BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang bertambah pesat seiring dengan perkembangan teknologi telah membawa pengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini terlihat dengan adanya persaingan yang ketat dalam dunia usaha, baik perdagangan maupun perindustrian, serta adanya peningkatan tuntutan konsumen akan produk atau barang yang dikonsumsinya. Persaingan yang semakin ketat ini mengharuskan perusahaan untuk mengelola semua sumber daya yang dimilikinya seoptimal mungkin supaya perusahaan dapat menghasilkan dan menawarkan produk yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen dengan kualitas tinggi pada harga yang memadai untuk tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan dapat semakin berkembang (Agustini, 2002:360). Persediaan barang dagangan merupakan salah satu sumber daya penting bagi kelangsungan hidup perusahaan dagang, karena disamping merupakan asset yang nilainya paling besar dibanding aktiva lancar lainnya dalam neraca perusahaan. Juga disebabkan sebagai sumber utama pendapatan perusahaan dagang berasal dari hasil penjualan persediaannya ini. Persediaan pada perusahaan dagang umumnya terdiri dari beraneka ragam jenis barang dagang dengan jumlah yang relatif banyak. Persediaan barang dagangan yang beranekaragam merupakan salah satu karakteristik dari bisnis eceran (retailing). (www.scrubd.com) Pasar eceran yang menjual beras sebagai dagangan utamanya merupakan objek penelitian dimana merupakan salah satu bentuk bisnis eceran yang turut
memberikan sumbangan dalam memenuhi kebutuhan makanan pokok masyarakat Indonesia. Permintaan beras yang berfluktuatif menyebabkan para pedagang harus mempunyai suatu sistem pengelolaan persediaan yang efektif. Persediaan beras yang rentan terhadap berbagai kerusakan, keusangan, kelebihan maupun kekurangan persediaan. aktivitas pengelolaan persediaan meliputi pengarahan arus dan penanganan persediaan secara wajar mulai dari pengadaannya, penyimpanannya sampai pengeluarannya. Persediaan harus ada pada waktu yang diperlukan, dengan kuantitas dan kualitas yang memadai, pada tempat yang tepat dan harga yang wajar. Pengabaian salah satu tanggungjawab yang menyangkut persediaan akan membawa dampak negatif bagi kelancaran operasi pedagang. Semakin berkembangnya suatu pasar eceran dan lemahnya pengendalian akan menciptakan terjadinya penyelewengan, penyalahgunaan wewenang, pencurian dan lain-lain. Kerugian yang timbul akibat terjadinya penyimpangan dan kesalahan pengelolaan ini pada umumnya cukup besar. Oleh karena itu, diperlukan suatu pengendalian internal yang memadai terhadap persediaan barang dagangan pada suatu pasar eceran. Pengendalian internal suatu perusahaan terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk memberi jaminan yang memadai agar tujuan perusahaan dapat dicapai. Kebijakan adalah pedoman yang dibuat manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan, prosedur merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan, dan tujuan yaitu akhir dari kegiatan yang sesuai engan sasaran hasil yang dicapai adalah maksimal. Dengan adanya pengendalian internal yang baik dan teratur dalam mengelola persediaan barang dagangan, maka pimpinan perusahaan akan memperoleh laporan-laporan yang bermanfaat untuk meningkatkan efektivitas
perusahaan, juga membantu dalam mengambil kebijakan keputusan maupun pertanggungjawaban dalam memimpin perusahaan. Pengendalian internal atas persediaan barang dagangan diharapkan dapat menciptakan aktivitas pengendalian terhadap perusahaan yang efektif dalam menentukan jumlah persediaan optimal yang dimiliki perusahaan, mencegah berbagai tindakan pelanggaran dan penyelewengan yang dapat merugikan perusahaan, pelanggaran terhadap kebijakan yang ditetapkan atas persediaan, serta memberikan pengamanan fisik terhadap persediaan dari pencurian dan kerusakan. Berdasarkan pertimbangan diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai pengendalian internal pengelolaan persediaan barang dagangan yang dilakukan di pedagang eceran beras di pasar tradisional Stabat. Penulis membatasi penelitian hanya pada persediaan barang dagangan beras berdasarkan pertimbangan beras memiliki persediaan barang yang relatif banyak, tingginya tingkat penjualan yang menyebabkan masalah dalam pengelolaan barang dagangan banyak terjadi. Sehingga, peneliti memilih judul penelitian: Analisis Peranan Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagangan Terhadap Efektivitas Pengelolaan Persediaan Barang Dagangan. (Studi Kasus Pedagang Eceran Beras di Pasar Tradisional Stabat).
