BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN RAGAM HIAS RELIEF CANDI PRAMBANAN SEBAGAI PERANCANGAN MOTIF TEKSTIL UNTUK CINDERAMATA

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. bergaya doodle. Pertama, permasalahan visual yaitu bagaimana

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kreasi Baru. Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangans. Pikatan pada candi ini yang menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun

BAB I PENDAHULUAN. menjadi negara yang kaya dengan keunikan dari masing-masing suku tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu

PERANCANGAN MOTIF TERATAI SEBAGAI HIASAN TEPI PADA KAIN LURIK MELALUI TEKNIK BATIK LUKIS

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. kontemporer dengan sumber ide space invaders sebagai busana remaja laki-laki

BAB1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. dalam pengembangan motif Batik Bakaran. Ada beberapa permasalahan dan

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kudus. Perancangan Motif Batik. Konsep desain

A. Bagan Pemecahan Masalah

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. masalah utama. Permasalahan utama dalam penciptaan karya ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Mengenal Jenis, Bentuk, dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Tradisional Daerah Setempat

BAB I PENDAHULUAN. setelah ditenun dengan tali sebagai perintang atau menolak warna. Ikat celup di

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.6 Manfaat a. Melestarikan batik sebagai warisan kekayaan budaya indonesia. b. Menambah pengetahuan masyarakat tentang batik.

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

BAB I PENDAHULUAN. Koleksi busana wanita berjudul Metamorphic Cityscape ini diangkat dengan

Jurnal Imajinasi Vol XI No. 2 - Juli Jurnal Imajinasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.2

Misi. Tujuan. Visi. Memberikan pendidikan terjangkau di bidang fesyen untuk semua lapisan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO sejak tahun 1983 M. Taj Mahal terletak disalah satu kota di India yang

APLIKASI PETA TEMATIK UNTUK PARIWISATA (KASUS APLIKASI PETA LOKASI DAN. Absatrak

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Permasalahan utama dalam penciptaan karya ini adalah bagaimana merancang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan yang ada, beberapa permasalahan yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perkembangan Arsitektur 1

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. harus diselesaikan dalam proyek perancangan karya tekstil dengan eksplorasi eco

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

JURUSAN KRIYA SENI/TEKSTIL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

TEKNIK BATIK ETCHING SEBAGAI MEDIA PERANCANGAN MOTIF TEKSTIL PADA T-SHIRT REMAJA PRIA TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

Contoh lukisan daerah Bali. Contoh lukisan daerah kalimatan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari motif itu sendiri. Motif pada kain batik yang beredar dipasaran antara lain

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi dunia.

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan industri fashion Indonesia dalam jangka panjang serta melahirkan

PENERAPAN ORNAMEN CANDI KALASAN SEBAGAI MOTIF BATIK PADA BUSANA PRIA APPLYING KALASAN TEMPLE ORNAMENT AS BATIK MOTIF IN MEN FASHION

RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu.

Bab 2 Tinjauan Pustaka

UKDW BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan 1

BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam kebudayaan, museum menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik ialah seni kerajinan yang ada sejak zaman kerajaan Majapahit abad

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa


BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

INTERAKSI KEBUDAYAAN

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Pada kontemporer ini, anak muda cenderung menjadi geek (orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

BAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari :

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

Transkripsi:

BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang muncul dalam mengembangkan relief candi menjadi sebuah motif. Pertama, permasalahan visual yaitu bagaimana menerapkan visual relief yang berupa pahatan di atas batu candi (tiga dimensi) ke media kain (dua dimensi) dengan menggunakan teknik cetak saring. Beberapa aspek seperti aspek estetis, aspek teknik, aspek bahan dan aspek fungsi perlu diperhatikan untuk mempertahankan karakter visual relief tanpa mengabaikan ciri khas ragam hias itu sendiri. Kedua, masalah desain visual yaitu bagaimana mewujudkan desain motif dengan menerapkan visual relief agar tetap mempertahankan keunikan dari ragam hias relief candi Prambanan. Ketiga, permasalah teknis yaitu bagaimana mewujudkan desain menjadi pakaian untuk anak muda laki- laki, seperti diketahui era global sekarang membutuhkan produk-produk yang dapat memenuhi selera konsumen dengan waktu produksi yang sesingkat mungkin. Era global sekarang berdampak pada cara fikir anak muda yang lebih terbuka dan meninggalkan hal-hal yang dianggap ketinggalan zaman. Contoh nyata dalam dunia fashion, anak muda sekarang dalam berbusana cenderung memperlihatkan penampilan yang khas, mengekspresikan kemoderenan atau yang sedang tren, teknik cetak saring sudah mulai di kenal pada kalangan anak muda, hal ini dikarenakan banyaknya pakaian distro yang dikelola oleh kalangan anak 11

