METODE DAKWAH DALAM AL-QUR A<N (STUDI KOMPARATIF ATAS TAFSIR FI< Z}ILA<L AL-QUR A<N DAN TAFSIR AL-MISHBA<H{)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan

BAB V PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ayat-ayat kawniyyah dalam pandangan al-ra>zi> adalah ayat-ayat yang

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

UMMI> DALAM AL-QUR AN

Membahas Kitab Tafsir

BAB II BIOGRAFI M. QURAISH SHIHAB DAN KITAB TAFSIR AL-MISBAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang berupa ajakan, seruan dan sebagai pemberi peringatan dengan

BAB IV ANALISIS TERHADAP TAFSIR TAFSIR FIDZILAL ALQURAN DAN TAFSIR AL-AZHAR TENTANG SAUDARA SEPERSUSUAN

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

PENGGUNAAN KATA TANYA/ ISTIFHANIAH DALAM ALQUR AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TEMATIK DALAM TAFSIR AL MISHBAH PADA SURAT AL BAQARAH, ALI IMRAN, AN NISA )

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak mengenal ruang dan waktu, ia tidak dibatasi tebalnya

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Islam bersumber kepada Al-Qur an dan As-Sunnah.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. tulisan ditemukan sekalipun, berbicara tetap lebih banyak digunakan.

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF AL-QURT{UBI< DAN SAYYID QUT{B TELAAH AYAT-AYAT SAJDAH

HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15)

BAB I PENDAHULUAN. pertama kali ditempuh adalah melalui ajakan, seruan atau himbauan yang

Assyari Abdullah, S.Sos.,

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengetahuan dan sikap yang benar. Berawal dari hadirnya Baginda

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan dakwah merupakan suatu amanah yang diembankan kepada

KONSEP TOBAT DALAM SURAT MADANIYYAH MENURUT TAFSIR AL-SHA RA>WI. Dhiya Atul Millah

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari, memahami dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur an adalah. merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim.

BAB I PENDAHULUAN. bahkan kata hikmah ini menjadi sebuah judul salah satu tabloid terbitan ibukota

MAKALAH UNSUR UNSUR DAKWAH DAN HUBUNGAN ILMU DAKWAH DENGAN PSIKOLOGI. Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : ilmu dakwah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan dunia dan akhirat. Dakwah sebagai aktifitas umat Islam dalam. metode maupun media yang digunakan.

Tablig, Haji Wada, dan Hak Azasi Manusia

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

BAB 1 PENDAHULUAN. media atau saluran tertentu. (A. Muis, 2001 : 37) Masyarakat dapat mendengarkan informasi tentang kesehatan, pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. R. Soetarno, Psikologi Sosial, (Kanisius: Yogyakarta), 1993, hlm. 16.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. luhur yang sudah lama dijunjung tinggi dan mengakar dalam sikap dan perilaku seharihari.

BAB V PENUTUP. Berdasarkan rumusan masalah yang peneliti ajukan dalam penelitian. mengenai metode pembentukan pribadi muslim menurut Prof. Dr.

TAFSIR AL-QUR AN INKLUSIF

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam yang diturunkan oleh Allah SWT. melalui Rasul-Nya. dalam Al Quran maupun dalam Al Hadits yang diantaranya berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. Syaikh Sulaiman bin Husain bin Muhammad al Jamzury Tuhfatul Athfal, Toha Putra, Semarang, 1381 H, hal. 1. 2

Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014

BAB II BIOGRAFI M. QURAISH SHIHAB, DAN TAFSIR AL-MISHBAH. Rappang, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, pada 16 Februari

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad sebagai pedoman hidup bagi kaum muslimin. Al-Qur an sendiri

BAB V PENUTUP. pada Surah al-baqarah dalam Tafsir al-mishbah dan Abdul Hayei A.S. dalam Tafsir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru,

BAB I PENDAHULUAN. sebuah masyarakat adalah aqidah, khususnya aqidah Islam. Maka tugas

BAB I PENDAHULUAN. andil pada perubahan sistem dan tata nilai dalam masyarakat Islam.

