BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi bagi negara. Seiring bertambahnya pembangunan perusahaan, sumbersumber

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis sudah semakin ketat. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini para pemegang saham sangat menyadari pentingnya mengetahui

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah perkembangan akuntansi yang pesat setelah terjadi revolusi industri

BAB I PENDAHULUAN. melainkan juga menunjukkan prospek pada masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan lingkungan atau Corporate Social Responbility (CSR) sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saham dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan untuk memperoleh profit tentunya harus didukung

BAB I PENDAHULUAN. juga untuk menunjukan prospek perusahaan di masa yang akan datang. margin, return on total asset (ROA), dan return on equity (ROE).

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam melaporkan hasil dari kinerjanya adalah melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tujuannya. Banyak perusahaan yang tidak memperhatikan masalah lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan mengeruk keuntungan semata. Kontribusinya terhadap komunitas hanya

BAB I PENDAHULUAN. investasi di pasar modal berakibat pada meningkatnya investor yang beralih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkan sebagai akibat dari aktivitas operasional perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 yang tumbuh sebesar 6,23 persen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saham sebuah perusahaan, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang merupakan tempat terjadinya

BAB I PENDAHULUAN UKDW. environmental responsibility (Bakdi Soemanto dkk, 2007). Dari penjelasan diatas

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan CSR di Indonesia secara implementatif, masih banyak

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan bidangbidang

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN yaitu Undang-undang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Hal ini terjadi dikarenakan mulai banyaknya pihak pihak

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Usaha yang dilakukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi karena jika tidak tepat, investor tidak hanya kehilangan return tetapi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini, stakeholder semakin menyadari betapa pentingnya lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang adalah untuk memaksimal nilai perusahaan dan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi tetapi juga mengancam kesehatan dan kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama manajemen perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya ialah

BAB I PENDAHULUAN. dana. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu

BAB I PENDAHULUAN. di bidang ekonomi. Perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan

PENDAHULUAN. untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dampak dari pengelolaan lingkungan yang tidak sesuai dengan standar yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menjaga eksistensinya di dunia bisnis perusahaan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. disajikan dalam laporan keuangan perusahaan. Angka laba diperkirakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan perusahaan (stakeholder). Perusahaan seharusnya juga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendirian sebuah perusahaan bukanlah tanpa tujuan. Tujuan didirikannya

BAB I PENDAHULUAN. (2007). Teori yang mendasari penelitian-penelitian tersebut adalah semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kompleks setiap waktunya, menyebabkan pasar modal dan industri sekuritas

BAB I PENDAHULUAN. banyak angkatan kerja di Indonesia. Industri manufaktur menjadi industri strategis

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi melalui pembangunan infrastruktur, aset-aset publik, dan fasilitas umum

BAB I PENDAHULUAN. diterimanya adalah informasi yang benar. Sistem perdagangan di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (Wahyudi dan Hartini, 2006). Perusahaan yang telah go public

BAB I PENDAHULUAN. harga saham telah menjadi objek penelitian yang menarik di kalangan para

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik. Nilai perusahaan yang go public di pasar modal tercermin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. sejenis dengan merk yang berbeda beda dan kualitas dari barang tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya.oleh karena itu, dalam menjalankan kegiatannya perusahaan perlu

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB 1 PENDAHULUAN. social disclosure, corporate social responsibility, social accounting (Mathews,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengatasi kerusakan lingkungan. Di antaranya konsumen, stakeholder,

DAFTAR ISI... ABSTRACT... RINGKASAN... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. perhatian luas dari banyak kalangan. Diwajibkannya Corporate social

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dasar perusahaan agar tetap bertahan dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. (shareholders) namun juga bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan memproduksi barang dan jasa untuk. dan bau, tanah yang subur menjadi tanah yang humus.