muda menggunakan teknik cetak saring dikarenakan teknik ini menyingkat waktu produksi terlebih lagi dalam produksi masal. Menjawab permasalahan pada bahan yang dipakai untuk proyek perancangan ini adalah bagaimana bahan yang dipilih harus sesuai dengan karakter anak muda yaitu selalu aktif, dengan pemilihan bahan yang tepat selanjutnya untuk pewarnaan pun dapat disesuaikan. Permasalahan-permasalahan di atas menjadi landasan awal proyek perancangan ini. Permasalahan tersebut menjadi catatan yang akan menjadi pertimbangan dalam pengembangan desain yang lebih ke kekinian. B. Strategi ( Langkah dan Pemecahan) Berdasarkan analisis permasalahan maka yang menjadi permasalahan pokok adalah permasalahan visual. Beberapa strategi dapat dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Pertama, melakukan pengumpulan data melalui studi observasi, studi pustaka, wawancara, studi visual, dan studi proses produksi yang berhubungan dengan perancangan dan fesyen anak muda yang menjadi sasaran perancangan. Kedua, mengolah unsur-unsur visual dari ragam hias relief candi menjadi lebih sederhana dengan mengolah dari foto ragam hias relief candi dan juga menggambarkan ragam hias relief dalam wujud dot separasi berupa titik yang menghubung membentuk garis-garis (outline) motif ragam hias relief. Meskipun demikian gaya figuratif yang berkesan kuno dari visual relief tetap dipertahankan supaya keunikan dan ciri khas ragam hias relief candi Prambanan tetap ada. Ketiga, desain visual dibuat dengan mempertimbangkan 12

teknik cetak saring yang akan dipakai untuk mewujudkan produk yang direncanakan. C. Pengumpulan data. 1. Studi Literatur Kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta teletak di Jalan Yogyakarta-Solo km 15, Bogem, Kalasan Sleman, Yogyakarta. Kunjungan dilakukan pada tanggal 26 Maret 2015. Penulis sangat terbantu dengan berkunjung ke perpustakaan kantor BP3. Penulis memperoleh literatur dan hasil riset tentang relief-relief Koleksi museum yakni buku tentang Relief Ramayana di Candi siwa Prambanana disusun oleh Sri Sugiyanti. Hal ini dapat digunakan untuk memperkuat data hasil survei relief di Museum BP3 Yogyakarta. 2. Studi Visual Observasi dilakukan pada tanggal 15 Maret 2015 di candi Prambanan, Jalan Yogyakarta-Solo km 15, Bogem, Kalasan Sleman, Yogyakarta. Tujuan observasi ini adalah untuk melengkapi data-data lapangan berupa foto gambar-gambar dari ragam hias relief candi Prambanan dan juga mengamati visual-visual pada relief candi prambanan. Studi ini bertujuan untuk mencari gambaran awal mengenai produk perancangan, dengan melakukan pengumpulan data visual berupa beberapa ragam hias relief candi Prambanan. Pengambilan bentuk visual relief candi Prambanan dengan mengolah ornamen-ornamen yang ada di dinding candi 13

untuk di aplikasikan kedalam motif tekstil. Karakter visual relief candi Prambanan memang tersusun atas elemen desain yang sederhana yaitu pahatan garis yang secara keseluruhan membentuk sebuah visual ornamen yang unik dan menarik. Gambar 1. Ragam hias singa Prambanan. Ragam hias singa adalah ragam hias yang di percaya oleh leluhur sebagai hewan yang suci yang ber fungsi sebagai penjaga tempat peribadatan orang-orang hindu. Gambar 2. Ragam hias rusa. Gambar 3. Ragam hias burung. 14

