BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia sedang terombang-ambing oleh tuntutan untuk selalu berubah sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan mampu menghadapi tantangan global yang mengalami perubahan yang begitu signifikan. Sanusi (Mulyasa, 2009:3) menjelaskan bahwa perubahan dan permasalahan tersebut mencakup social change, turbulence, complecity, and chaos; seperti pasar bebas (free trade), tenaga kerja bebas (free labour), perkembangan masyarakat informasi, serta perkembangan ilmu pengetahuan, seni, dan budaya yang sangat dahsyat. Dalam menghadapi tantangan global tersebut, ternyata pemerintah terus berusaha untuk memperbaiki pendidikan yang ada di negara ini. Ini terlihat dalam pembentukan Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan tentang pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Mulyasa, 2009: 5). Dari permasalahan yang tersebut, hal yang menjadi headline dan tokoh utama di bidang pendidikan adalah guru. Guru merupakan sumber yang membentuk pendidikan disetiap pembelajaran. Salah satu tugas guru adalah membentuk peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Selain itu, nyata dengan disahkannya UU No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, tugas seorang guru tidak hanya menyampaikan materi di kelas saja, melainkan harus
2 menyelesaikan tugas lain seperti melengkapi administrasi guru yang harus dipenuhi. Dalam setiap organisasi, sumber daya manusia merupakan asset yang sangat berharga. Begitupun juga organisasi yang ada di sekolah terdapat sumber daya manusia yang sangat penting yang terdiri dari kepala sekolah, guru, staf tata usaha, dan siswa. Tentunya dalam mencapai tujuan yang ditetapkan oleh sekolah, SDM yang dituntut untuk bekerja lebih efektif dan efisien adalah guru karena guru merupakan tokoh sentral yang sangat berpengaruh dalam sekolah untuk tercapainya tujuan dari pendidikan yang ditetapkan sekolah. Untuk mencapai sebuah tujuan tersebut diperlukan guru yang memiliki motivasi dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan sekolah. Oleh karena itu, diperlukan guru yang memiliki kinerja yang baik dalam menjalankan tugastugasnya. Hersey and Blanchard (Rivai, 2008: 15) menjelaskan bahwa: Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Guru yang memiliki kinerja yang baik akan menunjukkan prestasi kerja yang baik dan segala aspek penilain kinerja yang dilaksanakan pada masingmasing sekolah, sehingga sangat menunjang dalam ketercapaian program-progam yang akan dijalankan oleh sekolah. Akan tetapi tidak jarang yang menunjukkan kinerja guru yang masih kurang dalam suatu sekolah. Kurangnya kinerja guru disebabkan oleh berbagai aspek misalnya tidak sesuainya kemampuan guru terhadap bidang ajarnya, kurang cakap dan terampilnya guru dalam melaksanakan tugas yang diembannya, ini mengakibatkan tugas-tugas seorang guru belum dapat dilaksanakan secara optimal. Belum optimalnya kinerja guru Akuntansi di SMK se-kota Cimahi dapat dilihat dalam tabel 1.1:
Tabel 1. 1 Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru Akuntansi di SMK se-kota Cimahi Tahun 2011-2013 No. Nama Sekolah Jumlah Guru 1. SMK PASUNDAN 1 6 orang* 2. SMK PGRI 1 5 orang 3. SMK PGRI 2 6 orang 4. SMK PASUNDAN PUTRA 4 orang 5. SMK PASUNDAN 3 3 orang 6. SMK SANGKURIANG 1 7 orang JUMLAH PERSENTASE Indikator Kinerja Guru Kriteria Perencanaan Pembelajaran Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Yang Aktif Dan Efektif Penilaian Pembelajaran 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 Sangat Baik 2 2 3 1 1 2 - - - Baik 2 3 2 4 4 3 3 3 3 Cukup 1 - - - - 1 2 2 3 Kurang - - 1 - - - - - - Sangat Baik 1 1 1 2 2 2 - - - Baik 2 2 2 1 1 1 2 2 3 Cukup 1 1 2 2 2 2 3 3 2 Kurang 1 1 - - - - - - - Sangat Baik 1 1 1 1 1 1 - - - Baik 2 2 2 3 3 3 3 3 3 Cukup 3 3 3 - - 1 1 2 2 Kurang - - - 1 2 1 1 1 1 Sangat Baik - - - - - - - - - Baik - 1 1 1 3 3 1 1 1 Cukup 3 3 3 3 - - 3 3 3 Kurang 1 - - - 1 1 - - - Sangat Baik - - - - - - - - - Baik 1 1 1-1 2 2 - - Cukup - 1 1 2 1 1-2 3 Kurang 2-1 - - - - - - Sangat Baik 1 1 4 1 2 2 - - - Baik 5 6 3 6 5 5 2 2 3 Cukup 1 - - - - - 5 5 4 Kurang - - - - - - - - - Sangat Baik 5 5 9 5 6 7 - - - Baik 12 15 11 17 18 17 11 11 13 Cukup 9 8 9 5 3 5 18 18 17 Kurang 4 2 2 3 3 2 1 1 1 Jumlah 30 30 31 30 30 31 30 30 31 Baik 57% 67% 64% 74% 80% 78% 37% 37% 42% Tidak baik 43% 33% 36% 26% 20% 22% 63% 63% 58%