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai suatu konsep UKDW

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh masyarakat maupun lapangan kerja. Namun di sisi lain tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup baik.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan usaha dengan tingkat persaingan yang ada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi seakan menjadi mata rantai yang harus di koneksikan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Harga saham mencerminkan nilai dari suatu perusahaan. Jika perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap akhir tahun, perusahaan membuat laporan keuangan yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam masa pembangunan seperti sekarang ini, persaingan usaha di berbagai sektor semakin

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam meningkatkan pertumbuhan usahanya, salah satunya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

KINERJA LINGKUNGAN DAN KINERJA EKONOMI PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilik perusahaan. Disamping itu, terdapat stakeholder yang dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen keuangan merupakan manajemen yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. investasinya tersebut akan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return)

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditanamkan oleh para investor asing maupun domestik di pasar modal

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan sektor industri di Indonesia memberikan sumbangan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi bagi negara. Seiring bertambahnya pembangunan perusahaan, sumbersumber daya alam di Indonesia semakin banyak dieksploitasi sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan dan akhirnya mengganggu kehidupan manusia. Keberadaan perusahaan tidak bisa lepas dari lingkungan sekitar mereka berada. Kegiatan operasional perusahaan tentunya membawa dampak bagi kondisi lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat, khususnya di sekitar perusahaan beroperasi (Harahap 2002). Pada dasarnya kegiatan operasional perusahaan memiliki tujuan utama memaksimalkan nilai perusahaan (shareholder value) dengan mempertimbangkan laba sebagai salah satu faktornya dan perusahaan juga bertanggungjawab terhadap stakeholder seperti pemerintah, perusahaan pesaing, masyarakat sekitar, lingkungan, lembaga di luar perusahaan (LSM dan sejenisnya), para pekerja perusahaan, kaum minoritas dan lainnya yang keberadaanya mempengaruhi dan dipengaruhi perusahaan serta memiliki hubungan baik bersifat langsung maupun tidak langsung (Hadi 2014). Dalam upaya untuk memaksimalisasi laba ini, perusahaan akan berusaha mencari keuntungan maksimal dan lupa akan lingkungan sekitar seperti rendahnya manajemen lingkungan, kinerja lingkungan, dan rendahnya minat akan konservasi lingkungan. Seiring berjalannya waktu masyarakat menyadari dampak akan kegiatan operasional dari suatu perusahaan terdekatnya, sumbangan yang diberikan rutin pun tidak bisa menutupi dampakdampak yang ditimbulkan perusahaan dalam menjalankan operasinya untuk mencapai laba maksimal tersebut.

Permasalahan lingkungan semakin menjadi perhatian baik oleh pemerintah, investor, maupun konsumen. Investor asing memiliki persoalan tentang pengadaan bahan baku, dan proses produksi yang terhindar dari munculnya masalah lingkungan seperti : kerusakan tanah, rusaknya ekosistem, dan polusi udara (Hasyim dalam Rahmawati 2012). Negara Indonesia pun belakangan ini terjadi berbagai konflik seperti eksploitasi alam yang berlebihan dan tidak sedikit dari mereka bersifat illegal. Eksploitasi alam juga tidak di imbangi dengan perbaikan lingkungan ataupun keseimbangan alam dan lingkungan sekitar seperti penghijauan atau penanaman kembali bibit pohon yang sudah ditebang dan juga limbah ataupun polisi pabrik yang dapat berdampak besar bagi lingkungan sekitar serta mengendalikan pencemaran air dan mengelola limbah berbahaya dan beracun. Bahan pencemar keluar bersama bahan buangan melalui media udara, air dan bahan padatan. Kegiatan industri secara keseluruhan harus menjamin sistem lingkungan alam agar berfungsi sebagaimana mestinya dalam batasan ekosistem lokal hingga biosfer. Masyarakat menginginkan agar dampak tersebut dapat terkontrol dengan baik karena dampak yang ditimbulkan terhadap kehidupan masyarakat cukup besar. Harsono (2000) mencatat ada tiga permasalahan lingkungan yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan. Pertama, permasalahan lingkungan hidup, terutama kota-kota besar telah dianggap berada pada tingkat yang sudah membahayakan. Masyarakat sekitar sudah mulai kesulitan memperoleh air bersih dan kebebasan dalam menghirup udara segar. Kedua, dalam perdagangan bebas produk disyaratkan harus bersahabat dengan lingkungan memaksa perusahaan harus menyusun strategi bisnis dalam semua aspek. Ketiga, lemahnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatnya kesejahteraan masyarakat telah menumbuhkan kesadaran akan lingkungan yang bersih dan sehat. Investor asing memiliki kecenderungan mempersoalkan masalah pengadaan bahan baku dan proses produksi yang terhindar dari munculnya permasalahan lingkungan (Ja far