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah mempunyai sebuah pengertian sebagai suatu ajakan dalam bentuk

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

BAB V PENUTUP. jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Penafsiran perjanjian jiwa dalam suratal-a raaf ayat 172 menurut para

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1

BAB V PENUTUP. Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari

STUDI PEMIKIRAN DAKWAH K.H. MUSTOFA BISRI DALAM BUKU MEMBUKA PINTU LANGIT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II BIOGRAFI SINGKAT M. QURAISH SHIHAB

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. perilakunya terhadap Tuhan dan implikasinya dalam interaksi sosial. 1

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan

BAB V PENUTUP. ajaran Islam yang terkandung di dalamnya. 1. Pesan-pesan dakwah yang terdapat dalam novel-novel karya Oki Setiana

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena pada saat usia dini adalah saat yang paling peka dalam

KISI-KISI SOAL SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/ Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

( aql) dan sumber agama (naql) adalah hal yang selalu ia tekankan kepada

BAB III BIOGRAFI M. QURAISH SHIHAB

ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105

BAB I PENDAHULUAN. dan batin baik di dunia maupun di akhirat. Sejak diturunkan kepada nabi Muhammad

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam ensiklopedia islam diartikan sebagai ajakan kepada islam. Jadi

BAB VI PENUTUP. Allah dalam juz amma dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Menurut pemikiran Hamka dan M. Quraish Shihab dalam kitabnya

BAB I PENDAHULUAN. menjauhkan diri dari segala hal yang dilarang oleh agama Islam.

Infotek Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004 Copyleft 2004 Digital Journal Al-Manär. Alif Muttaqin

KONSEP PENDIDIKAN BIRRUL WALIDAIN DALAM AL-QUR AN

BAB III METODE PENELITIAN. Istilah profil dalam penelitian ini mengacu pada Longman Dictionary of

PENGARUH METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP DAARUL QUR AN COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

POLA BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MENTAL DI PANTI ASUHAN PUTERA MUHAMMADIYAH KECAMATAN BANGKINANG KOTA KABUPATEN KAMPAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Munir, 2009, Metode Dakwah, Kencana, Jakarta, hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam abad kemajuan teknologi komunikasi modern dewasa ini,

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

Transkripsi:

METODE DAKWAH DALAM AL-QUR A<N (STUDI KOMPARATIF ATAS TAFSIR FI< Z}ILA<L AL-QUR A<N DAN TAFSIR AL-MISHBA<H{) FITRAH SUGIARTO I Al-Qur a>n adalah kala>mullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai Nabi akhir zaman yang menjadi penutup bagi para Rasul. Karena itulah al- Qur a>n adalah mukjizat terbesar yang tidak akan pernah tergantikan. Quraish Shihab menyatakan bahwa secara harfiah al-qur a>n adalah bacaan sempurna karena ia dibaca oleh ratusan manusia yang bahkan tidak mengerti artinya ataupun tidak bisa menulis dengan aksaranya, tetapi dihafal huruf-hurufnya, al-qur a>n adalah bacaan yang dipelajari redaksi pemilihan kosakatanya dan kandungan-kandungannya. Sebagai mukjizat, Allah SWT menjamin untuk menjaga al-qur a>n, karena itu tidak akan ada yang mampu mengganti, menambah ataupun mengurangi sesuatu darinya. Al-Qur a>n adalah kitab dakwah yang di dalamnya mencakup permasalahan atau unsur-unsur dakwah, seperti da i>, mad u>, dakwah dan metode dakwah serta cara penyampaiannya. Dakawah merupakan satu bagian yang pasti terdapat dalam kehidupan umat beragama, karena dalam ajaran agama Islam, dakwah merupakan suatu kewajiban yang dibebankan oleh agama kepada pemeluknya. Seiring dengan kemajuan teknologi seperti yang terjadi saat ini, banyak sekali kegiatan dakwah dengan berbagai variasi agar dapat menarik perhatian para jama ahnya. Hal ini sebagai bukti dari persaingan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini yang sekaligus merupakan tantangan bagi para Da i dalam menyampaikan dakwah dengan metode-metodenya. 1

