BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang melalui proses komunikasi, dalam komunikasi harus ada timbal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini berarti bahwa siswa harus belajar sesuatu dari padanya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Guru pedidikan jasmani merealisasikan tujuannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola pelajaran itu sendiri. Hal tersebut bisa dipahami karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lembaga formal dalam sistem pendidikan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang lebih baik.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jasmani dan rohani pelakunya. Melalui pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sampai kapanpun dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama di negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah lembaga formal dalam sistem pendidikan tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan olahraga Nasional, seperti tercantum dalam Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. jasmani juga mencakup aspek mental, emosional, sosial dan spiritual.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif dalam aspek kehidupan manusia. indonesia perlu memiliki warga yang bermutu atau berkualitas tinggi.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi belakangan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam uasaha pencapaian tujuan pembelajaran perlu diciptakan adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama di negara negara

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan di dalam GBHN tahun 1973 yang dikutip oleh (Fuad Ihsan,

BAB 1 PENDAHULUAN. berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana, pembekalan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat di puaskan satu persatu, karena memiliki standard masing masing.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas kehidupan bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan.pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelaksanaan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aspek fisik, psikomotor, kognitif, dan afektif secara total.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dengan kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada pencapaian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Ruang lingkup mata pelajaran penjasorkes meliputi permainan dan olahraga, aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. adalah belum efektifnya metode latihan di klub-klub olahraga, kondisi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. permainan beregu, maka kerjasama yang baik dalam melakukan Passing (

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sebagai pendidikan atau dengan istilah pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan di Indonesia, bukan mustahil pendidikan di Indonesia akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran pendidikan jasmani adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

BAB I. memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh.kegiatan ini dalam perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bola basket telah dipertandingkan pada PON I di kota Solo.

2015 PENGARUH GAWANG MINI TERHADAP HASIL KETERAMPILAN LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

I. PENDAHULUAN. (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama dinegara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah salah satu lembaga formal dalam sistem pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pada umumnya. Pendidikan jasmani merupakan usaha untuk. Pendidikan jasmani berperan sebagai sarana pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan olahraga perlu terus dilakukan untuk itu pembentukan sikap dan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dasar, teknik dan strategi pemain olahraga, internalisasi nilai nilai (sportifitas,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan kesehatan pada hakikatnya adalah proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. usaha penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.

BAB I PENDAHULUAN. individu secara menyeluruh. Namun, perolehan keterampilan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Septian Try Ardiansyah 2014

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN. mampu memantau tingkat perkembangan hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak. kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.

BAB I PENDAHULUAN. efektif apabila seluruh siswa terlibat secara aktif baik mental, fisik, maupun sosial.

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FUTSAL

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. memberi dampak positif dalam aspek kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sadar melalui pendidikan untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu yang sangat penting dalam kehidupan kita karena dengan Matematika kita bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan pada dasarnya usaha sadar yang menumbuh

aktifitas fisik,demikian pula halnya dalam belajar passing dengan kaki bagian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan proses pembelajaran, perlu diciptakannya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan secara umum bisa didefenisikan sebagai salah satu unsur dari pendidikan yang berupa rumusan tentang apa yang harus dicapai oleh para peserta didik. Yang dimana pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar oleh semua elemen yang ada disekitar kehidupan kita, baik itu orang tua, keluarga, sahabat, atapun masyarakat secara umum, serta lembaga-lembaga pendidikan baik yang resmi dan formal yang dibentuk oleh pemerintah dan pihak yang bertanggung jawab di Indonesia, ataupun lembaga-lembaga nonformal. Pendidikan merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang kompleks dan saling membutuhkan. Kehidupan manusia dapat berkembang melalui belajar dari pengalaman yang melalui proses komunikasi, dalam komunikasi harus ada timbal balik agar komunikasi dapat berjalan dengan baik dan kedua-duanya harus aktif,serta mempunyai arah dan tujuan komunikasi itu sendiri di perlukan dalam proses belajar mengajar antara guru dan siswa, apabila proses belajar-mengajar dapat tercapai.guru hendaknya dapat menciptakan lingkungan belajar yang dapat merangsang dan mendorong siswanya dalam kegiatan pembelajaran. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, dan emosional. Juga dikatakan bahwa guru pendidikan jasmani mencoba mencapai tujuannya dengan mengajarkan dan memajukan aktivitas- 1