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah pelaksanaan pengendalian internal persediaan barang dagangan di pedagang eceran beras di pasar tradisional Stabat telah dilaksanakan secara efektif? 2. Apakah pelaksanaan pengelolaan persediaan barang dagangan pedagang eceran beras di pasar tradisional Stabat telah dilaksanakan secara efektif? 3. Apakah pengendalian internal persediaan barang dagangan berperan terhadap efektivitas pengelolaan persediaan barang dagangan pedagang eceran beras di pasar tradisional Stabat? C. Kerangka Konseptual Bagi suatu perusahaan dagang, peran persediaan barang dagangan adalah sangat penting karena persediaan barang dagangan merupakan salah satu sumber daya penting bagi kelangsungan hidup perusahaan dagang, karena disamping merupakan asset yang nilainya paling besar dibanding aktiva lancar lainnya dalam neraca perusahaan. Juga disebabkan sebagai sumber utama pendapatan perusahaan dagang berasal dari hasil penjualan persediaannya ini. Persediaan pada perusahaan dagang umumnya terdiri dari beraneka ragam jenis barang dagang dengan jumlah yang relativ banyak. Persediaan barang dagangan yang beraneka ragam ini merupakan salah satu karakteristik dari bisnis eceran (retailing). Pasar eceran yang menjual beras sebagai dagangan utama merupakan salah satu bentuk bisnis eceran yang turut memberikan sumbangan dalam
memenuhi kebutuhan makanan pokok masyarakat Indonesia. Permintaan beras yang berfluktuatif menyebabkan para pedagang harus mempunyai suatu sistem pengelolaan persediaan yang efektif. Persediaan beras yang rentan terhadap berbagai kerusakan, keusangan, kelebihan maupun kekurangan persediaan. aktivitas pengelolaan persediaan meliputi pengarahan arus dan penanganan persediaan secara wajar mulai dari pengadaannya, penyimpanannya sampai pengeluarannya. Persediaan harus ada pada waktu yang diperlukan, dengan kuantitas dan kualitas yang memadai, pada tempat yang tepat dan harga yang wajar. Pengabaian salah satu tanggungjawab yang menyangkut persediaan akan membawa dampak negatif bagi kelancaran operasi pedagang. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan tersebut maka pedagang eceran perlu untuk menciptakan dan menerapkan suatu aktivitas pengendalian internal yang bertujuan untuk menghindari segala bentuk penyelewengan atau kecurangan yang terjadi di perusahaan, membantu perusahaan dalam menjamin atau memastikan keamanan harta kekayaan perusahaan, dapat meningkatkan efisiensi operasi perusahaan serta dapat mendorong ditaatinya kebijakan yang telah ditetapkan. Pengendalian internal menurut Arens, dkk (2003:270) adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan direksi, manajemen maupun pemilik perusahaan ataupun pihak lain untuk mencapai tujuan yang berkenaan dengan: 1. Efektivitas dan efisiensi operasional 2. Keandalan laporan keuangan 3. Ketaatan kepada hukum dan peraturan yang berlaku
Selain itu juga terdapat lima unsur pengendalian internal yang saling berkaitan agar suatu pengendalian internal dapat berfungsi secara efisien dan efektif. Unsur-unsur pengendalian internal menurut Arens, dkk (2003:274) terdiri dari 5 unsur, yaitu: 1. Lingkungan pengendalian 2. Penilaian resiko 3. Aktivitas pengendalian 4. Informasi dan komunikasi 5. Pemantauan Dengan demikian pengendalian internal yang andal dapat mengurangi berbagai kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan, sehingga persediaan selalu tersedia untuk dijual, dalam