adalah BMT Bina Umat Sejahtera (BUS) Cab Tegal martoloyo yang terletak dijalan perintis kemerdekaan No.2 Tegal yang merupakan cabang pertama yang didirikan diwilayah Tegal yaitu pada tahun 2008 yang masih berbentuk KJKS kemudian pada tahun 2015 menjadi KSPPS, berdasarkan UU RI No.1 Tahun 2004, 1,h.127 3 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil, Yogyakarta: UII Press,

5 2013 tentang Lembaga keuangan mikro. BMT Bina umat sejahtera merupakan lembaga intermediasi untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Hal yang membedakanya dengan Bank konvensional adalah dalam cara menghimpun dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Hubungan ekonomi berdasarkan syariat islam secara garis besar di tentukan oleh hubungan akad, yang terdiri dari lima konsep dasar akad. Bersumber dari kelima dasar inilah dapat ditemukan produk produk Bank Syariah. Kelima konsep tersebut yaitu sistem simpanan, bagi hasil, margin keuntungan, sewa dan fee (jasa) 4. Seiring dengan perkembangan zaman, semakin kompleks pula segala kebutuhan manusia, termasuk dalam bidang pendidikan setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Dalam menempuh pendidikan tidak hanya kesiapan mental dan fisik sang anak yang dibutuhkan tetapi keuangan yang baik juga diperlukan, karena setiap akhir tahun ajaran siswa pasti membutuhkan banyak biaya. Selain itu orang tua juga harus mempersiapkan segala sesuatunya untuk melanjutkan pendidikan sang anak kejenjang yang lebih tinggi. Berbagai masalah kebutuhan diatas, maka untuk meminimalisir atau membuat strategi khusus untuk memenuhi kebutuhan pendidikan adalah dengan cara menabung. Dengan demikian KSPPS BMT Bina Umat Sejahtera juga ikut serta berpartisipasi memberikan solusi bagi masyarakat dengan cara mengeluarkan produk Simpanan Pendidikan atau yang dinamakan produk SIDIK yang merupakan simpanan untuk perencanaan biaya pendidikan siswa sekolah mulai dari 0 tahun sampai perguruan tinggi. yang dikelola melalui prinsip syariah yaitu wadiah yad dhamanah. 4 Ibid,h.150.

6 Prinsip Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain yang berarti disini antara anggota dan pihak KSPPS BMT Bina Umat Sejahtera yang harus dijaga dan dikembalikan sesuai dengan kesepakatan. Simpanan pendidikan sehingga para orang tua bisa memberikan jaminan pendidikan yang layak untuk anak-anaknya. Penarikan simpanan pendidikan dilakukan setiap tamat jenjang pendidikan sesuai kesepakatan di awal dan membayar biaya administrasi 5 sebesar Rp.13.000. Setoran simpanan disesuaikan dengan kelas yang diminati: Kelas A sebesar Rp.200.000, Kelas B sebesar Rp.150.000, Kelas C sebesar Rp.100.000 per bulanya Atau sekali setor yaitu pada sidik plus sebesar Rp. 5.000.000 yang dilakukan didepan pada saat melakukan akad. Dari uraian diatas, yang melatarbelakangi penulis mengambil judul: Pengelolaan Simpanan wadiah Yad Dhamanah pada Produk SIDIK (Simpanan Pendidikan ) di KSPPS BMT BINA UMAT SEJAHTERA Kantor Cab Tegal. B. Rumusan Masalah Untuk mempermudah dan sebagai pedoman pengumpulan data guna mewujudkan tujuan yang diinginkan, maka perlu dibuat pokok-pokok permasalahan atau rumusan masalah yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana pengelolaan dana dalam produk simpanan pendidikan (SIDIK) di KSPPS BMT BUS cab Tegal? 2. Kendala apa saja yang dihadapi oleh KSPPS BMT BUS Cab Tegal dalam pemasaran produk simpanan pendidikan? C. Tujuan dan manfaat Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang hendak diteliti adalah: 5 Wawancara dengan dengan ibu muntamimah, bagian operasional KSPPS BMT BUS Tegal, pada tanggal 15 februari 2016

