BAB I PENDAHULUAN. mencari pertolongan medis sehingga harus dilakukan pengelolaan nyeri sejak

dokumen-dokumen yang mirip

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Perawat sebagai profesi dalam bidang kesehatan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja adalah penampilan hasil karya personil baik kuantitas maupun

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, komponen penting dari mutu layanan kesehatan, prinsip dasar dari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 44 tahun 2009 Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. intervensi pemerintah dalam pembayaran. Dokter, klinik, dan rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. saja membuat RS mampu untuk bersaing dan tetap exist di masyarakat. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional dan aman seperti dalam UU Praktik Kedokteran Pasal

ASESMEN AWAL KEPERAWATAN PASIEN RAWAT INAP

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 melalui

BAB I PENDAHULUAN. dibahas dalam pelayanan kesehatan. Menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDG s) yang dipicu oleh adanya tuntutan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan nasional untuk peningkatan mutu dan kinerja pelayanan. kuantitas. Tenaga keperawatan di rumah sakit merupakan tenaga

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Tim keperawatan merupakan anggota tim kesehatan garda depan yang

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan. kesejahteraan diri serta keluarganya (KKI, 2009).

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Adanya kekhawatiran mengenai keselamatan pasien, telah meningkat secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fasilitas pelayanan kesehatan yang berkembang di Indonesia sangat beragam macamnya, salah satunya ialah rumah

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PENANGANAN FAJR DAN AL-HAJJI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kesembuhan dan pemulihan status kesehatan. Bersama dengan itu klien sekarang

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI

I.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehingga, perawat sebagai profesi dibidang pelayanan sosial rentan

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat, maka syarat mutu makin bertambah penting. Hal tersebut mudah saja

PENCAPAIAN STANDAR PENGOLAHAN REKAM MEDIS SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN DI RSUD PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan prima dalam bidang kesehatan kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari tenaga medis, tenaga paramedis dan tenaga non medis. Dari

Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2),3)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas (quality improvement) pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan mutlak diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan dokter yang mampu ini tidak akan memberikan hasil yang

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

Relationship Between Nurse Knowledge, Attitude, Workloads with Medical Record Completion at the Emergency Unit, Sanglah Hospital, Denpasar

Laporan Data yang Diunggah ke Website (SEMESTER 1 Tahun 2016)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Permenkes No : 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER)

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan rumah sakit sekarang ini menjadi semakin penting dengan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan berdasarkan pola pelayanan berfokus pada pasien (Patient

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. penting dan sangat melekat dengan kegiatan pelayanan, sehingga ada

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan kesehatan, semakin besar pula tuntutan layanan

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan stres karena terdapat ancaman

AP (ASESMEN PASIEN) AP.1

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, penelitian, pendidikan dan sebagiannya; mencakupi skala profit

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya oleh pemerintah, namun juga masyarakat. Salah satu fasilitas

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah profesi kesehatan yang berfokus pada individu,

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap

SPO ASUHAN GIZI TERSTANDAR AKREDITASI VERSI HERNI ASTUTI INSTALASI GIZI RSUP DR SARDJITO Workshop Gizi, Yogyakarta April 2013

ANALISIS BREAK-EVEN POINT SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MEMBANTU DALAM PENENTUAN TARIF PERAWATAN PADA RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan perawatan pasien yaitu penanganan emergency, tidak. Penanganan pada pelayanan tersebut dilaksanakan oleh petugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap pengalaman sakit, yang disebabkan karena faktor lingkungan,

PROGRAM IMPLEMENTASI POKJA PELAYANAN PASIEN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelanggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperhatikan masalah keselamatan. Kementerian Kesehatan Republik

BAB I PENDAHULUAN. tersebut seorang pasien bisa mendapatkan berbagai penyakit lain. infeksi nosokomial (Darmadi, 2008, hlm.2).