4 Sumber : Data dari Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Cimahi, data sudah diolah penulis * Ket : tahun 2011-2012 (5 orang), tahun 2013 (6 orang)
5 Keterangan: Baik = Sangat baik dan Baik (%) Tidak Baik = Cukup dan Kurang (%) Penilaian kinerja guru di SMK se-kota Cimahi dinilai dengan menggunakan tiga poin penilaian yaitu (1) Perencanaan pembelajaran, (2) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang aktif dan efektif, dan (3) Penilaian pembelajaran. Ketiga poin di atas berdasarkan aturan atas kebijakan yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Negara PendayagunaanAparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009. Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa kinerja guru akuntansi di SMK se-kota Cimahi masih belum optimal dilihat dari salah satu poin data hasil penilaian kinerja guru akuntansi dalam tiga tahun terakhir, sebagaimana dapat dijelaskan sebagai berikut: (a) Pada perencanaan pembelajaran dalam tiga tahun terakhir (2011, 2012, dan 2013) lebih dominan pada kriteria baik, tahun 2011 sebesar 57%, tahun 2012 sebesar 67%, tahun 2013 sebesar 64%, sedangkan yang dalam kriteria tidak baik ditahun 2011 sebesar 43%, tahun 2012 sebesar 33%, dan tahun 2013 sebesar 36%, (b) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang aktif dan efektif dalam tiga tahun terakhir lebih dominan pada kriteria baik, tahun 2011 sebesar 74%, 2012 sebesar 80%, tahun 2013 sebesar 78%, sedangkan yang dalam kriteria tidak baik ditahun 2011 sebesar 26%, tahun 2012 sebesar 20%, dan tahun 2013 sebesar 22%, (c) Penilaian pembelajaran dalam tiga tahun terakhir ini berbeda dengan poin pertama dan kedua. Pada poin sebelumnya menunjukkan bahwa guru-guru lebih dominan pada kriteria baik, tetapi pada poin penilaian pembelajaran menunjukkan kriteria tidak baik lebih dominan daripada kriteria baik. Dalam tabel di atas guru yang memiliki kriteria baik dalam penilaian pembelajaran tahun 2011 mencapai 37%, tahun 2012 mencapai 37%, dan tahun 2013 mencapai 42%, sedangkan dalam tiga tahun terakhir masih ada guru yang memiliki kriteria tidak baik tahun 2011 dan 2012 mencapai 63% dan tahun 2013 mencapai 58%. Dari penilaian kinerja guru di atas juga menunjukkan bahwa
6 kinerja guru akuntansi SMK sekota Cimahi berada pada kategori baik, akan tetapi masih ada salah satu poin penilaian kinerja guru yang masih harus ditingkatkan yaitu pada poin penilaian pembelajaran. Dikarenakan guru yang memiliki kriteria baik dalam satu poin kriteria tertentu masih belum dapat dikatakan guru tersebut berkinerja baik, karena guru yang profesional adalah guru yang memiliki kinerja yang baik disemua kriteria. Rendahnya kinerja guru menunjukkan guru kurang memahami dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran yang aktif dan efektif, dan penilaian dalam pembelajaran, sehingga akan berdampak pada (1) lemahnya pengelolaan, pengorganisasian dan pengembangan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, (2) cara belajar siswa masih sebatas mendengarkan dan melihat bahan ajar yang disampaikan guru, (3) peyampaian bahan ajar yang dilakukan oleh guru juga masih terlalu kaku, (4) keterbatasan kemampuan guru dalam mengaplikasikan bahan ajar melalui metode maupun media pembelajaran yang ada, (5) minimnya pengetahuan guru dalam penggunaan metode maupun media pembelajaran dalam peyampaian bahan ajar, dan (6) kurangnya evaluasi yang dilaksanakan oleh guru setelah proses pembelajaran. Dari berbagai dampak yang ditimbulkan karena rendahnya kinerja guru ini akan menghambat ketercapaian proses pembelajaran yang dilaksanakan guru di kelas maupun di luar kelas. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan sekolah yang sesuai dengan program pendidikan diperlukan kinerja guru yang baik dan optimal.