7 1. Untuk mengetahui pengelolaan seperti apa yang diterapkan dalam produk SIDIK(Simpanan Pendidikan)di KSPPS BMT BUS Cab Tegal 2. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi KSPPS BMT BUS Cabang Tegal Dari penelitian yang di lakukan maka penulis sangat berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti : 1. Bagi penulis a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengelolaan dana pada simpanan pendidikan di KSPPS BMT BUS Cab Tegal b. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang dunia kerja di lembaga keuangan c. untuk mendapatkan gelar Ahli Madya Perbankan syari ah di Universitas Islam Negri (UIN) Walisongo Semarang. 2. Bagi KSPPS BMT Bina Umat Sejahtera Tegal a. Sebagai pengetahuan dalam meningkatkan usaha untuk menarik angota agar tertarik dengan produk dari KSPPS BMT Bina Umat Sejahtera b. Sebagi bahan acuan dalam memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada sekaligus mengembangkan sisitem keuangan yang sesuai syari at Islam. 3. Bagi UIN Walisongo Semarang a. Sebagai tambahan referensi dan informasi, b. Sebagai kontribusi wawasan kepada pihak terutama bagi akademisi mengenai teknis pengetahuan tentang pengelolaan simpanan wadi ah yad dhamanah pada produk Simpanan pendidikan (SIDIK) di KSPPS BMT BUS Tegal. D. Tinjauan Pustaka Untuk menghindari kesamaan atau plagiasi dalam penelitiaan ini, maka penulis mencantumkan beberapa hasil penelitiaan yang ada kaitanya

8 dengan tugas akhir yang penulis buat ini. Diantara penelitian-penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tugas Akhir dari Authar Fahmi yang berjudul Implementasi akad Wadiah Produk SiTampan di KJKS Nusa Indah Cepiring 6 menyimpulkan bahwa akad Wadiah pada produk Si Tampan dengan prosedur anggota mendaftar ke KJKS Nusa Indah lewat kolektor yang ditunjuk. Dengan jangka waktu penitipan 40 bulan dan membayar uang setoran sebesar Rp. 30.000, bagi anggota yang keluar nomor undian keluar tidak menyetor lagi pada bulan berikutnya.untuk anggota yang keluar pada saat pengundian doorprize masih tetap membayar uang setoran sampai bulan ke 40. Untuk anggota yang nomor rekeningnya tidak keluar pada saat pengundian arisan, maka anggota tersebut memperoleh bonus uang sebesar Rp 40.000 dari hasil penitipan uang setoran yang dikelola KJKS Nusa Indah Cepiring melalui pembiayaan harian, mingguan dan tahunan. Penerapan akad dalam produk Si Tampan sudah diterapkan sesuai dengan prinsip syariah. Bukti kesyariahan tersebut melalui penitipan anggota kepada kolektor dan kemudian para kolektor tersebut menyerahkan penitipan uang tersebut kepada pihak KJKS. Di KJKS Nusa Indah danadikelola melalui pembiayaan yang mendapatkan bagi hasil. Dari pendapatan tersebut KJKS memberikan bonus kepada anggotanya setiap bulan dan bonus di akhir pengembalian uang tersebut 2. Tugas Akhir dari Yunita Putri yang berjudul Aplikasi akad wadiah (Titipan) pada Produk SIWADIAH (Simpanan Wajib Berhadiah) di KJKS BMT AL-HIKMAH Ungaran 7 Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui operasional produk SIWADIAH di KJKS BMT Al-Hikmah dan mengetahui landasan syari ah serta pemberian hadiah Operasionalisasi produk SIWADIAH dilakukan dengan akad wadiah dimana Satu 6 Authar fahmi, Implementasi Akad Wadiah produk sitampan di KJKS Nusa Indah Cepiring,Tugas Akhir semarang: UIN Walisongo Semarang,2015,XII t.d. 7 Yunita putri, Aplikasi akad wadiah (Titipan) pada Produk SIWADIAH (Simpanan Wajib Berhadiah) di KJKS BMT AL-HIKMAH Ungaran, Tugas Akhir,Semarang: UIN Walisongo Semarang,2015,XII t.d.