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009

Tata laksana dan metoda survey akreditasi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

BAB I PENDAHULUAN. Diharapkan) dengan rentang 3,2 16,6 %. Negara Indonesia data tentang KTD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan salah satu bagian terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah setiap upaya yang. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana dalam memberikan pelayanan menggunakan konsep multidisiplin.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), kanker menempati urutan ke-3

BAB I PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROGRAM PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK) / PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT PPK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman, berkaitan dengan (ancaman) kerusakan jaringan (Tjay & Rahardja, 2007). Selain itu menurut Mutaqin (2008), nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial dan saat ini keluhan nyeri termasuk ke dalam tanda vital kelima, nyeri merupakan salah satu alasan utama penderita mencari pertolongan medis sehingga harus dilakukan pengelolaan nyeri sejak awal hingga akhir perawatan. RSUP dr. Kariadi Semarang merupakan salah satu rumah sakit yang sudah mendapatkan akreditasi internasional (Joint Commission International). Salah satu item penilaian tim JCI adalah Care of Patient (COP) point 6 tentang manajemen nyeri. Selain itu pengelolaan pasien dengan nyeri juga merupakan indikator mutu RSUP Dr. Kariadi Semarang. Akan tetapi setelah dilakukan initial survey oleh tim JCI kelengkapan dokumentasi tentang nyeri masih mendapatkan nilai yang kurang memuaskan, sehingga sampai saat ini tim akreditasi RSUP dr. Kariadi masih melakukan terobosan-terobosan supaya pasien-pasien yang mempunyai keluhan nyeri dapat terdokumentasi dengan baik dan lengkap. 1

2 Dokumentasi merupakan sarana komunikasi antara petugas kesehatan dalam rangka pemulihan kesehatan pasien, tanpa dokumentasi yang benar dan jelas maka pelayanan yang di berikan oleh seorang perawat yang profesional maka tidak dapat di pertanggung jawabkan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan perbaikan status kesehatan pasien di rumah sakit ( Nursalam, 2011 ). Menurut Wildan dan Hidayat (2008), rekam medis sebagai bagian dari sistem pengumpulan data memiliki aturan yang berlaku dalam penulisan disamping aturan tentang isi yang ada dalam rekam medis. Secara umum isi rekam medis ada dua. Pertama, berisi catatan yang merupakan uraian tentang identitas pasien, pemeriksaan pasien, diagnosis, pengobatan, serta tindakan dan pelayanan yang dilakukan dokter, maupun tenaga kesehatan lain sesuai dengan kompetensinya. Kedua adalah dokumen yang merupakan kelengkapan dari catatan tersebut seperti dokumentasi nyeri. RSUP Dr. Kariadi sudah memiliki lembar terintegrasi yang bertujuan sebagai salah satu sarana komunikasi antar profesi, baik profesi perawat, dokter, analis, gizi, fisioterapi, dan profesi yang lain dalam pengelolaan pasien. Diharapkan dengan adanya lembar terintegrasi terjadi komunikasi yang baik lintas profesi tentang perkembangan pasien secara tertulis. Sehingga dengan adanya catatan perkembangan pasien secara komprehensif, sebagai dasar perawat untuk melakukan asuhan keperawatan kepada pasien secara optimal dan maksimal. Berdasarkan data awal yang didapatkan pada bulan Juni dan Juli 2015, sesuai dengan form survei dari tim akreditasi, hasil akumulasi satu rumah

3 sakit belum sesuai dengan target, rata-rata hanya sebesar 70%, lebih rendah dari target yang diharapkan yaitu 100% (tentang dokumen nyeri di lembar integrasi belum adanya evaluasi tentang pengkajian ulang sesuai dengan sekor nyeri). Itupun ada beberapa bagian dari form pengkajian nyeri yang masih kurang lengkap, misalnya tentang asesmen ulang nyeri berdasarkan waktu dan pencatatannya di lembar terintegrasi yang masih banyak tidak diisi. Audit internal tentang kelengkapan dokumentasi nyeri baru dimulai pihak RSUP Dr. Kariadi di bawah wewenang tim Care of Patient (COP) mulai bulan Mei 2015, menindaklanjuti temuan dari tim akreditasi JCI. Selain itu menurut peneliti ketidakpatuhan tersebut disebabkan oleh masa kerja perawat, beban kerja perawat, sikap perawat, serta motivasi untuk para perawat yang masih kurang. Masa kerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja di suatu tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif maupun negatif. Memberi pengaruh positif pada kinerja bila dengan semakin lamanya masa kerja personal semakin berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya. Sebaliknya akan memberikan pengaruh negatif apabila dengan semakin lamanya masa kerja akan timbul kebiasaan pada tenaga kerja (Riski, 2013). Beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/ unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu. (Permendagri NO.12, 2008). Menurut Sutarto (2006), bahwa beban aktivitas satuan organisasi atau beban kerja masing - masing pejabat

