MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS NASKAH: Oleh Dra Yudiaryani, M.A

PENULISAN NASKAH DRAMA

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Karya penyutradaraan Beauty and The Beast ini menjadi sebuah proses

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kata lain, seorang aktor harus menampilkan atau. mempertunjukan tingkah laku yang bukan dirinya sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

LAMPIRAN RENCANA PROGRAM PENGAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Tema dan Karya Alasan Pemilihan Tema

Soal UTS Bahasa Indonesia Kelas VI Semester 2

B. Unsur-unsur pembangun drama Unsur dalam drama tidak jauh berbeda dengan unsur dalam cerpen, novel, maupun roman. Dialog menjadi ciri formal drama

BAB I PENDAHULUAN. drama dapat digolongkan menjadi dua, yaitu part text, artinya yang ditulis dalam teks

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau

HASIL DAN PEMBAHASAN Menyikapi Kompetensi Dasar tentang Drama pada Kurikulum 2013

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang dipentaskan dihadapan

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

SOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN KARNAVAL TATA BUSANA TEATER. Oleh: Budi Arianto, S.Pd., M.A. NIP

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB 1 PENDAHULUAN. Teater hadir karena adanya cerita yang dapat diangkat dari. fenomena kehidupan yang terjadi lalu dituangkan kedalam cerita yang

BAB V PENUTUP. kebaikan serta mengandung nilai-nilai ajaran Islam. Teater Wadas

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia : SDN. 12 Sungai Lareh Kota Padang

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMPN 1 UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu

Kemampuan Menulis Naskah Drama oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Kabupaten Muaro Jambi

BAB III TEORI PENUNJANG

BAB 1 PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa. dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sendratasik Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Surabaya, Arif Hidajad, S. Sn., M. Pd.

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

RENCANA PEMBELAJARAN. Written by Checked by Approved by valid date. Muhammad Azhari, M.Pd. Tim Verifikasi Prof. Waspodo, Ph.D.

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Drama merupakan gambaran kehidupan sosial dan budaya masyarakat

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Zenith

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. berarti berbuat, to act atau to do (Morris dalam taringan, 2000:69). Drama dapat

BAB I PENDAHULUAN. The House of Bernarda Alba (La Casa De Bernarda Alba) karya Federico

MODUL BAHASA INDONESIA CERITA PENDEK

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Opera Batak merupakan pertunjukan teater rakyat yang dimiliki

BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES. Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X-2 SMA PGRI 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. pertunjukan yang mewakili kesukaan pada lagu-lagu lama, memilih naskah

MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perubahan fakta cerita novel Pintu Terlarang karya Sekar Ayu Asmara

Manajemen Produksi Pertunjukan Studi Kasus: Pementasan

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di bidang seni, film merupakan suatu fenomena yang muncul secara

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu: keterampilan

BAB II PERKEMBANGAN TEATER CASSANOVA DAN MEDIA PERSENTASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI KARAKTER MELALUI PROSES PRODUKSI KULIAH DRAMA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS UNDIKSHA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. khalayak melalui sebuah media cerita (Wibowo, 2006: 196). Banyak film

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya

TEKNIK EDITING II. Pertemuan 2. Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pengarang dan psikologi isi hatinya, yang diiringi dengan daya

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMERANAN DRAMA. Kata Kunci : Metode Bermain Peran dan Pemeranan Drama

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik,

TEKNIK PENYUTRADARAAN DRAMA MUSIKAL ABU DZAR AL GHIFARI KARYA AGUNG WASKITO SUTRADARA WELLY SURYANDOKO. Welly Suryandoko

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV KOMPOSISI PENTAS. STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui hakikat Komposisi Pentas

BAB I PENDAHULUAN. (2001: 289), bercerita merupakan salah satu bentuk tugas kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk karya yang bereaksi langsung secara kongkret (Hasanuddin, 2009:1).