Kata dakwah dalam al-qur a>n dengan berbagai bentuk isim dan fi il disebutkan banyak sekali dalam al-qur an, akan tetapi penelitian ini hanya membatasi pada ayat-ayat yang mengandung makna metode dakwah, yaitu dalam su>rat Ali Imra>n [3] ayat 104, su>rat Nu>h [71] ayat 8, su>rat al-an am [6] ayat 108, su>rat al-nah}l [16] ayat 125 dan su>rat Yu>suf [12] ayat 108. selanjutnya penelitian ini membatasi pada penafsiran Sayyid Quthb dalam tafsir Fi> Z{ila>l al-qur a>n dan penafsiran M. Quraish Shihab dalam tasir al-mishba>h} karena ketertarikan peneliti pada kedua Mufassir yang sangat berpengaruh dalam dunia Islam, khususnya pada abad ke dua puluh. Dalam penelitian ini, fokus penelitian peneliti adalah metode dakwah dalam al-qur a>n. Peneliti mengumpulkan data tentang ayat-ayat dakwah, yang akar katanya dari kata da a, yad u> yang berarti seruan atau ajakan seperti yang terdapat dalam surat Ali Imra>n [3]: 104, surat Nu>h [71]: 8, surat al-an a>m [6]: 108, surat al- Nahl [16]: 125, surat Yu>suf [12]: 108. Jenis penelitian ini termasuk penelitian komparatif karena membandingkan pandangan dan konsep dua mufassir, yaitu Sayyid Quthb dan M. Quraish Shihab. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah Tafsir Fi> Z}ila>l al-qur a>n karya Sayyid Qutb dan Tafsir al-mishba>h karya M. Quraish Shihab. Sedangkan data sekundernya adalah buku-buku karya kedua penafsir, buku-buku tentang dakwah, tafsir dan buku-buku lainnya yang memiliki relevansi dengan penelitian peneliti. Karena penelitian ini adalah penelitian pustaka, maka metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode komparasi simetris dan interpretasi. II Kalau kita mau mencermati kondisi mental dan moral bangsa kita tercinta saat ini, maka kita akan menemukan berbagai ironi yang membuat kita terheranheran. Kegiatan dakwah dengan berbagai bentuk dan variasinya telah marak dimana- 2

mana, mulai dari kalangan birokrat sampai kalangan rakyat. Namun pada kenyataannya, berbagai tayangan di televisi menunjukkan grafik tindakan kriminal tidak semakin menurun, justru menunjukkan kenaikan yang sangat tajam. Kondisi tersebut, disebabkan oleh berbagai faktor yang sangat kompleks dan membutuhkan kajian panjang dan serius. Sebagian dari faktor tersebut berkaitan erat dengan personalitas dan metode dakwah yang disampaikan oleh sang Da i. Isla>m sebagai agama yang disebut agama dakwah, maksudnya adalah agama yang disebarluaskan dengan cara damai, tidak melalui proses kekerasan. Walaupun ada terjadi peperangan dalam sejarah Isla>m, baik itu di zaman nabi Muhammad SAW masih hidup atau di zaman sahabat dan sesudahnya, peperangan itu bukanlah dalam rangka menyebarkan atau mendakwahkan Isla>m, tetapi dalam rangka mempertahankan diri umat Isla>m atau melepaskan masyarakat dari penindasan penguasa yang tirani. Istilah dakwah sering disempit artikan oleh kebanyakan orang sehingga dakwah sering diidentikkan dengan pengajian, khutbah, dan arti-arti sempit yang lainnya. Apabila ditinjau dari segi bahasa, dakwah berasal dari bahasa Arab, da wah dan kata da a, yad u> yang berarti panggilan, ajakan, seruan. Dalam al- Qur a>n, istilah dakwah dalam bentuk fi il maupun dalam bentuk mas}dar berjumlah lebih dari seratus kata. Terlepas dari hal itu pemakaian kata dakwah dalam masyarakat Isla>m, terutama di Indonesia, adalah sesuatu yang tidak asing. Arti dari kata dakwah yang dimaksudkan adalah seruan dan ajakan. Kalau kata dakwah diberi arti seruan, maka yang dimaksudkan adalah seruan kepada Isla>m atau seruan Isla>m. Demikian juga halnya kalau diberi arti ajakan, maka yang dimaksud adalah ajakan kepada Isla>m atau ajakan Isla>m. Tujuan utama adalah tujuan akhir dari dakwah yakni terwujudnya individu dan masyarakat yang menghayati dan mengamalkan ajaran Isla>m dalam semua lapangan kehidupannya adalah tujuan yang sangat ideal dan memerlukan waktu serta 3