Gambar 4. Ragam hias kala makara. Gambar 5. Ragam hias kala sudut. Ragam hias rusa adalah ragam hias yang menggambarkan ketentraman, terletak di dinding kaki candi Siwa di komplek Prambanan menghadap ke selatan dapat juga di temui di dinding kaki candi Wisnu di komplek Prambanan menghadap ke barat. Selain ragam hias rusa juga terdapat ragam hias burung terletak di sebelah ragam hias rusa, ragam hias burung disini menggambarkan pembawa pesan pada jaman dahulu. Ragam hias kala makara adalah ragam hias yang berada diatas pintu masuk candi yang berfungsi sebagai penjaga pintu masuk candi Prambanan. Pada setiap pintu candi di komplek candi prambanan terdapat hiasan ini. Hiasan ini sengaja dipasang di pintu masuk candi-candi di komplek Prambanan sebagai penjaga kesucian candi tersebut. Karena bentuknya yang 15

menyerupai singa yang sedang menyeringai, maka ia diharapkan dapat menakuti roh-roh jahat yang akan memasuki bangunan candi yang dianggap suci. Di samping kalamakara yang bertugas menjaga kesucian candi, pada pintu masuk candi, agak ke depan, biasanya terdapat pula patungpatung raksasa yang disebut Dwarapala. Tetapi patung raksasa yang amat besar dengan sikap duduk dan memegang penggada ini, biasanya hanya terdapat di muka pintu utama yang menuju ke kompleks candi. Pada candi Budha sering terdapat patung singa di depan kalamakara. Tugasnya masih menjaga kesucian candi. Gambar 6. Ragam hias sulur gelung. Gambar 7. Ragam hias mahkota. Ragam hias prambanan ini adalah ragam hias sulur gelung dan ragam hias mahkota, ragam hias sulur gelung ini terletak pada dinding 16

tangga candi sedangkan ragam hias mahkota terdapat pada kaki candi Siwa yang melambangkan kemegahan dari suatu bangunan. Gambar 8. Ragam hias tirai bunga. Gambar 9. Ragam hias geometri. Gambar 10. Ragam hias jaladwara. Hiasan ini terdapat pada bagian kaki candi sebelah atas. Terpasang di pojok-pojok kaki candi atas, terutama pada candi-candi besar. Jaladwara berarti ikan. Hiasan ini melukiskan mulut ikan yang menghadap ke luar 17

candi. Gunanya adalah untuk mengalirkan air hujan dari kaki candi ke luar candi. Lorong-lorong yang mengitari candi kalau musim hujan, tentu saja dipenuhi air. Agar air tidak masuk ke sela-sela batu candi, maka air tersebut harus dibuang melalui jaladwara. Jadi kalau hujan datang, pojok-pojok kaki candi memancarkan ke luar air hujan melalui mulut jaladwara tadi. Tentu merupakan suatu pemandangan yang mengasyikkan. Tetapi sekarang ini jaladwara kurang berguna seperti zaman dahulu kala, karena bangunan candi telah berubah, sehingga air tidak dengan mudah dialirkan lewat jaladwara. Gambar 11. Ragam hias Purnakalasa. Purnakalasa ini adalah ragam hias yang menggambarkan kendi penampungan air untuk mengaliri daerah sekitarnya bertujuan agar air hujan yang turun tidak menggenangi lantai candi namun lansung mengalir turun melewati sela-sela candi. 18

Produk desain motif candi : Gambar 12. Pakaian dengan visual candi. Sumber: bnts-bentes.blogspot.com/2013/08 Gambar 13. Pakaian dengan visual candi. Sumber: kaospria.com Desain kaos ini mengambil visual candi Borobudur, dengan mengambil siluet dari candi, pada proses produksi menggunakan teknik sablon, produk ini dipasarkan di daerah-daerah wisata yang lebih mengutamakan keunikan dan kekhasan dari daerah wisata di Borobudur. Namun, secara kebutuhan produk ini dipasarkan melalui media-media online melalui situs-situs atau blog-blog pasar wisata. 19

Gambar 14. Pakaian laki-laki dengan visual relief dan candi. Sumber: kaospria.com Kaos distro yang mengambil visual dari candi dan relief candi sebagai motif kaos, bahan kaos yang digunakan adalah katun dan diproduksi dengan teknik digital print. Gambar 15. Pakaian laki-laki dengan visual relief dan candi. Kemeja batik dengan motif Candi Gedong Songo yang di gunakan oleh pegawai PNS kota Semarang, kemeja ini di gunakan setiap hari rabu, di rancang dengan menggunakan visual candi Gedong Songo. 20

