BAB I PENDAHULUAN. tertentu sehingga orang yang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pesat.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sehingga sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan sebagai istilah-istilah teknis yang kegiatan-kegiatannya lebur dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. belajar ilmu pengetahuan. Dengan berbekal ilmu pengetahuan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran maupun dalam mengatasi kesulitan- kesulitan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. sebuah model, dan metode pembelajaran inovatif di sekolah yang mana tertuju

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan. Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal maupun non formal. Sekolah sebagai lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. baru serta teori baru kedalam kurikulum sekolah. 1 Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. adanya pendidikan menjadikan kualitas hidup menjadi lebih baik dan bernilai,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Menurut Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang diberi kewajiban oleh Allah Swt

BAB I PENDAHULUAN. didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. di dunia maupun di akhirat. Pendidikan jugalah yang akan menentukan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

BAB I PENDAHULUAN. makhluk ciptaan Allah yang mulia, maka sangat beralasan jika Allah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

1 Muhibbin Syah., Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm

BAB I PENDAHULUAN. mempersyaratkan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal

ی ر ف ع الله ال ذ ین ء ام ن وا م نك م و ال ذ ین أ وت وا ال ع ل م د ر ج ا ت.

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia makhluk yang dikarunia akal dan hati oleh Allah SWT.

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh manusia semakin kompleks dan bervariasi. Oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hayat. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. media untuk menimba dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Belajar bisa. melalui pendidikan formal maupun nonformal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

I. PENDAHULUAN. individu yang belajar, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada diri individu

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan manusia mulai lahir hingga akhir hayat. telah menjadi problematika manusia dari generasi ke generasi.

BAB I PENDAHULUAN. menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, masyarakat dan pemerintah melalui bimbingan pengajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan manusia bukan sekedar bentuk yang bisa kita lihat. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia sangat tergantung. mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. hasil observasi atau eksperimen di samping penalaran. 2 Matematika adalah

BAB I PENDAHULUAN. cara kerja yang inovatif, keterampilan memanfaatkan fasilitas yang tersedia,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan lingkungan non formal atau masyarakat. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat pentingnya peran matematika tersebut, maka matematika dipelajari

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih dianggap strategis dalam membina tunas-tunas bangsa

BAB II KAJIAN TEORI. Sebagaimana yang tercantum dalam Al-qur an surat Al- alaq ayat 1-5

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. Algensindo, 2005, hlm Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung, Sinar Baru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

BAB I PENDAHULUAN. Sulistyorini, Evaluasi Pendidikan, Teras, Yogyakarta, 2012, hal. 7 Ibid., hal.8.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, dimana pendidikan memegang peranan penting dalam. pengembangan potensi dalam diri peserta didik.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui penerapan metode

BAB I PENDAHULIAN. Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 2009), hlm.3. di Abad Global, (Malang: UIN-Maliki Press, 2012), hlm. 4. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 19, hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN. 2009), hlm tentang Guru dan Dosen, UU Guru dan Dosen, (Bandung : Nuansa Indah, 2006), hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam pengertian secara umum, yakni proses transmisi

BAB I PENDAHULUAN. awalan men, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara

"#$%! 789:;4 789:; "#$

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik yang akan mendatang. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses generasi muda untuk dapat

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman disini berupa pengalaman untuk melakukan proses belajar dan

DAFTAR PUSTAKA. Askariyah Cooperative Learning Tipe STAD. Diakses tanggal 30 April hlm.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Kadir Munsyi, dkk., Pedoman Mengajar (Bimbingan Praktis untuk Calon Guru), Surabaya: Al-ikhlas, 1991.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada proses pembelajaran di dalamnya, proses pembelajaran meliputi

BAB I PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. 1. tingkah laku, kecakapan, keterampilan, dan kemampuan, serta perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2009, Hlm. 1 2 Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2015, hlm.339

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di madrasah, kegiatan belajar

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci kemajuan dari suatu negara, sehingga. pendidikan memegang peranan penting dan signifikan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Kepribadiannya berlandaskan dengan nilai-nilai baik di dalam masyarakat maupun

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. menggunakan model Advance Organizer (AO) dibandingkan. 5% yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI STRUKTUR BUMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS VI SDN 181/VII GURUH BARU II MANDIANGIN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Oleh karena itu pendidikan perlu mendapat perhatian, penanganan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB V PEMBAHASAN. yang diharapkan. Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair And Share (tps)

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. individu agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara

BAB I Pendahuluan Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan berasal dari kata didik, lalu kata ini mendapat awalan me sehingga menjadi mendidik, artinya memelihara dan memberi latihan. Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang yang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. 1 Pendidikan haruslah mempunyai rumusan yang jelas, baik dalam bidang tujuan, kurikulum, guru, metode, sarana dan lain sebagainya. Sehingga segala aspek pengetahuan tersebut dapat diakses, sebagimana firman Allaah subhanahu wata ala : Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. Al-Alaq; 1-5). Al-Qur an telah berkali-kali menjelaskan akan pentingnya pengetahuan. Tanpa pengetahuan niscaya kehidupan manusia akan menjadi sengsara. Tidak hanya itu, al-qur an bahkan memposisikan manusia yang memiliki 1 Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002, h. 10 1

2 pengetahuan pada derajat yang tinggi. Al-Qur an surat Al-Mujadalah ayat 11 menyebutkan: Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Mujadalah; 11) Dewasa ini telah terjadi perkembangan informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Seiring dengan hal itu sistem pendidikan pun dituntut untuk dapat merespon dan menyesuaikan perkembangan yang terjadi. Pendidikan hendaknya mampu mengarahkan para peserta didik supaya mengenali potensi diri dan menyediakan pelayanan sesuai dengan potensi yang dimiliki serta untuk persiapan menghadapi tantangan masa depan. Sebagai seorang pendidik tentunya memiliki kewajiban untuk mempersiapkan generasi mendatang yang menguasai pengetahuan dan teknologi terkini. Pendidikan merupakan suatu proses generasi muda untuk dapat menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif

3 dan efisien. 2 Pendidikan lebih dari pada pengajaran karena pengajaran sebagai suatu proses transfer ilmu belaka, sedangkan pendidikan merupakan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut dapat ditempuh dengan cara mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam lembaga pendidikan tertentu. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yang merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi tersebut mempunyai makna yang luas yaitu interaksi edukatif. 3 Oleh karena itu sangat penting bagi guru untuk memahami tentang proses belajar siswa, agar dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa. Kegiatan pembelajaran akan berakhir dengan hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. 4 Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar tiap siswa terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Bahan mentah hasil belajar terwujud dalam lembar-lembar soal ulangan atau ujian, dan yang berwujud karya atau benda. Semua hasil belajar 2 Muhammad Syaifudin, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta : Bahari Press, 2012, h. 26 3 M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung : Remaja Yosdakarya, 2009, h. 87 3 4 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2009, h.

4 tersebut merupakan bahan yang berharga bagi guru dan siswa. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Hasil belajar yang penulis maksud adalah hasil belajar yang berhubungan dengan mata pelajaran kimia. Mata pelajaran kimia adalah suatu cabang Ilmu Pengetahuan Alam yang materi-materinya terdiri atas pelajaran yang bersifat teoritis, eksperimen, analisa, hapalan dan juga perhitungan. Banyak sekali manfaat belajar Ilmu Kimia, Micheal Purba menjelaskan manfaat yang segera kita dapat ketika mempelajari ilmu kimia adalah pemahaman yang lebih baik terhadap alam sekitar dan berbagai proses yang terjadi di dalamnya, sehingga kita dapat mengontrol perubahan ini demi keuntungan bagi kehidupan manusia dan lingkungan. 5 Dalam kehidupan sehari-hari kita juga dapat mengaplikasikan ilmu kimia misalnya dalam proses memasak, memilih bahan makanan, penggunaan kosmetik, dan sebagainya. Ilmu kimia banyak teori-teori yang dikombinasikan dengan rumusrumus yang bersifat kimia dan matematik serta juga dihubungkan dengan fisika dan ilmu-ilmu lainnya. Dengan adanya kombinasi ilmu kimia dengan ilmu lainnya menciptakan suatu persepsi siswa bahwa kimia itu merupakan mata pelajaran yang sulit, sehingga banyak siswa yang tidak suka belajar 5 Michael Purba. Kimia Untuk SMA X A. Jakarta: Erlangga, 2006. h. 2

5 kimia dan selalu merasa bosan. Hal tersebut mengakibatkan masih rendahnya hasil belajar kimia siswa. Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi. 6 Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal terpenting yang menjadi tujuan dalam pendidikan di sekolah. Agar proses pembelajaran berhasil, guru harus membimbing siswa. Terkadang dalam suatu proses pembelajaran siswa tidak mampu mencapai hasil yang baik dikarenakan tidak adanya kekuatan (motivasi) yang mendorong siswa. Padahal dalam proses pembelajaran seharusnya siswa tidak hanya sekedar menerima dan menyerap informasi akan tetapi siswa juga diharapkan dapat melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran agar hasil belajarnya lebih baik. Kebutuhan siswa untuk memancing timbulnya hasil belajar yang baik salah satunya adalah dibutuhkan motivasi belajar. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. 7 Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi h. 73 6 Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Press, 2011, 7 Agus Suprijono, Cooperative Learning, Surabaya : Pustaka Pelajar, 2009, h. 162