tahap-tahap yang sangat panjang. Oleh karena itu, maka perlu ditentukan tujuan pada tiap-tiap tahap atau tiap-tiap bidang yang menunjang tercapainya tujuan akhir dakwah. Agar semua tujuan tersebut dapat terlaksana dengan baik, maka dalam penyampaian dakwah harus menggunakan metode yang baik sesuai dengan ajaran al- Qur a>n. Semakin tepat dan efektif metode yang dipakai, semakin efektif pula upaya pemahaman ajaran Isla>m pada masyarakat yang menjadi sasaran dakwah. Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai oleh juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah (Isla>m). Dalam menyampaikan suatu pesan dakwah, metode sangat penting peranannya, suatu pesan walaupun baik, tetapi disampaikan lewat metode yang tidak benar, pesan itu bisa saja ditolak oleh si penerima pesan. Maka dari itu kejelian dan kebijakan juru dakwah dalam memilih dan memakai metode sangat mempengaruhi kelancaran dan keberhasilan dakwah. Ketika membahas tentang metode dakwah pada umumnya merujuk pada su>rat al- Nah}l [16] ayat 125. III Quthb lahir di Mausyah, salah satu provinsi Asyuth, di dataran tinggi Mesir. Ia lahir pada tanggal 9 Oktober 1906 M. Nama lengkapnya adalah Sayyid Quthb Ibrahim Husain. Quthb adalah anak keempat dari lima bersaudara. Quthb bersekolah di daerahnya selama empat tahun dan ia mampu menghafal al-qur a>n ketika berusia sepuluh tahun. Pengetahuannya yang sangat mendalam dan luas tentang al-qur a>n dalam konteks pendidikan agama, tampaknya mempunyai pengaruh yang sangat kuat pada hidupnya. Sejak masuk bangku sekolah dasar, Quthb telah menghafal al- Qur a>n dengan tekun. Ia juga sering mengikuti lomba hafalan al-qur a>n di desanya, Masyuah. Ia dengan kemampuan yang menakjubkan mampu menghafal al-qur a>n dengan akurat dalam kurun waktu tiga tahun dan menyelesaikannya hafalan al- Qur a>n dengan sempurna pada umur sebelas tahun. 4