arti tidak mengalami kerusakan, keusangan, kelebihan atau kekurangan persediaan maupun kehilangan atau pencurian bilamana kondisi ini terpenuhi maka pengelolaan persediaan barang dagangan yang efektif akan dapat tercapai. Menurut Tjendera (2001:430), syarat-syarat pengelolaan persediaan barang dagangan yang efektif adalah sebagai berikut: 1. Penetapan tanggungjawab dan wewenang yang jelas terhadap persediaan 2. Sasaran dan kebijakan yang dirumuskan dengan baik 3. Fasilitas pergudangan dan penanganan yang memuaskan 4. Klasifikasi dan identifikasi persediaan secara layak 5. Standarisasi dan simplikasi persediaan 6. Catatan dan laporan yang cukup 7. Tenaga kerja yang memuaskan
adalah: Adapun kerangka konseptual dari penelitian berdasarkan uraian diatas Pengendalian internal persediaan barang dagangan Efektivitas pengelolaan persediaan barang dagangan Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Sumber : Arens, dkk(2003:274) dan Tjendera (2001:430) (Diolah) D. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah maka penulis menetapkan hipotesis sebagai berikut: 1. Pelaksanaan pengendalian internal persediaan barang dagangan pada pedagang eceran beras di pasar tradisional Stabat dilaksanakan secara efektif 2. Pelaksanaan pengelolaan persediaan barang dagangan pedagang eceran beras di pasar tradisional Stabat dilaksanakan secara efektif. 3. Pengendalian internal persediaan barang dagangan berperan terhadap efektivitas pengelolaan persediaan barang dagangan pedagang eceran beras di pasar tradisional Stabat. E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui dan menilai efektivitas pengendalian internal persediaan barang dagangan pada pedagang eceran beras di pasar tradisional Stabat
b. Untuk mengetahui dan menilai efektivitas pengelolaan persediaan barang dagangan pedagang eceran beras di pasar tradisional Stabat. c. Untuk mengetahui peranan pengendalian internal persediaan barang dagangan terhadap efektivitas pengelolaan persediaan barang dagangan pedagang eceran beras di pasar tradisional Stabat. 2. Manfaat penelitian Manfaat yang di harapkan dari penelitian ini adalah: a.. Bagi Pedagang Sebagai tambahan pengetahuan tentang sistem persediaan beras bagi para pedagang beras khususnya di pasar tradisional Stabat. b. Bagi Penulis Penelitian ini merupakan suatu kesempatan untuk menerapkan teori-teori dan literatur yang telah diperoleh selama perkuliahan serta dapat memperluas wahana berfikir serta menambah wawasan penulis. c. Bagi pihak lain Sebagai bahan referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang. F. Metodologi Penelitian 1. Batasan Operasional Adapun batasan operasional penelitian yang ditetapkan oleh peneliti adalah sbagai berikut: a. Penelitian hanya dilakukan pada persediaan barang dagangan beras
b. Usaha yang menjadi sampel adalah usaha eceran yang minimal 50% modalnya diinvestasikan pada persediaan beras dan berlokasi dipasar tradisional Stabat 2. Definisi Opersional Variabel Berdasarkan pada permasalahan dan hipotesis yang akan diuji, parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Pengendalian Internal Persediaan Barang dagangan Pengendalian internal menurut Arens, dkk (2003:270) adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan direksi, manajemen maupun pemilik perusahaan ataupun pihak lain untuk mencapai tujuan yang berkenaan dengan: 1) Efektivitas dan efisiensi operasional 2) Keandalan laporan keuangan 3) Ketaatan kepada hukum dan peraturan yang berlaku Selain itu juga terdapat lima unsur pengendalian internal yang saling berkaitan agar suatu pengendalian internal dapat berfungsi secara efisien dan efektif. Unsur-unsur pengendalian internal menurut Arens, dkk (2003:274) terdiri dari 5 unsur, yaitu: 1) Lingkungan pengendalian 2) Penilaian resiko 3) Aktivitas pengendalian 4) Informasi dan komunikasi 5) Pemantauan