9 kelompok terdiri 100 orang sedangkan dana yang disetor setiap bulan berjumlah Rp. 200.000,- untuk periode pelaksaan program selama 24 bulan, untuk waktu penyetoran simpanan dilakukan setiap bulan mulai tanngal 1 sampai dengan tanggal 10 diseluruh kantor cabang BMT Al- Hikmah. Setiap peserta yang sudah mendaftar tidak boleh menggundurkan diri dari keanggotaan sampai dengan jatuh tempo, setiap anggota akan mendapatkan kesempatan untuk memeperoleh hadiah yang disediakan sejumlah 101 unit dan setiap anggota berkesempatan mendapatkan grand prize berupa Honda Vario Fit serta bagi hasil pada akhir periode simpanan. Untuk ketentuan hadiah setiap peserta berhak mendapatkan hadiah yang akan diundi melalui tiga tahap selama program berjalan. Landasan syari ah pada produk SIWADIAH yang memberi hadiah tidak melanggar ketentuan(riba), karena semua anggota mendapatkan hadiah yang diundi secara acak yang telah disepakati pada awal pembukaan rekening. 3. Tugas Akhir Kiky suryaningtiyas Strategi pemasaran produk simpanan siswa pendidikan pada BMT Bina Umat Sejahtera Cabang Semarang 8 menyimpulkan bahwa, dalam mengenalkan produknya kepada masyarakat, BMT Bina Umat Sejahtera Cabang Semarang memerlukan suatu strategi pemasaran yang terarah. Salah satu produk yang memerlukan strategi pemasaran adalah Si Sidik plus, yaitu tabungan yang dikhususkan untuk para siswa didik agar memiliki masa depan pendidikan yang cerah. Permasalahan yang akan penulis teliti adalah bagaimana strategi yang dilakukan oleh BMT Bina Umat Sejahtera Cabang Semarang untuk memasarkan Si Sidik plus agar lebih dikenal oleh masyarakat. Selain itu juga bertujuan membantu masyarakat dalam menyimpan dananya dalam jumlah yang besar untuk biaya pendidikan anaknya. Penulisan Tugas Akhir ini menggunakan metode kualitatif. Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Lokasi penelitian 8 Kiky suryaningtiyas Strategi pemasaran produk simpanan siswa pendidikan pada BMT Bina Umat Sejahtera Cabang Semarang,Tugas Akhir,Semarang:UIN Walisongo Semarang,2015,XII,t.d.

10 bertempat di BMT BinaUmat Sejahtera Cabang Semarang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, dapat disimpulkan sebagai berikut: strategi pemasaran yang diterapkan BMT Bina Umat Sejahtera Cabang Semarang dalam memasarkan Si Sidik plus yaitu melalui keunggulan produk, penetapan jumlah setoran awal dan tidak ada angsuran berikutnya serta melalui kegiatan promosi yang sudah dilakukan. Penelitian yang peneliti tulis berbeda dengan Tugas Akhir diatas, yang membedakan adalah membahas tentang pengelolaan seperti apa yang dilakukan KSPPS BMT BUS Cab Tegal terhadap simpanan Wadiah Yad Dhamanah pada produk simpanan pendidikan (SISIDIK) serta kendala apa saja yang dihadapi KSPPS BMT Bina Umat Sejahtera dalam memasarkan produk simpanan pendidikan dan memberikan solusi kepada KSPPS BMT BUS Cab Tegal dalam mengahadapi permasalahan produk simpanan pendidikan agar produk SISIDIK bisa menjadi produk unggulan sepereti produk funding lainnya. E. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Wawancara secara langsung dengan manager oprasional KSPPS BMT BUS Cab Tegal dengan metode kualitatif yaitu jenis penelitian yang menghasilkan penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistic atau dengan cara kualifikasi lainya. Bogdan dan Taylor(1975) mendefinisikan metodelogi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 9 2. Sumber Data Untuk mencapai tujuan penelitian diperlukan sumber data sebagai berikut : 2009,1 Hlm.4. 9 Lexy J.Moleong, metodelogi penelitian kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda Karya,