D. Uji Coba Sebelum dapat memutuskan penggunaan teknik yang tepat dalam proses produksi dilakukan uji coba terlebih dahulu, karena fungsi uji coba adalah untuk menemukan teknik seperti apa yang tepat untuk digunakan dalam proses produksi. Selain itu juga dapat meminimalisir kegagalan dalam proses produksi sebagai pijakan awal suatu perancangan. 1. Uji Coba Visual Gambar hasil eksplorasi visual dari relief menjadi visual motif : Gambar 16. Salah satu relief candi Prambanan. Perubahan gambar : Gambar 17. Relief candi yang telah di olah di photoshop menggunakan filter plug-in pattern. 21

No. Relief Hasil 1. 2. 3. 22

4. 5. 23

6. 7. Tabel 1. Hasil Eksplorasi Visual dari Relief Menjadi Visual Motif Dekoratif 24

2. Uji coba Teknik Uji coba teknik dilakukan untuk mengetahui karakteristik pewarna yang akan digunakan dalam proses perancangan desain. Berikut merupakan hasil uji coba tersebut: Alat / Prosedur uji coba Hasil Keterangan Bahan Katun Primisima Remasol Kain putih disablon menggunakan pewarna remasol Hasil uji coba warna menggunakan zat warna remasol, warna lebih menyerap ke dalam kain sehingga terlihat lebih halus di permukaan kain Katun Primisima Remasol Kain putih disablon menggunakan pewarna remasol Dari hasil uji coba blok motif menggunakan zat warna remasol lebih terlihat merata karena lebih mudah di serap kain katun Katun Primisima Ruber medium Pigmen Kain putih disablon menggunakan ruber medium Hasil uji coba warna menggunakan zat warna pig men, warna lebih pekat sehingga terlihat lebih kasar dan timbul di permukaan kain 25

Katun Primisima Ruber medium Pigmen Kain putih disablon menggunakan ruber medium Dari hasil uji coba blok motif menggunakan zat warna pigmen terlihat kurang merata karena kain kurang bisa menyerap warna pigmen sehingga sedikit membuat efek timbul Tabel 2. Hasil Uji Coba Teknik Uji Coba Pewarnaan Hasil uji coba pewarnaan teknik cetak saring dengan menggunakan pewarna remasol dan pigmen, permasalahan yang ditemukan dalam pembuatan cetak saring dengan warna remasol adalah warna lebih terlihat meresap pada kain katun sedangkan penggunaan pewarna pigmen pada kain katun warna terlihat sedikit tibul ke atas dan kaku. 26

E. Gagasan Awal Perancangan dan Alternatifnya Setelah melakukan studi pustaka, menganalisa masalah, mengamati proses produksi hingga visual lalu dilanjutkan melakukan uji coba dapat menjadikan gagasan awal sebuah proyek perancangan serta alternatifnya dengan menggunakan data data yang telah ada. Setelah melakukan tahap demi tahap dengan benar dapat diketahui bagaimana mengatasi berbagai masalah yang timbul dalam pembuatan proyek perancangan ini. Berdasarkan analisis dari permasalahan yang timbul dan setelah melakukan pengamatan, serta pengumpulan data yang didukung dengan proses uji coba. Gagasan awal perancangan ini menawarkan motif tekstil dengan menggubah visual relief candi yang berbentuk tiga dimensi ke bentuk dua dimensi. Gasasan awal ini mempertimbangkan peluang produk baru yang dihasilkan dalam pengolahan motif (visual). Dalam proyek perancangan ini ragam hias relief sebagai sumber ide pembuatan desain, efek pahatan pada relief yang digunakan sebagai pembuatan motif pada kemeja, dengan menggunakan teknik cetak saring. Kreasi yang dibuat dapat berperan penting untuk menjaga kelestarian budaya dengan menuangkan visual relief candi ke dalam selembar kain dan juga di fungsikan ke dalam pakaian. Penentuan jenis material yang digunakan pada akhirnya menentukan teknik produksi, beberapa jenis teknik tekstil yang akan digunakan berdasarkan pertimbangan setelah melakukan uji coba yaitu dapat menggunakan teknik cetak saring yang lebih efisien dan hasil visual desain lebih akurat. 27

Teknik proses produksi tersebut dipilih berdasarkan kesesuaian terhadap sasaran konsumen dan material yang digunakan sehingga dapat mejadi busana anak muda dengan arah tema yang sesuai dengan zaman mereka sekarang. Perancangan ini dapat memberikan kemudahan dalam pembuatan desain yang lebih efektif dan dapat mencapai sasaran tujuan busana anak muda laki-laki. 28