Transkripsi:

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel Yudiaryani PENDAHULUAN Unsur yang paling mendasar dari naskah adalah pikiran termasuk di dalamnya gagasan-gagasan dan argumentasi. Kesemuanya itu menunjukkan arti dan makna tindakan tokoh. Pikiran menjadi ide utama yang dikenal dengan nama tema. Tema hadir dalam setiap naskah melalui gabungan antara tokoh dan peristiwa yang terjadi di dalamnya, sehingga pikiran menjadi sebuah pandangan seniman tentang tingkah laku manusia. Drama berarti sesuatu sedang terjadi, dalam bahasa Yunani berarti suatu tindakan atau aksi yang terjadi pada saat ini tetapi akan berakhir di suatu saat nanti. Intensitas drama dan konflik terpusat pada plot. Penonton dibawa ke dalam satu krisis ke krisis berikutnya melalui pola ketegangan ritmik dan relaksasi, sampai pada klimaks meninggi melalui kekuatan yang luar biasa, sehingga mengakibatkan perubahan yang terkadang sangat drastis dan mengerikan. Aristoteles menganggap plot adalah tiruan aksi manusia dan tiruan kehidupan. Melalui plot, kita mengetahui bahwa hidup memiliki beberapa aksi, dan hidup berakhir bagaimana manusia beraksi. Apabila plot adalah apa yang terjadi, penokohan merupakan jawaban terhadap mengapa terjadi sebuah peristiwa. Motivasi tokoh menjadi dasar dari munculnya tindakan. Tokoh adalah sumber utama terjadinya plot, kejadian muncul dan berkembang karena sikap, ucapan tokoh, bahkan dari sikap berlawanan antar tokoh. Penokohan adalah arti yang membedakan antara satu tokoh dengan tokoh yang lain. Dengan demikian, seorang penulis drama akan mencipta penokohan yang menjadi pembeda antar satu dengan tokoh lainnya. TAHAPAN PENCIPTAAN TOKOH Penulis drama mencipta tokoh berdasarkan beberapa tahapan. Makalah ini disampaikan dalam rangka Workshop Penulisan Naskah Drama tanggal 20 September 2005 di Taman Budaya Yogyakarta

TAHAPAN FISIK: Tahapan ini mendasarkan diri pada fakta tentang jenis kelamin, umur, bentuk tubuh, dan warna kulit. TAHAPAN SOSIAL: Tahapan ini memasukkan unsur status ekonomi, profesi, agama, dan hubungan keluarga. Semua unsur ini menunjukkan lingkungan latar belakang tempat tinggalnya. TAHAPAN PSIKOLOGIS: Tahapan ini menunjukkan kebiasaan, sifat, minat, motivasi, suka atau tidak suka seorang tokoh. Tingkatan ini menunjukkan pula kerja batin, gabungan antara emosi dan intelektual yang menuntun perjalanan laku. TAHAPAN MORAL: Tahapan ini, meskipun tak langsung, hadir dalam naskah, namun persoalan moral selalu ada. Keputusan berdasarkan moral mampu membedakan pilihan para tokoh ketika mereka berada dalam kondisi krisis moral. Keputusan ini menunjukkan apakah ia berwatak mementingkan diri sendiri, hipokrit, atau kompromis. TIPE TOKOH Tipologi tokoh juga penting untuk mendudukkan tokoh dalam konteks yang lebih luas dari pengalaman kemanusiaan. Apabila seorang tokoh sama sekali tidak memiliki kesamaan dengan tokoh yang pernah dikenal pembaca atau penonton, maka pembaca atau penonton akan sulit berdialog dengan tokoh itu. Oleh sebab itu, sebagian besar tokoh memiliki kategori atau definisi, misalnya tipe tokoh ibu adalah wanita yang penuh kasih, tipe seorang remaja adalah pemalu, dan sebagainya. Apabila pengarang tidak memberikan imajinasi yang luas terhadap tipe tokoh, maka pembaca atau penonton akan menemukan anggapan bahwa tokoh cerita sangat sederhana tanpa ilusi. Oleh sebab itu sebagian besar pengarang memberikan tambahan ciri-ciri individual setiap tokoh selain kategorisasi secara umum. Dengan demikian, kualitas tipologi menyebabkan seorang tokoh akrab secara nyata, sedangkan ciri-ciri individu menunjukkan perbedaan dan keunikannya dari sekedar tokoh keseharian. Dialog Keutamaan ekspresi pengarang terletak pada dialog. Pada saat naskah drama ditranformasikan menjadi naskah panggung, maka permainan aktor,