7 B. Identifikasi Masalah Dalam menilai kinerja guru, banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut: Armstrong and Baron (Wibowo, 2007: 74-75) mengelompokkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, antara lain: 1. Personal factors, ditunjukkan oleh tingkat keterampilan, kompetensi yang dimiliki, motivasi, dan komitmen individu. 2. Leadership factor, ditentukan oleh kualitas dorongan, bimbingan, dan dukungan yang dilakukan manajer dan team leader. 3. Team factors, ditunjukkan oleh kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan sekerja. 4. System factors, ditunjukkan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas yang diberikan organisasi. 5. Contextual/situasional factors, ditunjukkan oleh tingginya tingkat tekanan dan perubahan lingkungan internal dan eksternal. Sesuai dengan pendapat tersebut, salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru yaitu Contextual/situasional factors yang ditunjukkan dari lingkungan dalam dan lingkungan luar. Steers (1985: 101) menjelaskan bahwa, lingkungan dalam yaitu faktor-faktor di dalam organisasi yang menciptakan kultural dan sosial tempat berlangsungnya kegiatan ke arah tujuan. Lingkungan dalam ini juga bisa disebut iklim organisasi. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan dalam dapat disebut juga dengan iklim organisasi. Menurut Sedarmayanti (2009: 53) menyatakan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai yaitu, Faktor individu, faktor organisasi, dan faktor lingkungan eksternal. Pada faktor organisasi di dalamnya terdapat sistem, peranan kelompok, perilaku pengawas, dan iklim organisasi. Kinerja guru dipengaruhi oleh iklim organisasi yang ada di sekolah tersebut, karena iklim organisasi sekolah yang baik akan mempengaruhi motivasi guru untuk meningkatkan kinerjanya dalam sekolah. Robert Stringer (2002) dalam Wirawan (2007: 122) menjelaskan bahwa, collection and pattern of environmental determinant of aroused motivation. Iklim organisasi sebagai koleksi dan pola lingkungan yang menentukan munculnya motivasi. Jadi untuk
8 menimbulkan motivasi dari dalam diri guru dalam meningkatkan kinerjanya faktor kondisi iklim organisasi sekolah yang kondusif sangat berpengaruh. Iklim sekolah merupakan suasana yang diciptakan dalam organisasi sekolah. Ini disebabkan guru sebagai sumber daya manusia yang menjadi perencana, pelaku dan penentu tercapainya tujuan pendidikan. Untuk itu, dalam menunjang kegiatan guru diperlukan iklim sekolah yang kondusif, mempunyai hubungan yang baik antar anggota sekolah. Iklim sekolah ini merupakan salah satu sifat lingkungan kerja yang akan mempengaruhi perilaku setiap anggota sekolah. Wirawan (2010: 122) mengatakan bahwa, iklim organisasi mempengaruhi sikap dan perilaku dan kinerja anggota organisasi. Ini dibuktikan dengan guru bekerja di lingkungan nyaman dan bersih, hubungan antar stuktur organisasi sekolah yang kondusif dan birokrasi yang tidak kaku akan menimbulkan sikap positif, stress kerja rendah, serta motivasi dan kepuasan kerja yang tinggi sehingga dari sini akan tercipta kinerja guru yang tinggi. Dengan kata lain, bahwa iklim sekolah mempengaruhi kinerja dari setiap anggota organisasi salah satunya adalah guru. Iklim sekolah yang kondusif akan mempengaruhi kinerja guru dalam menjalankan tanggungjawab akan tugas-tugas yang diembannya. Maka, untuk mengetahui pengaruh iklim sekolah terhadap kinerja guru akuntansi, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Guru Akuntansi Di SMK Se-kota Cimahi. C. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran iklim sekolah di SMK jurusan Akuntansi se-kota Cimahi. 2. Bagaimana gambaran kinerja guru akuntansi di SMK jurusan Akuntansi se-kota Cimahi. 3. Bagaimana pengaruh iklim sekolah terhadap kinerja guru akuntansi di SMK jurusan Akuntansi se-kota Cimahi.
9 D. Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh iklim sekolah terhadap kinerja guru akuntansi. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui gambaran iklim sekolah di SMK jurusan Akuntansi sekota Cimahi. 2. Untuk mengetahui gambaran kinerja guru akuntansi di SMK jurusan Akuntansi se-kota Cimahi. 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh iklim sekolah terhadap kinerja guru akuntansi di SMK jurusan Akuntansi se-kota Cimahi. E. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian serta menambah wawasan mengenai iklim sekolah dan kinerja guru akuntansi. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan pemahaman peneliti mengenai pengaruh iklim sekolah terhadap kinerja guru akuntansi. b. Bagi Lembaga Bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di kota Cimahi, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan positif yang bermanfaat yang dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran yang berkaitan dengan iklim sekolah untuk meningkatkan kinerja para guru akuntansi di masa yang akan datang.