4 atau pegawai hendaknya merata, sehingga dapat dihindarkan adanya satuan organisasi yang terlalu banyak aktivitasnya dan ada satuan organisasi terlalu sedikit aktivitasnya demikian pula dapat dihindarkan adanya pejabat atau pegawai yang terlalu bertumpuk - tumpuk tugasnya dan ada pejabat atau pegawai yang sedikit beban kerjanya, sehingga nampak terlalu banyak menganggur. Pernyataan tersebut didukung oleh Cousin & Smith dalam Cahyono (2008), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa salah satu penyebab medication error diantaranya beban kerja yang tinggi. Menurut Weiner & Elliot dalam Nursalam & Efendi (2008), motivasi didefinisikan sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu. Menurut Uno dalam Nursalam & Efendi (2008), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya (1) hasrat dan minat untuk melakukan kegiatan, (2) dorongan dan kebutuhan untuk melakukan kegiatan, (3) harapan dan cita-cita, (4) penghargaan dan penghormatan atas diri, (5) lingkungan yang baik, (6) kegiatan yang menarik. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap

5 masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai penghayatan terhadap objek (Efendi & Makhfudli, 2009). Berdasarkan fenomena dan latar belakang diatas, peneliti merasa sangat tertarik untuk melakukan penelitian tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Pendokumentasian Asesmen Nyeri pada Lembar Terintegrasi di Ruang Rawat Inap Instalasi Paviliun Garuda. B. Perumusan masalah Tuntutan atau kewajiban dari Komite Akreditasi Rumah Sakit, yaitu melaksanakan akreditasi secara berkala minimal 3 tahun sekali sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit. Salah satu aspek yang dinilai adalah dokumentasi tentang nyeri. Pendokumentasian nyeri masuk pada penilaian Standar Akreditasi Rumah Sakit dan Standards Joint Commission International (JCI), penggunaan dokumentasi nyeri sebagai acuhan petugas atau staf rumah sakit dalam pengelolaan nyeri, dapat mengkomunikasikan dan memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga dan manajemen keluarga tentang nyeri dan managemen gejala sesuai konteks keyakinan peribadi, budaya dan agama dan untuk meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit. Sehubungan dengan kondisi diatas, maka perlu penelitian berkaitan dengan kepatuhan perawat dalam pendokumentasian asesmen nyeri di RSUP

6 Dr. Kariadi, pelaksanaan penerapan dokumentasi nyeri, serta dapat dirumuskan upaya pemecahannya/ rekomendasi untuk perbaikan mutu pelayanan di RSUP Dr. Kariadi Semarang. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pendokumentasian asesmen nyeri pada lembar terintegrasi di Ruang Rawat Inap Instalasi Paviliun Garuda. 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan masa kerja perawat di Instalasi Rawat Inap Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang. b. Mendiskripsikan beban kerja perawat di Instalasi Rawat Inap Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang. c. Mendiskripsikan motivasi perawat di Instalasi Rawat Inap Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang. d. Mendiskripsikan sikap perawat di Instalasi Rawat Inap Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang. e. Mendiskripsikan tingkat kepatuhan perawat dalam pendokumentasian asesmen nyeri pada lembar catatan terintegrasi di Instalasi Rawat Inap Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang. f. Menganalisis hubungan antara masa kerja dengan kepatuhan perawat dalam pendokumentasian asesmen nyeri pada lembar catatan

7 terintegrasi di Instalasi Rawat Inap Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang. g. Menganalisis hubungan antara beban kerja dengan kepatuhan perawat dalam pendokumentasian asesmen nyeri pada lembar catatan terintegrasi di Instalasi Rawat Inap Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang. h. Menganalisis hubungan antara motivasi dengan kepatuhan perawat dalam pendokumentasian asesmen nyeri pada lembar catatan terintegrasi di Instalasi Rawat Inap Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang. i. Menganalisis hubungan antara sikap perawat dengan kepatuhan perawat dalam pendokumentasian asesmen nyeri pada lembar catatan terintegrasi di Instalasi Rawat Inap Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kualitas dokumentasi komunikasi serta dapat digunakan sebagai acuan standar operasional prosedur dokumentasi asesmen nyeri dan untuk meningkatkan komunikasi karyawan rumah sakit memahami tentang penerapan dokumentasi nyeri sehingga meningkatkan kualitas pelayanan bagi pasien.