dan Arifah 2006) yang kemudian berakibat perusahaan mulai untuk memperhatikan kelestarian lingkungan dalam aktivitasnya. Tidak hanya pada investor, konsumen pada umumnya akan lebih memilih mengkonsumsi produk yang dalam pengelolaannya lebih ramah lingkungan dan meninggalkan produk yang memiliki citra buruk atau diberitakan negatif. Menurut konsumen perusahaan yang peduli terhadap lingkungan memiliki kualitas yang baik terhadap produknya sebab perusahaan akan cenderung untuk menggunakan bahan baku dan proses yang baik dalam pengelolaan produk. Walaupun dalam pelaksanaan kinerja lingkungan ini akan menambah beban bagi perusahaan sehingga mampu mengurangi profitabilitas namun dalam waktu tertentu image yang baik dari kinerja lingkungan ini akan mampu meningkatkan profitabilitas. Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan/laba. Sebagian keuntungan tersebut digunakan oleh perusahaan untuk memberikan hasil investasi saham perusahaan kepada investor. Oleh sebab itu kinerja lingkungan juga disinyalir dapat mempengaruhi saham yang akan berdampak positif bagi shareholder sebab pada dasarnya seorang investor melakukan investasi dengan harapan agar investasi tersebut dapat memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi. Perusahaan juga mampu meningkatkan nilai perusahaan melalui pengumuman ataupun pelaporan aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan kinerja lingkungan sebagai salah satu cara untuk mengirimkan signal positif kepada stakeholder sehingga mampu meningkatkan kinerja keuangan yang tercermin melalui peningkatan profitabilitas dan saham. Akan tetapi, perusahaan pada saat sekarang ini sudah mulai menyadari bahwa tujuan mereka tidak hanya menghasilkan laba sebesar-besarnya tetapi juga mendapatkan laba yang tinggi serta bisa memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya. Perusahaan diharapkan tidak hanya sekedar memikirkan perolehan laba usahanya, tetapi juga dapat memikirkan dan

mempertimbangkan faktor lingkungan hidup dalam menjalani kegiatan operasi perusahaan karena aktivitas tersebut dapat menimbulkan berbagai dampak bagi lingkungan hidup sekitar. Pemerintah Indonesia berperan aktif dalam rangka usaha pengendalian lingkungan hidup agar dapat mencapai tingkat keseimbangan dan kelestarian. Keterlibatan pemerintah dalam pemeliharaan lingkungan dapat dilihat dari dikeluarkannya regulasi diantaranya PP No. 47 Tahun 2012 tentang tanggungjawab sosial dan lingkungan perseroan terbatas. Perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/ atau berhubungan dengan sumber daya alam, wajib bertanggungjawab secara sosial dan lingkungan. Kemudian Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-05/MBU/2007 tentang program kemitraan BUMN dengan usaha kecil dan program bina lingkungan dimana ruang lingkup bantuan bina lingkungan salah satunya terdapat bantuan pelestarian alam. Pemerintah juga memberikan apresiasi kepada perusahaan yang peduli serta ramah lingkungan. Melalui Kementrian Lingkungan Hidup, pemerintah bekerja sama membentuk Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) yang telah dilaksanakan sejak tahun 2002 bergerak pada bidang pengelolaan dampak lingkungan melalui penyebaran informasi kinerja penataan perusahaan untuk meningkatkan peran perusahaan dalam program pelestarian lingkungan hidup. Kinerja lingkungan suatu perusahaan diukur menggunakan warna mulai dari yang terbaik emas, hijau, biru dan merah hingga yang terburuk warna hitam. Pemeringkatan berdasarkan kategori ini ditetapkan sebagai penilaian yang dipublikasi karena memudahkan pemahaman investor maupun masyarakat umum dalam menilai kriteria PROPER Perusahaan. Tahun 2011 terjadi peningkatan untuk jumlah perusahaan yang mengikuti program PROPER. Tercatat ada 995 perusahaan yang mengikuti program PROPER. Pada tahun 2011 terdapat 5 perusahaan yang mendapatkan peringkat emas, 106 perusahaan mendapatkan peringkat hijau, 552 perusahaan mendapatkan peringkat biru, 283 perusahaan mendapatkan