6 akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar para siswa. 8 Menurut Syaiful Bahri hanya dengan memotivasilah anak didik dapat tergerak hatinya untuk belajar bersama-sama temannya yang lain. 9 Sehingga boleh jadi siswa yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi menjadi gagal karena kurangnya motivasi. Pendapat inilah yang menjadi salah satu pendukung bahwasannya motivasi dalam belajar sangat mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa. Mempelajari ilmu kimia hendaklah dengan keseriusan sehingga bisa dengan mudah untuk dipahami. Motivasi belajar yang tinggi juga sangat diperlukan dalam proses pembelajaran kimia. Karena siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, cenderung menunjukkan semangat dalam mengikuti pembelajaran, mereka biasanya kelihatan lebih menaruh perhatian sungguh-sungguh dalam belajar dan aktif dalam kegiatan pembelajaran, baik di kelas maupun luar kelas. Merujuk hasil penelitian Jamar Ma`mur Asmani yang mengatakan bahwa hasil belajar umumnya meningkat jika motivasi untuk belajar bertambah, 10 maka dapat dikatakan jika siswa yang malas untuk belajar nilainya akan rendah, karena itu menunjukkan kurangnya motivasi untuk belajar. Setiap siswa memiliki motivasi belajar yang berbeda-beda tergantung pada faktor internalnya atau yang berasal dari diri sendiri dan juga faktor eksternal yaitu berasal dari lingkungan. h. 67 8 Sardiman, Op.Cit, h. 84 9 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zaini. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. 2006, 10 Jamar Ma`ruf Asmani, Jurus-jurus Belajar Efektif Untuk SMP dan SMA, Jogjakarta : Diva Press, 2009, h. 35

7 Siswa kelas XI IPA di SMA Muhammadiyah secara eksternal memiliki motivasi belajar kimia yang tinggi seperti siswa membaca, memahami, menganalisa serta menyimpulkan buku yang dibacanya, akan tetapi hal ini tidak berbanding lurus dengan hasil belajar kimianya yang masih dibawah standar KKM yaitu di bawah nilai 70. Berdasarkan dari uraian di atas, penelitian dengan judul Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Kimia Pada Pokok Bahasan Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur di Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru perlu dilakukan dalam rangka mengetahui hubungan antara motivasi sebagai variabel bebas dan hasil belajar kimia sebagai variabel terikat serta faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar tersebut. B. Definisi Istilah 1. Motivasi belajar adalah proses memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama. 11 2. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 12 3. Sistem periodik unsur adalah susunan unsur-unsur berdasarkan sifat kimia dan sifat fisik. Unsur yang mempunyai kemiripan sifat kimia dan sifat fisis diletakkan dalam satu golongan. 11 Agus Suprijono, Op.Cit h. 163 12 M.Uzer Usman, Op.Cit h. 35

8 4. Struktur atom adalah partikel dasar penyusun atom (proton, elektron, dan neutron) berada di dalam atom. C. Permasalahan 1. Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya dapat dilihat beberapa masalah dalam hal motivasi belajar kimia siswa, yaitu: a. Hasil belajar kimia siswa masih rendah b. Motivasi belajar kimia siswa sudah baik tapi hasil belajar kimia siswa masih rendah c. Hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar kimia siswa masih rendah 2. Batasan Masalah Penulis memfokuskan penelitian dan membatasi masalah yaitu untuk mengetahui hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar kimia pada pokok bahasan struktur atom dan sistem periodik unsur di kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. 3. Rumusan Masalah a. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar kimia pada pokok bahasan Struktur Atom

9 dan sistem periodik unsur di kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru? b. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi motivasi belajar kimia siswa di kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Manfaat Penelitian ini bertujuan untuk menguji masalah-masalah yang telah dirumuskan, yaitu : a. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar kimia pada pokok bahasan bahasan struktur atom dan sistem periodik unsur di kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar kimia siswa di kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : a. Bagi siswa, menjadi motivasi untuk berlomba-lomba meningkatkan hasil belajar kimia di sekolah. b. Bagi guru, semoga dengan adanya penelitian ini akan semakin meningkatkan kreatifitas mengajarnya sehingga juga dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar kimia siswa.

10 c. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan masalah motivasi belajar dan hasil belajar dalam rangka perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan. d. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dan dapat dijadikan landasan untuk menerapkannya dikemudian hari.