11 a. Sumber data primer Yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber yang diteliti, dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap masalah yang dihadapi. Seperti memperoleh informasi melalui observasi dan wawancara dari objek penelitian dikumpulkan dan diolah penulis secara langsung dari lapangan, yaitu melalui observasi dan interview langsung kepada pihak KSPPS BMT BUS Tegal tentang manajeman yang diterapkan dalam produk Simpanan Pendidikan. b. Sumber Data Sekunder Merupakan sumber data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh peneliti dari subyek penelitinya 10. Lam hal ini data yang diambil adalah dokumen-dokumen yang berisi mengenai sistem pengendali internal pada koperasi dan perusahaan selain itu data dapat juga diperoleh melalui buku-buku referensi lainya. 3. Metode Pengumpulan Data Dalam usaha memeperoleh data serta keterangan yang diperlukan maka dalam penelitian studi kasus ini penulis menggunakan beberapa metode antara lain sebagai berikut: a. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan-catatan suatu peristiwa yang ditinggalkan, baik tertulis maupun tidak tertulis. Dalam hal ini penulis mengumpulkan data berupa bukti-bukti transaksi yang tercatat dalam pembukuan,catatan wawancara dengan pimpinan KSPPS BMT BUS Cab Tegal. b. Observasi 10 Saifudin azwar, metode penelitian, yogyakarta: pustaka pelajar, 2003, h.1.

12 Yaitu informasi tertentu yang dapat diperoleh dengan baik melalui pengamatan langsung oleh peneliti. 11 Metode ini penulis gunakan untuk pengamatan langsung di KSPPS BMT BUS Tegal untuk memperoleh data-data yang akurat yang berkaitan dengan manajeman yang diterapkan dalam produk SIDIK. c. Wawancara Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data mengenai manajeman yang diterapkan dalam produ SIDIK melalui pertanyaan-pertanyaan kepada manajer ataupun karyawan terkait dengan produk SIDIK di KSPPS BMT BUS Tegal. 4. Metode Anlisis Data Metode Deskriptif Analisis Yaitu penelitian yang dilakukan untuk memberikan gambaran lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena. 12 Setelah data yang diperoleh dibutuhkan langkah selanjutnya adalah menginterprestasikan data tersebut. 13 F. Sistematika Penulisan Untuk memperoleh hasil penelitian yang sistematis, maka Penulis membagi menjadi 5 bab. penelitian ini digunakan berdasarkan sistematika berikut: BAB I : PENDAHULUAN Untuk mengantarkan permasalahan Tugas Akhir secara umum. Dalam bab ini berisi tentanglatar belakang yang penulis ambil sebagai landasan untuk permasalahan,manfaat dan tujuan penelitian, tinjauan pustaka, serta metodelogi penelitian yang digunakan penulis dan sistematika penulisan. BAB II : KONSEP DASAR WADIAH DI BMT Pengertian BMT, pengertian wadiah secara menyeluruh, pembagian wadiah, landasan hukum wadiah, syarat dan rukun wadiah. 11 Sugiyono, metode penelitian bisnis,bandung: Alfabeta, 2013, 17, h.403 12 Ibid,h.409 13 Sugiyono, metode penelitian bisnis,bandung: Alfabeta,2013,17,h.427

13 BAB III: GAMBARAN UMUM KSPPS BMT Bina Umat Sejahtera CABANG TEGAL Berisi tentang sejarah berdirinya KSPPS BMT BUS Pada umumnya dan KSPPS BUS Cab Tegal pada khususnya, Visi dan Misi, identitas KSPPS BMT BUS, struktur organisasi, sistem produk penghimpunan dana, produk pembiayaan, perkembangan keuangan dan persoalan yang dihadapi oleh KSPPS BMT BUS Cab Tegal. BAB IV : PENGELOLAAN SIMPANAN WADIAH YAD DHAMANAH DI KSPPS BMT Bina Umat Sejahtera CABANG TEGAL Berisi tentang bagaimana pengelolaan produk SIDIK, dan kendala apa saja yang di hadapi KSPPS BMT BUS Cab Tegal dalam memasarkan produk simpanan pendidikan serta solusi untuk permasalahan sisidik di KSPPS BMT BUS Cab Tegal BAB V: PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan, saran dan penutup