peringkat merah dan 49 perusahaan mendapatkan peringkat hitam. Masih ada beberapa perusahaan di Indonesia yang tergabung dalam PROPER namun masih mendapatkan peringkat hitam. Hal tersebut menjelaskan kepada kita bahwa masih banyak perusahaan yang memberi andil dan terlibat langsung dalam masalah pencemaran lingkungan maupun polusi udara di Indonesia. Oleh karena itu, masalah mengenai pengelolaan lingkungan ini masih perlu pengaturan khusus. Perusahaan harus bersedia menyajikan suatu laporan yang mengungkapkan kontribusi perusahaan sendiri terhadap permasalahan sosial disekitarnya. Permatasiwi dalam Sudaryanto (2011) menyatakan bahwa pembuat keputusan perusahaan harus mempertimbangkan berbagai hal mengenai sosial dan lingkungan jika mereka memaksimalkan keuntungan jangka panjang. Tidak hanya mencari keuntungan ekonomi saja, melainkan juga mempunyai kepedulian terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya, itulah gambaran perusahaan yang baik. Semakin besar peran perusahaan di dalam kegiatan lingkungan, maka semakin baik pula pencitraan perusahaan bagi para pemangku kepentingan. Dengan adanya pencitraan positif tersebut, maka akan dapat menarik perhatian dari para pemangku kepentingan maupun masyarakat pengguna laporan keuangan. Dengan kinerja lingkungan perusahaan yang meningkat akan semakin baik pula kinerja ekonomi perusahaan tersebut (Rutinaias 2016). Donovan dan Gibson (2000) dalam Sembiring (2006) menyatakan bahwa berdasarkan teori legitimasi, salah satu argumentasi dalam hubungan antara profitabilitas dan tingkat kinerja sosial adalah ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan (manajemen) menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan perusahaan. Sebaliknya, pada saat tingkat profitabilitas rendah, mereka berharap para pengguna laporan akan membaca good news kinerja perusahaan, misalnya dalam lingkup sosial, dan dengan demikian investor akan tetap berinvestasi di perusahaan tersebut.

Menurut Ardi Murdoko dan Lana (2007) profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan. Pengukuran rasio profitabilitas bisa menggunakan ROE maupun ROA. Return on equity atau ROE merupakan salah satu rasio untuk mengukur profitabilitas perusahaan yaitu perbandingan antara laba bersih sesudah pajak terhadap ekuitas (modal) yang dimiliki oleh perusahaan. Sedangkan Return on asset merupakan rasio untuk mengukur profitabilitas perusahaan dengan melakukan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak terhadap total asset yang dimiliki oleh perusahaan. Pada dasarnya Return on equity maupun Return on asset menunjukan seberapa besar laba yang mampu diperoleh oleh perusahaan dari modal sendiri dan laba yang diperoleh atas jumlah asset yang diperoleh. Semakin besar nilai rasio yang dihasilkan maka semakin besar dana yang dapat dikembalikan dari ekuitas menjadi laba, artinya semakin besar laba bersih yang diperoleh dari modal sendiri. Kinerja pasar merupakan salah satu indikator yang digunakan oleh pihak internal maupun pihak eksternal dari perusahaan untuk bisa mengukur seberapa besar, maju dan berkembangnya suatu perusahaan. Ada beberapa cara yang digunakan untuk mengukur kinerja pasar dari suatu perusahaan, salah satu yang bisa memberikan informasi yang paling baik adalah rasio Tobin s Q. (Wibowo, 2014) menggunakan Tobin s Q sebagai pengukur kinerja perusahaan dengan alasan bahwa dengan Tobin s Q maka dapat diketahui nilai pasar perusahaan, yang mencerminkan keuntungan masa depan perusahaan. Tobin s q sebagai indikator pengukur nilai perusahaan telah banyak digunakan dalam penelitian keuangan, khususnya penelitian yang mengambil permasalahan nilai perusahaan. Apabila perusahaan memiliki nilai lebih besar dari nilai dasar sebelumnya, maka akan memiliki biaya untuk meningkatkan kembali, dan laba kemungkinan akan didapatkan. Berdasarkan pemikiran Tobin, bahwa insentif untuk membuat modal investasi baru adalah tinggi ketika surat berharga (saham) yang memberikan keuntungan di masa depan dapat dijual dengan harga