b. Efektivitas Pengelolaan Persediaan Barang Dagang. Pengelolaan persediaan barang dagangan merupakan aktivitas yang selalu melekat pada persediaan barang dagangan karena melalui pengelolaan persediaan barang dagangan yang efektif, akan memberikan pendapatan maksimal bagi perusahaan. Menurut Tjendera (2001:478), pengelolaan persedian barang dagangan merupakan aktivitas perusahaan yang meliputi pengarahan arus dan penanganan barang secara wajar mulai dari penerimaan sampai pergudangan dan penyimpanan, sampai berada di tangan pelanggan. Tabel 1.1 Operasional Variabel Variabel Definisi Variabel Indikator Skala Pengedalian proses yang dijalankan oleh a. unsur-unsur pengendalian internal dewan direksi, manajemen internal terdiri dari persediaan barang dagangan maupun pemilik perusahaan ataupun pihak lain untuk mencapai tujuan yang berkenaan dengan Efektivitas dan efisiensi operasional, keandalan laporan keuangan, dan ketaatan kepada hukum dan peraturan yang berlaku 1. Lingkungan pengendalian 2. Penilaian resiko 3. Aktivitas pengendalian 4. Informasi dan komunikasi 5. Pemantauan b. tujuan umun pengendalian internal terdiri dari: 1. Efektivitas dan efisiensi operasional 2. Keandalan laporan keuangan 3. Ketaatan kepada hukum dan peraturan yang berlaku Skala ordinal c. tujuan khusus pengendalian
internal terdiri dari: 1. Eksistensi 2. Kelengkapan 3. Akurasi 4. Klasifikasi 5. Tepat waktu Pengelolaan aktivitas perusahaan yang Unsur-unsur pengelolaan persediaan barang dagangan meliputi pengarahan arus dan penanganan barang secara persediaan barang dagangan terdiri dari: 1. Prosedur pesanan pembelian wajar mulai dari penerimaan 2. Prosedur penerimaan sampai pergudangan dan penyimpanan, sampai berada 3. Prosedur penyimpanan 4. Prosedur pengeluaran 5. Prosedur pencatatan Skala ordinal di tangan pelanggan. 6. Prosedur penilaian 7. Prosedur pengendalian Syarat-syarat pengelolaan persediaan barang dagangan terdiri dari: 1. Penetapan tanggungjawab dan wewenang yang jelas terhadap persediaan 2. Sasaran dan kebijakan yang dirumuskan dengan baik
3. Fasilitas pergudangan dan penanganan yang memuaskan 4. Klasifikasi dan identifikasi persediaan secara layak 5. Standarisasi dan simplikasi persediaan 6. Catatan dan laporan yang cukup 7. Tenaga kerja yang memuaskan Sumber: Arens, dkk (2003:270) 3. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedagang eceran yang berada di pasar tradisional Stabat. Penarikan sampel yang dilakukan oleh penulis adalah dengan menggunakan pendekatan Non Probabillity Sampling dengan metode Purposive sampling. Purposive sampling merupakan metode penetapan sampel dengan didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Kriteria-kriteria tersebut adalah: a. Pedagang eceran yang berada di pasar tradisional Stabat. b. Pedagang eceran yang modal usahanya, 50% diinvestasikan untuk penjualan beras. Populasi pedagang eceran yang terdapat di pasar tradisional Stabat ada 12 pedagang eceran. Berdasarkan karakteristik penarikan sampel maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 3 pedagang.
4. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di pasar tradisional Stabat yang berada di kota Stabat, dan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober s/d Desember 2009. 5. Jenis Data dan Sumber Data. Penelitian ini menggunakan 2 jenis data, yaitu: a. Data Primer Data yang diperoleh secara langsung dari responden yaitu para pedagang eceran beras di pasar tradisional Stabat. b. Data Sekunder Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi, baik dari buku-buku referensi, skripsi dan situs internet yang dapat mendukung penelitian ini. 6. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : a. Wawancara Penulis melakukan wawancara terhadap pedagang untuk memperoleh informasi dan data yang tidak dapat diperoleh hanya dari pengamatan. b. Kuisioner/ Angket Penyebaran daftar isian kepada responden sehingga dengan cara ini penelitian yang dilakukan dapat lebih terstruktur untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. c. Studi dokumentasi Mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku, jurnal, internet yang berkaitan dengan penelitian.
7. Metode Analisis Data Metode analisis data yang dgunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran dari suatu fakta secara sistematis, aktual dan akurat sehingga dapat diinterprestasikan dengan tepat untuk menganalisis masalah yang diteliti dan dapat ditarik kesimpulan yang tepat pula. Untuk mencapai tujuan tersebut penulis melakukan penelitian di pedagang eceran agar dapat memperoleh data yang relevan dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan yang tepat. Untuk menguji hipotesis penulis menyampaikan kuesioner yaitu formulir yang berisi daftar pertanyaan yang diajukan untuk individu yang berkaitan langsung dengan masalah yang sedang diteliti. Selanjutnya data yang terkumpul diklasifikasikan, dianalisis dan interprestasikan hubungan antar variabelnya sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai diterima atau ditolaknya hipotesis. Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis adalah terdiri dari: a. Tabulasi jawaban kuesioner b. Mengelompokkan jawaban c. Menjumlahkan masing-masing jawaban responden d. Membandingkan antara jawaban Ya dari jawaban responden e. Membuat laporan Adapun perhitungan persentase hasil adalah menjumlahkan jawaban ya atau jawaban kuesioner yang diajukan untuk kemudian dibandingkan dengan jawaban seluruh kuesioner untuk memperoleh tingkat kriteria dalam bentuk persentase maka hasil perbandingan tersebut dikali dengan 100%.
Perhitungan persentase hasil kuesioner adalah sebagai berikut Dasar-dasar kriteria yang diterapkan menurut Champion (2001:102) adalah sebagai berikut: Dalam mengukur peranan pengendalian internal persdiaan barang dagangan maka digunakan kriteria sebagai berikut: 1. 0% - 25% menujukkan bahwa pengendalian internal persediaan barang dagangan pedagang eceran beras tidak efektif. 2. 26% - 50% menunjukan bahwa pengendalian internal persediaan barang dagangan pedagang eceran beras kurang efektif. 3. 51% - 75% menujukkan bahwa pengendalian internal persediaan barang dagangan pedagang eceran beras cukup efektif. 4. 76% - 100% menujukkan bahwa pengendalian internal persediaan barang dagangan pedagang eceran beras efektif. Dalam mengukur efektivitas pengelolaan persedian barang dagangan maka digunakan kriteria sebagai berikut: 1. 0% - 25% menujukkan bahwa pengelolaan persediaan barang dagangan pedagang eceran tidak efektif. 2. 26% - 50% menujukkan bahwa pengelolaan persediaan barang dagangan pedagang eceran beras kurang efektif. 3. 51% - 75% menujukkan bahwa pengelolaan persediaan barang dagangan pedagang eceran beras cukup efektif. 4. 76% - 100% menujukkan bahwa pengelolaan persediaan barang dagangan pedagang eceran beras efektif.