Sedangkan Muhammd Quraish Shihab lahir pada 16 Februari 1944 M, di Rappang, Sulawesi Selatan. Ia putra dari Prof. KH. Abdurrahman Shihab, seorang Ulama dan guru besar dalam bidang tafsir yang pernah menjadi Rektor IAIN Alauddin, serta tercatat sebagai salah satu pendiri Universitas Muslim Indonesia (UMI) di Ujungpandang. Selain mengenyam pendidikan dasar di Ujungpandang, ia digembleng ayahnya untuk mempelajari al-qur a>n. Keduanya adalah seorang mufassir Kontemporer yang lebih banyak belajar dan mendalami ilmu dari pendidikan formal, baik di dalam ataupun di luar negeri. Prestasi keduanya pun sangat mengesankan, Quthb mendapatkan beasiswa selama dua tahun dari Pemerintah Mesir saat itu untuk memperdalam ilmunya ke Amerika Serikat dan berkesempatan belajar di beberapa Universitas disana, sedangkan Shihab adalah orang yang pertama kali di Asia Tenggara yang meraih gelar Doktor dalam Ilmu-ilmu al-qur a>n dengan yudisium Summa Cum Laude disertai dengan penghargaan tingkat I (al-mumtaz ma a martabat al-shara>f al-u<la>) di Universitas al- Azha>r. Akan tetapi dalam karir, keduanya berbeda, Quthb lebih banyak berkecipung dalam dunia organisasi dan pergerakan sedangkan Shihab lebih banyak berkecipung dalam dunia pendidikan dan akademik. Dalam menafsirkan al-qur a>n, kedua mufassir ini memiliki banyak persamaan, diantaranya pada Sistematika Penafsiran, keduanya sama-sama mengelompokkan beberapa ayat yang terkait menjadi satu tema pembahasan, tidak memberikan prolog kecuali yang berkaitan dengan Muna>sabah, yaitu dengan memberikan prolog sebelum membahas suatu su>rat (jenis, jumlah ayat, muna>sabah, dsb) dan menguraikan dengan memotong-motong ayat menjadi per-kalimat, kemudian dijelaskan. Metode Penafsiran yang digunakan keduanya pun sama, ditinjau dari sumber penafsiran, keduanya menggunakan metode Iqtira>n, yaitu dengan mengkombinasikan antara tafsi>r bi al-ma thur dan tafsi>r bi al-ra yi>. Ditinjau dari segi 5

keluasan penjelasan tafsirannya, keduanya menggunakan metode Tafsi>li> (keluasan penjelasan) dan Muqa>rin (cara penjelasan). Bila ditinjau dari segi sasaran dan tertib ayat-ayat yang ditafsirkan, keduanya menggunakan metode Tahli>li>, yaitu dengan cara menjelaskan al-qur a>n dari seluruh aspeknya. Sedangkan kecenderungan atau aliran pada tafsir Fi> Z}ila>l al-qur a>n dan Al-Mishba>h} lebih banyak mengungkapkan keindahan seni sastra dalam al-qur a>n, serta isinya banyak mengungkap problematika sosial kemasyarakatan dari berbagai macam aspek seperti ekonomi, sosial, politik dan budaya, atau dengan kata lain tafsir tersebut mempunyai corak tafsir Lughawi> atau Adabi> dan juga corak tafsir Ijtima> i>. IV Dalam pembahasan ini, peneliti mencoba untuk menyimpulkan analisa dari kedua penafsiran mufassir, yaitu pemikiran Sayyid Quthb dengan M. Quraish Shihab ayat-ayat yang berhubungan dengan metode dakwah. Dalam su>rat Ali Imra>n [3] ayat 104, melihat perbandingan kedua mufassir, sekilas sedikit sama, yaitu dakwah adalah kewajiban setiap muslim, namun yang membedakan adalah Quthb hanya memfokuskan pada golongan tertentu, orang yang memiliki otoritas penuh ia dapat menggunakan kekuasaannya sebagai media penyampai dakwah, lain halnya Shihab yang mengeneralkan kepada kaum Muslim untuk menyampaikan dakwah tanpa memandang status. Peneliti juga menilai bahwa pemikiran Quthb sedikit tidak relevan dengan kenyataan yang ada dengan kondisi saat ini, dimana semua orang berhak menyampaikan aspirasinya melalui dakwah. Dalam su>rat Nu>h [71] ayat 8, Peneliti melihat dari kedua mufassir ini, tidak ada yang mencolok dari penafsiran mereka, secara redaksi dan isi kandungannya tampak sama. Namun kedua mufassir memiliki pandangan sesuai dengan karakter mereka masing-masing, Quthb cenderung melihat pada sejarah sedangkan Shihab terpaku dengan teks al-qur a>n. 6