2 aktivitas jasmani. Aktifitas pendidikan jasmani menekankan pada gerak dasar untuk diajarkan kepada siswa yaitu gerak lokomotor, gerak non lokomotor, dan gerak manipulative. Ketiga gerak dasar yang secara garis besar ketiganya merupakan inti dari kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu dari sejak lahir sampai dewasa. Ketiga struktur gerak dasar tersebut merupakan gerak yang dilalui oleh setiap anak dalam perkembangan hidupnya. Dari gerak dasar inti tersebut dapat dimanfaatkan oleh para guru dalam menyususn suatu latihan yang dapat diberikan kepada anak didik. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani, guru harus menguasai materi yang diajarkan dan cara menyampaikan harus menarik sehingga siswa tidak bosan dan malas mengikuti pelajaran dan melakukan apa yang ditugaskan. Karena tinggi rendahnya hasil belajar tergantung pada proses pembelajaran yang akan dihadapi oleh siswa. Secara umum kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani melibatkan aktivitas fisik. Salah satu contoh aktivitas fisik dalam pendidikan jasmani terdapat pada suatu pola permainan olahraga diantaranya bola voli. Bola voli merupakan cabang olahraga yang sangat populer hampir diseluruh dunia. Demikian juga di Indonesia, bola voli merupakan olahraga yang paling digemari masyarakat. Terbukti dengan adanya klub-klub bola voli yang mempunyai dan memiliki pemain yang berkualitas, itu jadi salah satu alasan olahraga bola voli dimasukkan kedalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Disamping itu bola voli juga merangsang lebih cepat motorik anak dan meningkatkan kebugaran jasmani dan dapat menanamkan jiwa-jiwa sosial.

3 Namun dengan adanya perkembangan kurikulum disekolah, menuntut guru dan siswa untuk bersikap aktif, kreatif, inovatif, dan kompotetif, guru harus mampu berusaha menciptakan suasana belajar yang kondusif sehingga memungkinkan siswa termotivasi untuk lebih giat belajar. Dalam hal ini guru dituntut untuk mampu mengelola interaksi belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa. Karena siswa adalah peran utama dalam belajar sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan motivator bukan sebagai sumber belajar. Pada dasarnya pengajaran adalah suatu atau serangkaian aktivitas untuk menciptakan suatu kondisi yang dapat membantu memberi rangsangan, bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar, sehingga siswa dapat memperoleh (mendapatkan), mengubah serta mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dengan demikian pengajaran bukanlah sekedar meyangkut persoalan peyampaian materi pelajaran dari guru kepada siswa, akan tetapi lebih luas dari itu bagaimana menciptakan kondisi hubungan yang dapat membantu, membimbing dan melatih siswa untuk belajar. Keberhasilan belajar tidak hanya tergantung pada siswa saja, tetapi juga peran guru. Siswa dan guru harus berperan aktif dalam pembelajaran. Guru dituntut untuk mengkondisikan kelas dan memilih metode pembelajaran dengan tetap agar prestasi belajar siswa dapat meningkat. Harapan yang tidak pernah sirna dari seorang guru adalah bagaimana agar bahan pelajaran yang disampaikannya dapat diterima anak didik dengan baik dan tuntas.