yang lebih tinggi dari biaya investasinya (Fiakas, 2005 dalam Wibowo, 2014). Di bidang ekonomi menggunakan Tobin s Q sebagai pengukur nilai tambah Marginal Q untuk menjelaskan keputusan investasi perusahaan, yang didasarkan pada marjin laba. Jenis perusahaan tertentu selama ini dianggap sebagai sumber kerusakan lingkungan, mengeksploitasi sumber daya alam, dan hanya mementingkan keuntungan semata, seperti pada perusahaan manufaktur yang memiliki tiga sektor serta beberapa sub sektor pembagian dan sejenisnya di Bursa Efek Indonesia. Kebanyakan perusahaan selama ini melibatkan dan memberdayakan masyarakat hanya untuk mendapatkan simpati tidak sebenarnya peduli terhadap mereka. Terkait dengan hal ini perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dipilih untuk diteliti karena penulis menilai perusahaan manufaktur yang memiliki resiko lingkungan tinggi karena proses produksi yang memanfaatkan sumber daya alam secara langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian kembali mengenai Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan : Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015. Penelitian ini dianggap penting dilakukan karena mengacu pada penelitian-penelitian terdahulu tentang pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Keuangan cenderung tidak konsisten atau terdapat perbedaan antara peneliti satu dengan peneliti lainnya. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarakan latar belakang masalah tersebut, maka perumusan masalah yang diambil peneliti adalah: 1. Bagaimana pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan (ROA)? 2. Bagaimana pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan (ROE)? 3. Bagaimana pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan (Tobin s Q)?

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan-tujuan yang ingin dicapai penulis dari penelitian ini, dengan berdasarkan masalah-masalah yang tercantum dalam identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Menganalisis seberapa besar pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan melalui penilaian ROA. 2. Menganalisis seberapa besar pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan melalui penilaian ROE. 3. Menganalisis seberapa besar pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan melalui penilaian tobin s q. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Memberikan masukan kepada manajemen perusahaan mengenai adanya pengaruh dari kinerja lingkungan terhadap kinerja perusahaan. 2. Memberi masukan kepada investor mengenai hubungan kinerja lingkungan, dan kinerja perusahaan, sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. 3. Bagi masyarakat dapat memberikan pengetahuan sebagai bukti empiris di bidang perusahaan yang berada dalam lingkup pengawasan lingkungan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. 4. Mengetahui kredibilitas Kementerian Lingkungan Hidup di mata investor selaku institusi pemeringkat PROPER. 5. Sebagai wahana pengetahuan bagi pengemban ilmu pengetahuan khususnya pada manajemen lingkungan perusahaan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis bagaimana Kinerja Lingkungan mempengaruhi Kinerja Keuangan yang dilihat dari nilai ROA, ROE, dan tobin s q pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2015 yang menghasilkan laba atau tidak mengalami kerugian dan telah mengikuti PROPER pada periode tersebut serta mempublikasikan laporan keuangan tahun 2011-2015. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam proposal ini adalah dengan menguraikan garis besar dari tiap-tiap bab yang disertai gambaran dan uraian singkat yang berkaitan dengan pembahasan proposal ini. Adapun uraian dan susunan sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I :PENDAHULUAN, pada bab ini merupakan suatu pengantar dan penjelasan tentang latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II :TINJAUAN LITERATUR, dalam bab ini berisi landasan teori yang merupakan penjabaran dari teori-teori yang mendasari penelitian ini, penelitian terdahulu yang mampu mendukung perumusan hipotesis, serta kerangka pemikiran teoritis. BAB III : METODE PENELITIAN, dalam bab ini akan diuraikan mengenai variabelvariabel dalam penelitian yang selanjutnya dapat didefinisikan secara operasional. Jenis dan sumber data, populasi dan penentuan sampel, serta metode pengumpulan data dan teknis analisis. BAB IV : HASIL PENELITIAN, pada bab ini akan memuat uraian mengenai hasil penelitian, penganalisaan dan pembahasan yang dibantu dengan data atau informasi yang ada. Analisis dan pembahasan merupakan jawaban permasalahan yang menjadi pembahasan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN, dalam bab ini berisi tentang kesimpulan akhir dari hasil penelitian yang telah diperoleh dari pembahasan dan saran yang diberikan kepada pihak-pihak yang memerlukannya atas pemecahan permasalahan yang dihadapi.