Dalam su>rat al-an a>m [6] ayat 108, sekilas peneliti melihat baik dari segi redaksi dan isi kandungannya, secara redaksi sama-sama mengacu pada sikap dimana seorang Da i harus bisa menjaga sikapnya dalam berdakwah, namun Shihab menambahkan dalam isi kandungan ayat ini bahwa kaum muslim mendapatkan bimbingan dari Rasullullah SAW dalam berdakwah, sehingga mereka tidak semenamena menyalahkan Tuhan mereka (kaum musyrik). Dalam su>rat al-nah}l [16] ayat 125, menjelaskan tentang metode-metode dakwah yang meliputi, h}ikmah, mau iz}ah h}asanah dan taja>dul bi al-ihsa>n, peneliti akan membandingkan metode dakwah tersebut metode per-metode, artinya kedua mufassir memiliki pandangan masing-masing dalam menafsirkan metode-metode ini, secara redaksi sama namun isi kandungan ayat ini memiliki perbedaan persepsi. Sedangkan pada ayat 108 dalam su>rat Yu>suf [12], Quthb menjelaskan agar Da i berhati-hati dalam menjalankan dakwahnya, mengontrol imannya agar tidak terpengaruhi (terkontaminasi) dengan keyakinan mereka, Quthb melarang Da i masuk terlalu jauh masuk dengan mereka (objek) dan harus memiliki sikap tegas dan berani mempertahankan akidahnya. Shihab dalam tafsirnya menjelaskan bahwa setiap Da i harus mampu berdakwah dengan cara mengajak seluruh manusia kapan dan dimanapun kepada Allah SWT dengan bas}i>rah, yakni h}ujjah yang nyata dalam bentuk bukti-bukti yang rasional dan emosional. Jelaslah perbedaan dari kedua mufassir ini memiliki karakter yang berbeda walaupun keduanya termasuk dalam mufassir Kontemporer. V Perbedaan antara tafsir Fi> Z}ila>l al-qur a>n dan tafsir al-mishba>h{ terhadap metode dakwah dalam al-qur a>n adalah dalam penerapannya, Quthb terkesan agak sedikit ekstrim karena mungkin penafsirannya dipengaruhi oleh keadaan penafsir pada saat itu yang hidup ditengah-tengah tekan pemerintahan Mesir, sedangkan 7

Shihab mampu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat, khususnya di Indonesia. Hal ini dapat memudahkan kaum muslim untuk menyampaikan dakwahnya dengan metode dakwah yang telah diajarkan dalam al-qur a>n. Adapun persamaan antara tafsir Fi> Z}ila>l al-qur a>n dan tafsir al-mishba>h{ terhadap metode dakwah dalam al-qur a>n adalah keduanya sama-sama menekankan pada aspek akhlak, dimana seorang Da i harus bisa menjaga sikapnya dalam berdakwah, dapat memberikan teladan yang baik serta dapat meyampaikan dakwah tersebut dengan metode yang baik, menyentuh hati sehingga dapat mengantarkan orang pada kebaikan (hidayah Allah SWT). Penelitian ini berakhir pada kesimpulan bahwa dalam menjalankan dakwah, perlu adanya dukungan dari pemerintah atau adanya kekuasaan untuk dapat memerintah. Kegiatan dakwah harus disampaikan oleh orang-orang tertentu yang memiliki ilmu dan pengetahuan yang luas tentang keislaman. Dan agar dakwah mengenai sasaran, perlu dibentuk sebuah komunitas yang bertugas menyampaikan dakwah dan bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan dakwah, dalam hal ini adalah para Ulama, cendekiawan Muslim orang-orang yang ahli dibidangnya. Persamaan diantara kedua mufassir terletak pada metode dakwah dalam al-qur a>n adalah keduanya sama-sama menekankan pada aspek akhlak (moral), dimana seorang da i harus bisa menjaga sikapnya dalam berdakwah, dapat meyampaikan dakwah tersebut dengan metode yang baik, menyentuh hati sehingga dapat mengantarkan orang pada kebaikan (hidayah Allah SWT). 8