penataan skeneri, penataan cahaya, dan unsur pentas lainnya memperkuat ekspresi tersebut. Dengan kata lain, dialog akan tampak lebih bernas dan hidup apabila telah dilengkapi dengan unsur-unsur pemanggungan. Dialog memiliki fungsi sebagai berikut, pertama, dialog menyajikan informasi. Pada setiap adegan, dialog harus mengungkapkan fakta, ide, dan emosi. Kedua, dialog harus mewujudkan karakter. Gaya ucap setiap tokoh harus mewujudkan emosi dan pikiran dalam menghadapi setiap situasi Ketiga, dialog harus menggiring perhatian pada kepentingan plot, yaitu memberi tekanan pada makna dan informasi di dalamnya serta membangun reaksi yang dihasilkannya. Penekanan ini mengembangkan imajinasi menuju ke sebuah progresi dan kemungkinan berikutnya. Keempat, dialog menghidupkan tema naskah. Dialog harus menunjukkan tanda-tanda makna yang menghidupkan karakter dan mengembangkan laku. Kelima, dialog harus membantu pembentukan nada dan suasana kemungkinannya. Hal itu menunjukkan pula besarnya tingkat pemisahan dengan suasana keseharian. Keenam, dialog harus membantu meningkatkan tempo dan irama permainan. Tempo merupakan langkah yang dimainkan antar adegan. Irama merupakan bentuk perulangan yang berasal dari suara yang beraturan. Tempo dan irama bersama-sama menciptakan cepatlambatnya permainan. Suasana dan Irama Aristoteles menyebut suasana dan irama sebagai musik. Istilah musik dalam pertunjukan teater dapat digunakan sebagai pengganti istilah suasana dan irama pertunjukan. Suasana sebuah pertunjukan tergantung pada gabungan berbagai unsur termasuk spektakel dan dialog, yang kemudian mencipta sebuah irama permainan. Penonton langsung menyaksikan aktor bergerak dengan irama, berbicara dengan irama, bahkan penonton pun langsung merasakan perubahan irama permainan dikarenakan pergantian intensitas pencahayaan. Manusia menggunakan irama sebagai suatu koordinasi berbagai prinsip kerja. Koordinasi ini menempati posisi yang paling penting dari sebuah permainan. Irama mencipta hubungan antar bagian tubuh aktor, dan antar aktor dengan aktor lain. Penonton mengikuti irama permainan aktor sedekat mungkin, bahkan dapat dikatakan bahwa irama permainan hadir melalui penonton. Kemudian,

dari koordinasi inilah, pemain-panggung-penonton berada pada satu rangkaian kebersamaan. Selain rangkaian kebersamaan unsur pemanggungan, Kernoddle mengatakan bahwa irama merupakan pula rangkaian dari variasi perubahan, dan apabila suatu rangkaian gerak tidak memiliki variasi dan intensitas kecepatan perubahan, maka tak akan terjadi irama. Juga tak akan ada irama apabila variasi tidak dilakukan. Irama tidak sekedar perulangan tetapi merupakan rangkaian yang saling menyempurnakan; setiap gerak perubahan akan saling melengkapi gerak sebelumnya dan mengarahkan pada kemungkinan perubahan berikutnya. Penyair mencipta irama melalui kalimat. Aktor mengkomunikasikan irama permainan langsung pada penonton melalui kehalusan dan kualitas perasaannya. Terkadang aktor tidak perlu berpikir tentang irama, hanya sutradaralah yang mengarahkan keinginan aktor untuk mencipta suasana yang tepat, dan irama apa yang mampu untuk menciptakan suasana atau mood. Namun sumbangan yang langsung terasa pada perancangan panggung teater adalah melalui puitisasi naskah. Irama kalimat, bunyi kata, dan gambaran tokoh yang kaya imajinasi membantu aktor untuk menghadirkan suasana atau mood. Demikian juga para penata artistik dengan mendengarkan irama dialog, baik itu dialog puitis maupun dialog yang kental dengan kedaerahan tertentu, dapat mengubah dan memperkaya tata suara, tata cahaya, skeneri dan kostum. Kesejarahan dan lingkungan geografis mampu mencipta irama permainan seperti misalnya watak tokoh yang dibentuk melalui warna lokal (daerah Yogya, Jakarta, Solo, Semarang, Surabaya). Warna lokal tersebut kemudian mampu menghadirkan suasana dan situasi tertentu dalam pertunjukan. Sutradara masa kini sangat peka dengan persoalan irama yang berkaitan dengan tempat yang berada pada waktu tertentu. Seorang sutradara, misalnya, terkadang menghabiskan seluruh waktu penyutradaraannya hanya untuk mengatur gerakan dan akting panggung seorang aktor. Dengan demikian, aktor tersebut mampu menyesuaikan dan memantapkan irama permainannya dengan tempat yang telah terpilih. Sutradara mengarahkan gerakan tokoh nona dan nakhoda sekaligus: nona melakukan gerakan menghidang minuman dengan irama cepat dan tangkas, sedangkan disampingnya nakhoda menghisap