4 Berdasarkan dengan pengamatan dan observasidi SMA Negeri 2 Medan dalam proses pembelajaran permainan bola voli terutama pada materi passing atas adalah kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan passingatas. Dalam praktek olahraga bola voli terutama teknik passing atas yang dilakukan siswa, ternyata masih banyak siswa yang kurang mengerti dan salah melakukannya. Kesalahan yang umum dilakukan siswa adalah pada saat sikap permulaan,gerakan pelaksanaandan gerakan lanjutan dengan bola. Muhajir (2007:10) menyatakan passing adalah usaha atau upaya seorang pemain bola voli dengan cara menggunakan suatu teknik tertentu yang tujuannya adalah untuk mengoperkan bola yang dimainkannya itu kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri. Dengan demikian keterampilan memainkan bola melalui passing mutlak perlu dikuasai, agar permainan dapat berjalan dengan baik. Kondisi ini disebabkan pembelajaran yang dilakukan guru selama ini sudah cukup tapi kurang mendukung terhadap peningkatan hasil belajar passing atas bola voli di karenakan keterbatasan alat yang digunakan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan dan observasi dilapangan terhadap guru penjas ketika sedang melakukan pembelajaran di SMA Negeri 2 Medan. Untuk itu, salah satu pembelajaran yang peniliti gunakan dalam memperbaiki pemahaman siswa terhadap suatu materi pelajaran adalah dengan menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe STAD(Student Team Achievement Divison)dengan modifikasi alat. STAD (Student teams Achievement Division) adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan

5 membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Secara umum langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari 6 tahap, yaitu: (a) menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik, (b) menyajikan informasi, (c) mengorganisir peserta didik ke dalam tim-tim belajar, (d) membantu kerja tim dan belajar, (e) mengevaluasi, (f) memberikan pengakuan atau penghargaan. Sedangkan pengertian modifikasi alat adalah pembelajaran yang tidak menggunakan alat sebenarnya agar siswa dapat bermain dengan mudah dan rentan dengan cedera. Dengan modifikasi alat, siswa dapat memperoleh kepuasan dalam mengikuti pembelajaran dan siswa dapat melakukan proses dan pola gerak yang benar.modifikasi alat yang digunakan adalah bola plastik dan bola karet. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Passing Atas Bola Voli Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Dengan Modifikasi Alat Pada Siswa Kelas XMIA 5 SMA Negeri 2 MedanTahun Ajaran 2016/2017. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakangdi atas, maka peneliti dapat mengidentifikasi beberapa masalah yang ada antara lain: 1. Siswa kurang memahami cara passing atas dalam permainan bola voli dengan baik, sehingga hasil belajar passing atas yang diperoleh siswa kurang memuaskan.

6 2. Siswa kurang antusias dalam melakukan pembelajaran passing atas bola voli 3. Gaya mengajar guru pada saat proses belajar mengajar satu arah, sehingga kurang melibatkan siswa secara aktif dan cenderung diam. 4. Sarana disekolah kurang memadai sehingga siswa tidak dapat berperan aktif dalam pembelajaran passing atas bola voli. C. Pembatasan Masalah Mengingat banyaknya masalah yang ada seperti yang dikemukakan dalam identifikasi masalah, maka yang menjadi batasan masalah pada penilitian ini adalah Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Passing Atas Bola Voli Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Modifikasi Alat Terhadap Siswa kelas X MIA 5 SMA Negeri 2 Medan tahun ajaran 2016/2017. D. Rumusan Masalah Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah denganmodel pembelajaran kooperatif tipe STADdengan modifikasi alat dapat memperbaikiproses hasil belajar passingatasbola voli siswa kelas XMIA 5 SMA Negeri 2 Medan tahun ajaran 2016/2017 E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar passing atas bola voli menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

7 modifikasi alat terhadap siswa Kelas X MIA 5 SMA Negeri 2 Medan tahun ajaran 2016/2017. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Sebagai bahan masukan bagi peneliti (calon guru penjas) untuk dapat menerapkan strategi pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran olahraga. 2. Para guru penjas SMA Negeri 2 Medan dapat lebih mengenal dan melakukan model pembelajaran kooperatif tipe STAD 3. Para guru penjas SMA Negeri 2 Medan dapat mengenal dan melakukan pembelajaran olahraga denganalat yang di modifikasi 4. Sebagai sumber informasi bagi guru untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan modifikasi alat terhadap bola voli sehingga meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.