8 2. Bagi Profesi Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu keperawatan khususnya mengenai dokumentasi nyeri serta senantiasa meningkatkan pelayanan pada pasien yang mengalami nyeri dengan melalui penerapan dokumentasi yang lengkap dan benar sesuai SPO alur penatalaksanaan pasien nyeri dan pengelolaan nyeri pasca operasi 3. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan serta bahan dalam penerapan ilmu penelitian, khususnya mengenai penerapan dokumentasi nyeri. E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang hampir sama sudah sudah pernah dilakukan, dengan variabel yang berbeda, tempat yang berbeda atau penelitian yang berbeda. Penelitian yang sudah dilakukan terkait penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Perbedaan antara Penelitian Satu dengan Penelitian yang Lain Nama (Tahun) Wahyuning rum (2013) Judul Metode Hasil Perbedaan kelengkapan dokumen rekam medis pasien persalinan antara pembiayaan Jampersal dan langsung di Penelitian menggunakan komparatif dengan rancangan cross-sectional. Dengan jumlah sampel Independen: pembiayaan Jampersal dan langsung Dependen: Kelengkapan Terdapat perbedaan kelengkapan dokumen rekam medis pasien persalinan antara pembiayaan Jampersal dengan

9 Mastini (2013) Yanti Warsito (2013) Imran (2013) & RSUD Kota Surakarta Hubungan pengetahuan, sikap dan beban kerja dengan kelengkapan pendokumentasia n asuhan keperawatan IRNA di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Hubungan karakteristik perawat, motivasi, dan supervisi dengan kualitas dokumentasi proses asuhan keperawatan Hubungan karakteristik, beban kerja, dan pertanggungjawa ban/ liability dengan motivasi perawat dalam pelaksanaan pendokumentasia n asuhan keperawatan di RSUD Raden Mattaher Jambi tahun 2013 sebanyak 60 dokumen Penelitian menggunakan korelasional dengan rancangan cross-sectional. Dengan jumlah sampel sebanyak 76 responden Penelitian menggunakan korelasional dengan rancangan cross-sectional. Dengan jumlah sampel sebanyak 106 responden Penelitian menggunakan korelasional dengan rancangan cross-sectional. Dengan jumlah sampel sebanyak 112 responden dokumen langsung (p = 0,001) Terdapat Independen: hubungan antara Pengetahuan, pengetahuan, sikap, beban sikap dan beban kerja kerja dengan kelengkapan Dependen: pendokumentasian Kelengkapan asuhan dokumen keperawatan IRNA di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Independen: Karakteristik perawat, motivasi, dan supervisi Dependen: Kualitas dokumentasi Independen: Karakteristik, beban kerja, pertanggung jawaban/ liability Dependen: Motivasi perawat ( p-value < 0,05). Terdapat hubungan antara karakteristik perawat, motivasi, dan supervisi dengan kualitas dokumentasi proses asuhan keperawatan (p-value < 0,05) Terdapat hubungan Karakteristik, beban kerja, Dan pertanggungjawab an/ liability dengan motivasi perawat dalam pelaksanaan pendokumentasian (p-value < 0,05) Hal yang membedakan penelitian ini dari penelitian sebelumnya adalah tujuannya yaitu untuk mengetahui hubungan antara masa kerja, beban

10 kerja, motivasi dan sikap dengan kepatuhan perawat dalam pendokumentasian asesmen nyeri pada lembar catatan terintegrasi di Instalasi Rawat Inap Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang. Perbedaan lain yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah subyek penelitian, lokasi penelitian, dan variabel penelitian.