cangklongnya dengan gerakan lebih perlahan, kemudian di sampingnya sepasang penari menari dengan irama waltz. Ketiga gerakan dilakukan bersamaan dalam satu irama yang menunjukkan kesatuan tempat, waktu sekaligus sikap dan kualitas watak para tokoh. Kemudian untuk menunjukkan perbedaan antara tempo dan irama, ia mengarahkan para aktor untuk menambah tempo dan kecepatan irama. Selain arahan tersebut dapat menambah variasi irama dasar dan tempo dapat pula membangun suasana menuju ke klimaks. Spektakel Spektakel atau mise en scène memiliki pengertian sebagai berikut: 1. Spektakel adalah gerakan atau tindakan fisik seorang tokoh yang berlangsung di atas panggung. Spektakel adalam hal ini memiliki unsur-unsur visual, yaitu skeneri, kostum, cahaya, rias, gerak pantomim aktor. 2. Spektakel digunakan aktor untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan watak tokoh. Spektakel digunakan pula oleh sutradara untuk menyusun tindakan secara fisik dan akting bisnis tokoh, keluar masuk aktor, pengelompokkan aktor, memilih kostum dan rias, dan memilih ruang panggung sesuai dengan penafsiran naskah. 3. Spektakel adalah ruang visual yang dapat disimbolkan melalui suara atau unsur pemanggungan lainnya. 4. Spektakel dapat digunakan untuk meyakinkan tindakan tokoh melalui peempatan skeneri, tata lampu, permainan aktor, tata kostum yang tepat. 5. Spektakel dapat membantu diksi mengungkapkan cerita. Spektakel dapat lebih meyakinkan dibanding dengan kata-kata, karena dibantu oleh penyutradaraan, keaktoran, dan penataan artistik. Perwujudan suatu pementasan merupakan hasil dari suatu kerja mengubah bentuk atau transformasi. Apabila naskah drama yang menjadi acuan bagi pertunjukan, maka tranformasi yang terjadi adalah naskah drama menjadi pertunjukan untuk penonton. Apabila suatu ide atau peristiwa yang menjadi acuan, maka tranformasi berlangsung dari ide pertunjukan penonton. Seorang sutradara yang sekaligus adalah seorang pembaca akan bekerja di

ketiga wilayah tersebut: mulai dari menganalisis naskah, merancang panggung, serta menentukan penonton. Ketiganya tidak dapat dipisahkan karena pilihan naskah menentukan sekaligus pemilihan penonton, jenis, latar belakang sosial, serta seleranya. DAFTAR PUSTAKA Brockett, Oscar G., The Theatre, an Introduction, USA: Holt, Rinehart and Winston, 1965. Kernoddle, George R, Invitation to The Theatre, USA: Harcourt, Brace & World, Inc., 1967. CONTOH KUTIPAN CERPEN JARING LABA-LABA Ratna Indrawati Ibrahim Laba-laba di sudut kamarnya membuat jaring berwarna putih. Di pusat sarangnya yang berbentuk bulat konjong: laba-laba itu menelan seekor nyamuk yang nyasar! Ibu masuk ke kamarnya membawa sapu panjang, Non, bersihkan sarang laba=laba itu. Kamar Masmu memamg jorok. Tapi, Masmu kan laki-laki! Seharusnya kamar perempuan bersih, lebih-lebih, kalau kau punya suami. Dia menganggap omongan ibu itu sangat benar. Jaring=jaring cinta Bram-kah? (Tidak pernah jelas apa warnanya) nyatanya beberapa bulan kemudian, Dina menikah dengan Bram. Sama-sama